Latest News

Sunday, February 7, 2021

ALLAH adalah Kasih

 🆁🅰🅶🅸 Selasa 5 Januari 2021 
Hari Biasa sesudah Penampakan TUHAN :
•1Yoh. 4: 7-10; 
•Mzm. 72: 2, 3-4ab, 7-8;
•Mrk.6: 34-44.

ALLAH adalah Kasih

Membaca judul permenungan di atas, ada seorang murid yang ragu. Ia bertanya kepada gurunya: "Guru, apa sudah benar bunyi judul itu?" Guru yang bijak itu balik bertanya: "Anakku, apa kamu mengasihi orangtuamu?" "Oh pastilah!" jawabnya mantap. "Nah, itulah salah satu tanda bahwa ALLAH itu penuh kasih. Jika demikian, sudah tepat judul itu. Jangan diganti" demikian jawab Sang Guru meyakinkan dia.

Rasul Yohanes dalam Bacaan Pertama dengan gamblang menulis: "Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari ALLAH dan setiap orang yang mengasihi lahir dari ALLAH dan mengenal ALLAH. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal ALLAH, sebab ALLAH adalah Kasih". (1Yoh.4:7,8) Jadi, ALLAH  adalah Sumber Kasih. ALLAH lebih dahulu mengasihi kita. Maka inisiatif dan prakarsa Kasih berasal dari ALLAH dan ditujukan kepada segenap ciptaan-NYA, termasuk kita. 

Pesona Kasih ALLAH itu jelas tampak dalam Pribadi YESUS KRISTUS.
"tergeraklah hati-NYA  oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala", maka TUHAN YESUS mengadakan mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan untuk 5000 orang lelaki, belum termasuk perempuan dan anak-anak. (lih. Mrk 6: 34-44)
Penginjil Markus dengan jelas menulis bahwa mukjizat itu pertama kali karena Hati YESUS yang tergerak oleh belas kasih kepada ribuan orang yang setia mengikuti-NYA  sampai menjelang malam. Maka ketika para murid bersikap sudah menyerah kalah sebelum bertanding, IA dengan tegas berkata: "Kamu harus memberi mereka makan!" (ayat 37). DIA menegur para murid dan kita semua, bahwa kita jangan lepas tangan atau cuci tangan, seolah-olah itu bukan tanggung jawab kita. Dari lima roti dan dua ikan saja bisa buat makan 5000 orang lebih sampai kenyang, masa kita yang hidup dalam suasana komunikasi tanpa batas ini mau "lepas tangan"?

Kasih TUHAN adalah modal dan model kasih kita. Kita mampu mengasihi, karena TUHAN menanamkan benih kasih itu dalam diri kita. Kiranya kasih kita kepada sesama - siapa pun dan dari mana pun asalnya - berpolakan pada Kasih TUHAN. Juga dalam suasana pandemi Covid-19 yang tidak menentu ini, kasih kepada mereka yang jadi korban wabah langsung maupun tidak langsung harus dapat kita wujudkan! Bisakah itu? Bagi Kasih ALLAH, tidak ada yang mustahil!

Ya TUHAN YESUS, bantulah aku agar mampu mengasihi sesamaku seperti ENGKAU  mengasihi mereka. Ajarilah aku untuk berani mengambil inisiatif dalam kasih. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN
PK/hr

Kasih Melenyapkan Ketakutan

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 6 Januari 2021 
Hari Biasa sesudah Penampakan TUHAN :
•1Yoh. 4: 11-18; 
•Mzm. 72: 2. 10-11, 12-13;
•Mrk. 6: 45-52.

Kasih melenyapkan ketakutan

Rasul Yohanes menulis bahwa "ALLAH adalah Kasih" (lihat RAGI 5 Januari 2021).  "Barang siapa tetap berada di dalam Kasih, ia tetap berada di dalam ALLAH dan ALLAH di dalam dia" (1Yoh.4: 16). Kasih ALLAH selalu ditawarkan kepada setiap insan manusia. Tidak peduli manusia menerima atau menolak. ALLAH tetap mengasihi manusia. Kasih-NYA itu bersifat kekal dan tidak dapat dibatasi oleh siapa pun. Kasih ALLAH itu  sempurna. Kasih-NYA tampak dalam Diri YESUS KRISTUS yang tidak gentar menghadapi segala penolakan dan hukuman mati. Kasih-NYA bersifat total agar manusia mengalami keselamatan.
"Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam Kasih" (ayat 18) Rasa takut adalah faktor penghambat bahkan penghalang bagi  perkembangan kedewasaan seseorang. Rasa takut juga bisa menjadi sumber tindak kejahatan. Raja Daud membunuh perwira kepercayaannya sendiri, bernama Uria, karena takut perselingkuhannya dengan Batsyeba terbongkar. Banyak siswa atau mahasiswa nyontek, karena takut tidak lulus atau nilainya kecil. Ketakutan itu membelenggu kreativitas dan mendorong seseorang untuk menempuh jalan pintas yang tidak terhormat. Itulah yang dilakukan para koruptor dan provokator! Sebaliknya, kasih menjadi sumber kehidupan dan kreativitas. Semua anak yang tumbuh dalam keluarga yang baik dan penuh kasih, bertumbuh menjadi dewasa dan kreatif.

Dalam perikop Injil dikisahkan bahwa ketika TUHAN YESUS tidak bersama para murid-NYA mereka dalam ketakutan karena perahu mereka diterpa angin sakal dan diombang-ambingkan sampai hampir terbalik. Dalam kepanikan mereka melihat TUHAN YESUS berjalan di atas air, mereka bertambah berkeringat dingin karena melihat TUHAN seperti hantu! Dan TUHAN dengan penuh wibawa berkata: "Tenanglah! AKU ini, jangan takut!" (Mrk. 6: 50). Ketika YESUS sudah bersama mereka, angin pun mereda. Kehadiran-NYA membuat tenang, damai dan angin sakal pun tidak mengamuk lagi.

Dalam samudera kehidupan, kita pun kadang mengalami ketakutan, kepanikan dan terasa dunia sudah hampir kiamat, terutama dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Sudah mengalami PHK tanpa pesangon, cicilan rumah dan motor jatuh tempo dan belum lagi bayaran sekolah tetap ditagih meski anak-anak belajar di rumah. Ini semua membuat galau, panik dan bahkan bisa gila! Ingatlah, berlayar bersama TUHAN YESUS, ombak pun reda tidak mengamuk. Percayakah kita akan hal itu? Atau iman kita belum kuat, masih ragu, sangsi dan takut hingga tidak pasrah total kepada TUHAN! TUHAN sendiri atau lewat para Nabi selalu berseru: "Jangan takut!" maka bersikaplah pasrah total kepada-NYA! Percayakan semua ini kepada TUHAN. Selama kita masih bimbang dan ragu, maka YESUS dapat menjadi "hantu"! Tapi bagi orang beriman sejati, percayakan dan serahkan 100% kepada TUHAN YESUS!

Ya YESUS, tambahkan sedikit iman pada diriku. ENGKAU-lah Juru Mudi hidupku. Buatlah hatiku tenang dalam menghadapi gelombang pasang naik dalam hidup ku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas.  AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Ubi Caritas Et Amor, Deus Ibi Est

 🆁🅰🅶🅸 Kamis 7 Januari 2021 
Hari Biasa sesudah Penampakan TUHAN :
•1Yoh. 4: 19 - 5:4; 
•Mzm. 72:2, 14, 15ab, 17;
•Luk. 4: 14-22a.

Ubi caritas et amor, Deus ibi est

"Di mana ada cinta dan kasih, di sanalah TUHAN hadir" demikianlah lirik lagu senandung cinta yang dalam maknanya.

