Latest News

Showing posts with label Perjanjian Baru. Show all posts
Showing posts with label Perjanjian Baru. Show all posts

Sunday, February 7, 2021

Nilai Nilai Iman Dalam Perjanjian Baru

 🆁🅰🅶🅸 Jumat 22 Januari 2021
Pekan Biasa II
• Ibr. 8:6-13; 
• Mzm 85:8.10.11-12.13-14; 
• Mrk. 3:13-19.
Hari Kelima 
Pekan Doa Sedunia

Nilai-nilai Iman dalam 
Perjanjian yang Baru 

Dalam Kitab Suci, gunung sering dikaitkan dengan kehadiran Allah. Tuhan Yesus naik ke gunung apabila ada hal penting yang hendak Ia lakukan. Yesus melihat bahwa saatnya telah tiba untuk membangun kembali umat Allah yang terdiri atas dua belas suku Israel. Ia akan mengubahnya menjadi Israel Baru, yaitu Gereja, komunitas para murid Kristus yang meliputi seluruh bangsa di dunia. 
    Yesus naik ke gunung untuk memilih Dua Belas Rasul. Ia akan menjadikan mereka “lingkaran dalam” yang selalu bersama Dia, dan ambil bagian dalam karya perutusan yang sama, yaitu memberitakan Kerajaan Allah serta mewujudkannya dalam kenyataan hidup.
    Para Rasul itu akan menjadi dua belas “Bapa Bangsa” bagi Umat Perjanjian Baru. Mereka dipilih Tuhan untuk memegang otoritas resmi sebagai pemimpin Gereja, yang disebut hierarki. Namun, nilai-nilai iman serta perutusan mereka yang ditampilkan dalam perikop Injil hari ini berlaku juga bagi murid-murid Kristus yang lain.

“Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.” (Mrk. 3:13). Inisiatif untuk memanggil ada pada Tuhan. Tuhan memanggil, dan murid pun datang. -- Interaksi timbal-balik ini terjadi juga pada kita. Namun, sementara Tuhan selalu memanggil, apakah kita cukup peka dan selalu menanggapi-Nya? Bukankah kita selayaknya bersyukur atas panggilan untuk menjadi sahabat Yesus itu?
    “Ia menetapkan dua belas orang untuk selalu bersama Dia,” (ayat 14). Waktu Petrus menyangkal Yesus, hamba perempuan itu menekan Petrus, "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."  “Selalu bersama dengan Dia” adalah tanda sekaligus persyaratan untuk menjadi “murid Yesus.” -- Apakah setiap hari kita menyempatkan diri untuk hening berdoa, agar kita selalu bersama dengan Tuhan?
    Yesus memanggil para Rasul “untuk diutus-Nya memberitakan Injil.” Mereka “diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan,” (Mrk. 3:14-15). Kuasa untuk mengajar dan memberikan absolusi atas dosa dikhususkan untuk hierarki Gereja. Tetapi setiap orang yang sudah dibaptis dipanggil untuk ikut mewartakan Injil lewat kata-kata, sikap dan perbuatan sehari-hari. Kita juga ditugaskan untuk membawa orang lain meninggalkan setiap situasi yang memperbudak dan menggiring manusia untuk melakukan berbagai macam kejahatan.
    Dari daftar nama para Rasul (Mrk 3:16-19) kita dapat menduga bahwa mereka berasal dari aneka latar belakang. Kebanyakan mempunyai nama Yahudi (Aram), tetapi Andreas dan Filipus itu nama Yunani, menandakan keterbukaan keluarga mereka. Ada yang sangat setia seperti Kefas (bukit karang), Petrus. Ada yang akhirnya berkhianat, Yudas Iskariot, yang jauh berbeda dengan Yudas Tadeus yang akhirnya dibunuh sebagai martir. Ada yang dijuluki Anak Guruh, yang berarti temperamental (mudah marah) atau suka gaduh. Ada pula yang tidak mudah percaya, Tomas. Ada pemungut cukai, antek asing, Matius, tapi ada juga pemberontak anti-asing, Simon orang Zelot. Ada nelayan, ada pula guru, Bartolomeus (Natanael), yang dilihat Tuhan Yesus ketika ia mengajar di bawah pohon. Ada Yakobus Muda, ada Yakobus Tua. Mereka menjadi satu tim seiman seperjuangan. -- Mereka menjadi teladan dalam sikap toleran terhadap kebinekaan, sesuatu yang didambakan oleh masyarakat kita sekarang. 
    Dalam Daftar Nama para Rasul ada juga nama Yudas yang berkhianat. -- Apakah dalam Buku Baptis di Paroki ada juga nama pengkhianat zaman sekarang? Siapa? "Bukan aku, ya Tuhan?" (Mrk 14:19). Semoga kita tetap setia.

Bacaan Pertama, Surat Ibrani memberi penjelasan bahwa Perjanjian Baru antara Allah dan manusia, yang dibangun oleh Yesus dan dimeteraikan dengan darah-Nya, jauh lebih efektif daripada Perjanjian yang lama. Sebab, hanya Kristuslah Pengantara yang sempurna antara Allah dan manusia, karena Ia sungguh Allah dan sungguh manusia. Lewat Dialah kita memperoleh kasih Allah dan pewahyuan Diri Allah secara lengkap. Dan, di surga Kristus terus menjadi Pengantara bagi orang-orang yang tetap setia pada-Nya.
    Untuk Perjanjian yang baru, inilah janji Allah: "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka …” (Ibr. 8:10). 
Isi Perjanjian ini tidak lagi ditulis pada loh batu, melainkan merasuk dalam hati (menjadi suara hati), bukan sekadar tata cara luar belaka. Hukum Allah, yaitu Hukum Kasih (mengasihi Allah dan mengasihi sesama), akan menjadi prinsip hidup umat, sehingga mereka sanggup menaati Perjanjian dengan senang hati. “… maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” Antara Allah dan umat terjalin relasi erat, sehingga umat akan terus mengenal Allah (ayat 11) dan tidak melupakan-Nya dengan berbuat dosa. Pengampunan dosa pun kini terbuka selamanya, (ayat 12).
    Kita mesti tetap setia pada komitmen kita terhadap Kristus, Pengantara kita pada Bapa yang penuh kasih. Kita harus menjaga agar iman kita tidak menjadi dangkal, dengan terus mendalami ajaran kasih-Nya.
    
Ya Tuhan Yesus, karya kasih-Mu sungguh tak terperikan. Kini Roh-Mu selalu hadir dalam hatiku. Tunjukkanlah padaku sikap dan perbuatan yang berkenan pada Bapa, dan kuatkan aku agar tidak setengah hati dalam menjalankan Hukum Kasih yang telah Kauajarkan kepada para murid-Mu. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
RS/PK/hr