Latest News

Showing posts with label Iman. Show all posts
Showing posts with label Iman. Show all posts

Monday, November 28, 2022

IMAN YANG MENYEMBUHKAN.


IMAN YANG MENYEMBUHKAN. 

Dalam pergaulan sehari-hari  kadang sering kita dengar percakapan antara teman-teman kita yang menyebut pangkat atau jabatan dari seseorang. Misalnya, Bapak Alex selalu disapa dengan “Profesor Alex” atau  “Pak Jenderal”  untuk memanggil Bapak Sumarno yang berpangkat Brigadir Jenderal Polisi.  Pangkat, kedudukan atau pekerjaan seseorang sering dibawa-bawa untuk pergaulan di masyarakat. Sebenarnya kurang tepat penyebutan  itu, karena hal itu seharusnya  hanya terbatas di ruang kuliah, atau ketika sedang berdinas saja. Namun karena rasa ketimuran maka orang menyebut gelar, pangkat atau posisi. Mungkin juga dengan maksud baik untuk menghormati seseorang. Tetapi suasana seperti itu bisa menimbulkan kesombongan pada seseorang, dia bisa kurang senang kalau tidak disebut gelar, pangkat atau kedudukannya.

Dalam perikop Injil hari ini,  seorang perwira Romawi  - yang dianggap kafir -  komandan  Centurion   yang membawahi 100 orang perajurit, menampilkan gaya hidup yang lain. Ia tidak membawa-bawa pangkatnya. Ia baik dan rendah hati serta  luhur budinya, karena ia menjadi seorang "donatur tetap untuk tempat beribadat orang Yahudi”.  Lagi pula, ia sangat "low profile", tidak suka membusungkan dada. Buktinya ia ingin mohon kesembuhan bagi hambanya pada TUHAN YESUS. Padahal seorang hamba pada saat itu  tidak ada nilainya sama sekali. Budak atau hamba itu semacam "barang" yang bisa dijual-belikan. Tetapi perwira ini menghargai pribadi hambanya itu;  buktinya ia sampai memperjuangkan kesembuhannya kepada YESUS. Dan ketika YESUS menyanggupi untuk datang ke rumahnya, ia langsung tolak dan dengan rendah hati ia berkata : “TUAN, aku tidak layak menerima TUAN di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Mat. 8: 8).   Perwira itu memperlakukan dirinya sebagai  "hamba” di hadapan TUHAN, maka ia berani mengatakan seperti itu. Dalam dirinya sudah ada kepercayaan bahwa YESUS itu seorang utusan ALLAH yang luar biasa. Sehingga, dengan mengucapkan satu kata saja, pasti hambanya itu akan sembuh. Maka ia merasa tidak pantas menerima YESUS di rumahnya. Padahal senyatanya rumahnya pasti bagus,  karena dia  seorang  komandan centurion! 

YESUS  merasa  "surprised”,  baru kali ini  DIA  mendengar seorang pejabat yang sangat "rendah hati dan mempunyai iman dan kepercayaan  yang besar kepada-NYA." Yang lebih  mengherankan YESUS adalah bahwa dia itu "seorang kafir” Karena itu DIA langsung berkata :"AKU  berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah AKU jumpai  pada seorang pun di antara orang Israel”  (ayat 10b). YESUS lalu bernubuat bahwa banyak orang dari Timur dan Barat akan makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub, sementara anak-anak kerajaan akan dicampakkan ke dalam kegelapan. Ironis memang,  orang-orang Israellah yang dijanjikan keselamatan oleh ALLAH justru banyak yang tidak percaya dan bahkan menolak YESUS, Pembawa Keselamatan itu! ( lihat ayat 11, 12 )

Masa Adven adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada ALLAH dan mendapatkan pengajaran dari pada NYA. Kembali kepada ALLAH artinya kita harus berani menempuh jalan pertobatan. Sanggupkah kita?
Selain itu, marilah kita bangun  iman kita seperti perwira asing itu. Ia sungguh rendah hati dan punya sikap pasrah seratus prosen  kepada YESUS. Iman, kepercayaan dan kepasrahan kepada TUHAN  memang sangat mutlak untuk memperoleh keselamatan, penyembuhan dan kebahagiaan kekal. Ber-iman berarti ber-TUHAN. Dan kalau orang sungguh-sungguh ber-TUHAN,  apa lagi yang ditakutkan?
Perwira itu sungguh mewariskan sikap iman yang luar biasa, hingga sampai sekarang Gereja mengabadikannya dalam ucapan kita sebelum menerima Komuni Suci : “Ya TUHAN, saya tidak pantas TUHAN  datang kepada saya, tetapi berkatalah sepatah kata saja, maka jiwaku akan sembuh”.