Beberapa hari ini Rasul Yohanes mengajarkan dalam Bacaan Pertama bahwa ALLAH adalah Kasih. ALLAH yang lebih dahulu mengasihi kita. Karena ALLAH demikian mengasihi kita, maka kita diminta untuk saling mengasihi. Kita mampu mengasihi karena ALLAH telah menanamkan benih  kasih dalam diri kita.
"Jikalau seorang berkata: Aku mengasihi ALLAH dan membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta" (1Yoh. 4:20) Itu berarti bahwa mengasihi ALLAH dan mencintai sesama adalah  dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Namun, sesama di sini bukan hanya terbatas pada sama keturunan, ras, suku atau agamanya, melainkan kepada semua orang tanpa kecuali. Bahkan termasuk orang yang membenci atau memusuhi kita, ataupun orang yang pernah menyakiti hati atau menghalangi karier kita. Dasar dari tindakan mengasihi sesama adalah iman kita. Bahwasanya ALLAH selalu mengasihi kita. Kasih ALLAH inilah yang harus selalu memotivasi setiap orang beriman untuk dapat mengasihi orang lain.

Kasih yang tidak mengenal diskriminasi itulah yang dihayati oleh TUHAN YESUS dalam tiap karya pewartaan-NYA. Hidup dan tindakan-NYA menggambarkan kepedulian dan campur tangan ALLAH bagi kehidupan manusia, khususnya mereka yang lemah, miskin dan dipinggirkan.
Itulah nubuat Nabi Yesaya yang dibacakan YESUS ketika berada di sinagoga di Nazaret, ketika DIA pulang kampung. Yesaya menubuatkan bahwa "ROH TUHAN ada pada-KU, oleh sebab IA telah mengurapi AKU untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan IA telah mengutus AKU untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan kepada orang-orang buta....." (Luk. 4:18,19; lihat juga Yes. 61:1-2)

YESUS sebenarnya mau menegaskan kepada orang-orang sekampung-NYA siapakah sebenarnya DIA dan apa misi-NYA. Tetapi pada akhir pemberitaan itu ada sebagian yang meragukan Diri-NYA karena mereka hanya melihat-NYA sebagai Anak seorang tukang kayu! Maka mereka menolak-NYA.

Sebagai seorang yang mengimani YESUS KRISTUS, pada saat ini merupakan tugas dan tanggung jawab kita untuk mewartakan dan membuktikan cinta kasih ALLAH kepada sesama kita terutama yang berkekurangan dan membutuhkan perhatian dan pertolongan. Pandemi Covid-19 saat ini telah menelan banyak korban jiwa dan mengakibatkan banyak orang miskin serta kehilangan pekerjaan. Inilah momentum yang tepat untuk membuktikan apakah kita termasuk orang yang peduli dan mengasihi sesama kita. Pertanyaan reflektif: Apa yang telah kita perbuat selama masa pandemi ini? Apakah kita juga masih mempunyai orientasi kasih saat ini?

Ya TUHAN YESUS, ajarilah aku agar aku mampu mempraktekkan ajaran cinta kasih-MU kepada sesamaku tanpa diskriminasi. Amin

Selamat pagi. Selamat beraktivitas dan peduli kepada sesama. AMDG. Berkat.TUHAN.
PK/hr

Tahu diri

Tahu diri

Hidup manusia pada zaman sekarang ini diwarnai dengan persaingan atau kompetisi satu terhadap yang lain. Persaingan itu berkaitan dengan kecerdasan, kesuksesan, kecantikan, jabatan, prestasi atau harta milik. Dalam setiap persaingan semua pihak pasti merasa dirinya yang paling hebat; semua kelompok pasti ingin menang. Tidak mustahil maka untuk jadi pemenang orang tidak segan memakai cara-cara yang culas atau tidak jujur. Dalam setiap persaingan orang sukar untuk mengakui kualitas dan kelebihan pihak lain. Sikap seperti itu tidak tampak dalam diri Yohanes Pembaptis. Sebab, ia seorang yang jujur, rendah hati dan tahu diri. Ketika murid-muridnya memprotes sikap YESUS yang juga membaptis orang serta mengajar dan pengikut-NYA makin banyak, Yohanes Pembaptis dengan tenang justru merendah. DIA adalah Sang Mempelai laki-laki sementara dirinya hanya sabahat Mempelai laki-laki. "Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-NYA". Dan klimaks kerendahan hatinya tampak dalam sikapnya: "IA harus semakin besar, tetapi aku harus makin kecil" (lihat Yoh. 3:28,30). Yohanes seorang yang tahu diri, jujur dan rendah hati serta tidak suka menonjolkan dan membusungkan diri! Sikap rendah hati dan pasrah ini pula yang seharusnya kita miliki ketika kita berdoa.

Pada umumnya orang mendaraskan doa dengan maksud agar TUHAN mendengarkan dan mengabulkan apa yang dimintanya itu. Malah sering kali orang "setengah memaksa" atau "mengancam" TUHAN untuk mengabulkan doanya. Jika tidak, ia akan "marah" dan "ngambek" tidak mau berdoa lagi. Kadang ada pula yang tega untuk meninggalkan TUHAN YESUS karena ia merasa "berhak" untuk memperolehnya tetapi mengapa tidak diberi? Ia merasa TUHAN semakin jauh, maka ia malas untuk berdoa lagi sebab hanya "buang waktu" saja! Sikap-sikap dalam berdoa seperti itu jelas keliru dan salah besar! 
Rasul Yohanes dalam Bacaan Pertama berpesan: "IA  mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-NYA menurut Kehendak-NYA" (1Yoh. 5: 15). Jadi yang kita minta itu harus sesuai dengan Kehendak TUHAN, bukan kehendakku atau kehendak kita! Dan sikap batin yang benar yang mendasari suatu doa adalah kerendahan hati dan pasrah total serta percaya penuh kepada-NYA!. Dalam setiap doa janganlah hanya berisi "litani permohonan" saja, melainkan harus mengandung sikap memuji, meluhurkan DIA dan selalu bersyukur kepada-NYA. Termasuk kalau doa kita belum dikabulkan, jangan membalas TUHAN dengan kemarahan atau "patah hati", melainkan bersyukurlah sebab bisa jadi TUHAN tidak mengabulkan hari ini tetapi DIA akan memberikan sesuatu yang jauh lebih bermakna dari pada ujud doa kita! Maka bersyukur dan bersyukurlah setiap waktu, niscaya anugerah dan berkat-NYA akan berlimpah. Percayakah kita akan hal itu? Di sinilah iman kita akan diuji!

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk jadi orang yang tahu diri, jujur dan rendah hati, seperti Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Yohanes Pembaptis dan para Kudus-MU Jangan biarkan egoismeku lebih menguasai diriku. Curahkanlah ROH KUDUS MU agar aku semakin mengerti apa Kehendak-MU. Amin.

Bdk
•1Yoh. 5 : 14-21; 
•Mzm. 149: 1-2, 3-4, 5, 6a, 9b; 
•Yoh  3: 22-30.
PK/hr

"Mari, ikutlah AKU"

 🆁🅰🅶🅸 Senin 11 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa I : 
•Ibr. 1: 1 - 6; 
•Mzm. 97: 1, 2b, 6, 7c, 9;
•Mrk.1: 14 - 20.

"Mari, ikutlah AKU"

ALLAH kita adalah ALLAH yang berbicara. Dalam Surat kepada orang Ibrani, Rasul Paulus menulis bahwa pada zaman dahulu ALLAH berbicara berulang kali melalui para nabi. Dan pada akhir zaman ini DIA berbicara lewat ANAKNYA sendiri. Pewartaan inilah yang hendak disampaikan dalam Surat Ibrani, supaya YESUS semakin dikenal lebih dalam lagi. Dengan demikian umat ALLAH dikuatkan imannya agar tetap teguh dalam menjalani berbagai kesulitan hidup. Cara ALLAH berkomunikasi dengan manusia menunjukkan betapa besar cinta-NYA kepada manusia, hingga akhirnya mengutus ANAK-NYA sendiri demi keselamatan manusia. IA mau melakukan apa pun bagi manusia yang dicintai-NYA. Sadarkah dan percayakah kita bahwa sampai saat ini ALLAH tetap aktif juga berbicara dan berkomunikasi terus dengan kita? Apakah kita bisa menangkap sapaan ALLAH itu?

