Latest News

Showing posts with label Panggilan. Show all posts
Showing posts with label Panggilan. Show all posts

Sunday, November 7, 2021

KITA DIPANGGIL UNTUK MENJADI KUDUS.

KITA DIPANGGIL UNTUK MENJADI KUDUS.

Setiap 1 November Gereja Katolik merayakan secara khusus Semua Orang Kudus. Sebelum dikanonisasi (disahkan) sebagai Santo atau Santa, para Kudus itu mendapat gelar Beato atau Beata, yang artinya "yang berbahagia". Maka sangat tepat hari ini kita merenungkan kotbah TUHAN YESUS di bukit tentang Sabda Bahagia.
Setiap orang ingin bahagia. Segala usaha ditempuh agar kebahagiaan itu tercapai. Usaha yang ditempuh masing-masing orang berbeda-beda, tergantung bagaimana dia mengartikan kebahagiaan itu. Ada jang mengira bahwa kebahagiaan itu dalam materi, sehingga seluruh hidupnya dipusatkan pada mengejar harta benda. Ada yang menyangka bahwa kebahagiaan itu berada dalam jabatan tinggi, akibatnya orang mati-matian mengejarnya dengan segala cara. Apakah ketika materi dan pangkat tinggi itu tercapai, otomatis dia akan bahagia? Ternyata tidak. Orang kaya dan berpangkat tinggi ternyata belum tentu hidup berbahagia, bahkan banyak yang resah dan menderita batin.

Sabda Bahagia TUHAN YESUS mengingatkan kita akan jalan-jalan kebahagiaan yang harus ditempuh, kalau kita menginginkan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati dapat kita peroleh kalau kita hidup dalam keutamaan-keutamaan, senantiasa mengandalkan pada TUHAN dan memperjuangkan kebaikan,  perdamaian, kebenaran dan keadilan. Karena itu ukuran kebahagiaan sejati berbeda sekali dengan ukuran kebahagiaan duniawi. Orang yang berada dalam kemiskinan, kelaparan, kehausan dan berduka cita dapat memperoleh kebahagiaan sejati. Perikop Injil hari ini lebih menjelaskan dengan menambahkan beberapa kata, seperti "miskin di hadapan ALLAH", "lapar dan haus akan kebenaran", "lemah lembut", "suci hatinya", "membawa damai", dan "dianiaya karena kebenaran". Kualitas-kualitas hidup itulah yang merupakan ciri-ciri orang yang berbahagia. Lewat kualitas dan jalan itu bukan hanya orang memperoleh kebahagiaan melainkan juga kekudusan. Pada diri semua orang kudus yang kita rayakan hari ini, kita mendapatkan contoh konkrit yang berhasil melewati jalan itu dengan kualilifikasi seperti di atas.

Maka orang kudus sebenarnya bukanlah selalu orang yang melakukan hal-hal yang luar biasa atau spektakular, melainkan orang yang melakukan hal-hal yang biasa dengan cinta yang luar biasa. Semua orang - apalagi yang sudah dibaptis! - tanpa kecuali dipanggil untuk menuju kekudusan, seperti dilambangkan dalam Bacaan Pertama dalam Kitab Wahyu: kehadiran seratus empat puluh empat ribu orang yang telah dimeteraikan dari semua keturunan Israel. (ini berarti duabelas ribu dari tiap-tiap suku Israel). Akan ada orang kudus yang tidak terhitung jumlahnya: "suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan Takhta dan di hadapan ANAK DOMBA, yang memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka." (Why. 7: 9). Mereka itulah yang bertahan dan tetap setia, meski melalui berbagai tantangan hidup, dan mereka mencuci bersih jubah mereka di dalam Darah ANAK DOMBA.

Kemampuan orang kudus adalah melihat seluruh pengalaman hidup seperti TUHAN sendiri melihatnya. Maka yang miskin, yang berduka, yang lapar justru disebut orang berbahagia. Dalam keadaan di mana tidak ada tindakan manusia yang bisa diandalkan, TUHAN semakin dilihat sebagai pusat perhatian dan patokan bagi segalanya. Kekudusan adalah identitas manusia yang paling mendasar, karena dalam dirinya terekam Identitas ALLAH Yang Mahakudus sendiri. Itulah sebabnya Yohanes dalam Bacaan Kedua menyebut bahwa kita adalah anak-anak ALLAH, "karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal DIA.... apabila KRISTUS menyatakan Diri-NYA, kita akan menjadi sama seperti DIA, sebab kita akan melihat DIA dalam keadaan-NYA yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-NYA, ia menyucikan diri sama seperti DIA yang adalah suci." (1Yoh. 3: 1-3).

