Latest News

Sunday, December 12, 2021

Adven: Mempersiapkan Diri Secara Mendalam

*Adven: Mempersiapkan Diri Secara Mendalam*

Ketika orang-orang Yahudi _hidup sengsara dalam pengasingan di Babel,_ Nabi Yesaya _(Yes 48:17-19)_ mengajak umat melakukan _pembaruan pandangan hidup._ Ia mewartakan firman Allah yang mengajak mereka *berefleksi:* _sekiranya_ Israel tidak mengikuti kemauan sendiri, tetapi _selalu *mendengarkan* tuntunan Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya,_ keadaan mereka kini tentu _sejahtera dan bahagia._ Mereka tentu telah menjadi _bangsa besar yang jumlah keturunannya seperti pasir di tepi laut,_ sebagaimana telah dijanjikan kepada Abraham, dan tidak menyusut hingga tinggal sisa-sisanya seperti pada masa pembuangan ini. 
    Warta Nabi Yesaya itu mengingatkan kita sekarang, agar kita selalu _membarui hidup kita sesuai dengan *ajaran Tuhan;*_ janganlah kita hanya mengikuti kemauan sendiri, sehingga _kehilangan anugerah keselamatan_ yang dijanjikan Allah kepada kita lewat Putra-Nya Yesus Kristus Tuhan kita.

Dalam _Injil hari ini,_ Yesus mengecam _orang-orang Yahudi_ karena mereka _*tidak mau mendengarkan*_ Yohanes Pembaptis maupun Sang Mesias yang datang sesudahnya. Orang Yahudi itu seperti anak-anak yang tidak mau menyambut permainan temannya. _“Kami meniup seruling bagimu (bermain pesta pengantin), tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka (bermain pelayatan kematian), tetapi kamu tidak berkabung.” (Mat 11:17-19)._ 
    Yohanes yang penuh matiraga _(diibaratkan seperti perkabungan)_ mereka katakan _kerasukan setan;_ sedangkan Sang Mesias yang hidupnya bebas seperti kebanyakan orang lain _(seperti pesta pengantin)_ dikatakan _pelahap_ dan _peminum_ yang suka _bergaul dengan orang-orang yang rendah akhlaknya._ Yohanes mewartakan _matiraga_ sedangkan Yesus mewartakan _belas kasih_ serta sikap _merangkul semua orang (inklusif)._ Keduanya *“tidak mereka dengarkan”* sebab keduanya *menuntut perubahan:* _perubahan diri_ dan _perubahan cara hidup._ Mereka menolak ajakan untuk bertobat dan berubah, dengan _*alasan yang dicari-cari:* Yohanes mereka anggap “kuno” dan Yesus dianggap “mengikuti pergaulan bebas.”_ Orang Yahudi tidak mau melihat *esensi ajaran* yang diwartakan; mereka hanya mencela para _*Pembawa*_ ajaran itu. 

Terkadang kita pun _tidak mau mendengarkan_ apa yang disampaikan Tuhan kepada kita lewat orang lain. Dengan mudah kita _mencari alasan_ untuk menolak kekurangan si pembawa warta, dan _selanjutnya juga *menolak Injil* yang diwartakan._ Misalnya ketika orang berkata: “Waktu mengaku dosa, aku dimarahi Pastor, maka aku tidak akan ke gereja lagi” – seperti orang sakit yang tidak mau minum obat karena warna kemasannya tidak bagus.
    Kita mesti menyadari adanya perbedaan antara _*esensi (hakikat)* Kerajaan Allah_ dan _*bentuk perwujudan* esensi_ itu sepanjang sejarah Gereja. St. Paulus berkata, kita orang Kristiani mewujudkan warta Injil dalam _*”bejana tanah liat”*_ yang rapuh _(2 Kor 4:7)._ Kita harus menyadari bahwa Tuhan dapat berbicara kepada kita lewat _pribadi yang tak terduga._
    Inti pesan Injil hari ini adalah sabda Tuhan: _“Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." (Mat 11:19)._ Yesus adalah _*Hikmat Allah*_. Kebenaran-Nya dibuktikan oleh _*seluruh perbuatan-Nya,*_ yaitu mewartakan Injil, menolong orang, mengusir setan, menyembuhkan penyakit, dan terlebih _*pernyataan kasih-Nya* secara total_ di kayu _*Salib*_ serta _*kebangkitan-Nya,*_ yang _menyelamatkan_ kita dari dosa dan _memulihkan hubungan kita dengan Allah._ *Inilah hakikat Kerajaan Allah* yang harus kita imani, siapapun pewartanya. Bahkan kita juga _dipanggil untuk ikut mewartakan karya keselamatan Allah itu, *dengan segala keterbatasan kita.*_ 
    Sesuai pesan Injil hari ini, mari kita *mempersiapkan diri* untuk menyambut Kristus bukan hanya dengan kegiatan rutin yang menyentuh sisi luar kita, tetapi dengan _melakukan *perubahan diri secara mendalam,* dengan perbaikan diri yang terus bertahan._ Memang mengubah diri sendiri itu amat sulit. Tetapi, jika masa Adven hanya memberi kita polesan luar yang cepat pudar, maka karunia Natal kita pun akan cepat lewat tanpa bekas. Dengan perbaikan diri secara mendalam, kita semakin siap menjalankan tugas perutusan kita, yaitu _mewartakan karya keselamatan Tuhan melalui kesaksian hidup kita._

_Ya Tuhan, bantulah aku dengan rahmat-Mu agar dapat memperbaiki diri untuk menyambut kedatangan-Mu. Jadikan hatiku terbuka seperti hati-Mu untuk menerima sesamaku dengan segala kekurangan mereka dan untuk berbagi sukacita kasih-Mu dengan mereka. Amin._

 🆁🅰🅶🅸 Jumat, 10 Desember 2021.
*Hari Biasa Pekan Adven II*
• Yes 48:17-19; 
• Mzm 1:1-2.3.4.5.6;
• Mat 11:16-19

Selamat beraktivitas mengikuti protokol kesehatan. AMDG. Berkat TUHAN._
_RS/PK/hr._

TOKOH FENOMENAL

*TOKOH FENOMENAL.*

Sepanjang sejarah dari zaman batu sampai zaman digital sekarang, pasti ada seorang yang menonjol. Dialah yang digelari  _“pahlawan”,_ _“idola”_ , _“tokoh legendaris”_ dan lain- lain.  Setiap zaman, setiap bangsa dan setiap kelompok pasti punya  _“tokoh fenomenal”._  Dia-lah yang dikagumi, dipuja, dan tentunya pantas diteladani.

Dalam _Bacaan Pertama_ dari Kitab Sirakh, ditampilkan seorang *Nabi Besar Elia,* yang hidup kira-kira pada abad ke-9  SM ketika Raja Ahab memerintah (lihat  1Raj. 17 dst). Dikisahkan bahwa Elia sangat sakti, berkat kekuatan Firman ALLAH  sendiri. Penampilan Elia pada zaman itu dilukiskan  _"bagaikan api, yang perkataannya laksana obor membakar”_ (Sir. 48: 1). Zaman raja Ahab adalah sangat kelam. Raja dan rakyatnya tidak menyembah Yahwe melainkan  _“Baal”._  Banyak orang yang mengaku _“nabi”_  sampai ratusan jumlahnya. Tetapi mereka menyembah berhala. Elia melawan zaman edan yang dekaden itu. Atas Firman ALLAH,  _“langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali"._(ayat 3). Ia juga _"mendatangkan kelaparan”_ dan _"orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan Firman Yang Mahatinggi"_(ayat 5), dan masih banyak mukjizat lainnya. 

Betapa pun hebatnya seorang Elia, nampaknya tidak berhasil  merombak dan merubah  demoralisasi  yang terjadi dari kalangan istana, para tokoh agama (nabi-nabi) sampai kalangan rakyat biasa. Namun, akhir hidup Elia masih diselamatkan TUHAN dari perlawanan hebat dari raja dan rakyat yang korup itu. _“Dalam olak angin berapi engkau diangkat dalam kereta dengan kuda-kuda berapi”_ (ayat 9).

_Perikop Injil_ hari ini, menampilkan  _*“Elia baru”*_ yaitu *Yohanes Pembaptis.* Kebesaran dan kehebatan Yohanes diakui sendiri oleh TUHAN YESUS (lihat Mat. 11: 11). Ia berani tampil beda. Hidupnya menyendiri di padang gurun, pakaiannya cuma dari bulu domba dan hanya makan seadanya.  Seruannya untuk _“bertobat dan dibaptis”_  sungguh menggelegar dan mempengaruhi hati umat Israel. Misinya adalah mempersiapkan hati umat untuk menyambut kedatangan Mesias yang jauh lebih hebat dari pada dirinya. Karena itu, ia selalu menyerukan pertobatan.  Walaupun _“Elia baru”_  itu dikagumi banyak orang dan sosok pribadinya sangat berwibawa, namun akhir hidupnya sangat tragis. Karena keberaniannya mengkritik raja Herodes yang mengambil isteri saudaranya sendiri, ia dijebloskan ke penjara. Hidupnya diakhiri oleh algojo yang memenggal kepalanya. Itulah sebabnya YESUS  menegaskan : _“Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan AKU berkata kepadamu : Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka”_ (Mat, 17: 11, 12a). Dan pada saat yang sama YESUS  mengulang kembali nubuat-NYA  bahwa Diri-NYA akan mengalami seperti Yohanes alami, bahkan lebih tragis dan menyedihkan!  _“Demikian juga ANAK MANUSIA akan menderita oleh mereka”_ (ayat 12b).

YESUS sebagai ANAK MANUSIA yang juga ANAK ALLAH  pasti jauh lebih besar dan lebih agung dari pada Elia, Musa  atau Yohanes Pembaptis. Kenabian-NYA  melampaui kenabian para Nabi Besar itu. DIA pasti jauh lebih agung dan lebih fenomenal dari _“tokoh fenomenal”_  mana pun dari bangsa apa pun!  Namun demikian, penampilan-NYA  sejak datang ke dunia bukan sebagai Raja, Kaisar, atau Panglima Besar, melainkan sebagai anak bayi tak berdaya yang lahir di kandang hewan serta dibesarkan sebagai anak tukang kayu yang sangat sederhana. Dalam mewartakan Kabar Gembira, pilihan kata-kata-NYA sangat berwibawa dan perumpamaan-perumpamaan dalam ajaran-NYA  mudah dipahami. Kemana pun pergi, DIA selalu diikuti oleh berbondong-bondong manusia yang kagum tapi sekaligus benci dan iri pada Diri-NYA. DIA-lah Mesias yang dinantikan oleh umat manusia, dan Nabi Agung yang jauh lebih besar dari pada pada nabi pendahulu-NYA. *Tetapi  kematian-NYA  jauh lebih tragis dari pada Yohanes! Namun, yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa IA bangkit dari kubur-NYA pada hari ketiga dan diangkat ke Surga dengan mulia!* _*Inilah iman Kristiani yang jadi dasar dan penggerak serta penguat semua pengikut KRISTUS!*_ 

Pada masa Adven yang sebentar lagi memasuki minggu ketiga, kiranya kita harus semakin _"mawas diri"_ dan  mempersiapkan hati kita untuk menerima kehadiran *Seorang Tokoh Agung Paling Fenomenal yaitu YESUS KRISTUS, PENEBUS umat manusia.*
Sudah siapkah hati kita menerima kedatangan-NYA? 

_Ya TUHAN, bukalah mata hatiku untuk mengimani misteri kehadiran-MU di dunia ini. Kuatkanlah jiwa dan ragaku, bila aku menjumpai ancaman  dan perlakuan semena-mena, sementara aku wartakan kebenaran dan keadilan-MU. Amin._
* Sir. 48: 1-4, 9-11; 
* Mzm. 80: 2ac, 3b, 
  15-16, 18-19; 
* Mat. 17: 10-13. 
_PK/hr._

GAUDETE! BERSUKACITALAH !