Injil Markus adalah paling singkat dan dianggap yang paling tua dibandingkan dengan Injil-Injil lainnya. Membaca Injil ini kita seperti diajak jalan cepat oleh TUHAN YESUS yang dengan penuh semangat mewartakan Kerajaan ALLAH dengan ajaran dan karya-NYA. IA segera turun ke lapangan dan menyatakan bahwa Kerajaan ALLAH sudah dekat. Maka "bertobatlah dan percayalah pada Injil" Tetapi IA tidak dapat bekerja sendiri. IA perlu bantuan orang lain untuk diajak bekerja sebagai suatu tim kerja. Untuk itulah YESUS memanggil orang-orang sederhana yang akan diajak, dilatih dan dididik menjadi murid, dan kelak jadi pengganti-NYA. "Mari, ikutlah AKU dan kamu akan KU-jadikan penjala manusia" (Mrk.1:17). Demikianlah Simon dan Andreas dipanggil saat sedang menebarkan jala di danau. Sementara Yakobus dan Yohanes dipanggil saat mereka membereskan jala di perahu. Para nelayan itu dicari dan dipanggil-NYA  saat mereka sedang rutin menjalankan pekerjaan mereka. 
Seperti para nelayan itu, kita saat ini pun dalam kesibukan rutin kita dicari dan dipanggil oleh TUHAN untuk diajak bekerja bersama DIA dalam satu tim kerja. Ikut KRISTUS berarti bersama-sama dengan DIA membangun Kerajaan ALLAH, yaitu suatu kondisi di mana ALLAH sungguh meraja. Maka kita harus turut menciptakan dan menegakkan kebenaran, keadilan, kesetaraan, kedamaian dan kerukunan. Untuk itu kita harus dapat mengubah orientasi hidup kita dari sekadar mencari nafkah (= menjala ikan) jadi mencari manusia untuk diselamatkan (= menjala manusia ), dengan cara menebarkan kasih, memberi pengaruh baik dan mengajak orang lain untuk menikmati rasa damai, sejahtera, rukun dan bahagia. 

Dengan kata lain, panggilan TUHAN tidak hanya berupa panggilan khusus untuk menjadi imam atau menjalani hidup bakti sebagai biarawan atau biarawati.
Jadi dengan menjalankan tugas, aktivitas dan profesi kita sehari-hari, kita juga dipanggil untuk menebarkan nilai-nilai dan keteladanan kasih, kejujuran, keadilan,  kebenaran, kedamaian dan kesetaraan. Masalahnya, apakah kita peka dan tanggap akan panggilan KRISTUS itu?

Ya TUHAN, buatlah aku semakin mendekatkan diri dan mengenal ENGKAU, sehingga aku dapat menanggapi panggilan-MU dengan penuh rasa syukur dan bertanggung jawab. Amin .

Selamat pagi. Selamat beraktivitas kembali pada awal minggu. AMDG. Berkat TUHAN
PK/hr

Kata Punya Kuasa

 🆁🅰🅶🅸 Selasa 12 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa I : 
•Ibr.2: 5-12; 
•Mzm. 8: 2a, 5, 6 - 7.8 -9;
•Mrk. 1: 21b - 28.

Kata punya kuasa

Kata-kata adalah alat yang indah untuk berkomunikasi antar manusia. Binatang dapat mengeluarkan suara, antara lain untuk menandakan adanya suatu ancaman bahaya. Sebaliknya, dengan kata-kata kita menyampaikan kekayaan batin kita kepada orang lain. Kata-kata dapat juga digunakan untuk mengajar atau menyampaikan gagasan seseorang pada orang lain. Tidak jarang kata-kata disampaikan seseorang terdengar membosankan atau tidak menarik. Orang lain cenderung tidak mendengarkan.

Dengan demikian kata-kata mempunyai daya dan kekuatan. Coba saja secara negatif ungkapkan kata makian kepada teman kita, maka ia akan sakit hati. Atau, sampaikan berita negatif tentang seseorang, maka hati dan pikiran bisa terpengaruh. Itulah berita hoax yang kadang berseliweran juga dilemparkan di tengah pandemi Covid-19 atau musibah kecelakaan pesawat yang jatuh ke laut. Sangat tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab! 
Kalau kata-kata manusia saja mempunyai daya atau kekuatan, apalagi Sabda atau Firman-NYA. Sabda atau pengajaran yang disampaikan TUHAN YESUS penuh dengan kuasa. Maka orang yang mendengar pengajaran-NYA sungguh takjub, "sebab IA  mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat" . Setan pun takluk kepada-NYA!  "Diam, keluarlah dari padanya!" (Mrk.1:22,25) Dan roh jahat pun pergi sambil menggoncang badan orang yang kerasukan itu dan setan itu berteriak histeris.

Bunda Teresa bukan seorang orator. Ia seorang  suster yang bekerja keras penuh dedikasi untuk orang yang paling miskin di Kalkuta. Meski demikian, kalau ia bicara di depan publik resmi, semua orang yang mendengar merasa terpaku penuh hormat. Kata-kata yang keluar sederhana, mudah dicerna dan diucapkan oleh seorang yang jujur dan tulus, apalagi topik pembicaraannya adalah tentang kasih. Tampak sekali ia sangat menghayati imannya pada KRISTUS yang penuh dengan kasih, padahal bicaranya tanpa basa-basi seperti layaknya seorang politisi yang penuh janji.

Ingat, TUHAN menciptakan dunia dengan kata-kata. Demikian juga TUHAN YESUS membuat mukjizat penyembuhan dengan kata-kata. Maka kata-kata dapat memiliki daya kekuatan yang sangat dahsyat dan berwibawa, manakala keluar dari hati orang beriman yang tulus, jujur dan bersih.

Marilah kita berhati-hati dan bijaksana dalam memilih kata-kata yang akan kita ucapkan. Sebab, satu kata saja punya efek bagi orang lain. Orang Jepang punya pepatah: Orang belajar bicara 2 tahun, tetapi 40 tahun untuk belajar tutup mulut. Pesan orang tua dari Jawa berkata: Kamu tiap hari jangan lupa minum jamu; artinya jaga mulut Dari mulut dan lidah kita dapat keluar kata-kata yang bijak, sejuk, penuh penghiburan dan memberi motivasi. Sebaliknya, dari mulut kita juga dapat keluar kata-kata kasar penuh benci, maki-maki dan tidak manusiawi! Karena itu marilah kita persembahkan hati dan mulut serta lidah kita agar dapat dipakai TUHAN sebagai alat-NYA. 

Ya TUHAN, berilah aku ROH KEBIJAKSANAAN dalam berkata-kata. Ajarilah aku untuk bisa bicara dengan kata yang penuh kasih dan cinta. Amin

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Sekarang! Jangan tunda!

 🆁🅰🅶🅸 Kamis 14 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa I : 
•Ibr. 3: 7-14; 
•Mzm. 95: 6-7, 8-9, 10-11;
•Mrk. 1: 40-45.

Sekarang! Jangan tunda!

Banyak orang suka menunda-nunda sesuatu karena merasa masih banyak waktu. Kan masih ada hari esok! begitu prinsip hidupnya. Tetapi dengan menunda sebenarnya ia menambah beban hidupnya sendiri. Dia akan kehilangan momentum yang tidak akan pernah terulang.
Bacaan-bacaan hari ini dengan bijak menasihatkan hal itu.
Dalam Bacaan Pertama nasihat Rasul Paulus kepada orang-orang Ibrani menyatakan agar setiap hari selama masih dapat dikatakan "hari ini", "supaya jangan ada di antara kamu, yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa" (Ibr. 3:13).