Iman  yang mau kita bangun adalah sikap yang percaya penuh pada TUHAN,  seperti dinubuatkan oleh Nabi Yesaya  dalam Bacaan Pertama, yaitu bahwa di atas semuanya itu akan ada Kemuliaan TUHAN sebagai tudung dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan”  ( Yes. 4: 5b, 6 ). TUHAN  adalah Andalan Utama kita!
Percayakah kita? Kalau percaya, mengapa kita masih sering “mendua” ?  Apakah masih ada  “allah" lain?
Ref:
° Yes. 2: 1-5  atau          
   Yes. 4: 2-6;                  
° Mzm. 122: 1-2, 3-4a,.  
  (4b-5, 6-7), 8-9;       
° Mat. 8: 5-11.
,Ya YESUS, aku sungguh merasa malu di hadapan-MU,  karena selama ini imanku masih tipis. Teguhkanlah imanku, perkuatlah harapanku, dan besarkanlah kasihku kepada-MU dan sesamaku. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, bimbinglah  aku selama Masa Adven ini. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas kembali pada awal pekan. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

Saturday, September 4, 2021

IMAN, KEWASPADAAN DAN KESETIAAN.

IMAN, KEWASPADAAN DAN KESETIAAN.

Dalam Bacaan Pertama dikisahkan bahwa Rasul Paulus rupanya merasa bangga dan puas dengan perkembangan iman dari jemaat di Tesalonika. Ini nampak dari suaranya hari ini: "... maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran, kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu." (1Tes.3:7).
Rupanya keberhasilan Rasul Paulus juga dilandasi oleh teladan hidupnya. Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga memberikan teladan nyata dalam pengabdian dan pengorbanannya. Keteladanan Paulus menjadikan pewartaannya merasuk ke dalam hati umat di Tesalonika. Mereka hidup dalam kasih satu sama lain dan semua orang di sekitar mereka. Bagaimana dengan kehidupan iman kita? Apakah sudah dewasa?

Cara hidup Paulus dan jemaat di Tesalonika kiranya menjadi contoh cara hidup yang diajarkan oleh TUHAN YESUS hari ini, seperti terdapat dalam perikop Injil hari ini.
Pada hari ini TUHAN YESUS mengajak kita untuk selalu waspada: "Karena itu, berjaga- jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana TUHAN-mu datang..... Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena ANAK MANUSIA datang pada saat yang tidak kamu duga." (Mat.24:42,44)
Kita mungkin bertanya, berjaga-jaga terhadap apa? Perkembangan dunia saat ini, khususnya kemajuan teknologi di berbagai bidang terlebih teknologi informasi, membawa serta tantangan dan godaan yang senantiasa dapat mengikis nilai-nilai kehidupan, terutama nilai Kristiani. Nasihat-NYA itu tampak relevan dan kontekstual. Sebagai pengikut KRISTUS, kita setiap saat dituntut untuk berjaga-jaga terhadap tantangan dan godaan yang siap menjauhkan kita dari ALLAH. Mengapa kita berjaga-jaga? Yang bisa kita pastikan adalah kita perlu tetap menjalani hidup sesuai dengan identitas kita sebagai pengikut KRISTUS. TUHAN akan menganugerahkan kebahagiaan kepada kita saat DIA mendapati kita sedang menjalani hidup yang sesuai dengan Kehendak-NYA.

Bagaimana kita harus bisa bersiap siaga selalu? Pertama, perlu kita sadari bahwa semua tugas dan peran kita di dunia ini adalah suatu  kepercayaan yang diberikan TUHAN kepada kita. Kedua, TUHAN YESUS mengajak agar kita setia dan bijaksana dalam menjalankan tugas itu. Kesetiaan selalu dituntut pada kita dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kita. Bukan soal besar atau kecil tugas dan tanggung jawab yang kita emban; bukan soal betapa penting dan kurang penting peran kita dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa, namun yang terpenting adalah setiap orang - besar maupun kecil, miskin atau kaya - dipanggil untuk setia kepada tugas yang dipercayakan kepadanya. 
Diharapkan kita di hadapan TUHAN dapat dengan rendah hati sebagai hamba yang setia dan bijaksana. Dua hal itu harus bersama-sama, tidak boleh dipisah satu dari yang lain. Dengan tambahan kebijaksanaan, maka nilai kesetiaan tidak menjadi sebuah ketaatan buta. Sebaliknya, dengan tambahan kesetiaan, maka nilai kebijaksanaan tidak hanya menjadi pencarian diri yang sia-sia dalam hidup, karena ada suatu keterarahan, yaitu kesetiaan kepada ALLAH sendiri.

