Latest News

Sunday, November 7, 2021

MAWAS DIRI DAN BERTOBATLAH!

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu, 23 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa  XXIX :
• Rm. 8: 1-11; 
• Mzm. 24: 1-2. 3-4ab. 5-6;
• Luk. 13: 1-9.

MAWAS DIRI DAN BERTOBATLAH!

Begitu sering kita menghubungkan timbulnya bencana alam sebagai hukuman dari ALLAH. Namun penilaian subyektif yang bernada sombong ini cenderung menghakimi dan suka menyudutkan mereka yang menjadi korban bencana. Ketika bencana hebat tsunami menimpa Aceh, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa kebanyakan orang Aceh lebih besar dosanya dari pada orang yang tidak terlanda musibah. Maka orang mudah memvonis: mereka "pantas" menerima hukuman itu dari ALLAH. Ini suatu tindakan keji dan arogan!

Perikop Injil hari ini mengisahkan tentang pembunuhan orang-orang Galilea oleh Pilatus di Bait ALLAH yang bermotifkan politik dan diceritakan orang kepada TUHAN YESUS untuk dimintakan penilaian dari YESUS. DIA justru tidak senang pada sikap orang-orang yang merasa "sok suci" itu. YESUS malah memberikan teguran dan peringatan kepada mereka bahwa orang-orang Galilea itu tidak lebih besar dosanya daripada orang-orang Galilea yang lain. YESUS malahan mengangkat peristiwa yang dialami oleh delapan belas orang yang tertimpa menara di Siloam. Kedelapan belas orang yang terkena musibah itu tidak berarti mereka lebih besar dosanya daripada orang-orang Israel yang tinggal di Yerusalem.

Semua bencana alam, berbagai musibah termasuk pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun dan melumpuhkan kegiatan seluruh dunia serta merenggut jutaan jiwa, hendaknya membuat kita bermenung diri dan mawas diri serta berani mengambil hikmah atau sisi positif dari semua bencana itu. Janganlah musibah itu dijadlkan ajang pembenaran diri dan penghakiman kepada orang lain. Bukankah tsunami Aceh, gempa bumi di Yogya, Nias, Padang, Papua dan tempat-tempat lain serta berbagai musibah itu merupakan momentum yang selayaknya membuat kita lebih akrab dan "guyub" sebagai bangsa dalam sikap belarasa dan tindak solidaritas kita yang menembus dan melintas batas agama, suku, daerah, budaya dan ras?

Bagi TUHAN YESUS soalnya bukan menderita atau tidak menderita. Yang pokok adalah  justru keharusan untuk bertobat. Dengan tegas YESUS sampai dua kali mengulangi kalimat ini: "Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian" (Luk.13: 3.5).
Seruan pertobatan ini sangat jelas, orang akan binasa kalau tidak mau bertobat. Maka kalau mau selamat, tak ada cara lain selain bertobat.
Pertobatan adalah upaya untuk meluruskan hidup kita. Pertobatan mampu memulihkan hubungan yang baik dengan ALLAH dan sesama kita, karena lewat pertobatan kita menerima pengampunan dosa. ALLAH memberi belas kasih-NYA kepada kita lewat pengampunan dosa, dan belas kasih-NYA inilah yang mampu menyembuhkan luka-luka akibat dosa hingga kita akan menemukan kembali kebahagiaan dalam hidup. Persoalannya, apakah kita mau benar-benar bertobat?

BAPA di Surga selalu menunggu setiap orang yang mau datang untuk bertobat. Seperti pemilik kebun anggur, yang mau memberikan kesempatan satu tahun lagi pada penjaga kebun hingga pohon ara yang ada di kebun anggur itu bisa berbuah, maka TUHAN selalu memberikan kesempatan kedua (bdk.ayat 8. 9). Apakah kita mau menggunakan kesempatan kedua itu dengan pertobatan?

Cara hidup kita akan menentukan cara berpikir kita. Demikian pula cara berpikir kita akan menentukan cara hidup kita juga. Mungkin kita tidak sadari, bahwa ROH yang sama, yang telah membangkitkan YESUS, sungguh tinggal di dalam diri kita. Ini sebuah kenyataan luar biasa. Sebenarnya kita sudah memiliki modal cukup untuk hidup menurut ROH, bukan hidup dalam daging
 "Dan jika ROH DIA yang telah membangkitkan YESUS dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka IA yang telah membangkitkan KRISTUS YESUS dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh ROH-NYA yang diam di dalam kamu." (Rm. 8: 11). Meskipun awalnya terasa pahit, bila kita mengikuti keinginan ROH, kita akan memperoleh hidup. Sebaliknya, meskipun tampaknya sungguh menggiurkan, keinginan daging pada akhirnya membawa kita pada kematian. Dan penyesalan sering datang terlambat.

Cobalah kita mawas diri: berapa kali kita hidup menurut petunjuk ROH dan berapa kali menuruti daging? Sadarkah kita bahwa ROH akan membawa kedamaian dan kebahagiaan sejati dan abadi?

Ya YESUS, aku mencari wajah-MU. Tebuslah kesombongan hatiku dengan cinta-MU agar hidupku sungguh menghasilkan buah. Tolonglah aku, aku ingin bertobat dan hidup secara baru. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, bantulah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

No comments:

Post a Comment