Latest News

Showing posts with label kehidupan. Show all posts
Showing posts with label kehidupan. Show all posts

Monday, October 11, 2021

Mewujudkan Kuasa Allah dalam Kehidupan Kita

Mewujudkan Kuasa Allah dalam Kehidupan Kita

Tujuan kedatangan Yesus Kristus adalah memulihkan keadaan manusia yang dirusak oleh roh jahat. Karya utama Yesus di antara orang banyak ialah mengadakan mukjizat, yaitu menyembuhkan banyak orang sakit dengan mengusir roh jahat dari orang-orang itu. Mereka beranggapan, penyakit diakibatkan oleh kuasa roh jahat. Mereka menjadi percaya bahwa mukjizat Yesus benar-benar merupakan perwujudan karya Allah. Tetapi, para pemuka Yahudi tidak mengakui itu. Dalam Injil hari ini mereka berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” (Luk 11:15).
    Yesus menjawab tuduhan mereka dengan gambaran dari perang saudara: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa.” (ay. 17). Jika setan yang satu dapat diusir dengan setan yang lain – berarti ada perpecahan di antara mereka – maka kerajaan setan tentu sudah hancur dengan sendirinya. Tetapi semua tahu, kerajaan setan masih bertahan; mereka tentu sangat kuat.
    “Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya.” (Ay 22). Yesuslah “orang yang lebih kuat” itu. Ia telah mengusir setan dari orang banyak. Itulah bukti yang amat jelas bahwa Kerajaan Allah yang penuh kuasa hadir dalam diri Yesus. “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Ay. 20).
    Pada zaman sekarang, pengaruh kuasa setan bukan lagi penyakit fisik seperti buta, bisu atau lumpuh, tetapi lebih penyakit rohani, seperti kebiasaan buruk, dan kecenderungan jahat, yang membuat kita semakin mundur dalam kehidupan rohani. Kebiasaan buruk itu misalnya sikap malas, selalu memetingkan diri, banyak prasangka, benci, mudah tersulut emosi, sulit mengampuni, dan sebagainya. Penyakit lain di sebagian dunia adalah sikap mengandalkan kemajuan teknologi semata dan mengesampingkan kekuasaan Tuhan, mengandalkan rasio (akal sehat) dan mengabaikan kenyataan yang supranatural (adikodrati), sehingga komunitas Gereja semakin menyusut.
    Dalam jeratan kuasa setan seperti itu, bagaimana kita dapat mengalami mukjizat Yesus, yang jauh lebih perkasa daripada kerajaan setan? Tentu saja kita dapat membersihkan diri dengan Sakramen Tobat. Tetapi kita tahu, dosa-dosa kita terus berulang, seakan setan selalu datang kembali menguasai kita. 
    Jika kita membersihkan diri hanya sekadarnya, merasa puas hanya karena sudah mengikuti peraturan agama (seperti orang Farisi), maka seperti sabda Yesus, setan “akan keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat … dan mereka masuk dan berdiam di situ.” (Ay 26). Sakramen Tobat mesti disertai komitmen yang kuat untuk memperbaiki hidup kita sebagai orang Kristiani.
    Dalam Bacaan pertama, Nabi Yoel mengajak umat Israel bertobat dengan serius ketika mereka mengalami malapetaka yang luar biasa, yaitu serangan hama belalang yang menghabiskan semua tanaman di seluruh negeri. Serangan itu terjadi sebelum musim panen, sehingga mereka akan kehabisan bahan makanan dan anggur. Yoel mengingatkan, malapetaka itu merupakan pertanda bahwa “Hari TUHAN sudah dekat” (Yl 1:15). Tuhan akan bertindak atas umat-Nya. Para imam, pelayan mezbah, tua-tua dan seluruh penduduk diajak untuk memperbaiki diri agar Allah berbelas kasih pada umat-Nya dan tidak menimpakan malapetaka yang lebih besar.
    Ajakan untuk memperbaiki diri itu selalu relevan untuk kita, khususnya ketika kita ditimpa malapetaka hebat, yaitu pandemi Covid yang melanda seluruh dunia. Agar tidak mengalami malapetaka yang lebih besar, kita diajak untuk mengubah orientasi hidup dan menjalani ajaran Kristiani dengan lebih serius.

Untuk memperbaiki diri sehingga dosa kita tidak selalu berulang, ada suatu cara yang diajarkan oleh St. Ignatius Loyola, yaitu “Doa Pemeriksaan Batin”. Dalam doa yang dilakukan selama 10-15 menit setiap hari ini, dengan penuh syukur kita mengingat kembali hal-hal yang paling berkesan selama hari yang sudah berlalu: perasaan, pemikiran, sikap, kata-kata, perbuatan, kejadian atau orang yang kita jumpai. Mana hal yang terasa berahmat; mana yang menjauhkan kita dari Tuhan. Kita bicarakan semua itu satu per satu dari hati ke hati dengan Tuhan. Lalu kita pilih satu kekurangan yang paling pokok; seperti apa kiranya keadaan kita bila kebiasaan buruk itu sudah berhasil kita atasi. Kita dengarkan pesan Tuhan, apa yang harus kita lakukan esok hari dengan hal itu. Kemudian kita mohon penyertaan Tuhan untuk hidup kita selanjutnya. Bila doa seperti ini kita lakukan tiap hari, kuasa Tuhan akan terwujud dalam hidup kita.
    Diceritakan pada akhir bagian Injil ini, ketika Yesus masih berbicara, seorang perempuan berseru, alangkah bahagia ibu Yesus karena telah melahirkan dan mengasuh Pribadi yang begitu menakjubkan. Tetapi Tuhan Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28). Bagi Bunda Maria, meresapkan sabda Allah dalam hati dan melaksanakannya (“Terjadilah padaku…”) adalah sumber kebahagiaannya. Dalam bulan rosario ini, kita mohon agar kita dapat menerapkan prinsip hidup Bunda Maria itu dalam kehidupan kita.
    
Ya Yesus Tuhan, aku bersyukur pada-Mu atas mukjizat keselamatan yang membebaskan aku dari kuasa dosa. Kuatkan aku agar mampu mengalahkan roh jahat supaya aku semakin dekat dengan-Mu dan dengan sesamaku. St. Maria, doakanlah kami. Amin.

Bdk
• Yl. 1: 13-15; 2: 1-2;
• Mzm. 9: 2-3. 6. 16. 8-9;
• Luk. 11: 15-26. 
RS/PK/hr.