TUHAN YESUS-pun menunjukkan suatu sikap yang cepat dan tanggap, ketika seorang kusta datang nyelonong di hadapan-NYA. Si kusta pun sadar bahwa dirinya harus hidup dalam isolasi diri dalam suatu tempat khusus, dan kalau ia keluar harus mengumumkan pada publik bahwa dirinya najis. Tapi si kusta cepat memanfaatkan momentumnya. Ketika YESUS lewat, ia berani datang menghadap-NYA, dan menyerahkan dirinya secara pasrah akan nasibnya, sambil berkata:  "Kalau ENGKAU mau, ENGKAU dapat mentahirkan aku" katanya sambil berlutut (Mrk.1:40). DIA bisa saja mengusir orang najis itu karena begitulah perintah hukum Taurat. Tetapi YESUS justru tergerak hatinya oleh belas kasihan. DIA merasa kasihan sekali nasib orang kusta yang diisolasi seumur hidup. Pada zaman-NYA penyakit kusta belum ada obat penangkalnya. Sehingga secara hukum kusta dinyatakan sebagai penyakit yang menandakan kedosaan yang luar biasa hingga penderita yang menyandang "aib dosa berat" itu harus diasingkan dari masyarakat! Tetapi YESUS dengan belas kasih-NYA  justru mengulurkan tangan-NYA bahkan menjamahnya sambil berkata: "AKU mau, jadilah engkau tahir" dan detik itu juga lenyaplah penyakit "najis" itu. Di hadapan TUHAN, tidak ada penyakit "najis", "haram" atau "terkutuk". Yang didapat oleh para penderita kusta adalah ketidak-adilan sosial. Inilah yang mau didobrak oleh TUHAN YESUS. Maka melalui komunikasi yang yang tulus dan digerakkan oleh cinta kasih yang murni, YESUS segera ambil tindakan cepat yaitu mentahirkan orang itu. Dan bagi si kusta ia bukan hanya merasa sembuh total dari penyakitnya, tetapi hati dan batinnya merasa bahagia dan sukacita karena ia pasti akan menjadi anggota masyarakat yang "normal". Selama itu ia diperlakukan sebagai "pendosa berat yang kena kutuk", "najis" dan "sampah masyarakat!". Jadi YESUS tidak hanya  pisik, tapi hati, mental dan spiritualnya juga disembuhkan secara total! 
Tanpa menunda waktu, YESUS cepat bertindak!
Bagaimana dengan kita? Dan apakah kita saat ini juga masih kejangkitan suatu sikap batin yang menganggap suatu penyakit itu ada kategori "terkutuk" dan "tidak terkutuk"? Bagaimana dengan Covid-19 ini, apakah kita juga menganggap penyakit ini sebagai kusta baru dan memperlakukan para penderitanya seperti penderita kusta zaman YESUS?

Ya TUHAN, ENGKAU  telah memberi teladan suatu perbuatan kasih harus segera dilakukan tanpa menunda-nunda. Berilah ROH-MU hingga aku bisa melihat dengan bijak dan berani bertindak segera. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. Berkat TUHAN
PK/hr

NB. : Mohon maaf terlambat terbit, karena halangan tehnis yang mengganggu.

Kata punya kuasa

 🆁🅰🅶🅸 Selasa 12 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa I : 
•Ibr.2: 5-12; 
•Mzm. 8: 2a, 5, 6 - 7.8 -9;
•Mrk. 1: 21b - 28.

Kata punya kuasa

Kata-kata adalah alat yang indah untuk berkomunikasi antar manusia. Binatang dapat mengeluarkan suara, antara lain untuk menandakan adanya suatu ancaman bahaya. Sebaliknya, dengan kata-kata kita menyampaikan kekayaan batin kita kepada orang lain. Kata-kata dapat juga digunakan untuk mengajar atau menyampaikan gagasan seseorang pada orang lain. Tidak jarang kata-kata disampaikan seseorang terdengar membosankan atau tidak menarik. Orang lain cenderung tidak mendengarkan.

Dengan demikian kata-kata mempunyai daya dan kekuatan. Coba saja secara negatif ungkapkan kata makian kepada teman kita, maka ia akan sakit hati. Atau, sampaikan berita negatif tentang seseorang, maka hati dan pikiran bisa terpengaruh. Itulah berita hoax yang kadang berseliweran juga dilemparkan di tengah pandemi Covid-19 atau musibah kecelakaan pesawat yang jatuh ke laut. Sangat tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab! 
Kalau kata-kata manusia saja mempunyai daya atau kekuatan, apalagi Sabda atau Firman-NYA. Sabda atau pengajaran yang disampaikan TUHAN YESUS penuh dengan kuasa. Maka orang yang mendengar pengajaran-NYA sungguh takjub, "sebab IA  mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat" . Setan pun takluk kepada-NYA!  "Diam, keluarlah dari padanya!" (Mrk.1:22,25) Dan roh jahat pun pergi sambil menggoncang badan orang yang kerasukan itu dan setan itu berteriak histeris.

Bunda Teresa bukan seorang orator. Ia seorang  suster yang bekerja keras penuh dedikasi untuk orang yang paling miskin di Kalkuta. Meski demikian, kalau ia bicara di depan publik resmi, semua orang yang mendengar merasa terpaku penuh hormat. Kata-kata yang keluar sederhana, mudah dicerna dan diucapkan oleh seorang yang jujur dan tulus, apalagi topik pembicaraannya adalah tentang kasih. Tampak sekali ia sangat menghayati imannya pada KRISTUS yang penuh dengan kasih, padahal bicaranya tanpa basa-basi seperti layaknya seorang politisi yang penuh janji.

Ingat, TUHAN menciptakan dunia dengan kata-kata. Demikian juga TUHAN YESUS membuat mukjizat penyembuhan dengan kata-kata. Maka kata-kata dapat memiliki daya kekuatan yang sangat dahsyat dan berwibawa, manakala keluar dari hati orang beriman yang tulus, jujur dan bersih.

Marilah kita berhati-hati dan bijaksana dalam memilih kata-kata yang akan kita ucapkan. Sebab, satu kata saja punya efek bagi orang lain. Orang Jepang punya pepatah: Orang belajar bicara 2 tahun, tetapi 40 tahun untuk belajar tutup mulut. Pesan orang tua dari Jawa berkata: Kamu tiap hari jangan lupa minum jamu; artinya jaga mulut Dari mulut dan lidah kita dapat keluar kata-kata yang bijak, sejuk, penuh penghiburan dan memberi motivasi. Sebaliknya, dari mulut kita juga dapat keluar kata-kata kasar penuh benci, maki-maki dan tidak manusiawi! Karena itu marilah kita persembahkan hati dan mulut serta lidah kita agar dapat dipakai TUHAN sebagai alat-NYA. 

Ya TUHAN, berilah aku ROH KEBIJAKSANAAN dalam berkata-kata. Ajarilah aku untuk bisa bicara dengan kata yang penuh kasih dan cinta. Amin

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Kesibukan Mewartakan Injil

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 13 Januari 2021
Pekan Biasa 1
• Ibr. 2:14-18; 
• Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; 
• Mrk 1:29-39.

