Latest News

Showing posts with label gaudate. Show all posts
Showing posts with label gaudate. Show all posts

Sunday, December 12, 2021

GAUDETE! BERSUKACITALAH !


*GAUDETE! BERSUKACITALAH!*

Minggu ketiga Adven disebut juga *Minggu Gaudete* (= *sukacita,* -  Latin). Ini ditandai antara lain dengan lilin ketiga di _"corona”_ Adven yang dinyalakan adalah _lilin yang berwarna merah muda._ Demikian juga busana  liturgi berwarna _ungu muda atau merah muda._ Merah muda didapat dari percampuran  _warna ungu_ (= Adven) dengan _warna putih_ (=Natal). Maksudnya adalah _sukacita Natal sudah mulai kita rasakan,_ karena sudah semakin dekat, tetapi belum sepenuhnya. Suasana  _“Sukacita”_ ini melambangkan adanya *_kegembiraan di masa pertobatan._* Sebab, yang kita nanti-nantikan ini adalah _*Kedatangan ALLAH sebagai seorang Manusia yang membawakan Kabar Gembira;* DIA-lah Sang Terang Dunia yang memberi cahaya di tengah kegelapan!_   Bacaan-bacaan Suci hari Minggu Gaudete ini, termasuk Mazmur Tanggapan yang diambil dari Kitab Yesaya, seluruhnya _menggemakan suasana kegembiraan yang nyata, yaitu bergembira dalam TUHAN._

Dalam _Bacaan Pertama,_ Nabi Zefanya mengajak umat Israel - _dan kita semua_ - untuk bergembira: _“Bersorak-sorailah, hai Puteri Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah, dengan segenap hati, hai Puteri Yerusalem!”_ (Zef. 3: 14). Alasan ajakan untuk bergembira, karena TUHAN Sendiri telah menyingkirkan hukuman atas umat Israel dan Sang Raja Agung Israel, yaitu TUHAN Sendiri, tetap menyertai seluruh perjalanan hidup anak-anak-NYA. Maka tidak ada alasan lagi untuk khawatir dan was-was. _“Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.” (ayat 16)._
Dalam Mazmur Tanggapan yang diambil dari Nyanyian Syukur atas Keselamatan dari Nabi Yesaya, juga didaraskan suasana syukur dan sukacita. _“Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-NYA mulia...... Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, ALLAH Israel, agung di tengah-tengahmu!” (Yes. 12: 5. 6)._
Rasul Paulus dalam _Bacaan Kedua,_ mempertegas kembali kegembiraan ini: _“Bersukacitalah senantiasa dalam TUHAN! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! .... Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada ALLAH dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp. 4: 4.6)._

ALLAH yang menghadirkan Kemuliaan-NYA dalam hidup manusia, ternyata DIA adalah ALLAH yang amat dekat dengan situasi kemanusiaan kita, karena *_DIA Sendiri adalah manusia sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa!_* DIA hadir dan dekat dengan hidup manusia! *_Kedekatan ALLAH dalam hidup kita terwujud nyata dalam Pribadi YESUS KRISTUS._*
Untuk menyambut kedatangan ALLAH di dunia ini yang merupakan pemenuhan akan janji-janji-NYA, _Yohanes Pembaptis_ mengemban misi khusus untuk mempersiapkan umat Israel agar dapat menerima-NYA dengan layak. Bagi kita sekarang persiapan untuk menyambut kedatangan-NYA terutama yang paling penting adalah *_persiapan hati atau rohani/batin kita hingga DIA, ALLAH Yang Maha Agung itu layak untuk lahir di hati kita._* Jadi, kita jangan terpaku pada persiapan-persiapan tehnis belaka, seperti hiasan Natal dan segala asesoris kita atau menu untuk pesta Natal dan lain-lain. _*Yang paling mendasar adalah menjawab seruan Yohanes Pembaptis untuk bertobat.* Dan pertobatan itu harus nyata, dalam arti *membalikkan pusat perhatian yang semula fokus pada ego, diri sendiri menjadi tertuju pada TUHAN dan sesama*. Bertobat menuntut perubahan sikap, tidak cukup hanya mendoakan penitensi, melainkan harus berbuah pada sikap dan perilaku yang baik dan konkrit!_

Atas dasar itu, maka  dalam Perikop _Injil hari ini_ diuraikan oleh Yohanes Pembaptis bahwa *_pertobatan rohani tidak bisa dilepaskan dari semangat bela rasa atau solidaritas sosial._* Bagi Yohanes Pembaptis, _keadilan sosial berarti berbagi dengan sesama yang tidak memiliki; "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” (Luk. 3: 11)_ atau berperilaku _“fair”,_ jujur, tidak korup: _“Jangan menagih yang lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.” (ayat 13);_ atau menghargai hak orang lain: _“Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu”. (ayat 14b)._
Kalau kita sungguh mau serius menanggapi seruan pertobatan dari Yohanes Pembaptis, maka kita harus rela dan berani _membuka dompet atau kotak harta kita dan berbagi dengan mereka yang membutuhkannya._ Mau dan mampukah kita menjalankannya? Atau kita hanya menganjurkan orang lain saja, tetapi diri sendiri tidak mau kehilangan sedikit pun?
*_Masa Adven ini adalah momentum yang sangat tepat untuk menjalankan karya amal kasih itu, sekaligus ini dapat menjadi silih dosa kita!_* 

_Ya TUHAN, utuslah ROH KUDUS agar sudi menerangi dan menggerakkan hatiku untuk bertobat secara spiritual maupun sosial. Semoga aku mampu meneladan Hati-MU yang lembut, murah hati dan rendah hati, hingga aku rela berbagi kepada sesamaku. Amin._

Bdk:
• Zef. 3: 14-18a;
• Mazmur Tnggpn : Yes. 12: 2. 3. 4bcd. 5-6; 
• Flp. 4: 4-7; 
• Luk. 3: 10-18.
_PK/hr._