*GAUDETE! BERSUKACITALAH!*

Minggu ketiga Adven disebut juga *Minggu Gaudete* (= *sukacita,* -  Latin). Ini ditandai antara lain dengan lilin ketiga di _"corona”_ Adven yang dinyalakan adalah _lilin yang berwarna merah muda._ Demikian juga busana  liturgi berwarna _ungu muda atau merah muda._ Merah muda didapat dari percampuran  _warna ungu_ (= Adven) dengan _warna putih_ (=Natal). Maksudnya adalah _sukacita Natal sudah mulai kita rasakan,_ karena sudah semakin dekat, tetapi belum sepenuhnya. Suasana  _“Sukacita”_ ini melambangkan adanya *_kegembiraan di masa pertobatan._* Sebab, yang kita nanti-nantikan ini adalah _*Kedatangan ALLAH sebagai seorang Manusia yang membawakan Kabar Gembira;* DIA-lah Sang Terang Dunia yang memberi cahaya di tengah kegelapan!_   Bacaan-bacaan Suci hari Minggu Gaudete ini, termasuk Mazmur Tanggapan yang diambil dari Kitab Yesaya, seluruhnya _menggemakan suasana kegembiraan yang nyata, yaitu bergembira dalam TUHAN._

Dalam _Bacaan Pertama,_ Nabi Zefanya mengajak umat Israel - _dan kita semua_ - untuk bergembira: _“Bersorak-sorailah, hai Puteri Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah, dengan segenap hati, hai Puteri Yerusalem!”_ (Zef. 3: 14). Alasan ajakan untuk bergembira, karena TUHAN Sendiri telah menyingkirkan hukuman atas umat Israel dan Sang Raja Agung Israel, yaitu TUHAN Sendiri, tetap menyertai seluruh perjalanan hidup anak-anak-NYA. Maka tidak ada alasan lagi untuk khawatir dan was-was. _“Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.” (ayat 16)._
Dalam Mazmur Tanggapan yang diambil dari Nyanyian Syukur atas Keselamatan dari Nabi Yesaya, juga didaraskan suasana syukur dan sukacita. _“Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-NYA mulia...... Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, ALLAH Israel, agung di tengah-tengahmu!” (Yes. 12: 5. 6)._
Rasul Paulus dalam _Bacaan Kedua,_ mempertegas kembali kegembiraan ini: _“Bersukacitalah senantiasa dalam TUHAN! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! .... Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada ALLAH dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp. 4: 4.6)._

ALLAH yang menghadirkan Kemuliaan-NYA dalam hidup manusia, ternyata DIA adalah ALLAH yang amat dekat dengan situasi kemanusiaan kita, karena *_DIA Sendiri adalah manusia sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa!_* DIA hadir dan dekat dengan hidup manusia! *_Kedekatan ALLAH dalam hidup kita terwujud nyata dalam Pribadi YESUS KRISTUS._*
Untuk menyambut kedatangan ALLAH di dunia ini yang merupakan pemenuhan akan janji-janji-NYA, _Yohanes Pembaptis_ mengemban misi khusus untuk mempersiapkan umat Israel agar dapat menerima-NYA dengan layak. Bagi kita sekarang persiapan untuk menyambut kedatangan-NYA terutama yang paling penting adalah *_persiapan hati atau rohani/batin kita hingga DIA, ALLAH Yang Maha Agung itu layak untuk lahir di hati kita._* Jadi, kita jangan terpaku pada persiapan-persiapan tehnis belaka, seperti hiasan Natal dan segala asesoris kita atau menu untuk pesta Natal dan lain-lain. _*Yang paling mendasar adalah menjawab seruan Yohanes Pembaptis untuk bertobat.* Dan pertobatan itu harus nyata, dalam arti *membalikkan pusat perhatian yang semula fokus pada ego, diri sendiri menjadi tertuju pada TUHAN dan sesama*. Bertobat menuntut perubahan sikap, tidak cukup hanya mendoakan penitensi, melainkan harus berbuah pada sikap dan perilaku yang baik dan konkrit!_

Atas dasar itu, maka  dalam Perikop _Injil hari ini_ diuraikan oleh Yohanes Pembaptis bahwa *_pertobatan rohani tidak bisa dilepaskan dari semangat bela rasa atau solidaritas sosial._* Bagi Yohanes Pembaptis, _keadilan sosial berarti berbagi dengan sesama yang tidak memiliki; "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” (Luk. 3: 11)_ atau berperilaku _“fair”,_ jujur, tidak korup: _“Jangan menagih yang lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.” (ayat 13);_ atau menghargai hak orang lain: _“Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu”. (ayat 14b)._
Kalau kita sungguh mau serius menanggapi seruan pertobatan dari Yohanes Pembaptis, maka kita harus rela dan berani _membuka dompet atau kotak harta kita dan berbagi dengan mereka yang membutuhkannya._ Mau dan mampukah kita menjalankannya? Atau kita hanya menganjurkan orang lain saja, tetapi diri sendiri tidak mau kehilangan sedikit pun?
*_Masa Adven ini adalah momentum yang sangat tepat untuk menjalankan karya amal kasih itu, sekaligus ini dapat menjadi silih dosa kita!_* 

_Ya TUHAN, utuslah ROH KUDUS agar sudi menerangi dan menggerakkan hatiku untuk bertobat secara spiritual maupun sosial. Semoga aku mampu meneladan Hati-MU yang lembut, murah hati dan rendah hati, hingga aku rela berbagi kepada sesamaku. Amin._

Bdk:
• Zef. 3: 14-18a;
• Mazmur Tnggpn : Yes. 12: 2. 3. 4bcd. 5-6; 
• Flp. 4: 4-7; 
• Luk. 3: 10-18.
_PK/hr._

Friday, December 10, 2021

TETAPLAH BERTAHAN!

*TETAPLAH BERTAHAN!*

Kita dipanggil untuk setia, bukan untuk sukses. Banyak orang yang sukses, dan karena kesuksesannya itu, mereka jadi populer. _*Popularitas inilah yang bisa membawa orang lalai dan lupa diri.*_ Hidupnya jadi hancur dan rusak karena hanya cari nama saja tanpa peduli etika, sopan santun dan kepentingan umum. Maka inilah yang akhir-akhir ini terjadi di masyarakat kita. Kita juga menyaksikan betapa banyak pejabat publik yang mencoba menutup-nutupi kekurangan dan kejahatan mereka dengan berbagai dalih atau selalu mencari _"kambing hitam." *Namun, TUHAN YESUS tetap meneguhkan orang yang setia dan taat pada panggilannya:* "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (Luk. 21: 19)._ Kita harus bisa melawan godaan dan menahan segala macam pengorbanan, derita, sakit, lapar dan haus, bilamana kita mau bergabung bersama YESUS untuk mendapatkan suatu _"piala kemenangan"._ 

Sebelum TUHAN YESUS menjalani penderitaan-NYA di Yerusalem, IA telah meramalkan apa yang akan terjadi terhadap para murid-NYA itu: _"Kamu akan ditangkap dan dianiaya, kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena Nama-KU." (ayat 12). *DIA mengajak kita untuk tetap bertahan dan tidak gampang menyerah kalah.*_ YESUS mengajak para murid-NYA untuk menggunakan kesempatan itu guna memberi kesaksian tentang Diri-NYA. Dalam situasi yang berat dan mencekam itu, YESUS akan tetap setia menyertai mereka dan memberikan kata-kata hikmat dalam pembelaan mereka hingga mereka tidak kuasa untuk dibantah. Sabda TUHAN _"tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang," (ayat 18)_ menjadi motivasi dan kekuatan mereka.

Dalam hidup ini kadang kita mengalami banyak godaan dan cobaan berat yang kita anggap melampaui kemampuan kita. Ingat, bahwa dalam situasi seperti itu hendaknya kita ingat bahwa TUHAN tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Justru dalam kondisi seperti itu kesabaran dan keuletan kita diuji: _*Apakah kita tetap setia pada TUHAN? Kalau ya, mari kita pikul salib kita sampai puncak Golgota bersama YESUS!*_

Dalam _Bacaan Pertama_ dikisahkan bahwa raja Belsyazar, anaknya raja Nebukadnezar, mengadakan pesta pora mabuk-mabukan di istana. Dalam kemabukannya, raja menyuruh orang-orang agar menggunakan barang-barang suci berupa piala dan alat-alat yang terbuat dari emas, perak, tembaga yang mereka sita dari Bait ALLAH di Yerusalem. Mereka minum sampai mabuk berat sambil memuji dewa-dewa berhala mereka. Karena ulah yang kasar, arogan dan meremehkan alat-alat dari Bait Suci, maka  ALLAH memberikan hukuman padanya: kerajaannya akan dihancurkan orang Media dan Persia. Kalau kita mau jujur, kadang perilaku raja Belsyazar itu juga kita lakukan. Kita menuruti hawa nafsu, bersikap arogan sambil melecehkan orang lain serta mabok menikmati kesuksesan kita. Hidup hanya sekali, kapan lagi dinikmati, demikianlah sikap _"aji mumpung"_ yang acap kita ambil. _*Sadarkah kita bahwa pola pikir dan tingkah laku yang keblinger ini harus segera kita akhiri?*_ Apakah kita juga siap menerima akibat dari ulah yang keblinger ini? - Marilah kita tinggalkan arogansi dan sikap
_"aji mumpung"_ yang masih ada dalam diri kita.

Hari ini kita peringati secara khusus para martir suci yaitu *Santo Andreas Dung-Lac* (1795-1839), seorang imam projo dan kawan-kawan yang dibunuh secara keji di Vietnam. Iman Katolik dikenal di Vietnam pada abad ke 16. Kemudian mulailah terjadi penganiayaaan terhadap umat Katolik pada abad ke 17, 18 dan 19. Khususnya pada pemerintahan kaisar Minh-Mang (1820-1840). Hari ini kita peringati 117 martir yang menjadi saksi iman dan saksi Injil secara gagah berani di Vietnam. Mereka dinyatakan sebagai orang-orang kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada 19 Juni 1988. Para martir itu antara lain terdiri dari 96 orang Vietnam, 11 orang Spanyol dan 10 orang Perancis. Di antara mereka itu ada 8 Uskup, 50 orang imam dan sisanya 59 orang awam. Berkat darah para martir itulah, iman Katolik bisa berkembang di Vietnam sampai sekarang.

_Ya TUHAN, ketika jalan hidupku diliputi kegelapan dan dilanda gelombang tinggi yang dahsyat, kuatkanlah imanku dan harapanku pada-MU. Berilah aku ketabahan dan ketegaran dalam mengarungi hidup ini. Jauhkan aku dari sikap sombong dan suka meremehkan orang lain. Berilah aku sikap rendah hati. Santo Andreas Dunc-Lac dan para martir di Vietnam, doakanlah aku. Amin._

Bdk 
*Peringatan Wajib St. Andreas Dung Lac, Imam dkk, Martir :*
• Dan. 5: 1-6. 13-14. 16-17. 23-28;
• Mzm. Tnggpn. : Tamb. Dan. 3: 62-67; 
• Luk. 21: 12-19.
_PK/hr._

KEHENDAK DAN RENCANA TUHAN PASTI TERJADI

*KEHENDAK & RENCANA TUHAN PASTI TERJADI.*

Dalam _Bacaan Pertama_ dikisahkan Daniel yang tetap setia dan berbakti kepada ALLAH dijebloskan ke dalam gua singa, karena ia dianggap melanggar aturan raja yang mengharuskan orang hanya boleh berbakti kepada sang raja. Daniel memang tetap melakukan doa rutinnya tiga kali sehari dan berbakti hanya pada ALLAH, bukan kepada raja. Sekalipun raja Darius agak menyayangkan juga mengapa aturan itu justru mengena pada Daniel, karena raja sangat bersimpati pada dia. Bagaimanapun juga aturan tetap aturan, hingga Daniel dijebloskan ke dalam gua singa. Namun, selama satu malam ia berada dalam gua itu, ternyata singa-singa itu sama sekali tidak menyentuhnya. Berkat pertolongan ALLAH, ia bisa selamat. Hal ini membuktikan juga kebenaran akan dua hal, yaitu *pertama,* bagaimana pun kondisinya, Kehendak dan Rencana ALLAH itu pasti terjadi. Apa pun rencana manusia terhadap Daniel, tetapi ALLAH sudah punya Rencana sendiri terhadap  dirinya. Dan *kedua*, betapa besar Kasih ALLAH pada orang yang tetap setia pada-NYA. _*ALLAH itu Mahasetia, IA tidak akan pernah melupakan umat-NYA yang taat, setia dan takut kepada-NYA. Dalam mara bahaya dan kondisi yang sangat kritis, hendaknya kita juga jangan meninggalkan DIA. Berpalinglah dan mohonlah kekuatan dan pertolongan dari TUHAN, niscaya DIA akan tetap mendampingi dan menolong kita.*_ Akhirnya raja Darius pun mengeluarkan aturan _*supaya orang-orang hanya takut dan menyembah pada ALLAH-nya Daniel.*_ Puji TUHAN, ALLAH sungguh Maha Agung dan Maha Kuasa! Masihkah kita sangsi akan Kuat dan Kuasa-NYA?

Perikop _Injil hari ini_ menceritakan tentang nubuat TUHAN YESUS tentang keruntuhan kota Yerusalem. Kota Yerusalem yang mempunyai Bait Suci dengan tembok dan bangunannya yang kokoh akan hancur berantakan. Kota itu akan diinjak-injak dan dihancur-leburkan oleh tentara musuh. Dan juga akan terjadi tanda-tanda yang menyeramkan di alam semesta. Akan datang ANAK MANUSIA dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-NYA untuk mengadili semua manusia. Semua bangunan megah dan seluruh harta duniawi akan hancur berkeping-keping. TUHAN YESUS menganjurkan agar orang-orang segera bangkit dan mengangkat mukanya karena penyelamatan sudah dekat.

Yerusalem sebagai kota suci dalam perkembangan sejarah senantiasa menjadi daerah konflik. Tiga agama besar dunia, Kristen, Yahudi dan Islam, tumbuh secara berdekatan. Dalam perkembangan sejarah telah terjadi peristiwa-peristiwa gelap di mana terjadi pertumpahan darah karena perbedaan keyakinan iman. Namun, sekarang ini semua pihak mengupayakan suatu gerakan damai, forum dialog dan program aksi saling menghormati.