Kesibukan Mewartakan Injil 

Sejak hari pertama berkarya di depan umum, Tuhan Yesus mewartakan kabar sukacita Injil dengan mengajar di sinagoga dan menyembuhkan banyak orang sakit serta mengusir roh jahat dari orang yang kerasukan setan. Kisah Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa pelajaran dari satu hari dalam karya pewartaan Tuhan Yesus.
    Selain berkarya di depan umum, Tuhan Yesus juga menyembuhkan orang secara pribadi di rumahnya. Pada hari Sabat, seusai mengajar di sinagoga, bersama dua murid pertama-Nya Ia pergi ke rumah Simon dan Andreas. Di situ Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sedang sakit. 
    “Sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.” (Mrk 1:31). – Penyembuhan Tuhan Yesus bukan hanya menghilangkan penyakit, tetapi juga memberdayakan orang sehingga ia dapat melayani. “Melayani” di sini tentu saja bukan hanya peranan perempuan di rumah, tetapi peranan semua orang Kristiani.
    Menjelang malam, setelah hari Sabat lewat, “dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu,” (ayat 32-33).  – Inilah pintu rumah tempat Yesus tinggal bersama orang-orang terdekat-Nya, simbol komunitas Kristiani, yaitu Gereja. Apabila orang-orang sakit dan menderita tidak ada yang datang ke depan pintu komunitas kita, itu tandanya bahwa kita mesti mawas diri dan meninjau kembali kualitas kesaksian kita sebagai orang Kristiani.
    Pagi berikutnya, Yesus pergi sendirian ke tempat sunyi untuk berdoa. Para murid menyusul Dia. “Semua orang mencari Engkau,” kata mereka. Meskipun masih dinantikan oleh penduduk Kapernaum, Tuhan Yesus merasa perlu untuk menyisihkan waktu bagi Diri sendiri untuk membaharui kekuatan spiritual-Nya dan untuk bertemu dengan Bapa-Nya. Selain itu, Ia juga perlu memikirkan kebutuhan orang-orang di tempat lain lagi. Walaupun Ia Putra Allah, Yesus tidak bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Selama tiga tahun berkarya di depan umum, hanya sedikit orang yang dapat Ia temui. – Untuk menjangkau selebihnya, Tuhan memerlukan bantuan kita.
    Setelah berdoa, Tuhan Yesus tidak kembali ke Kapernaum melainkan ke kota-kota lain di Galilea. Di tempat itu Ia mewartakan Kerajaan Allah dan mewujudkannya dengan menyembuhkan orang sakit dan membebaskan orang yang dikuasai roh jahat.
    Bagaimana cara membagi energi supaya dapat menjangkau orang sebanyak mungkin di tempat yang seluas mungkin, bagaimana menyeimbangkan waktu antara melayani orang dan berdoa serta merefleksikan prioritas kita? Mengenai semua itu Tuhan Yesus memberikan teladan yang sangat jitu.

Bacaan kedua menjelaskan, mengapa Yesus sanggup melakukan karya penyelamatan dengan penuh empati seperti itu. Sebab, Ia adalah Putra Allah yang menjadi manusia, segalanya sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. Dengan demikian Ia dapat melebur di antara kita, dapat memahami dan ikut merasakan segala kesusahan dan penderitaan manusia yang dikuasai dosa. Namun, karena Dia itu Putra Allah, Ia sanggup menolong mereka yang dicobai Iblis dan membebaskan kita dari kuasanya. Dengan mengalami kematian di kayu salib, Ia menjadi Imam Besar yang mendamaikan dosa seluruh bangsa. 
    
Ya Tuhan Yesus, curahkan Roh Kudus-Mu agar aku dapat memahami dan meresapkan ajaran yang Kauwartakan. Bebaskan aku dari kuasa dosa dan sembuhkan luka-luka batin-Ku, agar selanjutnya aku dapat bergabung dalam komunitas Kristiani dan turut serta mewujudkan kabar sukacita-Mu. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
RS/PK/hr

Pengampunan Dosa Memulihkan Kehidupan

 🆁🅰🅶🅸 Jumat 15 Januari 2021
Pekan Biasa 1
• Ibr. 4:1-5.11; 
• Mzm 78:3.4bc.6c-7.8; 
• Mrk 2:1-12.

Pengampunan Dosa 
Memulihkan Kehidupan 

Kemalangan paling besar yang dialami manusia adalah berada dalam situasi dosa dengan segala kerusakan yang diakibatkannya. Dosa memutuskan hubungan kita dengan Allah, sumber hidup dan segala kebaikan. Sebaliknya, kemujuran dan kebahagian manusia yang paling besar adalah pengampunan dosa. Pengampunan dosa memulihkan relasi kita dengan Allah. Yesus Putra Allah telah datang ke dunia untuk menyambung kembali relasi yang terputus itu. Dialah yang berkuasa mengampuni dosa. Kabar gembira inilah yang diwartakan oleh Bacaan Injil hari ini: Yesus memperlihatkan kuasa-Nya itu di depan sejumlah orang.
    Di kota Kapernaum, Tuhan Yesus sedang mengajar banyak orang di sebuah rumah. Ruangannya penuh sesak sehingga orang tidak bisa bergerak keluar-masuk. (Inilah cerminan komunitas Kristiani masa awal: jemaat berkumpul untuk merayakan Ekaristi di rumah warga. Yesus hadir di tengah mereka. Sebagian orang berada di dalam, yang lain di luar – mirip juga dengan situasi Misa Lingkungan sebelum pandemi). Sementara itu datanglah empat orang yang menggotong seorang lumpuh. Mereka kelewat ingin menghadap Yesus. Karena terhalang banyak orang, mereka membongkar atap rumah dan menurunkan orang sakit itu tepat di depan kaki Tuhan Yesus. 
    Yesus tergerak oleh entusiame, kebulatan hati, serta iman kepercayaan yang Ia lihat pada para pembawa orang lumpuh itu – inilah prasyarat utama untuk penyembuhan. Yesus berkata kepada si lumpuh, "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Perkataan ini tentu mengejutkan si sakit. Ia datang untuk mencari kesembuhan, bukan pengampunan dosa. 
    Para ahli Taurat yang juga ada di situ pun terkaget-kaget, "Mengapa orang ini berkata begitu? Hanya Allah saja yang dapat mengampuni dosa.” Kata-kata mereka itu betul sekali! Yang keliru adalah kesimpulan mereka bahwa Yesus menghujat Allah. Seharusnya mereka menarik kesimpulan: “Kalau begitu, Yesus ini adalah Allah.” Mereka tidak sampai pada kesimpulan itu. 
    Yesus menantang mereka, “Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?” Tentu saja, mengatakan “Dosamu sudah diampuni” jauh lebih mudah. Tetapi Yesus berkata “Bangunlah, angkatlah tilammu dan pulanglah!” dan seketika itu juga sembuhlah penderita lumpuh itu. 
    Orang Yahudi pada zaman itu beranggapan bahwa ada kaitan erat antara penyakit dan dosa, baik dosa pribadi maupun dosa orangtua (lihat kisah orang yang buta sejak lahir dalam Yoh. 9). Jadi, orang yang digotong tadi menderita lumpuh karena adanya suatu dosa dalam hidupnya. Jika Yesus membuat orang lumpuh itu sembuh, itu tidak lain karena Yesus sudah menghapus dosa yang menyebabkan kelumpuhannya. Dengan demikian, nyatalah bahwa Yesus memang berkuasa mengampuni dosa. Itulah kabar sukacita Injil.
    Namun, para ahli Taurat tidak mau mengakui adanya kuasa ilahi pada Yesus. Itu mengancam posisi mereka dalam agama Yahudi. Penolakan para ahli Taurat bahkan akhirnya memuncak pada rencana untuk membinasakan Yesus. 

Bacaan pertama hari ini mengingatkan, agar kita tidak mencontoh orang Yahudi yang tidak percaya itu. "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku”. (Ibr 4:5-6). Sebutan “perhentian Allah” berasal dari “hari ketujuh”, ketika Allah berhenti sesudah menciptakan langit dan bumi. “Perhentian Allah” berarti tempat kediaman-Nya di surga. “Perhentian Allah” juga berarti Tanah Terjanji, perhentian akhir Eksodus bagi umat yang dipimpin oleh Yosua. Selanjutnya, “perhentian Allah” juga berarti “Tanah Terjanji surgawi” bagi umat Perjanjian Baru, yang dipimpin oleh Yesus. “Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.” (Ibr 4:11). 

Orang lumpuh dalam Injil tadi mewakili semua orang yang menderita lumpuh dalam berbagai bentuk lain: yaitu orang yang tidak dapat bergerak untuk melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Situasi dosalah yang menyebabkan kelumpuhaan itu: yakni sikap mementingkan diri sendiri, sikap acuh tak acuh dan tidak adanya komitmen di berbagai segi kehidupan, baik dalam relasi dengan sesama, relasi dengan komunitas agamanya, dengan ingkungan masyarakat, dengan diri sendiri, maupun dalam relasi dengan Tuhan. 
    Agar disembuhkan dari kelumpuhan akibat dosa, kita mesti bersikap seperti orang lumpuh itu: memperlihatkan iman kepercayaan yang teguh pada Tuhan, mengakui dengan jujur kelumpuhan kita, berserah sepenuhnya pada-Nya, dan percaya pada kuasa-Nya untuk mengampuni dosa, penyebab kelumpuhan kita.
    Tuhan Yesus telah menghadapi perlawanan pada zaman-Nya. Kita pun dapat bertanya kepada Tuhan, tantangan seperti apa yang dihadapi oleh para murid-Nya pada zaman sekarang, khususnya pada masa pandemi dengan masalah sosial-ekonomi dan sosial-politik di negara kita. 

