Latest News

Showing posts with label Undangan. Show all posts
Showing posts with label Undangan. Show all posts

Tuesday, August 24, 2021

Dengan Percaya Penuh Kita Penuhi Undangan Tuhan

🆁🅰🅶🅸 Kamis, 19 Agustus 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XX :
• Hak. 11: 29-39a;  
• Mzm. 40: 5. 7-8a. 8b-9. 20;
• Mat. 22: 1-14.

DENGAN PERCAYA PENUH KITA PENUHI UNDANGAN TUHAN.

Dalam Bacaan Pertama dilukiskan tentang kesetiaan yang radikal terhadap TUHAN dari Yefta, panglima Israel. Pergumulan batin Yefta dan puteri tunggalnya sungguh tidak ringan. Demi memenuhi nazarnya pada TUHAN, Yefta harus kehilangan puteri tunggalnya. Sedang puterinya harus kehilangan kegembiraan di masa mudanya. Namun, sekalipun korban nazarnya itu adalah puteri tunggalnya sendiri, Yefta tetap kuat untuk melaksanakan nazarnya itu. "Aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur." (Hak. 11:35). Dan sikap puterinya sendiri juga patut diacungi jempol karena ia mendukung pelaksanaan nazar ayahnya itu sekalipun yang jadi korbannya adalah dirinya sendiri. "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kau ucapkan itu." (ayat 36). Sebab, ia akan diserahkan kepada TUHAN dengan cara jadi korban bakaran! (lihat ayat 31).

Kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa ketetapan hati Yefta dalam memenuhi nazarnya patut dijadikan teladan, sekalipun yang menjadi korbannya adalah puterinya tunggal kesayangannya. Kesetiaan Yefta kepada TUHAN juga patut dicontoh. Tetapi sisi lain yang kurang dalam dirinya adalah bahwa ia "tidak sepenuhnya percaya dan menggantungkan diri pada-NYA." Jika ia percaya penuh, ia seharusnya tidak usah mengucapkan nazar atau sumpah apa pun. Sebab, apa yang diucapkan dalam sumpah itu ia sendiri tidak tahu sama sekali apa yang akan terjadi di kemudian hari. Tetapi dengan adanya nazar itu ada "rasa PD yang berlebihan bahkan sombong" terselip  dalam hatinya. Dengan kejadian itu TUHAN mau mengajarkan kepada kita semua bahwa kalau kita sudah percaya dan mengimani-NYA, maka harus sepenuhnya 100% percaya dan berserah kepada-NYA, tidak perlu disertai dengan sumpah atau nazar apa pun! Sikap yang tidak penuh dan utuh percaya kepada TUHAN pasti akan membuat orang masuk dalam pergumulan batin yang hebat. Apalagi Yefta sudah dipenuhi ROH TUHAN ketika menghadapi bani Amon. Itu berarti bahwa sebenarnya ROH TUHAN sudah berpihak padanya dan menyertai serta pasti akan membantu dia dalam berperang melawan bani Amon. Namun, rupanya ketetapan hatinya masih goyah, hingga ia perlu mengucapkan nazarnya itu. Rupanya penyertaan  ALLAH ini yang masih diragukannya, hingga ia harus "membayar ketidak mantapan imannya" itu dengan kematian puteri tunggalnya. Sebetulnya pengorbanan itu tidak perlu terjadi, jika ia tetap bersikap percaya sepenuhnya kepada TUHAN dan Penyelenggaraan Ilahi-NYA.
Andaikata kita menjadi Yefta, bagaimana seharusnya sikap kita yang benar?

Perumpamaan tentang perjamuan  kawin dalam perikop Injil hari ini ingin mengingatkan kepada kita bahwa relasi dengan ALLAH sebenarnya didasari oleh suatu undangan atau tawaran kepada kita. Maka hidup kita tergantung pada sikap sejauh mana kita menanggapi undangan tersebut dengan penuh kesadaran dan tanpa merasa ada paksaan. ALLAH sendiri selalu membuka DIri-NYA dan mengulurkan Tangan-NYA untuk kita, supaya kita tidak salah jalan waktu kembali kepada-NYA.
Perjamuan kawin adalah pesta sukacita, kegembiraan dan kebahagiaan. Undangan dari ALLAH itu sejatinya suatu panggilan, ajakan atau tawaran untuk datang bersukacita dengan DIA. Dengan demikian perumpamaan pesta perkawinan menunjukkan bahwa warta Kerajaan Surga dari YESUS adalah hidup yang berkelimpahan cinta, damai sejahtera dan kebahagiaan. ALLAH mengundang setiap orang untuk menanggapi undangan-NYA agar datang dan ambil bagian dalam sukacita keselamatan (lihat Mat. 22:3-10).
Tawaran cinta kasih ALLAH diberikan kepada siapa pun juga. IA memanggil manusia untuk masuk dalam kepenuhan Kasih-NYA melalui TUHAN YESUS. Persoalannya adalah pada manusia sendiri: manusia sering mengabaikan undangan-NYA itu dengan berbagai alasan; bahkan ada yang menolak kebaikan dan Kasih ALLAH itu - sekali lagi - dengan dalih dan 1001 alasan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah  unsur persiapan kita untuk menanggapi undangan-NYA. Hal itu diungkapkan dalam simbol pakaian pesta bagi orang yang datang. Artinya, dibutuhkan persiapan yang serius untuk datang ke pesta yang disediakan buat kita. Sebab, kita tidak bisa seenaknya datang dengan pakaian lusuh atau seadanya. Jadi kuncinya adalah pada persiapan kita, sehingga sewaktu dipanggil-NYA kita sudah siap.

Orang-orang Yahudi telah dipanggil ALLAH berabad-abad sebelumnya. Tetapi mereka menolak undangan itu dengan berbagai dalih. Maka ALLAH beralih untuk mengundang kelompok-kelompok dan bangsa-bangsa lain (orang-orang di persimpangan jalan). Namun, tetap dengan syarat harus "berpakaian pesta". 

Bagi para pengikut KRISTUS yang hidup pada zaman digital saat ini perumpamaan ini merupakan satu peringatan juga bahwa status kita sebagai pengikut KRISTUS tidak otomatis menyelamatkan kita. Kita harus menjawab setiap  undangan ALLAH dengan menjalankan peran sebagai para pengikut-NYA. Hidup sebagai para pengikut KRISTUS berarti menghidupi nilai-nilai yang ditawarkan oleh TUHAN YESUS. Rasul  Paulus menyebut beberapa nilai itu adalah "belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran serta pengampunan; dan yang paling penting dari semuanya itu adalah kasih." (lihat Kol.3:12-14). Orang-orang yang tidak memenuhi undangan-NYA mungkin bukan orang jahat, yang tekun melaksanakan tugasnya sehari-hari. Namun mereka ini tetap bersalah karena terlalu terobsesi dengan keseharian mereka hingga melupakan nilai-nilai Kerajaan ALLAH. Bagaimana sikap kita bila saat ini mendapatkan undangan-NYA ke  perjamuan Ekaristi baik secara offline atau online, yang merupakan "perjamuan kawin surgawi"?

Ya TUHAN, anugerahkanlah kepadaku karunia untuk membedakan ROH, sehingga aku dengan cepat dapat mengenal mana yang berasal dari-MU, mana yang tidak. Bantulah aku agar aku sanggup hidup sebagai pengikut-MU yang setia dan menanggapi undangan perjamuan Kasih-MU. Amin. 

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai dengan Prokes dan aturan lain. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.