Dalam perikop _Injil hari ini_ pun kita rasakan suasana pertumpahan darah itu. Namun, YESUS juga menubuatkan bahwa semua itu akan berakhir. _*Semua keyakinan agama pada hakekatnya menginginkan semua manusia hidup dalam kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan.*_ Sebenarnya tidak ada agama yang menghendaki umatnya mati sia-sia karena kebencian. Memang dalam perjalanan sejarah dalam setiap agama selalu ada saja yang beraliran keras, fundamentalis dan revolusioner yang bisa mengacaukan usaha damai dan penuh toleransi itu.

Beruntunglah kita hidup di Indonesia yang menganut ideologi Pancasila yang secara ideal memberikan kesempatan yang sama bagi semua agama untuk hidup dan berkembang secara damai. Meskipun dalam prakteknya masih belum berjalan lancar secara optimal dan maksimal, namun harus diakui bahwa _*pada umumnya terjadi suasana kehidupan beragama yang cukup damai dan kondusif. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, semua putra-i Gereja hendaknya turut aktif mengupayakan suasana kedamaian dan kerukunan kehidupan yang penuh penghormatan di antara sesama pemeluk agama yang berbeda-beda itu.*_ 
_*Kita jangan ikut larut dalam suasana kebencian di antara para pemeluk agama yang berbeda-beda itu.*_
_*Janganlah ikut-ikut dalam gerakan kekerasan, sebaliknya usahakanlah selalu jalan dialog, kedamaian dan musyawarah.*_
Apa upaya konkrit kita untuk menjalin persahabatan dan persaudaraan sejati antar umat beragama yang berbeda-beda itu di daerah kita berada?

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk bersikap tunduk dan setia kepada-MU dan berilah aku hati yang lapang untuk dapat hidup berdamai di tengah masyarakatku yang majemuk ini. Bimbinglah para pemimpin agama dan tokoh masyarakat agar dapat menjadi teladan dalam menjaga suasana yang damai dan penuh toleransi. Amin._

Bdk
• Dan. 6: 12-28; 
• Mzm. Tnggpn.Tambn. Dan. 3: 68-74;
• Luk. 21: 20-28. 
_PK/hr._

Penderitaan dan Kesulitan, Tanda Kedatangan Tuhan.


*Penderitaan dan Kesulitan, Tanda Kedatangan Tuhan.*
Pada akhir tahun liturgi Gereja, kita diajak untuk meningkatkan kesiapan kita dalam menyambut kedatangan Tuhan. Hal yang sangat penting adalah _mengamati tanda-tanda_ kedatangan Kerajaan-Nya.
    Dalam _Bacaan Pertama [ lihat catatan bdk bawah] ,_ Nabi Daniel menceritakan penglihatannya mengenai empat binatang yang melambangkan empat dinasti dari empat kerajaan, yaitu Babilon, Media, Persia dan Yunani. Keempatnya berturut-turut telah menjajah Israel dan selama ratusan tahun menimpakan berbagai penderitaan pada mereka. Daniel juga melihat _Yang Mahatinggi (Yang Lanjut Usia)_ duduk di singgasana, mengadili dan menghukum keempat binatang itu. _(Lihat Dan 7: 2-12)_
    Setelah dinasti-dinasti raja itu runtuh, muncullah tokoh _“seperti anak manusia”,_ yang datang dari surga dan dihadapkan pada Yang Lanjut Usia. _Anak Manusia_ itu diberi _kekuasaan sebagai raja,_ dan _semua bangsa akan mengabdi kepadanya. Kerajaannya pun tidak akan musnah. (Lihat ay. 13-14)_ Tokoh ini kemudian juga ditampilkan sebagai _Mesias_ yang diharapkan akan datang.
    Harapan akan Raja Mesias itu akhirnya terlaksana dalam diri Yesus Kristus, yang sering menyebut diri-Nya _“Anak Manusia”. “Kerajaan Allah ada di antara kamu," (Luk. 17: 21),_ demikian jawab Tuhan Yesus ketika Ia ditanya oleh orang-orang Farisi. Artinya, Kerajaan Allah itu hadir lewat _ajaran, karya mukijizat, dan seluruh hidup Yesus._ Selanjutnya, setelah Kristus wafat dan bangkit, Kerajaan-Nya _*hadir di manapun*_ bilamana _ajaran Kristus serta nilai-nilai Kristiani diwartakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia._ Tetapi Kerajaan itu baru akan _mencapai kepenuhannya_ pada akhir zaman ketika Raja Kristus datang kembali dalam kemuliaan.

Dalam _Injil bacaan di bawah ini,_ Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan tentang _pohon ara_ untuk menjelaskan bagaimana cara kita menyambut kedatangan Kerajaan-Nya. Pada musim dingin, pohon ara meluruhkan semua daunnya; dahannya meranggas kering _*seperti mati*._ Bila orang melihat pohon ara itu mulai bertunas hijau, itulah tandanya musim panas sudah dekat. _“Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.” (Luk. 21: 31)._
    _Kejadian yang menandakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat_ itu telah dinubuatkan Yesus dalam perikop sebelumnya: yaitu Mesias palsu, perang antar-bangsa, gempa bumi, wabah, pertanda buruk di langit, penangkapan para murid, penganiayaan, dan penghancuran kota Yerusalem serta Bait Allah. _”Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (Luk. 21:8-28)_.
    Gereja Perdana memang mengalami penderitaan serta bencana menakutkan yang dinubuatkan Yesus itu. Semula mereka beranggapan, penghancuran kota Yerusalem dan Bait Allah serta pembuangan orang-orang Yahudi _(tahun 70)_ merupakan bencana terakhir yang menandakan bahwa Umat Israel sudah selesai _(bubar),_ Tuhan Yesus Kristus akan segera datang dalam kemuliaan, dan mereka akan hidup mulia bersama Tuhan. Tetapi, ternyata tidak demikian. Kedatangan kembali Sang Raja Kristus tidak diketahui kapan waktunya, dan _*hal-hal menakutkan serta penderitaan itu terus terjadi,*_ dan masih akan terus terjadi *sepanjang sejarah keselamatan.*
    Tetapi Tuhan Yesus berpesan, jika terjadi penderitaan dan hal-hal yang menakutkan, _“ketahuilah”,_ itu tandanya bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Itu berarti, _setiap kali kita mengalami kesulitan dan penderitaan, kita mesti percaya bahwa Kerajaan Allah datang, Tuhan hadir menyertai kita._ Agar dapat menangkap tanda-tanda kehadiran Tuhan, kita mesti memiliki kepekaan batin dengan sering berdoa dan memiliki hati bersih yang tidak dikotori oleh bermacam kebiasaan buruk dalam hidup kita.
    Gambaran _*pohon ara*_ tadi _menjelaskan keadaan para murid Kristus._ Seperti pohon ara, Umat Kristiani harus menempuh ganasnya _“musim dingin”_ sebelum melihat _“musim panas”._ Selama perjalanan hidup ini kita harus menderita lebih dulu sebelum mengalami kejayaan Kerajaan Allah di akhir waktu. Namun, _*iman dan harapan akan hidup mulia bersama Kristus di masa depan* memberi kekuatan_ bukan hanya bagi Gereja Perdana tetapi juga bagi _semua murid Kristus di setiap zaman._ Setiap kali kita _menghadapi kesulitan dengan iman yang teguh, saat itulah Kerajaan Allah datang di tengah situasi hidup kita._

_Ya Yesus Tuhan, semoga pengharapan akan hidup mulia bersama-Mu di masa depan menguatkan aku dalam menghadapi setiap kesulitan. Semoga aku selalu melihat tanda-tanda kehadiran-Mu dalam setiap situasi, agar aku selalu berada di dekat-Mu sampai akhir hidupku. Amin._
Bdk
• Dan. 7: 2-14;
• Mzm.Dan. 3: 75-81; 
• Luk. 21: 29-33.
_RS/PK/hr_
Renungan Canggih Kehidupan

MENANTI DETIK AKHIR.

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu, 27 November 2021. 
*Hari Biasa Pekan Biasa XXXIV :*
• Dan. 7: 15-27; 
• Mzm. Tnggp: Tmb Dan. 3: 82-87;
• Luk. 21: 34-36.

*MENANTI DETIK AKHIR.*

_Bacaan Pertama_ hari ini dari nubuat Nabi Daniel memberikan sebuah gambaran menarik tentang pemerintahan dan kekuasaan yang akan diberikan ALLAH kepada orang-orang kudus pilihan-NYA. Nabi Daniel menggambarkan dengan sangat menarik mengenai kekuasaan dan keagungan, dengan penglihatan yang didapat oleh sang nabi. Nabi melihat penglihatan berupa empat ekor binatang besar yang menggambarkan empat raja yang akan muncul dari bumi. Keempat raja itu akan lenyap, karena kekuasaan yang digunakan tidak dengan semestinya. Dan akan tergantikan dengan kekuasaan dari ALLAH.

Sementara dalam _Bacaan Injil,_ TUHAN YESUS mengajak kita untuk _"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan ANAK MANUSIA." (Luk. 21: 36)._

Pada hari terakhir tahun liturgi Gereja Tahun B/I menjelang minggu Adven besok pagi, kita diingatkan Gereja bahwa _*hidup kita ini pasti akan berakhir. Hari TUHAN pasti akan datang Kehidupan kita dan sejarah kita selalu tertuju pada satu titik akhir yang pasti, destinasi yang telah digariskan, kepenuhan hidup dalam ALLAH.*_ Kita hidup dan bergerak maju menuju pemulihan segala sesuatu dalam KRISTUS. Namun, persoalannya adalah kita tidak ada yang tahu kapan itu akan terjadi. Sayangnya juga gaya hidup kita pada umumnya tidak menunjukkan kesadaran itu. Pesta pora dan kemabukan serta segala tindakan keduniawian yang penuh hawa nafsu rendah hanya akan membawa pada kehancuran diri dan hidup kita. _*Banyak keserakahan dan kebodohan yang kita lakukan dalam situasi mabok.*_ Karena itu, TUHAN YESUS menasehati: _"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan- kepentingan duniawi dan supaya Hari TUHAN jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat." (ayat 34)._
Kecuali itu, YESUS juga mengajak kita untuk berjaga-jaga disertai dengan banyak doa, supaya ketika tiba waktunya dihadapkan di depan ANAK MANUSIA kita mendapat kekuatan.
_(bdk. ayat 36)._

Kedua Bacaan Suci hari ini memang berbeda, namun ingin menunjukkan satu kesamaan sikap ketika berhadapan dengan YANG MAHA TINGGI. Dalam _Bacaan Pertama,_ ALLAH tidak segan untuk mengambil kembali kekuasaan yang pernah diberikan kepada mereka karena mereka sembrono dan ALLAH akan memberikan kekuasaan itu pada mereka yang bijaksana dan layak menerimanya.
Sementara dalam _Bacaan Injil,_ bukan kuasa lagi yang diberikan-NYA, melainkan nasehat untuk waspada dan berjaga-jaga sambil berdoa, supaya bisa terlepas dari kekuasaan yang membawa kebinasaan.        Pertanyaannya adalah: Mampukah kita berjaga-jaga bersama TUHAN barang lima menit saja setiap hari dengan teratur mendaraskan suatu doa? Bagaimana sebenarnya sikap kita pada doa itu sendiri?

_Ya TUHAN, sadarkanlah aku agar aku tidak menyia-nyiakan hidup yang ENGKAU anugerahkan kepadaku dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna, sia-sia dan nista. Jangan biarkan aku masuk dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah aku dari yang jahat, agar aku selalu siap menyambut Kedatangan-MU kelak. Amin._

_Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

SIAPKAH KITA TERIMA KEDATANGAN TUHAN?

🆁🅰🅶🅸 Minggu, 28 November 2021‬. 
*HARI MINGGU ADVEN I :*
• Yer. 33: 14-16; 
• Mzm. 25: 4bc-5ab. 8-9. 10. 14;
• 1Tes. 3: 12 - 4:2; 
• Luk. 21: 25-28. 34-36.

*SIAPKAH KITA TERIMA KEDATANGAN TUHAN?*

Hari Minggu Pertama Adven yang kita masuki hari ini adalah Tahun Baru Gerejawi Tahun C/II. Setahun sudah kita lewati dengan banyak pengalaman: suka-duka, sehat-sakit, berhasil-gagal, menyenangkan-mengecewakan.  Di Tanah Air maupun di seluruh dunia selama dua tahun ini telah terjadi wabah pandemi Covid-19 dan tidak tahu kapan akan berakhir. Pandemi ini mampu menyentak, menggoncang, mengejutkan dan merombak tata hidup manusia pada abad modern ini. Kemajuan teknologi bidang ilmu pengetahuan dan khususnya kedokteran seolah menjadi lumpuh tidak kuasa menaklukkan virus Covid-19, yang sekarang ini mengalami perkembangan virus dengan mutasi variant terbaru yang lebih ganas dan menelan lebih banyak korban lagi. Korban jiwa, kerugian ekonomi, merosotnya peradaban manusia dan semua segi kehidupan dirugikan oleh wabah pandemi ini. Di samping pandemi, telah terjadi juga gempa bumi, banjir bandang, kebakaran hutan, anomali cuaca yang ekstrim dengan suhu panas yang luar biasa, atau anomali cuaca dingin yang berkepanjangan di belahan dunia lain, demo di pelbagai negara silih berganti tidak pernah ada hentinya dan terjadi tindak kejahatan korupsi dan kriminal yang semakin meningkat kualitas maupun kuantitasnya, kegaduhan politik jelang Pilpres 2024 sudah mulai menghangat, belum lagi kecelakaan kereta api, mobil, dan pesawat yang memakan jiwa yang menjadi sia-sia, dan masih seribu satu kejadian sosial lainnya. 