Ya Tuhan Yesus yang penuh kuasa, bebaskan aku dari kelumpuhan akibat dosa-dosaku. Berilah aku kekuatan untuk bangkit, menghadapi berbagai tantangan sebagai murid-Mu. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
RS/PK/hr

Indikasi Kepribadian : Dari Pergaualan

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu 16 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa I : 
•Ibr.4: 12-16; 
•Mzm..19: 8-9, 10,15; 
•Mrk. 3: 13-17.

Indikasi kepribadian: dari pergaulan

Kecenderungan orang menilai seseorang dari pergaulannya. Sampai ada pepatah: Katakan siapa saja teman Anda, maka saya akan dapat mengatakan siapakah Anda. Seseorang dapat ditebak sifat dan karakternya dengan mengetahui teman-teman bergaul. Orang yang sehari-hari bergaul dengan penjudi, biasanya  dirinya tidak jauh dari judi. Orang yang biasa bergaul dengan seniman, tingkah lakunya tidak jauh dari seniman. Umumnya anggapan itu ada benarnya. Mungkin kita punya pengalaman sendiri tentang indikasi seseorang terlihat dalam pergaulannya. Pola pikir seperti itu secara sadar atau tidak, akan membawa kita untuk menjauhi orang-orang yang dianggap sebagai "sampah masyarakat" seperti misalnya pemabok, penjudi, pencuri dan lain-lain. 

Jadi, sebenarnya  "wajar" penilaian negatif dari para ahli Taurat dan kaum Farisi terhadap TUHAN YESUS, ketika melihat-NYA sedang makan-makan bersama dengan para penjahat yaitu para pemungut cukai. Mereka heran "mengapa IA makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Tetapi orang-orang Farisi itu lupa bahwa manusia tidak dapat dinilai hanya dari anggapan umum saja. Manusia itu suatu misteri dan selalu bisa berubah. TUHAN YESUS menyadarkan kita, setiap orang - termasuk orang yang paling jahat sekali pun - dapat berubah menjadi baik kembali.

Dalam perikop Injil ini TUHAN juga mau mengajarkan kepada kita bahwa kita harus dapat mengasihi setiap orang, termasuk mereka yang dianggap rendah, hina dan disingkirkan dari masyarakat. Bahkan TUHAN YESUS memanggil seorang pemungut cukai untuk diajak bekerja dalam suatu tim. DIA  memanggil Lewi untuk dijadikan murid-NYA  bersama dengan para nelayan yang sudah dipanggil sebelumnya. 
"Ikutlah AKU!" demikian ajakan-NYA kepada Lewi. "Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti DIA" (Mrk. 2:14). Dari tindakan-NYA itu TUHAN mau mengatakan bahwa kita harus bisa mencintai setiap pribadi, meskipun tidak senang atau membenci dosa-dosanya. YESUS mau menjadi sahabat bagi pada pendosa dan bergaul dengan mereka agar mereka dapat mengalami belas kasih dan kerahiman ALLAH. Itulah sebabnya IA menanggapi gerutu para ahli Taurat dan orang Farisi dengan menegaskan: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. AKU datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (ayat 17).

Rasul Paulus dalam Surat kepada orang Ibrani berkata tentang YESUS bahwa kita sekarang  mempunyai seorang Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit, yaitu YESUS. "Sebab Imam Besar yang kita punya bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita. IA telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibr. 4:15)

Dari YESUS kita bisa belajar : Pertama, untuk menjadi saudara bagi setiap orang, meskipun kita membenci perbuatan dosa mereka. Tindakan YESUS itu merupakan wujud, betapa ALLAH mengasihi mereka.  Kedua mengalami sendiri betapa besar Kerahiman-NYA bagi diri kita yang berdosa ini. YESUS tetap mau menemani manusia pendosa dan mengampuni segala dosa betapa pun besarnya.

Ya TUHAN. Bantulah aku dengan rakhmat-MU, agar aku berani bergaul dengan semua orang dan berbelas kasih seperti ENGKAU._Amin

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Panggilan Tuhan

 🆁🅰🅶🅸 Minggu 17 Januari 2021 
Hari Minggu Biasa II :
•1Sam. 3: 3b-10, 19; 
•Mzm. 40: 2, 4ab, 7-8a, 8b-9, 10; 
•1Kor. 6: 13c-15a, 17-20;
•Yoh. 1: 35-42.

Panggilan TUHAN

Perayaan Ekaristi hari ini didedikasikan untuk merefleksikan tentang panggilan dari TUHAN. Panggilan yang dimaksud tidak menjadi hak khusus orang-orang tertentu seperti para imam dan biarawan-biarawati saja. Setiap orang dipanggil oleh TUHAN untuk sesuatu maksud, untuk berbuat sesuatu bagi orang lain melalui kehidupan dan anugerah masing-masing.

Bacaan Pertama berkisah tentang seorang muda bernama Samuel yang pada awalnya tidak mengenal suara panggilan dari ALLAH. ALLAH memanggilnya sampai tiga kali, tetapi ia menyangka itu suara Eli, gurunya, yang memanggilnya, sebab ia belum mengenal suara TUHAN. Firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya (1Sam.3:7). Dengan bimbingan Eli, ia mendengarkan suara panggilan atas namanya. Dan ia harus menjawab: "Berbicaralah, ya TUHAN, sebab hamba-MU ini mendengar" (ayat 9,10). Di sini Eli berperan sebagai pembimbing dan penuntun bagi Samuel untuk mengenal Firman TUHAN. Kita pun diajak terus untuk peka hingga mengenali suara TUHAN, entah untuk pertama kali atau kesekian kalinya atau untuk pembaharuan hidup kita.

Rasul Paulus dalam Bacaan kedua berpesan khusus tentang kemurnian, yaitu agar orang-orang yang sudah dipanggil itu, dapat menyerahkan kemurnian dirinya pada TUHAN dengan menyerahkan anggota-anggota tubuhnya bukan untuk percabulan, melainkan untuk TUHAN. Sebab, tubuh kita adalah bait ROH KUDUS. "Karena itu, muliakanlah ALLAH dengan tubuhmu!" (1Kor. 6:20).