Bagaimanakah sekarang kita sendiri: Apakah kita tetap setia menjaga meterai baptis kita dengan terus konsisten memegang janji baptis kita? Apakah kita tetap teguh bertahan bilamana sedang mengalami "kemiskinan, kelaparan, kehausan, kesedihan, penindasan, penganiayaan, penghinaan dan fitnah"?

Ya YESUS, aku bersyukur karena ENGKAU telah memanggil dan memilihku melalui pembaptisan. Berilah aku keberanian, ketabahan kekuatan dan kesetiaan bila aku tengah mengalami badai topan dalam kehidupanku. Berkat teladan para Kudus, semoga aku tidak henti-hentinya memperjuangkan kekudusan dan kebahagiaan sejati dalam kehidupanku sehari-hari. Santo/Santa Pelindungku ( .....................) dampingilah dan kuatkanlah aku selalu. Amin.

Bdk
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS :
• Why. 7: 2-4. 9-14; 
• Mzm.24: 1-2. 3-4ab. 5-6;
• 1Yoh. 3: 1-3; 
• Mat. 5: 1-12a
PK/hr.

Sunday, February 7, 2021

Panggilan Tuhan

 🆁🅰🅶🅸 Minggu 17 Januari 2021 
Hari Minggu Biasa II :
•1Sam. 3: 3b-10, 19; 
•Mzm. 40: 2, 4ab, 7-8a, 8b-9, 10; 
•1Kor. 6: 13c-15a, 17-20;
•Yoh. 1: 35-42.

Panggilan TUHAN

Perayaan Ekaristi hari ini didedikasikan untuk merefleksikan tentang panggilan dari TUHAN. Panggilan yang dimaksud tidak menjadi hak khusus orang-orang tertentu seperti para imam dan biarawan-biarawati saja. Setiap orang dipanggil oleh TUHAN untuk sesuatu maksud, untuk berbuat sesuatu bagi orang lain melalui kehidupan dan anugerah masing-masing.

Bacaan Pertama berkisah tentang seorang muda bernama Samuel yang pada awalnya tidak mengenal suara panggilan dari ALLAH. ALLAH memanggilnya sampai tiga kali, tetapi ia menyangka itu suara Eli, gurunya, yang memanggilnya, sebab ia belum mengenal suara TUHAN. Firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya (1Sam.3:7). Dengan bimbingan Eli, ia mendengarkan suara panggilan atas namanya. Dan ia harus menjawab: "Berbicaralah, ya TUHAN, sebab hamba-MU ini mendengar" (ayat 9,10). Di sini Eli berperan sebagai pembimbing dan penuntun bagi Samuel untuk mengenal Firman TUHAN. Kita pun diajak terus untuk peka hingga mengenali suara TUHAN, entah untuk pertama kali atau kesekian kalinya atau untuk pembaharuan hidup kita.

Rasul Paulus dalam Bacaan kedua berpesan khusus tentang kemurnian, yaitu agar orang-orang yang sudah dipanggil itu, dapat menyerahkan kemurnian dirinya pada TUHAN dengan menyerahkan anggota-anggota tubuhnya bukan untuk percabulan, melainkan untuk TUHAN. Sebab, tubuh kita adalah bait ROH KUDUS. "Karena itu, muliakanlah ALLAH dengan tubuhmu!" (1Kor. 6:20).

Perikop Injil juga berbicara tentang panggilan dua orang murid Yohanes menjadi murid TUHAN YESUS. Dengan jujur Yohanes memperkenalkan YESUS kepada mereka: "Lihatlah, ANAK DOMBA ALLAH!" (Yoh.1:36) Pada saat Yohanes mengatakan hal itu, inilah momentum.yang penting bagi kedua murid itu. Menanggapi ajakan YESUS untuk mengikuti-NYA, mereka ingin tahu di mana IA tinggal. Jawaban-NYA bersifat eksistensial: "Marilah dan kamu akan melihatnya" (ayat 39). Jawaban-NYA menunjukkan dua hal: Pertama, konsep dan keyakinan-NYA terbukti dalam hidup dan perjuangan-NYA sendiri. Para murid atau orang yang mau mengikuti-NYA harus seperti DIA juga. Maka mereka harus hidup bersama dan tinggal bersama  DIA. 
Kedua , jawaban-NYA adalah undangan agar berbuat seperti DIA, seturut dengan kemampuan, usaha dan keadaan konkret.
Mereka telah menyerahkan diri untuk menjadi murid YESUS, hal ini terjadi karena kesaksian Yohanes dan kelak menghasilkan buah   yang luar biasa. Hidup bersama DIA dan dalam keseharian mengalami DIA secara langsung. Kita pun dapat mengenal dan mendalami pergaulan dengan YESUS, Sekarang kita dapat mengenal-NYA melalui ratusan halaman buku atau mendapat pengajaran teologi. Tetapi pengenalan utama akan YESUS merupakan suatu hal yang menyangkut pengalaman pribadi. Dalam proses mengenal-NYA kita tidak sendirian, tetapi turut dibimbing oleh orang lain seperti Petrus dibimbing oleh saudaranya, Andreas.
Yohanes memperkenalkan YESUS kepada para muridnya. Para murid pun mau mengikuti-NYA. Demikian juga pada zaman sekarang kita tetap dipanggil untuk memperkenalkan DIA adalah KRISTUS, Sang ANAK DOMBA ALLAH. Paus Fransiskus berkata bahwa memperkenalkan KRISTUS pada zaman ini ( termasuk pada masa pandemi Covid-19 ini) antara lain dengan menghentikan hobby suka menghakimi orang lain, jangan suka menggosip apalagi membuat berita hoax, berhenti bersikap kejam, tidak adil dan serakah.
Jadi melalui tutur kata dan perilaku yang mencerminkan kasih sejati kita bisa memperkenalkan KRISTUS di mana saja dan kapan saja. Dan ini bisa  dilakukan oleh siapa saja, tidak perlu oleh seorang imam. 
Apakah kita juga mempunyai komitmen untuk memperkenalkan KRISTUS di jajaran dan lingkungan kita?