Secara liturgis, kita sudah melewati masa Natal _(kelahiran kembali),_ masa Pra Paskah _(pertobatan dengan puasa, pantang, matiraga dan amal-kasih)_ dan masa Biasa selama 34 kali hari Minggu (hidup dalam keseharian di dalam TUHAN).

Hari ini kita mengawali _*tahun baru Gerejawi dimulai dengan masa Adven.*_ Kata adven berasal dari bahasa Latin _"adventus"_ berarti *kedatangan.* Pada Masa Adven ini kita secara khusus diajak oleh Gereja untuk mempersiapkan diri untuk menyongsong _*Kedatangan TUHAN.*_ Nuansa pada masa Adven adalah _*pengharapan.*_ Lilin Pertama pada Lingkaran Adven yang kita nyalakan hari ini merupakan tanda pengharapan akan kedatangan TUHAN.
Pada masa Adven kita tidak hanya bersiap diri menyongsong kedatangan TUHAN pada perayaan Natal saja. _*Kita diajak Gereja untuk lebih menyadari bahwa hidup kita adalah suatu kesiapsediaan menyongsong kedatangan TUHAN. Kita tidak boleh terlalu disibukkan oleh urusan sehari-hari sehingga kita lupa pada TUHAN yang akan datang.*_ Kita harus siap sedia dan berjaga-jaga untuk _*menyongsong kedatangan TUHAN YESUS kedua pada akhir zaman.*_

Dari Bacaan-bacaan Suci hari ini kita dapat merenungkan pada 
_Bacaan Pertama_ bahwa Nabi Yereremia sebagai saksi sejarah keselamatan telah menyaksikan para raja telah menjauhkan para umat Israel dari ALLAH, bahkan banyak nabi yang dibunuh. Ia juga menyaksikan Yehuda jatuh ke tangan Babilon. Maka ALLAH akan membangun bangsa yang baru, yang akan digembalakan oleh _*Pemimpin yang benar. Pemimpin yang sungguh mempunyai pengetahuan dan pengertian akan ALLAH yang benar. DIA-lah TUHAN YESUS KRISTUS, Raja Semesta alam.*_ Nubuat Yeremia: _"AKU  akan menumbuhkan Tunas Keadilan bagi Daud. IA akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri." (Yer. 33: 15)._

Bangsa yang akan dibangun ALLAH dalam kebenaran Ilahi adalah umat ALLAH yang mampu hidup dengan sungguh berkenan pada TUHAN, bukan hanya secara seremonial saja tetapi secara nyata. Mereka harus dapat hidup sungguh berkenan pada TUHAN, jauh dari kemabukan, pesta pora atau keterikatan pada barang dan kepentingan duniawi. Karena itu baik dalam _Bacaan Kedua_ maupun dalam perikop _Injil hari ini_  diingatkan bahwa _*kita memang membutuhkan barang duniawi untuk kepentingan hidup kita, namun jangan sampai kita tergantung dan terikat pada barang-barang itu hingga tidak bisa dipisahkan.* "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan  serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan supaya hari TUHAN jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat" (Luk.‪21: 34‬)._

Marilah kita memasuki masa Adven _*dengan rasa tobat dan pengharapan pada YESUS KRISTUS.*_ Marilah kita _*mempersiapkan hati kita secara lebih fokus dalam menyambut Kedatangan YESUS baik  pada perayaan Natal nanti maupun pada akhir zaman kelak.*  
Sudah siapakah hati kita memasuki masa Adven ini?

_Ya YESUS, jadikanlah aku orang yang berpengharapan, selalu menemukan optimisme dan berpikir positif dalam memecahkan pelbagai permasalahan kekuarga/komunitas, masyarakat dan Gereja akhir-akhir ini. Amin._

_Selamat Merayakan Ekaristi Kudus secara offline atau online. Selamat menyambut Minggu Adven. Selamat berhari Minggu sesuai Prokes. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

BERIMAN DAN RENDAH HATI

*BERIMAN DAN RENDAH HATI.*

Seorang perwira Romawi yang disebut _"centurion"_ adalah komandan 100 orang tentara dan menjadi tulang punggung dari suatu pasukan. Ia dikenal karena keberanian, dedikasi dan tanggung jawabnya. Sungguh luar biasa, bahwa seorang yang berpangkat dan punya jabatan seperti perwira itu menunjukkan _*perhatian dan bela rasa*_ kepada hambanya yang sakit di rumah, seperti dikisahkan dalam perikop _Injil hari ini._ Suatu hal yang tidak biasa di masyarakat pada waktu itu yang memandang seorang hamba sebagai makhluk rendah dan tidak berharga sama sekali.

Perwira itu pun memandang _"Pengkotbah Jalanan"_ itu dengan sangat terhormat dan penuh percaya kepada-NYA. Bahkan ia datang pada Guru dari Nazaret itu dengan _*penuh rendah hati*._ Ia menanggalkan jabatan tingginya dan juga membuang gengsinya. Ia tidak takut dicemooh oleh kaum sebangsanya karena mau datang pada Seorang Guru Muda yang dimusuhi oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi itu. _*Kerendahan hatinya justru memungkinkan dia membuka diri untuk mempercayakan segalanya kepada TUHAN YESUS.*_ Pada saat yang sama ia menunjukkan _*iman yang  kuat*_ yang membuat YESUS sangat heran dan takjub, hingga IA berkata jujur: _"AKU berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah AKU jumpai pada seorang pun di antara orang Israel". (Mat. 8: 10)._ Padahal perwira itu adalah orang asing yang dianggap _"kafir"_ oleh bangsa pilihan ALLAH! Sungguh sangat ironis!

Namun, kita jangan serta merta mencela sikap bangsa Israel atau para murid-NYA! Bukankah kita saat ini sebagai _orang pilihan ALLAH_ karena pembaptisan, ternyata juga kurang rendah hati dan kurang percaya kepada-NYA? Malah kadang kita pun kalah rendah hati dan kurang tebal iman kita dibandingkan dengan orang yang belum atau tidak mengenal TUHAN YESUS!

Karena itu patutlah kita berterima kasih kepada perwira asing yang telah memberi teladan kepada kita tentang kerendahan hati dan sikap iman yang benar. Bahkan perwira itu telah mewariskan suatu ucapan yang penuh makna, yang kita ulangi setiap kali akan menerima TUHAN YESUS dalam Komuni Suci: _"TUHAN, saya tidak pantas, ENGKAU datang pada saya, tetapi berkatalah sepatah kata saja, maka saya akan sembuh". (bdk. ayat 8)._
Bagi kita saat ini sikap perwira itu menjadi contoh yang tepat dan hebat dari seorang beriman yang tidak menyombongkan diri.

Selama Masa Adven ini, marilah kita membangun sikap iman dan rendah hati seperti perwira itu. Iman yang teguh kepada Kuasa YESUS dalam hidup kita yang penuh tantangan dan cobaan ini. Percayalah bahwa DIA pasti membawa Rakhmat Keselamatan dan penyembuhan serta berkat yang lain!

Dari _Bacaan Pertama_ dikisahkan tentang nubuat nabi Yesaya, yang meramalkan bahwa di Yerusalem akan dibangun Bait ALLAH yang menjulang tinggi di atas bukit dan menjadi tempat ziarah yang akan dikunjungi banyak orang. Dengan demikian Yerusalem bukan saja menjadi pusat kekuasaan tetapi juga pusat keagamaan. Dan Bait ALLAH serta semua Rumah TUHAN saat ini diharapkan tidak saja sebagai Pusat kegiatan peribadatan, melainkan juga menjadi _*sumber inspirasi*_ di mana orang bisa memperoleh nilai-nilai kedamaian, kebenaran, keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan. Apakah kita sebagai umat beriman yang setia datang ke Rumah TUHAN itu mampu menghidupi dan memancarkan nilai-nilai kebajikan itu kepada sesama dan masyarakat kita?

_Ya YESUS, ampunilah aku yang kurang percaya dan kurang rendah hati ini. Ajarilah aku untuk bersikap rendah hati dan tumbuhkanlah iman yang kuat pada diriku, sehingga aku mampu memancarkan nilai-nilai kebajikan kepada sesamaku. Amin._

Bdk
• Yes. 2: 1-5;
• Mzm. 122: 1-2. 3-4a. (4b-5. 6-7). 8-9;
• Mat. 8: 5-11.
_PK/hr._

TELADANLAH SANTO ANDREAS

*TELADANLAH SANTO ANDREAS.*

30 Nov 2021 Gereja universal merayakan *Pesta Santo Andreas Rasul.* 
Perikop _Injil hari ini_ menceritakan bagaimana TUHAN YESUS memanggil para murid-NYA, termasuk Andreas dan saudaranya Simon Petrus, yang sedang bekerja sebagai nelayan. YESUS tidak memanggil murid-NYA dari kalangan elit, kaum terpelajar seperti ahli Taurat atau kaum Farisi, melainkan dari kalangan bawah, seperti dari nelayan. Yang menarik adalah bagaimana YESUS melatih dan mendidik mereka menjadi Rasul. Meski para Rasul itu sebagian besar berasal dari kalangan rendah, namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk dapat menjadi seorang imam pewarta Injil dengan cara terjun langsung ke masyarakat. Cara pendidikan kader yang dipergunakan YESUS sungguh ampuh. IA tidak  hanya mengajar dengan memberikan teori atau nasehat berupa kata-kata saja, melainkan terutama berupa _*praktek atau contoh keteladanan nyata.*_ Selama kurang-lebih tiga tahun, para murid itu bisa mendengarkan langsung kata-kata yang diajarkan, nasehat yang diberikan dan perbuatan nyata yang dilakukan oleh YESUS. Meski demikian, ajaran yang diberikan YESUS tidak serta-merta mereka dapat pahami dan laksanakan. Banyak hal baru yang diajarkan-NYA tidak langsung dimengerti dan dikerjakan. Misalnya, tentang _penderitaan dan salib,_ bagi mereka tidak masuk akal bahwa seorang Mesias akan menderita, disiksa dan disalibkan.

Andreas adalah seorang yang saleh. Ia adalah saudara kandung Simon Petrus, mereka adalah keluarga nelayan. Demikian pula dua Rasul lain, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, adalah murid-murid pertama YESUS. Andreas dulunya adalah murid Yohanes Pembaptis, namun ketika YESUS dibaptis dan Yohanes mengatakan: _Lihatlah ANAK DOMBA ALLAH, yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1: 29),_ maka Andreas segera mengikuti YESUS. Yang memperkenalkan dan membawa Simon kepada YESUS adalah Andreas. Namun dalam perkembangannya Simon Petrus yang dijadikan pemimpin para Rasul. Tetapi pengangkatan Petrus itu tidak menyebabkan Andreas lalu iri, kecewa, frustrasi atau marah kepada Gurunya. Ia dengan tulus dan ikhlas menerimanya. Inilah keutamaan yang dimiliki Andreas. Ternyata ia juga memainkan peran penting selama mengikuti YESUS. Ia hadir dan mengatakan bahwa ada seorang anak kecil yang membawa lima roti dan dua ekor ikan, sehingga terjadi mukjizat penggandaan roti _(Yoh.6: 5-9)._ Ia juga yang menanyakan tentang kapan hari akhir zaman itu tiba, sehingga YESUS menjelaskan tentang kedatangan-NYA yang kedua kepada para murid _(Mrk. 13: 3,4)._ Setelah diterangi oleh ROH KUDUS pada hari Pentekosta bersama para Rasul yang lain, Andreas segera pergi mengajar keluar tanah Yahudi, sampai ke Yunani. Dan di sana Andreas disiksa dengan cara digantung di kayu salib yang berbentuk huruf X. Ia tidak dipaku seperti YESUS, namun ia dapat merasa lebih tersiksa sampai ia menemui ajalnya, setelah dua hari tergantung dalam salib yang terbalik itu. Salib yang berbentuk huruf X itu kemudian dikenal sebagai _salib Santo Andreas._ Santo Andreas kemudian diangkat sebagai pelindung bagi negara Yunani dan Rusia.

Kejadian penyiksaan dan penyaliban terhadap St Andreas sebenarnya sudah diramalkan oleh YESUS jauh sebelum IA sendiri disalibkan di Golgota. Resiko menjadi pengikut KRISTUS adalah _*berani disalibkan.*_ Andreas merasa tidak pantas bila disalibkan persis sama seperti Gurunya. Karena itu ia minta disalibkan dalam bentuk huruf X. Pasti ia menjadi tontonan  banyak orang dan dipermalukan di depan orang banyak itu. Akan tetapi ia justru bangga karena dapat menderita bersama KRISTUS, Gurunya. Dan seperti nubuat Nabi Yesaya yang dikutip oleh Rasul Paulus dalam _Bacaan Pertama_ bahwa _"Barangsiapa yang percaya DIA, tidak akan dipermalukan." (Rm. 10: 11, bdk. Yes.28: 16),_ maka ia sama sekali tidak merasa dipermalukan. Ia tidak merasa menyesal dan malu dengan penyiksaan itu, justru ia merasa bangga karena dapat memenuhi harapan Gurunya. Kita yang hidup di Indonesia saat ini juga jangan merasa malu atau dipermalukan, apabila kita mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan hanya karena kita pengikut KRISTUS. Sebaliknya, kita harus merasa bangga karena dapat merasakan penderitaan bersama KRISTUS seperti yang dialami Santo Andreas atau para Kudus yang lain. Siapkah iman dan mental kita jika mendapatkan penghinaan, penyiksaan dan perlakuan yang mempermalukan kita?