Tugas seorang hamba  yang setia dan bijaksana digambarkan dalam Injil itu sebagai orang yang memberi makan kepada orang-orang lain. Hamba dalam kisah ini bisa juga dikatakan sebagai Gereja yang harus memberi kehidupan dan menjaga kehidupan bagi anggota-anggotanya. Inilah tugas kita sebagai orang beriman, menjaga dan menjamin kehidupan sesama, bukan sibuk dan asyik dengan kehidupan diri sendiri saja. Hal ini sangat relevan pada masa pandemi sekarang ini; kita dituntut untuk dapat menunjukkan solidaritas dan bela rasa kita terhadap sesama terutama yang membutuhkan pertolongan, baik pisik maupun mental. Siapkah kita?  Ingatlah Sabda TUHAN: "Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang". (ayat 46).

Ya TUHAN, tambahkanlah imanku dan ajarilah aku untuk dapat menjadi hamba-MU yang setia dan bijaksana, sehingga dapat hidup dengan penuh siap siaga dan selalu berjaga-jaga. Amin.

Bdk
• 1Tes. 3: 7-13;
• Mzm. 90: 3-4. 12-13. 14. 17;
• Mar. 24: 42-51.
PK/hr.

Sunday, February 7, 2021

Iman : Di Tempat Badai

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu 30 Januari 2021  
Hari Biasa Pekan Biasa III : 
•Ibr. 11: 1-2, 8-19. 
•Mzm Tanggapan: Luk. 1: 69-70, 71-72, 73-75.  
•Mrk. 4: 35-41.

Iman: Ditempa badai?

Apa arti beriman? Dalam Bacaan Pertama Rasul Paulus menyatakan bahwa bagi Abraham beriman berarti taat mengikuti Perintah TUHAN; setia menjalankan Perintah itu dan tekun berpegang pada janji yang TUHAN berikan. Iman Abraham dijadikan teladan oleh banyak orang, tidak hanya umat Kristiani, tetapi juga umat Islam dan Yahudi. Mulai dari  Bapa Abraham, ALLAH mempersiapkan kedatangan Sang Juru Selamat melalui suatu bangsa. Betapa dahsyat dan penuh daya iman itu! 
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr 11:1). Iman adalah kunci menyelesaikan permasalahan, meskipun tidak semua bisa diselesaikan. Tetapi semua permasalahan itu pasti mempunyai aspek apa maksud TUHAN ada persoalan demikian  

TUHAN YESUS sangat paham bagaimana menguji iman para murid-NYA. Ketika di dalam perahu DIA tidur di buritan kapal. Sementara itu angin badai mengamuk. Paniklah para murid. Mereka heran, mengapa TUHAN tidur saja? Apakah DIA sengaja membiarkan mereka tenggelam? Setengah protes mereka membangunkan YESUS: "Guru, ENGKAU tidak perduli kalau kita binasa?" maka bangunlah DIA menghanrdik angin itu dan berseru: "Diam! Tenanglah!" Maka angin reda dan danau jadi tenang. Kepada pada murid, DIA menegur mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (lih. Mrk 4:38-40) YESUS sudah menenangkan angin badai itu. DIA tidak pernah meninggalkan para murid dan kita semua sampai sekarang. Tapi mengapa kita tetap takut? Ini berarti iman para murid dan kita ini masih rapuh! Sangat "fragile"! TUHAN tidak pernah meninggalkan kita! DIA sangat setia pada janji-NYA. Justru kitalah yang sering dan sengaja meninggalkan DIA!

Iman yang nampak begitu sederhana ternyata tidak mudah dihayati dalam kehidupan sehari-hari!  Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, iman kita pun kembali diuji: Apakah kita mudah panik dan juga langsung bereaksi "menyalahkan" TUHAN? Untuk sesaat bisa saja timbul rasa takut dan cemas. Tetapi jangan diperpanjang dan diteruskan ketakutan itu, sebab TUHAN YESUS ada didekat kita! DIA pasti akan membantu, mustahil DIA hanya akan diamkan kita! Percayalah DIA!  Serahkanlah segala beban mental dan pisik kepada-NYA agar disatukan melebur dalam Salib KRISTUS.
Bisa juga rasa cemas itu menggerakkan orang untuk lebih gigih berjuang. Hal itu wajar. Yang tidak wajar adalah bila rasa takut itu membuat orang tidak berbuat apa-apa! 

Ya TUHAN YESUS, ampunilah aku yang sering kurang percaya ini. Ajarilah aku untuk dapat beriman seutuhnya kepada-MU. Tambahkanlah iman padaku. Amin.

Selamat pagi. Selamat menjalankan aktivitas pada akhir minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Iman Adalah "Lampu Jalan" Hidup Kita

 🆁🅰🅶🅸 Senin 1 Februari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa IV  : 
•Ibr. 11: 32-40; 
•Mzm. 31: 20, 21, 22, 23, 24; 
•Mrk. 5: 1-20.