TUHAN YESUS KRISTUS,  terima kasih atas anugerah panggilan-MU kepadaku. Jadikanlah aku alat-MU yang ampuh untuk membimbing orang-orang lain datang kepada-MU. Amin

Selamat merayakan Ekaristi baik secara offline maupun online. Selamat berhari Minggu. Berkat TUHAN
PK/hr

Dipanggil Dan Diutus Tuhan

 🆁🅰🅶🅸 Selasa 26 Januari 2021 
Peringatan Wajib St Timoteus dan St.Titus, Uskup : 
•2Tim. 1: 1-8 atau 
•Tit. 1: 1-5; 
•Mzm.96: 1-2a, 2b-3, 7-8a, 10; 
•Luk.10: 1-9.

Dipanggil dan diutus TUHAN

Umat Katolik di Tanah Air ini jumlahnya hanya kecil, sekitar 7 juta dari 270 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 2,6 % dari seluruh jumlah penduduk. Walaupun demikian, pertumbuhan jumah umat berkembang cepat, tetapi jumlah imam dan kaum religius tidak secepat dibanding perkembangan umat. Maka tepat sekali Sabda TUHAN YESUS hari ini: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit" (Luk.10:2). Minimnya jumlah mereka  yang terpanggil bekerja di ladang-NYA, menjadi salah satu sebab kurang terpenuhinya kebutuhan rohani umat. Memang di daerah tertentu sangat sulit membangun gereja karena kurang bisa diterima di kalangan tertentu. Sungguh, dibutuhkan Gembala dan umat yang tangguh dan luwes bergaul di tempat tertentu. YESUS sudah mengingatkan: "Pergilah, sesungguhnya AKU mengutus kamu seperti anak domba ke  tengah-tengah serigala" (ayat 3)

Kita tidak mungkin menunggu sampai jumlah imam terpenuhi. Maka sebenarnya kita semua dipanggil dan diutus TUHAN seperti "anak domba ke tengah-tengah serigala". Tanpa perlengkapan senjata dan bekal lainnya sebagai penunjang, bagaimana mungkin anak domba bisa bertahan di tengah serigala? Sesuatu yang tidak masuk akal. Tetapi itulah "logika" perutusan TUHAN. Bukan karena kita kuat dan hebat, maka kita diutus-NYA untuk menjadi saksi-NYA di tengah dunia yang sudah cenderung "antiKristus" dan mengabaikan nilai-nilai Kerajaan ALLAH ini. Bukan pula karena kita memiliki segala tools dan jaminan duniawi untuk mendukung perutusan itu. Tetapi semua itu mau menyatakan Kebesaran ALLAH di balik kesediaan dan ketulusan hati kita untuk menjadi saksi-NYA. Seorang yang siap diutus itu sama seperti seorang bayi yang baru lahir ke tengah dunia. Ia mengandalkan TUHAN dan penyertaan serta perlindungan kasih-NYA dan juga sesamanya.

Seperti seorang anak yang baru lahir, kita hanya memiliki keberanian untuk memulai sesuatu yang mungkin belum pernah kita masuki sebelumnya. Atau bisa saja kita diutus untuk menjungkir-balikkan logika manusia yang cenderung materialisme  dan pragmatis. Teringat Rasul Paulus, yang sebelumnya antiKristus, kemudian lahir kembali menjadi seorang utusan TUHAN yang perkasa, setelah ia lahir baru dari kebutaannya. Paulus menanggalkan segala perlengkapan perangnya dan meninggalkan pasukan elitnya untuk menjadi saksi KRiSTUS. Ia mengandalkan TUHAN  dan dua pengikut setianya yang selalu menemaninya, yaitu Timotius dan Titus yang pestanya kita rayakan hari ini.