Cobalah pada masa Adven ini kita berniat untuk membangun karakter kita untuk menjadi seorang yang _*rela berkorban dan mengalah demi kebaikan, tulus dan ikhlas agar orang lain juga bisa maju dan berkembang.*_

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk berani bersikap tegas dan tegar dalam hal prinsip, namun tetap bisa luwes dalam caranya, bila imanku mendapat tentangan dari masyarakat. Berilah aku kekuatan iman, harapan serta kasih-MU agar aku mampu mengalahkan segala ego dan perasaanku semata. Santo Andreas, doakanlah aku. Amin._

Bdk
*Pesta Santo Andreas, Rasul :*
• Rm. 10: 9-18; 
• Mzm. 19: 2-3. 4-5;
• Mat. 4: 18-22
_PK/hr._

ADVEN : MASA MENATA DIRI

🆁🅰🅶🅸 Rabu, 1 Desember 2021.
*Peringatan Wajib Beato Dionisius & Redemptus, Biarawan & Martir Indonesia :*
• Yes. 25: 6-10a;
• Mzm. 23: 1-3a. 3b-4. 5. 6;
• Mat. 15: 29-37.

*ADVEN : MASA MENATA DIRI.*

_Adven_ atau _Kedatangan TUHAN_ identik dengan sukacita. Akan tetapi hal itu hanya berlaku bagi mereka yang berkenan kepada-NYA. Nabi Yesaya seperti digambarkan dalam _Bacaan Pertama_ bernubuat, bahwa pada akhir zaman semua bangsa akan dikumpulkan di Gunung Sion, kota TUHAN. Di sana mereka akan diadili dan menerima pahala, yaitu ikut ambil bagian dalam perjamuan agung keselamatan. Bangsa Israel yang setia dan tabah dalam pergumulan dan perjuangan menuju Tanah Terjanji akan diperhatikan oleh ALLAH. Kepada mereka yang setia, ALLAH berjanji akan menghapus air mata dan segala murka serta aib akan dijauhkan-NYA dari seluruh bumi. Orang-orang beriman yang setia akan berseru: _"Sesungguhnya, inilah ALLAH kita, yang kita nanti-nantikan supaya kita diselamatkan." (Yes. 25: 9)._ Berbahagialah mereka yang percaya, setia dan senantiasa berharap kepada ALLAH!

Nubuat Nabi Yesaya itu akan tergenapi secara penuh, bila TUHAN datang. Sukacita akan menaungi semua orang yang mengharapkan kedatangan-NYA.

Dalam perikop _Injil hari ini,_ kita boleh mengagumi TUHAN YESUS begitu peka dan peduli memperhatikan kebutuhan banyak orang. Orang lumpuh, timpang, buta, bisu dan tuli dijamah satu persatu dan langsung sembuh. Meski jumlah mereka banyak, tidak ada keluhan sedikitpun dari YESUS. DIA justru makin memperhatikan kepentingan orang-orang yang sakit dan terlantar itu. Mereka yang mengikuti-NYA berhari-hari diperhatikan oleh-NYA, bagaimana mereka bisa makan, bagaimana mereka bisa istirahat.
_"Hati-KU tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu." (Mat. 15: 32),_ demikian ungkapan jujur dari YESUS. DIA tidak membiarkan orang terlantar dan kelaparan.
Sebenarnya DIA bisa saja _"cuek"_ sebab mereka ikut YESUS tanpa diminta, jadi itu resiko yang harus ditanggung sendiri! Tetapi YESUS tidak demikian pola pikir-NYA. Di Hati-NYA semua orang mendapatkan tempat dan sungguh diperhatikan-NYA. _*Pola pikir, kepekaan, kepedulian YESUS itu diharapkan dapat juga dimiliki oleh para murid dan pengikut-NYA.*_ Demikian pula _*tanggung jawab sosial*_ hendaknya dihayati oleh seluruh pengikut-NYA, dari mana pun asalnya.

Seperti bangsa Israel, kita saat ini juga diundang turut serta dalam perjamuan agung keselamatan TUHAN. Siapa pun kita dan dari mana pun asalnya, tidak ada yang dikecualikan. Hanya saja, apakah kita tahu dan sadar kalau diundang? Kalau sudah tahu, apa tanggapan kita? Marilah dalam masa Adven ini kita asah kepekaan nurani kita hingga kita menyadari dan mengetahui undangan ke perjamuan TUHAN itu. Marilah kita selalu berharap akan kedatangan TUHAN dengan tetap menjaga cara hidup kita yang berkenan kepada-NYA. Masa Adven juga adalah kesempatan yang bagus untuk menata diri dalam hal kasih yang harus kita wujudkan dengan berbagi dan bertindak secara nyata, terutama kepada mereka yang terlantar, menderita dan disingkirkan oleh masyarakat. Sudahkah hal itu kita pikirkan, rencanakan dan laksanakan?

Hari ini kita peringati dua orang kudus, yaitu *Beato Dionisius (Pierre Berthelot lahir di Perancis 1600) dan Redemptus a Cruce (Thomas Rodrigues da Cunha, lahir di Spanyol 1598)*. Keduanya adalah biarawan Karmelit dan dibunuh di Aceh pada November 1638. Diberi gelar _Beato_ tahun 1900.

_Ya TUHAN, ajarilah aku untuk berbelas kasih kepada sesamaku. Kobarkanlah semangatku untuk selalu berharap hanya kepada-MU dan kuatkanlah kesetiaanku kepada-MU. Beato Dionisius dan Redemptus, doakanlah aku. Amin._

_Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

Kita Semua Dipanggil untuk Mewartakan Injil

 🆁🅰🅶🅸 Jumat 3 Desember 2021
*Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Karya Misi*
• 1Kor.9:16-19.22-23; 
• Mzm. 117:1.2; 
• Mrk. 16:15-20. 
_Jumat Pertama_

*Kita Semua Dipanggil untuk Mewartakan Injil*

Pada awal masa _Adven (Kedatangan)_ ini, kita merayakan pesta yang berkaitan dengan _kedatangan Kerajaan Allah_ di kawasan Asia. Hari ini kita merayakan pesta seorang rasul agung, Fransiskus Xaverius. Fransiskus disebut misionaris terbesar kedua sesudah Paulus sebab ia berjasa merintis Umat (Gereja) di antara “bangsa-bangsa lain”, di wilayah yang waktu itu menjadi jajahan Portugis, juga di wilayah Maluku dan Jepang. Namun, pada tangal 2 Desember 1552 Fransiskus sakit demam dan meninggal dalam perjalanan misinya ke Tiongkok. 
    Fransiskus (1506-1552) berasal dari kalangan bangsawan di Navarra, Spanyol. Ia belajar di Paris dan bertemu dengan Ignasius dari Loyola, yang mengajaknya untuk menjadi imam. Fransiskus semula menolak, tetapi Ignasius mengubah pikirannya antara lain dengan kutipan ayat Kitab Suci, _"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?"_ Sesudah menjadi imam, Fransiskus bersama Ignasius dan teman-temannya mendirikan Serikat Yesus di Roma. 
    Pada tahun 1540 ia berangkat dari Roma sebagai misionaris dan utusan Paus ke Goa. Semula bukan dia yang dipilih Ignasius untuk berangkat. Tetapi ketika temannya yang ditunjuk jatuh sakit, Fransiskus yang menggantikannya. Selama 12 tahun ia memimpin perjalanan misi ke Mozambik, Malaka dan Goa. Pada tahun 1549 ia bertolak bersama dua rekan Yesuit ke Borneo, Maluku, Jepang, dan berakhir di pulau Shangchuan – ia hanya sempat melayangkan pandangannya ke daratan Tiongkok. Pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV Fransiskus dinyatakan kudus. Ia dipandang sebagai perintis karya misi; maka ia diangkat sebagai Pelindung karya misi Gereja.
    Fransiskus dikatakan berhasil mewartakan Injil, selain karena _relasi pribadinya yang dalam dengan Yesus serta penghayatan imannya yang kaya,_ Fransiskus pandai menyesuaikan diri dengan rakyat, belajar bahasa daerah, hidup amat sederhana, disukai umat, dan mencurahkan seluruh tenaga untuk perutusannya. Bagi Fransiskus, _mewartakan Injil merupakan panggilan Tuhan yang menjiwai seluruh hidupnya._ 

Semangat merasul yang dihayati St. Fransiskus Xaverius itu diajarkan oleh Rasul Paulus dalam _Bacaan pertama._ Bagi Paulus, menjadi rasul itu bukanlah status istimewa yang ia bangga-banggakan. Mewartakan Injil itu merupakan penugasan yang ia terima dari Tuhan. _“Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (I Kor 9:16)._ Tugas itu ia lakukan bukan atas kemauannya sendiri demi memperoleh keuntungan pribadi, melainkan suatu tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menjadi rasul itu panggilan untuk melayani, bukan untuk menguasai.
    Dari karya misi St. Fransiskus, terlihat bahwa daya tarik yang menyebabkan orang menerima Warta Gembira ialah *teladan hidup* yang ditunjukkan oleh sang rasul serta _*cara ia berinteraksi* dengan orang lain._ Hal itu pun diungkapkan oleh St. Paulus: _”Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.” (Ay. 22)._
    Seperti Rasul Paulus maupun St. Fransiskus, setiap orang Kristiani dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira melalui _kesaksian hidup, kepedulian serta perbuatan baik_ kepada semua orang. 

Dalam _Bacaan Injil_ hari ini dikisahkan, Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada para murid dan memberikan perintah-Nya: _"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Mrk 16:15)._ Kita tahu, waktu itu para murid masih takut dan bingung dengan peristiwa penyaliban Yesus. Kita juga tahu kemampuan para rasul sangat terbatas. Mereka bukan orang pandai seperti orang Farisi atau ahli kitab, dan tidak pernah pergi jauh selain ke Yerusalem. Sangat mengherankan bahwa mereka dipercaya oleh Tuhan untuk mengemban misi Yesus sendiri: pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil. Yang lebih mengherankan lagi, mereka benar-benar melakukan perintah itu dengan penuh semangat. Mereka tentu berusaha mempraktikkan metode yang selama tiga tahun telah diajarkan oleh Guru mereka: yaitu mewartakan Kristus Sang Juru Selamat dengan _memberi teladan hidup, berkeliling sambil berbuat baik kepada semua orang._ 
    Para rasul berangkat dengan hati teguh sebab percaya bahwa mereka tidak bekerja dengan kekuatannya sendiri. Mereka menerima Roh Kudus, dan _“Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” (Ay. 20)._ Dan, akhirnya warta Injil sampai ke kota Roma, dari Roma tersebar ke seluruh dunia, dan akhirnya sampai kepada kita juga. Kita sangat bersyukur kepada Tuhan sebab Ia telah mengutus para rasul ke seluruh dunia, dan mengirim Fransiskus untuk merintis Gereja di tanah Hindia.
    Dalam keterbatasannya, setiap orang Kristiani pun dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira, terlebih ketika masyarakat sedang dilanda penderitaan dan aneka masalah sebagai akibat pandemi ini, atau karena sebab lain manapun. Orang di sekitar kita banyak yang rindu untuk mendengar Kabar Baik bahwa _mereka tidak menderita sendirian, bahwa kita peduli pada mereka, bahwa mereka dikasihi Tuhan, bahwa hidup ini mempunyai makna dan tujuan yang sangat mulia untuk hidup bahagia bersama Tuhan._ 
    Pada masa Adven ini marilah kita meningkatkan komitmen kita untuk _menghadirkan Kabar Gembira *lewat kesaksian hidup kita*_. Pada masa lalu, pewartaan Injil lebih berfokus pada perluasan cakupannya secara geografis hingga mencapai seluruh dunia. Pada masa sekarang kita lebih berfokus agar Kabar Gembira merasuki berbagai bidang kehidupan: keluarga, lingkungan masyarakat, relasi antar-manusia, struktur dan sistem sosial, teknologi, kelestarian alam ciptaan dan bidang-bidang lain.
    
_Ya Yesus Tuhan, resapilah aku dengan Roh-Mu agar aku mampu mewartakan Kabar Baik. Pergunakan pelayananku yang tak berarti ini sebagai kepanjangan tangan-Mu bagi orang-orang yang merindukan kasih-Mu. Amin._

_Selamat mengikuti Ekaristi dan Adorasi Jumper. Selamat beraktivitas mengikuti protokol kesehatan. AMDG. Berkat TUHAN._
_RS/PK/hr_

BERTOBATLAH

 🆁🅰🅶🅸 Minggu, 5 Desember 2021. 
*HARI MINGGU ADVEN II :* 
• Bar. 5: 1-9; 
• Mzm. 126: 1-2ab 2cd-3. 4-5. 6;
• Flp. 1: 4-6. 8-11; 
• Luk. 3: 1-6.

