Latest News

Showing posts with label orang beriman. Show all posts
Showing posts with label orang beriman. Show all posts

Saturday, September 4, 2021

ESENSI ORANG BERIMAN.

ESENSI ORANG BERIMAN.

Sungguh suatu ironi andaikata kita yang tekun menjalankan aturan-aturan agama  malah lupa akan esensi atau hal-hal yang mendasar dari pesan iman kita itu. Kita kadang sibuk dan peduli dengan memperhatikan sesuatu yang sangat mendetail, tetapi lupa melihat hal yang sangat fundamental. Ketika TUHAN YESUS dikomentari karena para murid-NYA tidak mencuci tangan sebelum makan, sebagaimana diwartakan dalam hukum orang Yahudi, TUHAN YESUS malah berani  membongkar kemunafikan orang Farisi. "Bangsa ini memuliakan AKU dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-KU" demikian nubuat Yesaya tentang bangsanya (Mrk. 7:6). Nubuat itu diungkapkan kembali oleh TUHAN YESUS ditujukan kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat. 

TUHAN YESUS tentu tidak mengurangi nilai dan arti dari ritual pembersihan atau purifikasi, tetapi DIA mau agar orang bisa melihat dan memilih serta memilah mana aturan yang datangnya dari TUHAN dan mana aturan yang datangnya dari manusia. Tidak semua peraturan itu mutlak, kecuali yang datangnya dari TUHAN. Peraturan yang dibuat manusia selalu dibatasi oleh waktu maupun tempat atau budaya tertentu. TUHAN YESUS langsung masuk dalam inti persoalan kemurnian, bahwasanya bukan yang datang dari luar yang menajiskannya, melainkan "apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kekebalan. Semua hal-hal yang jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (ayat 20-23).

Sabda YESUS itu kiranya menjadi pencerahan yang membuat orang lebih mawas diri, melihat diri sendiri sampai sedalam-dalamnya. Kita diajak bercermin dan mencermati apakah pikiran, hati, rencana, kehendak dan hal-hal yang ada dalam diri kita bermanfaat bagi orang lain, atau justru merugikan sesama. Kita diajak untuk mengubah pola pikir dan pandangan yang kerap berorientasi mencari kesalahan di luar diri sendiri, dan tak berani atau tak mau melihat dirinya sendiri sebagai unsur yang mungkin justru menyebabkan kejahatan. Banyak masalah tak bisa diselesaikan, kalau kesalahan selalu dicari di luar diri. Dan sebaliknya, kalau masing-masing mau mawas diri, kiranya banyak kejahatan atau masalah akan berkurang. 
Apakah kita biasa mawas diri atau mengadakan refleksi secara teratur, terutama pada waktu doa malam? 

Dari Bacaan Pertama kita diingatkan juga bahwa kita tidak boleh menambah atau mengurangi peraturan dan perintah dari ALLAH, sebagaimana dikerjakan oleh orang-orang Farisi. "Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa..." (Ul. 4:6). 

Surat Yakobus lebih menggaris bawahi Sabda TUHAN hari ini dengan pesan yang meneguhkan: "Buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika demikian kamu menipu diri sendiri" (Yak. 1: 21-22). Sebab, iman tanpa perbuatan itu pada hakikatnya mati!

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk mengenal dan memahami segala ajaran-MU hingga aku  tidak tenggelam dalam hal-hal sampingan yang bukan mendasar. Ajarilah pula aku mengenal diriku, pikiran dan kehendakku untuk dapat menentukan hal-hal yang baik dan berkenan pada-MU dan berguna bagi sesamaku. Amin.

Bdk
• Ul. 4: 1-2. 6-8; 
• Mzm. 15: 2-3a. 3cd-4ab. 5;
• Yak. 1: 17-18. 21b-22. 27;
• Mrk. 7: 1-8. 14-15. 21-23.
PK/hr.