Latest News

Showing posts with label misi perutusan. Show all posts
Showing posts with label misi perutusan. Show all posts

Saturday, September 4, 2021

MISI PERUTUSAN KRISTUS UNTUK SEMUA BANGSA DAN SEMUA ORANG.

MISI PERUTUSAN KRISTUS UNTUK SEMUA BANGSA DAN SEMUA ORANG.

YESUS memulai misi perutusan-NYA di kota Nazaret, tempat IA dibesarkan. Dasar misi perutusan-NYA dikutip dari nubuat Nabi Yesaya mengenai Mesias: "ROH TUHAN ada pada-KU, oleh sebab IA telah mengurapi AKU untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan IA telah mengutus AKU untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitahukan tahun rakhmat TUHAN telah datang." (Luk. 4:18,19). Nubuat Nabi Yesaya (Yes. 61:1-2) ini sebenarnya mengenai TUHAN YESUS sendiri sebagai Sang Mesias. Bahwa kedatangan-NYA ke dunia ini bukan pertama-tama untuk mendirikan agama baru ataupun membangun Gereja, melainkan untuk mewartakan kabar baik bagi mereka yang miskin, kabar sukacita pembebasan bagi mereka yang tertindas, terbelenggu, menderita dan sakit, termasuk pada saat ini yang menderita karena Covid-19. Dan pewartaan kabar baik ini tidak hanya untuk bangsa Israel saja, melainkan untuk seluruh bangsa, apa pun latar belakang agama dan budayanya!

Di tengah-tengah karya kerasulan yang kini kita geluti masing-masing, mungkin kita bangga dengan kemajuan dan hasil yang selama ini telah dicapai oleh kita masing-masing. Hari ini kita diingatkan kembali oleh TUHAN YESUS: Apakah misi pokok perutusan-NYA benar-benar telah kita jalankan? Di tengah kemapanan hidup keagamaan kita, sejauh mana  kita sungguh mengambil bagian dalam mengambil langkah yang konkrit untuk mendekatkan diri kepada mereka yang tertindas, terbuang, tersingkirkan, tergusur, sakit dan menderita lahir dan batin? Terkadang kita lebih asyik melakukan kegiatan dari rapat satu ke rapat yang lain meskipun dilakukan secara streaming. Tetapi kita jangan menutup mata terhadap mereka yang menderita dan kelaparan di sekitar kita. Begitu banyak kesempatan untuk mengangkat harkat dan martabat orang-orang yang tersingkir dan terbuang dari masyarakat yang membutuhkan  uluran tangan kita secara nyata. Apa reaksi nurani kita terhadap adanya kepincangan dalam masyarakat?
Apakah kita peka pada batin kita?

Cara YESUS mengajar di sinagoga itu sungguh menarik, dalam memilih kata-kata dan menekankan suatu prinsip kehidupan yang harus dipilih, sungguh mengena dan mengundang decak kagum. Akan tetapi sayang sekali, decak kagum itu tidak diikuti dengan suatu sikap percaya dan keinginan untuk mengikuti DIA. Sebaliknya, orang-orang Nazaret itu malah menjadi  sombong dan bersikap meremehkan YESUS. "Bukankah IA ini anak Yusuf?" (ayat 22). Pak Yusuf yang cuma seorang tukang kayu! Ternyata anak tukang kayu ini bukan seorang intelektual yang menyandang gelar  "ahli Taurat"! DIA ternyata anak orang yang biasa-biasa saja, bahkan "cuma" seorang tukang!" YESUS sangat kecewa melihat sikap batin mereka yang degil, sombong dan tertutup itu. Padahal seharusnya mereka itu bangga mempunyai seorang putra Nazaret yang bisa digadang-gadang menjadi Nabi Besar! Seorang pengkotbah memukau yang bisa memberi semangat bagi orang-orang kecil, memberi harapan dan penghiburan. Hanya karena dibawakan oleh orang yang biasa-biasa saja, maka mereka jadi cuek, acuh tak acuh dan tidak menghargai-NYA sama sekali. Mereka tidak tersentuh lagi perasaannya, apalagi terpesona dan mulai percaya kepada-NYA. Kehadiran ALLAH di tengah-tengah mereka tidak dirasakan sama sekali. Maka tidak heran kalau akhirnya mereka mengusir YESUS dari kota-NYA sendiri, bahkan mau melemparkan-NYA dari tebing yang tinggi.

TUHAN selalu hadir di tengah kita sampai sekarang ini lewat uluran tangan saudara atau teman kita yang "biasa saja", bukan anak pejabat atau orang dekat menteri, gubernur atau bupati. TUHAN menyapa kita lewat senyuman, tutur kata dan sapaan sederhana dari seseorang yang kita jumpai atau dari seorang tukang bakso, pengantar surat bahkan seorang pemulung yang tidak pernah kita perhatikan. Apakah hati kita cukup peka terhadap kehadiran ALLAH dalam diri orang-orang yang sederhana dan biasa itu? Janganlah kita biarkan mati rasa akan tanda-tanda kehadiran TUHAN di sekitar kita! Ingat, YESUS itu hadir justru dalam diri orang-orang yang biasa dan sederhana atau bahkan dalam diri orang yang kita remehkan sama sekali!

Dalam Bacaan Pertama, Rasul Paulus meneguhkan pengharapan bagi orang-orang Tesalonika bahwa sesudah kematian masih ada kehidupan,
"Karena jikalau kita percaya bahwa YESUS telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam YESUS akan dikumpulkan ALLAH bersama-sama dengan DIA." (1Tes. 4:14). Bagi mereka yang percaya kepada YESUS, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kematian itu merupakan awal dari suatu kehidupan baru yang lebih indah. Dengan demikian kita menyikapi suatu kematian, bukan dengan kacamata seorang yang buta-iman. Inilah salah satu kabar gembira yang dibawa YESUS yang membebaskan kita dari kegelapan maut. Sebagai salah seorang pengikut KRISTUS, marilah kitak sebar-luaskan terus kabar gembira yang menyenangkan dan memberikan harapan nyata ini.

Ya YESUS, ajarilah aku dalam mengambil bagian dalam misi perutusan-MU, dengan memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka yang tertindas dan menderita dan semoga aku dapat membawa Kabar Gembira kepada orang-orang yang selama ini tidak aku perhatikan. Amin.

Bdk
• 1Tes. 4: 13-17; 
• Mzm. 96: 1. 3. 4-5. 11-12. 13;
• Luk. 4: 16-30
PK/hr.