Perikop Injil juga berbicara tentang panggilan dua orang murid Yohanes menjadi murid TUHAN YESUS. Dengan jujur Yohanes memperkenalkan YESUS kepada mereka: "Lihatlah, ANAK DOMBA ALLAH!" (Yoh.1:36) Pada saat Yohanes mengatakan hal itu, inilah momentum.yang penting bagi kedua murid itu. Menanggapi ajakan YESUS untuk mengikuti-NYA, mereka ingin tahu di mana IA tinggal. Jawaban-NYA bersifat eksistensial: "Marilah dan kamu akan melihatnya" (ayat 39). Jawaban-NYA menunjukkan dua hal: Pertama, konsep dan keyakinan-NYA terbukti dalam hidup dan perjuangan-NYA sendiri. Para murid atau orang yang mau mengikuti-NYA harus seperti DIA juga. Maka mereka harus hidup bersama dan tinggal bersama  DIA. 
Kedua , jawaban-NYA adalah undangan agar berbuat seperti DIA, seturut dengan kemampuan, usaha dan keadaan konkret.
Mereka telah menyerahkan diri untuk menjadi murid YESUS, hal ini terjadi karena kesaksian Yohanes dan kelak menghasilkan buah   yang luar biasa. Hidup bersama DIA dan dalam keseharian mengalami DIA secara langsung. Kita pun dapat mengenal dan mendalami pergaulan dengan YESUS, Sekarang kita dapat mengenal-NYA melalui ratusan halaman buku atau mendapat pengajaran teologi. Tetapi pengenalan utama akan YESUS merupakan suatu hal yang menyangkut pengalaman pribadi. Dalam proses mengenal-NYA kita tidak sendirian, tetapi turut dibimbing oleh orang lain seperti Petrus dibimbing oleh saudaranya, Andreas.
Yohanes memperkenalkan YESUS kepada para muridnya. Para murid pun mau mengikuti-NYA. Demikian juga pada zaman sekarang kita tetap dipanggil untuk memperkenalkan DIA adalah KRISTUS, Sang ANAK DOMBA ALLAH. Paus Fransiskus berkata bahwa memperkenalkan KRISTUS pada zaman ini ( termasuk pada masa pandemi Covid-19 ini) antara lain dengan menghentikan hobby suka menghakimi orang lain, jangan suka menggosip apalagi membuat berita hoax, berhenti bersikap kejam, tidak adil dan serakah.
Jadi melalui tutur kata dan perilaku yang mencerminkan kasih sejati kita bisa memperkenalkan KRISTUS di mana saja dan kapan saja. Dan ini bisa  dilakukan oleh siapa saja, tidak perlu oleh seorang imam. 
Apakah kita juga mempunyai komitmen untuk memperkenalkan KRISTUS di jajaran dan lingkungan kita?

TUHAN YESUS KRISTUS,  terima kasih atas anugerah panggilan-MU kepadaku. Jadikanlah aku alat-MU yang ampuh untuk membimbing orang-orang lain datang kepada-MU. Amin

Selamat merayakan Ekaristi baik secara offline maupun online. Selamat berhari Minggu. Berkat TUHAN
PK/hr

Sikap Pembaharuan

 🆁🅰🅶🅸 Senin 18 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa II: 
•Ibr. 5: 1-10; 
•Mzm. 110: 1,2,3,4; 
•Mrk. 2: 18-22.
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan  Umat Kristiani

Sikap Pembaharuan

Manusia cenderung menganggap diri atau kelompoknya yang paling  benar. Pada saat yang sama kerap menuding kelompok lain yang salah. Orang kemudian menjadi picik dan tidak mau terbuka terhadap sesuatu pembaharuan. Akibatnya sering terjadi pemaksaan kehendak kepada pihak yang lain.

TUHAN YESUS diprotes oleh orang-orang Farisi, yang sangat menekankan formalitas dalam menuruti hukum agama, misalnya seperti puasa. Mereka protes: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-MU tidak?" (Mrk.2:18). Jawaban-NYA sungguh tak terduga dan melampaui hal berpuasa. Pasti IA tidak menolak untuk berpuasa, sebab IA sendiri telah menjalankannya selama 40 hari. Tetapi yang dimaksudkan YESUS adalah bahwa selama IA masih bersama para murid, mereka tidak perlu berpuasa. Namun penjelasan-NYA tidak dipahami orang-orang Farisi dan juga para murid. Maka IA memberikan kiasan tentang puasa seperti "secarik kain baru yang ditambalkan pada kain yang lama" Tetapi ini tidak mereka pahami. Maka YESUS lebih memperjelas lagi dengan kiasan lain "anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula" (ayat 22)

Artinya YESUS ingin suatu sikap pembaharuan dengan perspektif yang baru pula terhadap puasa, bukan semata-mata itu sekadar kewajiban orang beragama saja. Jadi puasa yang benar tidak sekadar formalistik belaka, melainkan lahir dari kesadaran nurani yang jernih dan tulus untuk berubah. Puasa harus didasari oleh suatu sikap yang baru yaitu dengan pertobatan. Sebab pertobatan pada dasarnya adalah "metanoia" yaitu pembalikan arah hidup dari yang lama pada yang baru. Dan untuk itu memang perlu pengorbanan. Orang harus hidup dengan cara dan pola baru meninggalkan pola lama yang sudah dirasa nyaman.

Sebagai pengikut KRISTUS kita juga  harus mau dan rela berubah, bersikap yang baru dan meninggalkan pola lama yang dirasa sudah mapan dan nyaman. Dan untuk itu kita harus berani berkorban serta hidup dengan taat dan tekun. YESUS sendiri dalam pewartaan-NYA menjalankan dengan penuh pengorbanan serta ketekunan dan kesetiaan. Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama menulis: "Dan sekalipun IA adalah ANAK, IA telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-NYA, dan sesudah IA mencapai kesempurnaan-NYA, IA menjadi pokok keselamatan yang abadi" (Ibr. 5:8,9).
Bagaimana kita sendiri? Sanggup?

Ya TUHAN, semoga aku senantiasa terbuka terhadap Kehadiran dan ajaran-MU. Bantulah aku dalam menyesuaikan hidupku dengan hidup-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas kembali pada awal minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Aturan Hari Sabat

 🆁🅰🅶🅸 Selasa 19 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa II : 
•Ibr. 6: 10-20 ; 
•Mzm. 111: 1-2, 4-5, 9, 10c; 
•Mrk. 2: 23-28.
Hari Kedua Pekan Doa Sedunia

Aturan Hari Sabat

Dalam kisah Penciptaan diceritakan bahwa ALLAH  bekerja sampai hari keenam dan pada hari ketujuh beristirahat. Hari ketujuh adalah hari Sabat (Shabat - bahasa Ibrani =  istirahat/berhenti bekerja). Demikian juga kita sekarang enam hari bekerja dan hari Minggu berhenti bekerja untuk istirahat dan memuliakan ALLAH. Kebiasaan atau aturan ini baik. Namun menjadi kurang baik kalau salah dalam penggunaannya.

Hari Minggu adalah hari kebangkitan TUHAN YESUS. Jika pandemi sudah lewat, maka pada hari itu kita gunakan untuk merayakan Ekaristi di gereja. Di dalamnya terungkap misteri Kasih ALLAH kepada kita. Di situ kita menikmati Kasih ALLAH itu dan membaharui harapan kita akan janji ALLAH. "Pengharapan itu adalah  sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir" (Ibr. 6:19). Sebuah kapal akan tetap tegak di tengah laut, walau ada gelombang atau badai yang menerpanya, karena ada sauh atau jangkar yang dilempar ke dasar laut. Demikian juga hidup kita akan tenang, kokoh dan gigih, walau diterpa aneka masalah karena kita memiliki harapan yang kuat. Harapan kita itu bagaikan sauh hidup kita dan itu sangat kuat karena mempunyai dasarnya pada janji ALLAH. "ALLAH  telah mengikat Diri-NYA dengan sumpah" (ayat 17).

Orang-orang Farisi dalam  perikop Injil tidak memanfaatkan hari Sabat untuk menguatkan  harapan, tetapi untuk menghakimi orang lain. TUHAN YESUS tidak anti aturan hari Sabat, tetapi menempatkannya secara benar. "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat" (Mrk. 2:27). Aturan hari Sabat dibuat agar hidup manusia semakin baik, kokoh dan berkelimpahan dalam pengharapan akan janji ALLAH.

Sepintas lalu dalam teks Injil hari ini seakan-akan YESUS berpihak pada anak-anak nakal yang suka melanggar aturan. Benarkah demikian? Kita harus sangat sadar bahwa YESUS juga dididik dalam keluarga Yahudi yang taat dengan segala macam peraturan agama dan masyarakat. DIA tentu bukan tipe anak nakal yang suka melanggar aturan. YESUS sama sekali tidak memprovokasi intuk melanggar aturan hari Sabat. DIA menawarkan suatu prinsup baru yang harus berada di atas peraturan di dunia ini, yaitu cinta kasih kepada sesama.

Kadang banyak peraturan agama dibuat dengan sangat bagus pada zaman lampau, tetapi tidak mengindahkan prinsip cinta kasih yang seharusnya melandasi semua itu. Lebih baik menolong orang lapar, menyembuhkan orang sakit, dan masih banyak tindakan kasih yang  YESUS lakukan untuk mempertegas bahwa hukum cinta kasih di atas segalanya.