*BERTOBATLAH!*

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita, setiap ada rencana kunjungan kerja Pejabat resmi baik tingkat Daerah maupun Pusat, mereka sibuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki jalan-jalan yang rusak, membersihkan halaman dan pagar rumah serta mempercantik wajah wilayah itu dengan berbagai spanduk _“Selamat Datang”_ disertai dengan umbul-umbul warna-warni. Meskipun kadang tampak dibuat-buat, tetapi satu hal positif yang dapat dipetik dari kebiasaan itu adalah _persiapan yang sebaik mungkin menyongsong kedatangan orang yang patut dihormati, yaitu pejabat._

Hari ini kita memasuki *Minggu Adven II* : Apa persiapan kita untuk menghadapi kedatangan _"Orang yang kita sangat kita hormati "_ yang tidak lain adalah YESUS KRISTUS, Sang Penebus dan Penyelamat Dunia? DIA pasti sangat jauh melampaui para pejabat resmi itu! Semua _Bacaan Suci_ hari ini berisi anjuran bahkan perintah untuk *_mempersiapkan diri kita menyambut kedatangan Sang Mesias._*

_Bacaan Pertama_ dari Nabi Barukh mengajak umat Israel yang waktu itu masih dalam pembuangan di tanah pengasingan, agar bangkit menyongsong ALLAH dengan sempurna; menyongsong hari baru yaitu *_hidup di dalam ALLAH yang penuh sukacita, kemuliaan dan damai._* Untuk itu dia berseru: _“Hendaklah, hai Yerusalem, menanggalkan pakaian kesedihan dan kesengsaraanmu, dan mengenakan perhiasan Kemuliaan ALLAH untuk selama-lamanya” (Bar. 5: 1)._ Sikap yang diminta dari pihak umat adalah *_takwa, patuh, setia kepada ALLAH dan bertobat._*

_Bacaan Kedua_ dari Rasul Paulus, juga mengajak umat untuk menjaga kesucian menjelang hari KRISTUS YESUS. Setiap kali berdoa, Paulus memohon _“semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari KRISTUS” (Flp. 1: 9, 10)._

Sementara Perikop _Injil hari ini,_ mengisahkan seruan Yohanes, tokoh besar menjelang Kedatangan YESUS. Tokoh yang sederhana dan rendah hati ini mempunyai banyak pengikut. Mereka sangat terpikat dan terpesona atas pribadi yang luar biasa dan berwibawa itu. Yohanes yang kelahirannya membuat orang Israel terheran-heran karena dilahirkan dari seorang ibu yang sudah lanjut usianya dan dianggap mandul, dengan suara lantang berseru: _“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan ALLAH akan memgampuni dosamu.” (Luk. 3: 3)._ Dan dengan lebih tegas _“Suara yang berseru-seru di padang gurun”_ ini mengulangi seruan Nabi Yesaya: _"Persiapkanlah jalan untuk TUHAN, luruskanlah jalan bagi-NYA. Setiap lembah akan ditimbun, dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata; yang berliku-liku akan diluruskan; yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari TUHAN.” (ayat 3b. 4. 5;6 lihat juga Yes.40: 3-5)._

*_Pertobatan menjadi syarat utama bagi semua umat beriman yang mempersiapkan kedatangan TUHAN._* Pertobatan tidak hanya kita artikan sebagai menerima Sakramen Tobat melalui pengakuan dosa, melainkan lebih dari itu yaitu *_pembalikan secara total atau perubahan secara radikal dari yang tadinya suka berjalan  dalam kegelapan, sekarang berjalan menuju Terang Sang KRISTUS._*

Menyongsong Hari Natal yang akan datang, apa yang telah kita siapkan? Apakah kita lebih menitik-beratkan pada persiapan fisik seperti pakaian baru, perhiasan Natal, merapikan rumah, mempersiapkan menu makanan dan lain-lain? 
Apa yang harus aku  _“timbun “_ dalam _“lembah kehidupanku”?_ Dendam, marah, iri, prasangka buruk atau ketidak-setiaan?
_“Gunung dan bukit dari kehidupanku”_ apa yang harus aku potong dan ratakan Kesombongan, keserakahan, ketegaran hati Kemurkaan? Ketidakjujuran?
Mana yang _“berliku-liku dalam hidupku”_  yang harus aku luruskan? Kecurangan, suka main belakang dan buat _hoax_, kebohongan, penipuan dan ketidak adilan?

Memasuki Minggu kedua Adven, marilah kita buat rencana untuk _“menata batin”_ kita dengan jalan pertobatan, sehingga kita benar-benar siap menyongsong kehadiran TUHAN YESUS KRISTUS, Penebus dan Penyelamat kita, sehingga kita pantas menerima-NYA!

_Menyadari kelemahan dan kerapuhanku, aku mohon kepada-MU, ya TUHAN, berilah Rakhmat keberanian untuk merombak “manusia lamaku” menjadi “manusia baru”. Bunda Maria dan Bapa Yosef, tolonglah aku. Santo Yohanes Pembaptis, bimbinglah aku. Amin._

_Selamat Merayakan Ekaristi Kudus secara offline atau online. Selamat berhari Minggu. AMDG. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

PENGAMPUNAN DAN PENYEMBUHAN

 🆁🅰🅶🅸 Senin, 6 Desember 2021  
*Hari Biasa - Pekan II Adven :* 
• Yes. 35: 1-10; 
• Mzm. 85: 9ab-10, 11-12, 13-14;
• Luk. 5: 17-26.

*PENGAMPUNAN DAN PENYEMBUHAN.*

Bacaan _Injil hari ini_ mengisahkan tentang orang lumpuh yang disembuhkan. Injil tidak menceritakan siapa orang-orang yang bersusah payah mengusung si lumpuh itu dan membawanya kepada TUHAN YESUS. Padahal mereka itu tidak bisa masuk ke dalam rumah tempat YESUS sedang mengajar. Mereka tidak menyerah! Konstruksi bangunan di Israel memungkinkan mereka untuk membongkar atap rumah dan menurunkan tempat tidur si lumpuh persis di dekat kaki YESUS. Siapa pun mereka - _entah saudara atau teman sekampung_ - yang jelas mereka pasti mempunyai *_kepekaan, kepedulian, rasa prihatin dan bela rasa yang tinggi_* terhadap si lumpuh. Dan di atas segalanya, mereka juga pasti orang yang *_percaya dan mempunyai harapan pada TUHAN YESUS:_* Bahwa hanya DIA-lah yang mampu menyembuhkan orang lumpuh tak berdaya itu.
Menyaksikan semangat, tekad dan kemauan mereka yang besar itu serta didorong oleh kepercayaan dan harapan yang besar itu, maka YESUS langsung menanggapinya: _“Hai saudara, dosamu sudah diampuni.” (Luk. 5: 20)._ Mereka dan si lumpuh itu hanya ingin penyembuhan kaki yang lumpuh itu, tetapi sekarang malah dapat Rakhmat yang ganda dalam dirinya: yaitu *_pengampunan dosa dan penyembuhan pisik._* Selain dosanya diampuni, YESUS juga menegaskan kepada si lumpuh itu: _“Kepadamu KU-katakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (ayat 24b)._

Di saat orang-orang kampung yang polos dan sederhana itu berkobar-kobar harapan dan imannya kepada TUHAN YESUS, sikap para ahli Taurat dan kaum Farisi yang merupakan orang-orang pandai itu, justru semakin menutup hati mereka. Mereka malah sibuk dengan tuduhannya bahwa YESUS telah menghujat ALLAH, karena berani bilang _“dosamu sudah diampuni”._ Padahal seharusnya para ahli Taurat dan kaum Farisi itu paham dan hafal benar bunyi Kitab Suci, khususnya nubuat dari Nabi Yesaya yang menegaskan: _“Lihatlah, ALLAH-mu akan datang dengan pembalasan, dan dengan ganjaran ALLAH. IA sendiri datang menyelamatkan kamu!” (Yes. 35: 4b)._ Selain itu nubuat juga mengungkapkan situasi dan kondisi pada saat keselamatan telah tiba: _"Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa dan mulut orang bisu akan bersorak sorai.” (ayat 5, 6)._ 

Alih-alih para elit masyarakat Yahudi itu akan paham, mereka malah semakin menutup rapat pintu hati mereka. Para elit dan orang-orang hebat itu menganggap diri yang paling tahu isi Kitab Suci dan merasa mempunyai kewenangan tunggal untuk menentukan kebenaran suatu perbuatan berdasar hukum Taurat dan adat Yahudi. Mereka memang degil hatinya dan tinggi kesombongan rohaninya yang melekat dalam kepribadian mereka. Karena itu mereka tetap tidak percaya dan bahkan menolak TUHAN YESUS yang jelas-jelas berkuasa untuk menyembuhkan segala penyakit dan mengampuni jiwa pendosa di depan hidung mereka!

Bacaan-bacaan Suci hari ini membawa kita pada permenungan sebagai berikut:

*Pertama,* kepekaan, kepedulian, rasa prihatin dan bela rasa dari para pengusung itu kepada penderita lumpuh tidak diragukan. Karena itu, mereka berjuang tanpa pamrih membawa si lumpuh kepada YESUS.
Bagaimana kepekaan dan kepedulian kita selama masa Adven ini kita wujudkan dalam bentuk nyata dalam memperhatikan dan menolong orang-orang sakit, menderita, tersingkir dan sangat memerlukan bantuan?
*Kedua,* kesombongan rohani dan kedegilan hati selalu diperlihatkan oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi.
Bagaimana kita sendiri? Khususnya kita yang merasa sebagai _“aktivis di Gereja maupun di masyarakat”:_ apakah kita sering kejangkitan _“penyakit kaum elit Yahudi”_ itu? Merasa paling hebat dan paling tahu?
*Ketiga,* pengampunan dan penyembuhan merupakan Rakhmat TUHAN yang tidak ternilai harganya. Khususnya si lumpuh itu mendapat kedua Rakhmat itu pada saat yang sama, karena kepercayaan pada TUHAN, kerendahan dan kerelaan hati untuk membuka diri pada Kasih dan Kemurahan ALLAH. Kita pun bisa mendapatkan berbagai Rakhmat dari ALLAH, asalkan tetap percaya, rendah hati dan terbuka terhadap Kemurahan ALLAH.
Sudahkah sikap dan sifat itu kita miliki terutama pada masa menantikan Kedatangan TUHAN saat ini?

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk mempunyai kepekaan dan kepedulian serta bela rasa kepada sesamaku. Buanglah segala kesombongan rohaniku dan tambahkanlah imanku, kerendahan hati serta keterbukaan diriku terhadap-MU. Amin._

_Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

BEGITU BERNILAI SATU JIWA MANUSIA

 🆁🅰🅶🅸 Selasa, 7 Desember 2021.
*Peringatan Wajib St. Ambrosius, Uskup & Pujangga Gereja :*  
• Yes.40: 1-11; 
• Mzm. 96: 1-2, 3, 10ac. 11-12, 13;
• Mat. 18: 12-14.

*BEGITU BERNILAI SATU JIWA MANUSIA.*

_"Demikian juga BAPA-mu yang di Surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.” (Mat. 18: 14),_ demikian Sabda TUHAN menutup perumpamaan tentang seeekor domba yang hilang.
Harus diakui bahwa bila kisah perumpamaan TUHAN YESUS tentang seekor domba yang hilang ini dilihat dari kacamata atau pertimbangan ekonomis, sangat tidak rasional. Bagaimana mungkin satu ekor domba yang mengalahkan kepentingan 99 domba lainnya? Kalau hanya satu ekor domba yang terus membandel, mengapa tidak _“dikorbankan”_ saja demi keutuhan 99 domba lainnya?

Benar bahwa secara ekonomis dan rasional apa yang dilakukan oleh gembala dalam perumpamaan itu *_"sungguh perbuatan yang bodoh!_* Namun, perikop _Injil hari ini_ bermaksud untuk menekankan karakter atau sifat ALLAH yang Maharahim dan menghendaki agar semua anak-NYA selamat. *_Jadi ALLAH datang ke dunia ini semata-mata untuk menyelamatkan semua jiwa manusia - siapa pun dia, dari bangsa atau suku, agama mana pun, apa pun budayanya, jabatan dan pangkatnya serta status sosialnya! Inilah Kerahiman ALLAH yang sering tidak kita pahami._*
BAPA kita yang ada di Surga menghendaki semua orang itu selamat, termasuk juga pendosa berat, koruptor kelas kakap, penjahat atau pembunuh yang telah disingkirkan atau dibuang oleh keluarga dan masyarakatnya. Perumpamaan ini mau mempertegas visi dan misi TUHAN YESUS datang ke dunia ini yaitu agar semua orang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Karena itulah Nabi Yesaya bernubuat jauh sebelum kelahiran KRISTUS bahwa  _“seperti seorang gembala, IA menggembalakan kawanan ternak-NYA dan menghimpunkannya dengan tangan-NYA, anak-anak domba dipangku-NYA, induk-induk domba dituntun-NYA dengan hati-hati.” (Yes. 40: 11)._
Dengan demikian, TUHAN mendasarkan seluruh karya-NYA di atas *_landasan cinta kasih yang tidak ada batasnya dan tidak diskriminatif._* Kepada bangsa Israel - _bangsa pilihan-NYA_ - yang tidak setia dan sering memberontak terhadap DIA dan melanggar berbagai hukum-NYA, tetap dicintai agar dapat bertobat dan kembali ke pangkuan-NYA. *_Sebab, tanpa cinta kasih pertobatan hanya pura-pura!_* Jika ALLAH sendiri merelakan ANAK-NYA untuk mati secara keji di kayu salib, masakan kita masih enggan untuk bertobat? Pertobatan itu akan mengantar jiwa kita sendiri kepada keselamatan kekal! Sebaliknya, pemberontakan terhadap ALLAH hanya menghasilkan kerisauan, kerusuhan, permusuhan, peperangan dan kenistaan. 