Iman adalah "lampu jalan" hidup kita

TUHAN selalu memelihara dan menyelamatkan umat-NYA. Keyakinan ini yang diajarkan Rasul Paulus seperti terdapat dalam Bacaan Pertama. Dan keyakinan itu setidak-tidaknya oleh leluhur kita, tokoh-tokoh besar seperti Gideon, Simson, Barak, Daud, Samuel dan para nabi yang dikisahkan dalam Kitab Suci. Mereka menerima janji dari TUHAN. Hidup mereka adalah cerita tentang kesetiaan pada janji dan rencana-NYA. Bagi mereka, dunia ini bukanlah kediaman yang layak dan kekal. Mereka mengembara untuk mencari apa yang TUHAN janjikan. Lalu, janji itu tergenapi dengan kedatangan PUTERA-NYA yakni YESUS KRISTUS. 

Kuasa TUHAN YESUS untuk mengalahkan kejahatan sudah tidak perlu diragukan lagi. DIA berhasil mengusir roh-roh jahat yang besar jumlahnya yang merasuki seorang di Gerasa. "Namaku Legion, karena kami banyak" demikian pengakuan orang kerasukan itu kepada YESUS (Mrk. 5:9). Kehadiran-NYA sungguh membuat jengah orang itu. Ia mohon agar YESUS tidak mengusirnya dari daerah itu. Tetapi karena roh-roh jahat itu sangat mengganggu dan menebarkan ketakutan, maka dengan Kuasa-NYA  YESUS mengusir Legion itu dengan jalan merasuk dalam badan sejumlah banyak babi yang digembalakan dan kemudian babi-babi itu menceburkan diri ke danau. Orang-orang  desa itu melihat sendiri kejadian itu, mereka jadi ketakutan. Ironisnya mereka bukan berterima kasih kepada YESUS, tapi malah sebaliknya. YESUS dianggap lebih mengerikan karena berhasil mengalahkan setan-setan itu. Maka mereka lalu mengusir-NYA  dari desa itu. Padahal maksud YESUS agar orang-orang itu percaya dan jangan  mengandalkan hidup ini pada kekuatan apa pun kecuali pada ALLAH saja.
Namun inilah contoh suatu tindak kebaikan yang "dipelintir" begitu rupa oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dan dipercaya banyak orang. Informasi "dipelintir" ini rupanya masih dipertahankan sampai sekarang! Ironisnya "pelintiran" ini yang justru dipercaya! 

Di sekitar kita sampai saat ini masih banyak berkeliaran kekuatan-kekuatan jahat yang berusaha kuat menebarkan ketakutan, ketidak-percayaan, pesimisme, perpecahan dan adu domba dalam masyarakat. Juga bahkan dalam suasana pandemi yang sangat memprihatinkan ini. Roh-roh jahat masih turut bermain dalam situasi yang labil ini.
Sementara YESUS harapkan agar kita tidak gampang terpengaruh oleh karya jahat dari roh-roh jahat yang berhasil merasuki sejumlah orang tertentu.

Apa yang YESUS harapkan tidak lain adalah iman, percaya hanya kepada TUHAN dan mengandalkan-NYA sebagai satu-satunya sumber hidup! YESUS adalah satu-satunya Andalan Hidup kita! Kekuatan-NYA tidak membuat orang segan datang kepada-NYA, tapi justru membebaskan orang untuk mewartakan kebenaran dan kebaikan.

TUHAN YESUS tidak hanya mengalahkan setan, tetapi berbagai permasalahan yang menumpuk yang menyebabkan beban hidup yang melumpuhkan akal sehat kita, seperti berbagai masalah dan akibat samping dari Covid-19 ini. Jangan sampai kita dikalahkan oleh kekuatan jahat. Lawanlah itu dengan iman kepada YESUS KRISTUS.

Imanlah yang berperan ketika akal sehat kita lumpuh dan tidak bisa mengerti persoalan hidup yang pelik seperti Covid-19 ini. Dalam iman, kita akan lebih dibantu untuk lebih mudah mengerti bahwa ALLAH bekerja dengan  cara-NYA yang ajaib, dan lebih ajaib lagi dengan kepercayaan dan iman kita kepada YESUS! Iman adalah lampu jalan yang menerangi hidup kita. Percahakah kita akan hal ini? Atau masih ragu hingga cari "iman alternatif"?

Ya YESUS, ajarilah aku beriman lebih dalam kepada-MU. Aku tidak takut bahaya dan kegelapan, sebab aku tahu TUHAN-ku hidup! Semoga aku lebih banyak berdoa dan membawa seluruh keluargaku beriman kepada-MU, sebab ENGKAU-lah satu-satunya Andalan hidupku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivias kembali. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr