Latest News

Showing posts with label Perintah. Show all posts
Showing posts with label Perintah. Show all posts

Tuesday, August 24, 2021

Apakah Kamu Tidak Mau Pergi Juga

 🆁🅰🅶🅸 Minggu, 22 Agustus 2021.

HARI MINGGU BIASA XXI :

• Yos. 24: 1-2a. 15-17. 18b;

• Mzm. 34: 2-3. 16-17. 18-19. 20-21. 22-23;

• Ef. 5: 21-32;

• Yoh. 6: 60-69.


"APAKAH KAMU TIDAK MAU PERGI JUGA?"(Yoh.6:67)


Setelah mendengarkan ajaran TUHAN YESUS tentang Roti Hidup, banyak orang-orang Yahudi yang sudah mengikuti-NYA dari dekat, merasa kecewa karena ajaran-NYA dinilai terlalu keras. Apalagi orang-orang Farisi menyoalkan-NYA, bagaimana DIA berasal dari Surga, padahal DIA dan orangtua-NYA tinggal di Nazaret? Jadi selain merasa keras dan sulit melaksanakan tuntutan-NYA, maka banyak murid yang kecewa dan mundur teratur. "Mulai dari waktu itu banyak murid-murid- NYA mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti DIA." (Yoh.6:66). Inilah yang konon dikatakan sebagai angka "neraka" atau "angka setan"  (666). Mengapa demikian? Sebab, kalau orang meninggalkan TUHAN YESUS, sangat dipercaya bahwa ia tidak akan selamat. 


Orang yang meninggalkan TUHAN YESUS disebabkan karena berbagai alasan. Namun sebenarnya mereka menolak jalan bersama YESUS kembali kepada BAPA: bertobat dari dosa dan diselamatkan. Atas dasar itu TUHAN YESUS bertanya kepada kedua belas murid-NYA: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-NYA: " TUHAN, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-MU adalah perkataan hidup yang kekal". (ayat 67,68) Petrus telah mengenal DIA dan menemukan kebenaran dalam DIA. Petrus mengasihi-NYA dan sama sekali tidak melihat ada alasan lain untuk meninggalkan DIA.

Bagaimana dengan pengalaman rohani kita sendiri berelasi dengan YESUS?


Dalam Bacaan Pertama pertanyaan yang senada juga diajukan oleh Yosua pemimpin bangsa Yahudi sesudah Musa wafat, kepada pemuka-pemuka masyarakat Yahudi, ketika menjelang Yosua wafat. Yosua bertanya kepada siapakah sebenarnya bangsa Israel itu beribadah, apakah kepada dewa-dewa seperti nenek moyang mereka di seberang Sungai Efrat atau kepada dewa-dewa orang Amori? Maka pemuka-pemuka itu menjawab: "Jauhlah dari kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!... Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab DIA-lah ALLAH kita." (Yos. 24:16,18). 

Mengapa demikian? Karena mereka merasakan bahwa TUHAN-lah yang memimpin dan menuntun perjalanan nenek moyang mereka dari Mesir ke tanah terjanji. Dan TUHAN-lah yang melindungi seluruh perjalanan hidup mereka. 


Dari permenungan kedua Bacaan Suci itu, kita sendiri kadang kala merasakan hidup ini sering membosankan, tidak ada gerak dinamika yang mendorong semangat hidup kita, apalagi pada masa pandemi saat ini yang banyak membatasi gerak ke luar rumah dan berbagai kegiatan yang biasa kita lakukan. Selama hampir dua tahun ini, masyarakat kita benar-benar terpukul oleh wabah Covid-19! Dinamika ekonomi jadi tersendat, banyak perusahaan tutup dan terjadi PHK besar-besaran. Sementara itu aktivitas belajar dan mengajar di sekolah dan kampus juga terhenti; rumah-rumah ibadah tutup; segala toko atau mall sampai warung Tegal pada tutup. Belum lagi cerita sedih dari kawan, saudara atau bahkan kakak-adik dan orangtua yang terpapar Covid dan banyak yang meninggal. Menghadapi berbagai masalah pelik itu, kadang kita takut bercampur bingung, ingin cari jalan keluar secepatnya, namun merasa buntu dan bahkan bisa timbul rasa putus asa!

Dalam kondisi yang berat dan terpukul mental kita itu, apakah kita masih percaya Kehadiran TUHAN  tetap berada di tengah-tengah kita? Atau, apakah kita mau lari meninggalkan TUHAN juga? Apakah kita bisa mengulang lagi jawaban Petrus kepada Guru-NYA: "TUHAN kepada siapakah kami akan pergi?" Cobalah kita renungkan secara mendalam, apakah kalau kita meninggalkan TUHAN, akan mendapatkan allah-allah lain yang lebih menarik dan menggairahkan serta meneguhkan hidup kita? Apakah kondisi itu merupakan jalan yang lebih baik? Ataukah kita tetap dalam lindungan TUHAN dan kita mantapkan niat kita untuk terus mengikuti-NYA dengan berserah diri secara total kepada-NYA?


Seperti halnya hubungan antara suami dan isteri tidak dapat diceraikan begitu saja karena ada alasan yang sangat mendasar, yaitu karena laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikian pula hubungan KRISTUS dengan jemaat-NYA, tidak dapat dipisahkan, karena KRISTUS telah mengasihi dan menyerahkan Diri-NYA seutuhnya untuk jemaat, seperti ditegaskan dalam Bacaan Kedua. Apabila demikian kondisinya, apakah kita sebagai jemaat sampai hati akan meninggalkan TUHAN YESUS? Cobalah kita meneladan jawaban dan sikap Petrus: TUHAN kepada siapakah kami akan pergi?


Ya TUHAN, utuslah ROH KUDUS-MU untuk meneguhkan imanku agar bila ketakutan, kebimbangan dan keraguan melanda diriku, seperti masa pandemi ini, aku tetap kuat dan tabah untuk tetap setia mengikuti jejak-MU dan memikul salib bersama-MU sampai ke puncak Golgota. Sebab, di sanalah terdapat keselamatan dan kemuliaan sejati. Amin.


Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi Kudus secara offline atau online. Selamat berhari Minggu. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.