Sebagai pengikut KRISTUS yang setia, marilah kita persiapkan hati kita pada masa Adven ini untuk benar-benar bertobat dan menyesali masa lalu kita yang mungkin penuh dengan lembaran hitam. Marilah kita mulai dengan lembaran baru, semangat baru serta menjadi manusia baru! Jalannya cuma satu, yaitu *_pertobatan!_* Tunggu apa lagi?

Hari ini Gereja merayakan peringatan *Santo Ambrosius* (334-397) yang terkenal sebagai ahli hukum. Ia diangkat sebagai Gubernur yang berkedudukan di Milano. Ketika uskup kota itu meninggal dan diadakan pemilihan, ia datang sebagai Gubernur untuk menjaga ketenangan dan kerukunan. Tetapi pada saat ia sedang membuka acara itu, tiba-tiba ada seorang anak yang berteriak: _Uskup Ambrosius! Uskup Ambrosius!_ Dan dengan spontan serta aklamasi ia dipilih menjadi Uskup. Ia menolak karena saat itu ia belum dibaptis. Tetapi atas desakan seluruh umat, akhirnya ia dinobatkan jadi Uskup Milano setelah ia dibaptis dan menerima sakramen-sakramen lainnya. Ternyata kepemimpinan Uskup ini luar biasa: ia menjadi pembela iman Kristiani yang benar terutama dalam melawan bidaah Arianisme. Ia juga banyak menulis buku dan kotbah serta memberikan bimbingan rohani kepada umat. Wibawanya besar dan disegani juga oleh kalangan istana raja. Ketika meninggal ia diangkat sebagai salah satu dari 4 pujangga Gereja di Barat di samping *Santo Agustinus, Santo Hieronimus dan Santo Gregorius.*

_Ya TUHAN, aku bersyukur dan berterima kasih ENGKAU telah menyelamatkan aku dan sesamaku, domba-domba yang tersesat ini. Ajarilah aku agar bisa hidup seperti Sang Gembala Baik yang selalu berpihak pada yang lemah,  miskin, sakit dan sesat. St. Ambrosius, doakanlah aku. Amin._

_Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

KEKUDUSAN MARIA.

 🆁🅰🅶🅸 Rabu, 8 Desember 2021. 
*HARI RAYA S.P. MARIA DIKANDUNG TANPA NODA :*          
• Kej. 3: 9-15. 20; 
• Mzm. 98: 1. 2-3ab. 3bc-4;
• Ef. 1: 3-6. 11-12; 
• Luk. 1: 26-38.

*KEKUDUSAN  MARIA.* 

Hari ini Gereja Katolik seluruh dunia merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Tanpa Noda. Tentang gelar _“Maria yang dikandung tanpa noda dosa,”_ hendaknya dapat dipahami sebagai berikut: Gelar itu ingin mengungkapkan  bagaimana Maria *_memang dipersiapkan untuk menjadi Ibu YESUS, Sang Mesias, sehingga Maria memang kudus sejak awal, sejak Ia dikandung oleh ibunya, Santa Anna. Maria tidak memiliki dosa apa pun, termasuk dosa asal, agar Ia pantas mengandung TUHAN YESUS, ANAK ALLAH._* Dosa asal adalah suatu hambatan untuk memiliki Rakhmat yang memuaskan, karena kejatuhan dosa leluhur pertama kita, yaitu Adam dan Hawa, - _lihat Bacaan Pertama, Kej. 3: 9-15_ - sehingga menggeser tujuan mulia hidup manusia. Namun Perawan Suci Maria terbebas dari semuanya itu, karena posisinya yang istimewa, demikian penjelasan Santo  Yohanes Paulus II pada 1 Oktober 1986 ketika menjabat Paus.

Kekudusan Maria lebih dipertegas lagi ketika Malaikat mengunjungi Maria seperti diungkapkan dalam perikop _Injil hari ini: “ROH KUDUS akan turun atasmu dan Kuasa ALLAH Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu ANAK yang kaulahirkan itu akan disebut Kudus, ANAK ALLAH.” (Luk. 1: 35)._ Segala perilaku, tutur kata dan sikap Maria juga mencerminkan kekudusannya, ketika Ia dengan dengan rendah hati dan penuh iman serta sikap pasrah menyatakan di depan Malaikat: _“Sesungguhnya aku ini adalah Hamba TUHAN, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (ayat 38)._ Tidak ada seorang manusia mana pun yang memiliki kedekatan yang lebih erat dengan TUHAN YESUS, kecuali Maria karena secara pisik bersatu dengan YESUS sejak awal. Maria dipilih ALLAH supaya _“kudus tak bercacat di hadapan-NYA.” (lihat Ef. 1: 4). *Dan sikap Maria yang rendah hati serta pasrah kepada Kehendak-NYA merupakan pengudusan mendalam yang diterimanya dengan penuh iman terhadap Rencana ALLAH.*_ 

Karena itu Gereja melalui Paus Pius IX pada 8 Desember 1854 dengan ensiklik _Ineffabilis Deus_ meneguhkan suatu dogma bahwa Maria dikandung tanpa noda. *_Terdapat 4 (empat) dogma (= pernyataan iman Gereja) yang menyangkut Maria,_* yaitu
_(1) Maria adalah Bunda ALLAH (dinyatakan dalam Konsili Efesus tahun 431)_
_(2) Maria adalah Perawan (penegasan kembali Syahadat yang diakui sejak abad 3 dalam Konsili Konstantinopel II tahun 553._
_(3) Maria Dikandung tanpa noda (Paus Pius IX pada 8 Desember 1854)._
_(4) Maria diangkat ke Surga dengan jiwa dan badannya (Paus Pius XII pada tahun 1950)._
Khusus tentang Dogma (3) dan Dogma (4), tidak berarti bahwa ajaran itu baru _“ditemukan”_ pada dua atau satu abad terakhir. Kebenaran itu secara resmi dirumuskan oleh Paus Pius IX dan Paus Pius XII sudah sejak semula diimani dan dihayati oleh Gereja, hanya belum dinyatakan sebagai dogma atau ajaran resmi Gereja. Malahan harus dikatakan bahwa *_keempat kebenaran dogma itu berkaitan satu dengan yang lain._*

Melalui pembaptisan, TUHAN juga telah menguduskan kita sebagai anak-anak-NYA. Tetapi tidak mudah bagi kita untuk mempertahankan kekudusan itu secara konsisten dan konsekuen dalam hidup sehari-hari. Bunda Maria adalah teladan nyata dan sempurna bagi semua orang beriman, karena dalam dirinyalah kita menemukan figur kekudusan, relasi yang akrab dengan YESUS, sikap ketaatan yang total sebagai hamba ALLAH dan kesetiaan mengikuti YESUS sampai ke bawah kayu salib di Golgota. Bunda Maria adalah *_“idola utama dan tepat”_* bagi kita terutama dalam mempersiapkan kedatangan TUHAN pada Masa Adven ini.
Apakah kita sudah berusaha meneladan kekudusan, ketaatan, kesetiaan dan kedekatannya dengan TUHAN YESUS?

_Ya TUHAN, ajarilah dan kuatkanlah aku dalam meneladan Bunda Maria, agar semakin teguh imanku kepada-MU. Ya Bunda Maria yang kudus dan tak bernoda, tularkanlah kekudusanmu sedikit padaku; dan bimbinglah serta lindungilah aku. Santo Yosef yang telah berhasil turut menjaga kekudusan Bunda Maria, murnikanlah hatiku. Amin._

 _Selamat Merayakan Pesta Bunda Maria dikandung tanpa noda. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN._
_PK/hr._

SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGAR” (Mat. 11: 15)

_*"SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGAR”*_ *_(Mat. 11: 15)._*

Sejak Perjanjian Lama, para Nabi sudah menubuatkan kedatangan Sang Mesias. Ketika saat terlaksananya nubuat itu semakin dekat, peran *Yohanes Pembaptis* sangat penting. Ia bertindak seolah-olah sebagai _“voor rijder”_ atau _“pembuka jalan”_ bagi kedatangan Sang Mesias. Yohanes Pembaptis mempersiapkan hati umat Israel untuk menyambut kedatangan Sang Mesias, dengan menyerukan pertobatan dan mewartakan bahwa Kerajaan ALLAH sudah dekat. Dan TUHAN YESUS sendiri memuji peran besar Yohanes Pembaptis dengan mengatakan: _"Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan, tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya.” (Mat. 11: 11)._ Tetapi, tidak semua orang mau mendengarkan Yohanes. Salah satu alasan adalah karena ajarannya dianggap terlalu keras dan mengganggu kenyamanan hidup para pendengarnya. Karena itu pada akhir keterangannya tentang Yohanes Pembaptis, YESUS memperingatkan: _“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” (ayat 15)._

Kita diundang TUHAN YESUS untuk selalu mendengarkan baik ajaran Yohanes maupun terutama ajaran- NYA, yang sekarang dilanjutkan oleh Gereja. Telinga hati kita harus dibuka lebar-lebar untuk mendengarkan seruan pertobatan Yohanes Pembaptis. Dalam masa Adven ini kiranya kita perlu menanggapi seruan pertobatan itu melalui Sakramen Pengakuan Dosa. Pengakuan Dosa yang benar akan menghasilkan Rakhmat TUHAN yang berlimpah. Karena itu, kiranya kita tidak menganggap Sakramen Pengakuan Dosa itu hanya sekadar _“upacara rutin"_ menjelang perayaan Natal dan Paskah. *_Pengakuan Dosa adalah suatu Sakramen, yaitu tanda kehadiran KRISTUS sendiri._* Maka kita perlu persiapan batin untuk bertemu dengan YESUS KRISTUS sendiri dalam kamar pengakuan dosa itu yang diwakili oleh seorang Imam.

Melalui Nabi Yesaya, ALLAH berfirman kepada umat Israel yang sedang dalam pembuangan: _“Janganlah takut, AKU-lah yang menolong engkau.” (Yes. 41: 13)._ ALLAH sendiri menjamin bahwa IA akan selalu mendampingi dan menuntun umat Israel. IA tidak membiarkan mereka menderita. Janji ALLAH itu juga ditujukan kepada kita saat ini. Kelahiran YESUS menjadi puncak dari penyertaan-NYA bagi umat manusia. *_YESUS adalah Immanuel: ALLAH beserta kita, yang sekarang ini terwujud dalam Sakramen Mahakudus._* Puji TUHAN!

Bila kita renungkan lebih mendalam, mengapa orang selalu ada yang menolak ajaran Yohanes maupun ajaran YESUS KRISTUS? Tentunya banyak penyebabnya, namun di antara berbagai alasan itu, *_berkembangnya materialisme dan sekularisme merupakan penyebab utama pada masa kini._* Bagi mereka itu, YESUS dan ajaran-NYA dianggap _"tidak relevan”_ lagi. Bagi mereka yang menganggap diri Kristen atau Katolik, bila sudah kejangkitan kedua _“isme”_ itu lama kelamaan akan meninggalkan iman akan KRISTUS; mereka akan berdalih: _“Tanpa doa pun, hidup kita tetap berkecukupan dan baik-baik saja. Tanpa ke gereja pun, kita bisa jadi orang baik!"_ Materialisme memang lebih mendewakan uang dan materi untuk meraih _“kebahagiaan”,_ bukan dengan ibadat, doa atau matiraga. Tidak dapat disangkal bahwa  uang dan materi itu *_salah satu alat atau sarana_* untuk mencapai kesejahteraan. Tetapi kita tidak bisa mengandalkannya 100% untuk meraih kebahagiaan sejati. Orang pada moment tertentu pasti akan membutuhkan sesuatu yang lebih tinggi nilainya dari pada uang dan harta. Orang akan haus pada nilai-nilai cinta kasih dan nilai spiritual. Teguran YESUS _“siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar”_ mengingatkan kita untuk membuka hati untuk mempersiapkan kedatangan-NYA dengan sebaik-baiknya.
Sudahkah kita persiapkan hati kita dengan sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan KRISTUS pada hari Natal nanti?

