Latest News

Showing posts with label Kejujuran. Show all posts
Showing posts with label Kejujuran. Show all posts

Tuesday, August 24, 2021

Kesetian,Kepatuhan,Iman Dan Kejujuran

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu, 14 Agustus 2021.
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam & Martir:
• Yos. 24: 14- 29; 
• Mzm. 16: 1-2a. 5. 7-8. 11; 
• Mat. 19: 13-15. 

KESETIAAN, KEPATUHAN IMAN DAN KEJUJURAN.

Pada setiap Kamis Putih para imam memperbaharui janji kesetiaan imamatnya. Setiap malam Paskah kita pun memperbaharui janji baptis kita. Demikian pula dalam kesempatan perayaan ulang tahun perkawinan, sering diadakan pembaharuan janji perkawinan. Momentum pembaharuan janji seperti itu adalah kesempatan untuk menyatakan kembali komitmen dan kepatuhan serta kesetiaan iman kita tehadap janji-janji yang pernah kita ucapkan.

Kesetiaan ALLAH itu bersifat kekal abadi. Tetapi kesetiaan manusia bagaikan air laut yang bisa pasang dan surut. Sejarah keselamatan umat manusia yang tercermin dalam sejarah bangsa Israel telah membuktikan jatuh bangunnya kesetiaan, kepatuhan dan kejujuran umat manusia. 
Itulah sebabnya Yosua sebelum meninggal, menantang dan mengajak umat Israel untuk memperbaharui pilihan dan komitmennya dalam kesetiaan, kepatuhan dan sikap jujurnya kepada ALLAH.

Dalam Bacaan Pertama dikisahkan bahwa Yosua mengumpulkan para tua tua Israel dan dua belas suku Israel di Sikhem untuk mendengarkan petuah dan pesan-pesannya yang terakhir. Setelah mereka mendengarkan latar belakang sejarah panjang panggilan nenek moyang mereka sejak Bapa Abraham, Ishak dan Yakub, maka Yosua menantang orang-orang Israel itu, apakah mereka akan meninggalkan TUHAN? Lalu mereka dengan mantap menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!" (Yos.24:16 ). Itulah tekad dan sekaligus pembaharuan janji iman orang-orang Israel untuk tetap setia dan taat dalam beriman dan beribadah kepada ALLAH yang selama ini telah melindungi seluruh perjalanan panjang sejarah keselamatan bangsa Israel. 

Meskipun kita catat sesudah Yosua meninggal, ternyata bangsa Israel dalam perjalanan selanjutnya mereka mengingkari janji-janji dan tekad yang disampaikan di depan Yosua itu. Nyala api iman mereka seperti kembang api yang indah sesaat tetapi lalu mati tiada bekas.
Sebagai pengikut KRISTUS, kita selayaknya setiap saat tertentu mawas diri dan mengadakan pembaharuan serta tekad kesetiaan akan iman kita. Hal itu sebaiknya dilaksanakan bersama dalam suatu doa atau kesempatan khusus di  keluarga atau komunitas. Jika pada masa pandemi ini tidak dapat melakukan pertemuan tatap muka, maka dapat dilakukan dengan cara streaming/online. Dengan cara ini sekaligus kita akan menguji iman keluarga atau komunitas kita, apakah kita masih setia, patuh dan konsekuen menjalani semua ajaran YESUS KRISTUS terutama dalam masa sulit seperti pandemi saat ini atau dalam masa "pancaroba iman"? 

Dalam perikop Injil hari ini nampak jelas bahwa TUHAN YESUS tidak pernah pilih-pilih siapa yang boleh datang dan ingin menemui-NYA. Justru sebaliknya, semua orang termasuk anak-anak kecil boleh datang. Tapi ternyata mereka diusir oleh para murid, namun sikap para murid itu dikoreksi oleh-NYA: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-KU, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga". (Mat.19:14)

Sikap dan perhatian YESUS yang ANAK ALLAH kepada anak-anak sebaiknya menjadi sumber inspirasi khususnya bagi semua orangtua dan para pendidik baik dalam keluarga maupun sekolah: Sering kita dengar kisah anak-anak yang miskin perhatian orangtuanya, sekalipun dari segi materi mereka berkecukupan bahkan ada beberapa yang berkelebihan. 
Memang masalah klasik yang dikeluhkan para orangtua adalah kekurangan waktu untuk keluarga khususnya untuk anak-anak. Kesibukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga memang telah menyita waktu bukan hanya si ayah saja, melainkan juga si ibu, dengan demikian kedua orangtua sudah di luar rumah terus.

Syukurlah pada masa pandemi ini dengan adanya pembatasan gerak dan kerumunan orang, maka kesempatan orangtua bertemu dan berkumpul dengan anggota keluarga khususnya anak-anak sangat terbuka lebar.
Yang penting adalah bahwa betapa pun sibuknya orangtua, waktu untuk menyapa, membelai, memperhatikan dan mengungkapkan kasih sayang orangtua kepada anak-anak harus diadakan dan diatur sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Jangan sampai anak-anak kita terutama pada zaman digital saat ini mencari hiburan sendiri di medsos tanpa diketahui orangtua mereka. Selain ungkapan kasih dan sayang sehari-hari, jangan lupa membiasakan anak-anak untuk berdoa (bersama), pergi ke Misa secara langsung atau online. Inilah sebagian kecil saja usaha orangtua untuk menjaga keutuhan kesetiaan, kepatuhan iman serta sikap kejujuran. Dan satu faktor lagi yang perlu diperhatikan adalah masalah pergaulan anak. Orangtua harus tahu siapa saja teman anak-anak mereka itu. 
Cobalah kita teliti diri kita, apakah kita secara teratur sudah memberikan perhatian, sapaan dan dorongan kepada anak-anak kita?

Hari ini Gereja memperingati seorang Kudus yang berani, setia dan patuh pada ajaran- NYA, khususnya dalam hal berkorban dan amalan cinta kasih kepada TUHAN maupun kepada sesamanya. Dialah Santo Maksimilianus Maria Kolbe (1894-1941). Ia seorang imam Fransiskan yang sangat besar devosinya kepada Santa Perawan Maria yang dikandung tanpa noda dosa. Ia dikenal sebagai seorang rasul pers di Polandia dan Jepang. Ketika Nazi menyerbu Polandia, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman kerja paksa di kamp konsentrasi yang terkenal sangat dekat dengan maut yaitu Auschwitz. Di kamp maut inilah ia rela menggantikan seorang sersan yang ditawan dan dijatuhi hukuman mati. Bersama tahanan lain ia dijebloskan ke penjara yang lebih sadis, tanpa diberi makan dan minum. Ia menjadi korban terakhir dalam penjara, hingga dapat menguatkan kesetiaan dan kepatuhan iman kawan-kawan sependeritaan. Imam yang berani berkorban dan besar cinta kasihnya kepada sesama kawan sependeritaan itu akhirnya disuntik racun sampai mati.
Tahun 1982 Paus (St.) Yohanes Paulus II mengkanonisasi dan menyebutnya sebagai orang Kudus dan martir cinta kasih. Di tengah penderitaan, ia tetap setia dan rela menghibur dan menolong penderita lain dengan penuh kasih, seperti TUHAN YESUS sendiri.

Ya YESUS, ajarilah aku untuk dapat memiliki kesetiaan iman dan kepatuhan akan DIKAU, serta lebih memperhatikan dan menyayangi anak-anakku dan orang-orang yang perlu aku bantu semampuku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes dan aturan lain. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.