Santo Timotius dan Titus adalah murid sekaligus rekan dan orang kepercayaan Paulus. Keduanya berasal dari keluarga kafir. Karena pewartaan Paulus, mereka bertobat dan menjadi pewarta yang tangguh dan berani. Paulus mengangkat Timotius menjadi Uskup di Efesus dan Titus menjadi Uskup di Kreta.

Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius dan ketekunan Titus dalam mewartakan Injil di tengah situasi yang tidak bersahabat. Timotius mati dibunuh dengan kejam pada tahun 97 dan Titus meninggal dalam tugasnya di Kreta. Semangat juang dan darah mereka menyemangati kita saat ini untuk tetap setia mengikuti KRISTUS dan siap menjadi pewarta-NYA yang setia dan berani. Teristimewa semoga menginspirasi anak-anak muda dan saudara-saudara kita untuk mau bekerja di ladang TUHAN.

Ya TUHAN, kirimkanlah pekerja-pekerja yang tangguh bagi umat-MU, terutama di ladangMU yang sangat membutuh kannya. Ya YESUS, aku siap menjadi utusan-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN
PK/hr

Panggilan Dan Perutusan

 🆁🅰🅶🅸 Kamis 4 Februari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa IV  : 
•Ibr. 12: 18-19, 21-24;
•Mzm. 48: 2-3a, 3b-4, 9, 10, 11; 
•Mrk. 6: 7-13.

Panggilan dan perutusan

Setap akhir perayaan Ekaristi sesudah mendapat berkat dari imam, sebagai murid KRISTUS, kita diutus-NYA lewat seruan Imam: "Marilah pergi! Kita diutus!" Dan dengan mantap kita menjawab "Amin". Maka seluruh kehidupan Kristiani kita adalah sekaligus    "panggilan dan perutusan" oleh ALLAH. Kita dipanggil untuk ikut ambil bagian di dalam kekudusan ALLAH memasuki kota ALLAH, Yerusalem Surgawi mengenyam kebahagiaan para Malaikat dan para orang Kudus (lihat Bacaan Pertama) yang oleh YESUS diwartakan di bawah thema pokok. Kerajaan ALLAH, kesempurnaan seperti didambakan oleh semua orang, tanpa kecuali. Ibarat mendapatkan harta karun yang hilang dan terus menerus dicari, dan setelah mendapatkannya, kita bersukacita dan mengajak semua tetangga untuk berpesta bersama kita. Memang syaratnya adalah  percaya kepada DIA, yang adalah segala-galanya: percaya kepada DIA yang dengan Penyelenggaraan iIahi-NYA - Providentia Dei - menjamin setiap keperluan kita. Karena itu untuk menjadi utusan  ALLAH, kita bukan pertama-tama memberikan diri dengan berbagai ragam  prasarana, melainkan mengandalkan DIA  sepenuhnya.

Adapun tiga tugas pokok yang dipercayakan kepada para murid, yaitu: pertama, memaklumkan Kerajaan ALLAH dan mengajak orang-orang untuk mengubah diri (metanoia), agar mereka dapat mengalami kehidupan baru bersama YESUS; kedua , membebaskan banyak orang dari pengaruh roh-roh jahat; ketiga, mengurapi orang-orang sakit dengan minyak dan memulihkan mereka secara utuh.

Dengan menjalankan tugas itu, para murid membuat Kerajaan ALLAH hadir dan dialami secara konkret dalam realitas kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan hal itu, para murid harus merasa bebas secara batin, tanpa ikatan-ikatan apa pun juga, tanpa membawa "bagasi kehidupan" yang berat. Menerima perutusan dari KRISTUS berarti bersedia   (availability) dan bebas bergerak (mobility) ke mana tugas memanggil mereka.

Jadi sekali lagi ditegaskan bahwa setiap orang yang sudah dibaptis atas caranya masing-masing, dipanggil untuk berbuat hal yang sama sesuai bidang pengabdiannya. Tidak ada yang dikecualikan dalam tugas panggilan dan perutusan ini. TUHAN yang mengutus, DIA yang menyertai dan DIA pula yang memberi kekuatan agar para utusan-NYA hingga dapat menyelesaikan dengan baik.
Sadarkah sekarang akan misi panggilan dan perutusan kita itu?

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk menjadi utusan-MU yang taat dan setia serta bimbinglah aku untuk mengutamakan Kerajaan ALLAH di atas segalanya. Amin

Selamat pagi. Selamat beraktivutas. AMDG. Berkat TUHAN
PK/hr