Latest News

Showing posts with label perkawinan. Show all posts
Showing posts with label perkawinan. Show all posts

Monday, October 11, 2021

KOMPLEKSITAS DALAM HIDUP PERKAWINAN.

KOMPLEKSITAS DALAM HIDUP PERKAWINAN.

Hidup dalam perkawinan tidaklah mudah, terutama yang telah saling mengikatkan diri dalam Sakramen Perkawinan. Ada banyak persoalan dan permasalahan, dari yang kecil dan remeh sampai pada hal yang sangat serius, seperti masalah perceraian.
Persoalan ini rupanya sudah menjadi bahan perbincangan sejak zaman Kitab Suci disusun hingga saat ini. Bahkan pada zaman kita sekarang nampaknya masalah perceraian sudah dianggap sebagai berita biasa. Dan sangatlah memprihatinkan, kondisi yang tidak sehat dalam perkawinan ini juga sudah banyak menjangkiti pasangan yang menikah secara Katolik. Akibatnya banyak juga yang sampai kehilangan keyakinan dan kepercayaannya kepada Gereja.

Bacaan-bacaan Suci hari ini kembali menegaskan tentang
ketidak-terceraikannya perkawinan dalam iman Katolik.
Adalah ALLAH sendiri yang menghendaki agar manusia, laki-laki dan perempuan, hidup dalam keserupaan dengan ALLAH yang memiliki cinta yang tak terbatas, dan manusia diharapkan dapat menjadi serupa dengan ALLAH, yaitu Kudus adanya.
Kekudusan dalam konteks hubungan suami-isteri diungkapkan dalam kesediaan dan kerelaan untuk mencintai pasangan hidupnya apa adanya sampai akhir hayat, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikian lah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan ALLAH, tidak boleh diceraikan manusia." (Mrk. 10: 7-9). Prinsip yang ditekankan YESUS itu selain berlandaskan pada Kitab Kejadian 2: 24, juga pada dasar yang sangat pokok, yaitu keselamatan manusia. Selain itu YESUS mengingatkan semangat anak kecil. Yang IA maksudkan adalah sikap percaya tanpa syarat dan bebas dari penjara pemikiran prinsip supaya orang hanya punya satu jaminan dan satu prinsip yaitu ALLAH. Kisah dari Kitab Kejadian menunjukkan kepada kita bahwa prinsip ALLAH adalah menyatukan dan menyempurnakan. Itulah yang dibuat-NYA dengan menciptakan perempuan dan menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging.

Gereja mengimani dan mengajarkan bahwa melalui kesetiaan cinta suami isteri diwujud-nyatakanlah cinta dan kesetiaan ALLAH kepada laki-laki dan perempuan; mereka adalah sakramen cinta kasih ALLAH bagi dunia. Suami isteri Katolik oleh Sakramen Perkawinan, dipanggil dan diutus ALLAH untuk menjadi tanda dan saksi bagi dunia tentang iman, harapan dan cinta Kristiani yang sejati.

Karena itu meskipun ada persoalan berat, perkawinan Katolik sudah sewajarnya diusahakan sekuat tenaga dan atas dukungan dari Keluarga Kudus di Nazaret, serta bimbingan ROH KUDUS, agar tetap dipertahankan keutuhannya. Mengapa? Karena perkawinan sebenarnya bukan melulu kehendak suami isteri, tetapi juga Kehendak ALLAH. ALLAH-lah yang pertama-tama berkepentingan terhadap lembaga perkawinan. Lewat lembaga perkawinan, ALLAH menginginkan suami isteri menjadi Sakramen Keselamatan ALLAH dan melahirkan anak-anak bagi ALLAH. Jika demikian, sudah pasti ALLAH menyertai hidup perkawinan itu. Sadarkah kita akan penyertaan-NYA itu?
Menyadari hal itu, terlebih pada saat hidup perkawinan, dalam situasi krisis, mohonlah kekuatan dari ALLAH dan bawalah persoalan keluarga itu pada-NYA. ALLAH pasti akan membantu untuk  menemukan pelan-pelan jalan penyelesaian yang terbaik bagi keutuhan kehidupan perkawinan itu.

Dalam mencari jalan keluar, hendaknya tidak menonjolkan kehendak sendiri, melainkan dengan rendah hati mau mengakui bahwa manusia pada dasarnya tidak luput dari kesalahan. Yang membuat perbedaan adalah situasi hati. Ada yang mau mengakui dirinya salah. Tapi ada pula yang terus bersikap membenarkan diri. Biasanya orang yang tidak setia bisa mencari berbagai alasan untuk membenarkan diri sendiri. Sebenarnya YESUS bersedih bila menghadapi sikap seperti itu. Orang seperti itu sulit untuk ditolong. Kesetiaan adalah sesuatu yang harus terus diperjuangkan, apa pun jalan hidup yang kita pilih. Kadang hukum yang sudah ada pun kita pakai untuk membenarkan diri. Kejujuran hati harus menjadi ukuran dasar melebihi hukum yang diciptakan manusia! Bila kita ingin terus membenarkan diri, kesetiaan kita tidak pernah bisa bertahan.

Penciptaan manusia adalah Tindakan TUHAN yang menginginkan adanya hubungan kesetiaan itu. Dasarnya adalah memberi dan menerima. Satu tulang rusuk manusia pertama harus diberikan kepada TUHAN. Manusia kedua yang diciptakan dari tulang rusuk itu kemudian diberikan kembali. Ikatan kesetiaan akan semakin kokoh, bila manusia bisa melihat sebagian dirinya dalam diri orang lain. Bila ia tidak menghormati orang lain, berarti ia tidak menghormati dirinya. Kesetiaan akan ditumbuhkan oleh kemampuan melihat seperti itu.

Pada bulan Rosario di mana devosi kepada Bunda Maria sangat intens kita lakukan, marilah kita datang kepada Sang Bunda. Kita dengan rendah hati dan terbuka mohon bimbingannya dan tuntunannya agar dapat dibawa kepada TUHAN YESUS. Demikian pula pada Tahun Santo Yosef ini kita datang kepadanya dan mohon petunjuknya untuk bisa mencapai kesetiaan seperti yang dimiliki Santo Yosef: Setia pada Perintah ALLAH dan pada Keluarga Kudus di Nazaret.

Ya TUHAN, terima kasih untuk segala bimbingan dan tuntunan-MU kepada keluarga kami masing masing. Persatukanlah setiap keluarga Katolik dalam ikatan Perkawinan Suci. Peliharalah cinta kasih mereka dalam kesetiaan dan kekudusan. Terangilah dengan ROH KUDUS-MU kepada pasangan yang sedang menghadapi permasalahan berat dalam kehidupan perkawinan mereka, sehingga mereka dapat menemukan jalan keluar sesuai dengan Kehendak-MU. Amin.

Bdk
• Kej. 2: 18-24;
• Mzm. 128: 1-2. 3. 4-5. 6;
• Ibr. 2: 9-11; 
• Mrk. 10: 2-16 atau lebih singkat Mrk. 10: 2-12.
PK/hr.