_Ya YESUS, tegurlah aku senantiasa, bila telinga hatiku menjadi tuli dan tidak mau mendengar ajakan-MU untuk bertobat sebagai persiapan menyambut kedatangan-MU. Ampunilah aku bila terlalu berfokus pada kenyamanan materi. Amin._

Bdk
• Yes. 41: 13-20; 
• Mzm. 145: 1-9. 10-11. 12-13ab; 
• Mat. 11: 11-15.
_PK/hr._

Friday, November 12, 2021

MENGAMPUNI

 🆁🅰🅶🅸 Senin, 8 November 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XXXII :
• Keb. 1: 1-7;
• Mzm. 139: 1-3. 4-6. 7-8. 9-10;
• Luk.17: 1-6.

MENGAMPUNI

Pada hari ini TUHAN YESUS dalam perikop Injil memberikan beberapa nasehat praktis yang bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
Pertama. Janganlah ikut menyesatkan. TUHAN YESUS sendiri mengaku, saat itu "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya." (Luk. 17: 1). Harus diakui bahwa dengan pesatnya perkembangan dunia medsos, maka orang mudah juga membuat berita-berita bohong (hoax). Saat ini karena orang sengaja menyebar luaskan hoax dan dilakukan secara terus menerus maka yang hoax ini bisa dianggap sebagai "kebenaran". Yang paling penting kita lakukan selain kita kritisi terus adanya berita bohong itu, maka kita juga harus pro-aktif memerangi hoax dengan menyebarkan kebenaran dan dengan obyektif menunjukkan mana yang salah.
Pada masa carut-marut informasi yang menyesatkan saat ini, kita harus teguh iman kita. Maka bersama para Rasul kita mohon kepada TUHAN: "Tambahkanlah iman kami." (ayat 5). Dengan iman, kita akan dikuatkan sekaligus diberi penerangan ROH  supaya jangan tersesat ketika berjalan ke Rumah BAPA.

Kedua. "Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia." (ayat 3).
Menegor dengan penuh cinta kasih, bukan dengan kemarahan atau rasa benci. Dengan dasar itu kita harus mampu memaafkan atau mengampuni. Dan pengampunan itu dilakukan bukan hanya sekali atau dua kali, melainkan berkali-kali alias seterusnya sebab BAPA di Surga juga Maharahim dan Maha Pengampun yang selalu mengampuni para pendosa yang bertobat.
Sedangkan YESUS menuntut kita agar dapat hidup sempuna seperti BAPA di Surga. (bdk. Mat. 5: 48).

Berusaha untuk menghindari dosa itu penting, tetapi mengampuni orang yang bersalah mengantar manusia pada kemanusiaan sejati.
Salah satu aspek penting dari pengampunan yang disampaikan YESUS adalah memberi kesempatan. Maka pengampunan bukan semata-mata memberi maaf saja, tetapi juga kesediaan menerima kembali dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Tentu hal ini tidak mudah buat kita saat ini sebab banyak tantangannya seperti kemampuan untuk mengendalikan diri, mengalahkan rasa sombong/gengsi pribadi. Pengampunan hanya bisa diberikan bila manusia mau membuka diri untuk rendah hati dan menerima kebijaksanaan Ilahi.

Salomo memberikan nasehat tentang kebijaksanaan ini dengan anjuran: "Carilah kebijaksanaan dan jauhilah dosa.": "Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia, hendaklah pikiranmu tertuju pada TUHAN dengan tulus ikhlas, dan carilah DIA dengan tulus hati!" (Keb. 1: 1).
Kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati yang keruh dan dikuasai oleh dosa.
Sudahkah kita siap untuk terbuka?

Ya TUHAN, tambahkanlah imanku supaya hatiku senantiasa terbuka untuk mengampuni sesamaku. Dan ajarilah aku untuk tetap rendah hati. Amin.

Selamat pagi. Selamat menjalankan aktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

KITA ADALAH BAIT ALLAH.

 🆁🅰🅶🅸 Selasa, 9 November 2021. 
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran :

• Yeh. 47: 1-2. 8-9. 12; 
• Mzm. 46: 2-3. 5-6. 8-9;
• 1Kor. 3: 9b-11. 16-17;  
• Yoh. 2: 13-22.

KITA ADALAH BAIT ALLAH.

Gereja Basilik Santo Yohanes Lateran di Roma adalah Gereja Paus yang dianggap sebagai "kepala" dan "ibu" dari semua Gereja di seluruh dunia. Semula Gereja ini adalah istana seorang senator kaya, Plautius Lateranus. Setelah ia meninggal, Kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324 mendirikan kapel yang didedikasikan kepada Santo Yohanes Pembaptis dan Santo Yohanes Penginjil. Dalam konteks sejarah Gereja Katolik, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian dalam Gereja, setelah selama tiga abad lebih berada dalam penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang masih kafir. Peringatan pemberkatan basilik ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu.

Semua Bacaan Suci hari ini menekankan tentang peranan dari bangunan Gereja yang pada zaman Perjanjian Lama dan pada Perjanjian Baru disebut Bait ALLAH, maupun juga peranan Gereja sebagai persekutuan umat ALLAH.
Dalam Bacaan Pertama, dilukiskan bahwa air yang mengalir dari Bait ALLAH itu mempunyai daya hidup yang luar biasa: "Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup". (Yeh. 47: 9). Gereja sebagai persekutuan umat ALLAH diharapkan dapat memberikan kehidupan dalam semua aspek hingga semua manusia dari mana pun asalnya merasa nyaman, damai dan sejahtera dalam pangkuan Gereja maupun karena pengaruh Gereja. Air yang mengalir tiada henti itu melambangkan juga Rahmat TUHAN yang membersihkan hati, menyucikan pikiran dan jiwa serta melepaskan dahaga.

Sebagai seorang ahli bangunan, Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua mengingatkan kita bahwa dasar atau pondasi dari Bait ALLAH adalah YESUS KRISTUS sendiri. Bahkan Paulus mengajarkan bahwa badan kita adalah Bait ALLAH. Sebagaimana YESUS itu kudus, maka sudah sepantasnya kalau kita juga harus menjaga kekudusan badan dan jiwa kita. Mengapa kita disebut Bait ALLAH? Karena sejak pembaptisan, ROH ALLAH telah tinggal dalam diri kita masing-masing. Karena itu, benarlah penglihatan Nabi Yehezkiel, bahwa orang-orang yang berada dalam Bait ALLAH atau Gereja itu harus kudus. Dengan demikian "air yang mengalir keluar" dari Bait ALLAH itu mampu menyucikan, membersihkan dan πmenghidupi semua makhluk ciptaan-NYA.

Karena kita semua harus menjaga kekudusan Bait ALLAH, maka sangat dimengerti bahwa TUHAN YESUS sangat marah melihat para pedagang hewan korban berjualan seenaknya di seputar Bait ALLAH. DIA tidak terima Rumah BAPA-NYA dijadikan sarang penyamun. Maka IA usir semua pedagang itu sambil membalikkan barang-barang dagangan mereka. Dengan merenungkan peristiwa kemarahan YESUS terhadap para pedagang di Bait ALLAH itu, kita pada hari ini secara khusus diajak untuk mawas diri: Apakah kita juga seperti para pedagang itu yang menjadikan Gereja sebagai ajang bisnis? Kita menggunakan Gereja sebagai lahan untuk mencari untung, sehingga pada saat kerugian yang dialami, maka Gereja mulai ditinggalkan, benarkah jalan pikiran seperti itu? Marilah pada Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran ini kita murnikan kembali motivasi dan niat kita pergi ke Gereja adalah untuk memuliakan Nama ALLAH, bersyukur dan bersujud kepada-NYA serta mengadakan persekutuan dengan seluruh umat beriman dalam KRISTUS.

Ya YESUS, ajarilah aku untuk menjaga kemurnian dan kesucian hatiku, karena aku percaya bahwa badanku adalah Bait ALLAH. Aku mohon agar ENGKAU mau memupuk iman dan cintaku kepada-MU serta bersama umat-MU yang lain memuji dan memuliakan Nama-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

TAHU DIRI SERTA TAHU BERSYUKUR DAN BERTERIMA KASIH.

 🆁🅰🅶🅸 Rabu, 10 November 2021.
Peringatan Wajib St Leo Agung, Paus & Pujangga Gereja
• Keb. 6: 1-11;
• Mzm. 82: 3-4. 6-7;
• Luk. 17: 11-19. 

TAHU DIRI SERTA TAHU BERSYUKUR DAN BERTERIMA KASIH.

Kitab Kebijaksanaan dalam Bacaan Pertama memberikan nasehat yang tepat bagi para pemimpin yaitu para raja dan penguasa lainnya. Diingatkan bahwa kekuasaan yang sedang dipegang dan dijalankan adalah dari TUHAN sendiri. Karena itu harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. TUHAN sendiri yang akan mengontrol segala perencanaan dan tindakannya. Para pemimpin pada dasarnya adalah "abdi dari Kerajaan-NYA", maka jangan sekali-kali menyalahgunakan kekuasaan itu. Sebab, "Dengan dahsyat dan cepat IA akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar." (Keb. 6: 5).

Bagi kita yang saat ini masih dipercaya sebagai pemimpin, kepala atau komandan yang memegang suatu jabatan tertentu, kiranya dapat menyadari bahwa kekuasaan yang sedang kita miliki itu bersifat sementara. Karena itu, harus dapat kita pergunakan sesuai dengan kehendak-NYA melalui aturan main yang berlaku.
Betapa pun kecilnya wewenang dan kuasa yang kita pegang, hal itu harus dijalankan dan dipertanggung jawabkan secara paripurna. Jangan sampai kita telantarkan dan tinggalkan kewajiban kita itu karena pada dasarnya kita adalah hanya menjadi "alat-NYA".

Dalam perikop Injil hari ini, TUHAN YESUS dalam perjalanan-NYA menuju Yerusalem, dan menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea, telah memberikan kesembuhan kepada sepuluh orang kusta. Penyakit kusta pada waktu itu dianggap penyakit terkutuk, paling nista dan najis. Mereka berteriak-teriak memanggil Nama-NYA: "YESUS, Guru, kasihanilah kami!" (Luk. 17: 13). Dengan penuh belas kasih, YESUS memandang mereka sambil berkata: "Pergilah perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." (ayat 14). Ini adalah tradisi lama dalam Taurat bahwa orang kusta yang mau ditahirkan, harus datang ke imam (lihat Im. 14: 1-32). Sementara mereka pergi ke sana, sembuhlah kesepuluh orang kusta itu. Akan tetapi, hanya satu orang - justru ini orang kafir dari Samaria yang dianggap sebagai warga negara kelas dua - yang ingat untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada YESUS. Hal ini membuat YESUS juga agak heran: "Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan ALLAH selain daripada orang asing ini?" (ayat 18). Mana kesembilan orang Yahudi itu? Apakah diri kita juga mirip dengan sembilan orang yang disembuhkan itu?

Di balik kisah ini YESUS ingin mengingatkan kita supaya menjadi orang-orang yang tahu berterima kasih atas Kebaikan TUHAN. Jangan hanya pergi ngeloyor tanpa ingat untuk berterima kasih pada TUHAN atau pada orang yang telah berjasa kepada kita! Kebaikan TUHAN tidak hanya menyangkut kejadian yang besar atau luar biasa, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal yang kecil, remeh dan tidak diperhatikan orang. Di sinilah pentingnya kita mempunyai kepekaan untuk dapat berterima kasih. Hal yang sama juga berlaku bila kita telah dibantu atau diberi pertolongan oleh orang lain. Janganlah lupa mengucapkan terima kasih.
Apalagi bila kita adalah seorang pemimpin! Pemimpin harus bisa memberikan teladan, termasuk dalam hal berterima kasih. Ucapan terima kasih bila keluar dari mulut seorang pemimpin, akan sangat berarti bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jadilah orang yang suka mengucapkan terima kasih, sebab biasanya ia juga suka bersyukur kepada TUHAN. Orang yang suka bersyukur senantiasa akan mendapatkan jalan dan berkat-NYA.

Hari ini secara Nasional bangsa kita memperingati jasa-jasa Para Pahlawan yang telah gugur ketika mendirikan, mempertahankan dan berjuang dengan gigih membela kehormatan bangsa. Mereka telah berkorban baik jiwa maupun raganya. Marilah kita bersyukur kepada TUHAN karena telah memberi orang-orang terbaik yang telah rela berkorban. Kita berdoa untuk para Pahlawan bangsa itu serta seluruh keluarga yang ditinggalkan.

Hari ini Gereja secara universal memperingati St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja (+461). Dialah Paus yang gigih melawan ajaran sesat tentang ke-Ilahian dan kemanusiaan KRISTUS dan menegaskan bahwa YESUS itu sungguh ALLAH dan sungguh manusia, tetapi satu Pribadi! Paus Leo terkenal sebagai Pujangga Gereja yang banyak menulis tentang iman Katolik yang benar. Dialah pemimpin yang berani, berwibawa, penuh semangat, pantang menyerah, berhati lapang dan sederhana pola hidupnya.

Ya YESUS, ajarilah aku untuk menjadi seorang pemimpin atau kepala yang bertanggung jawab, jangan biarkan aku lari dari tanggung jawabku. Dan ingatkanlah aku agar aku dapat menjadi orang yang suka berterima kasih kepada TUHAN dan sesama. St Leo Agung, doakanlah kami. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.