Kerap kali dalam hidup kita pun, kita bersikap  seperti orang Farisi yang merasa dirinya suci, dengan menjalankan secara harfiah apa yang tertulis dalamn aturan agama, tanpa kita lihat keadaan sesama di sekitar kita yang membutuhkan uluran Kasih. Cobalah kita mawas diri kita: Apakah hati nurani kita tetap bersih waktu menjalani berbagai aturan agama?

TUHAN YESUS, puji dan syukur bagi-MU, karena ENGKAU lah sumber pengharapan hidupku yang tak pernah goyah. Kuatkan pengharapanku ya TUHAN, ajarilah aku untuk jadi murid-murid-MU yang taat dan peka untuk menolong sesama yang membutuhkan uluran kasih-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN
PK/hr

Berfikir Serba Negatif

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 20 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa II 
•Ibr. 7: 1-2, 15-17; 
•Mzm. 110: 1, 2, 3, 4;  
•Mrk. 3: 1-6.

Berpikir serba negatif

Orang yang keras hati biasa berpegang teguh pada pendiriannya  sekalipun salah. Ia sulit menerina pendapat orang lain. Ia selalu mencari sisi negatif dari diri orang lain lawan bicaranya.

Dalam kisah Injil hari ini, kita bisa melihat sifat keras kepala dan keras hati dalam diri orang-orang Farisi. Mereka mencari-cari kesempatan dan alasan untuk mempersalahkan TUHAN YESUS. Berhadapan dengan kedegilan hati mereka itu, YESUS dengan tegas dan tanpa ada rasa takut menegur sikap mereka dengan suatu pertanyaan: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" (Mrk. 2:4). Tetapi mereka tutup mulut. Kata- kata-NYA sangat telak memukul mereka. YESUS mau tunjukkan bahwa berbuat baik dan benar demi keselamatan manusia berada di atas segala aturan dan hukum.

Orang yang keras hati selalu mencari kesalahan orang lain. Sebaliknya orang yang berbelas kasih selalu mencari cara untuk memperbaiki kesalahan orang lain. Prinsip yang harus kita pegang adalah  selalu berbuat baik dan benar demi kebaikan sesama, kapan pun, di mana pun dan kepada siapa pun tanpa membeda-bedakan latar belakang orang yang ditolongnya itu. Lebih baik melakukan sesuatu yang menyelamatkan dan membahagiakan orang lain daripada menghancurkan dan merugikannya. Dan TUHAN YESUS segera memerintahkan orang yang mati sebelah itu untuk mengulurkan tangannya dan seketika itu juga sembuhlah orang  sakit itu. Reaksi orang-orang Farisi segera keluar dari rumah ibadat dan bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh YESUS.
Bagaimana Anda sendiri? 

TUHAN YESUS selalu konsisten dan konsekuen  langkah dan tindakan-NYA. Sebab, DIA adalah Imam Agung yang jauh lebih tinggi dari Harun dan untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek (lihat Ibr. 7:15-17). Melkisedek menurut arti namanya adalah Raja kebenaran dan juga Raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. "Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena Ia dijadikan sama dengan ANAK ALLAH, Ia tetap menjadi Imam sampai selama-lamanya" (ayat 17).

Ya TUHAN, jadikanlah hatiku seperti Hati-MU, sehingga aku selalu berusaha mencari jalan untuk melakukan yang terbaik untuk keselamatan dan kebahagiaan sesamaku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Kangen Ketemu Dia

 🆁🅰🅶🅸 Kamis 21 Januari 2021 
Peringatan Wajib Santa Agnes, Perawan & Martir :
•Ibr. 7: 25 - 8:6; 
•Mzm..40: 7 - 8a, 8b - 9, 10, 17; 
•Mrk. 3: 7-12.
Hari Keempat Pekan Doa Sedunia

Kangen ketemu DIA

Perikop Injil hari ini berkisah tentang banyak orang dari pelbagai pelosok dari Yudea, Galilea, Tirus dan Sidon, Idumea dan Yerusalem yang rindu dan kangen berat bertemu dengan YESUS. Mengapa bisa?  Bisa saja karena mereka melihat langsung karya penyembuhan-NYA atas pelbagai penyakit, mungkin juga di antara mereka itu ada yang merasakan langsung penyembuhan-NYA. Mereka juga rindu akan ajaran-ajaran-NYA yang penuh wibawa dan sangat menarik. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga itu. Mereka kangen dijamah oleh-NYA, dan anak-anak ingin dibelai rambutnya sambil mendengar petuah-petuah yang menarik. Mereka percaya pada daya Kuasa-NYA yang menyembuhkan. Rasa kangen pada-NYA tidak selalu dilandasi oleh motivasi yang mendalam. Tetapi sekurang-kurangnya mereka memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu, melihat dan mendengar YESUS, Sang Guru dan Sang Tabib yang menyembuhkan berbagai penyakit. "Semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-NYA hendak menjamah-NYA" (Mrk. 3:10). Dan roh-roh jahat yang merasuki beberapa orang kalau melihat DIA, langsung jatuh tersungkur di hadapan-NYA sambil berteriak: "ENGKAU-lah ANAK ALLAH" . Tetapi IA dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa DIA. (Lihat ayat 11,12).

Bagaimana dengan diri kita sendiri: Adakah rasa kangen bertemu YESUS? Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini, bagi mereka yang tidak bisa ke gereja, tetap  adakah rasa kangen dengan DIA? Kalau pun hanya ikut Misa on line apakah kita tetap khusyuk mengikuti perayaan Ekaristi? Ataukah dalam masa pandemi ini kita sangat egois hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau berbela rasa dengan mereka yang menderita?

Kemauan untuk datang dan bertemu dengan DIA merupakan modal awal untuk mengenal DIA lebih mendalam lagi. Bagi diri kita sendiri, siapakah sebenarnya YESUS itu? Beranikah kita menganggap bahwa YESUS itu sahabat bahkan "saudara" kita? 
Ataukah DIA  itu satu-satunya Andalan kita?
Cobalah kita meneladan Santa Agnes (+304) yang kita peringati hari ini. Cintanya pada YESUS sangat besar, hingga  gadis belia ini sangat kuat imannya kepada YESUS. Dan ketika dipaksa untuk tunduk menyembah Kaisar seolah-olah dia "Dewa", Agnes terang-terangan menolak, hingga ia dijebloskan ke penjara. Dan ketika ada pemuda istana yang tertarik pada kecantikannya, mau menolongnya keluar penjara tetapi dengan syarat mau diperisteri, ia dengan tegas menolaknya. Sebab, ia sudah punya kekasih hati yaitu YESUS KRISTUS. Merasa tersinggung, maka Agnes segera dibakar hidup-hidup. Tetapi ia tidak mengeluh kepanasan maka sangking marahnya pemuda itu mengayunkan pedangnya menebas lehernya, sampai dia mati mulia sebagai martir.
Iman gadis belia itu pada YESUS ternyata sangat besar dan kuat. Imannya itu - kalau menurut Rasul Paulus - begitu kokoh karena ia yakin bahwa "DIA sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang datang kepada-NYA." sebab DIA seorang Imam Besar "yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa" (lihat Ibr. 7: 25,26).
Seberapa besar cinta kita kepada YESUS?

Ya YESUS, semoga di tengah kesibukanku aku selalu rindu dan kangen untuk bertemu dengan ENGKAU. Ajarilah aku agar tetap setia pada-MU, karena ENGKAU-lah Andalanku. Santa Agnes, doakanlah aku. Amin

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Nilai Nilai Iman Dalam Perjanjian Baru

 🆁🅰🅶🅸 Jumat 22 Januari 2021
Pekan Biasa II
• Ibr. 8:6-13; 
• Mzm 85:8.10.11-12.13-14; 
• Mrk. 3:13-19.
Hari Kelima 
Pekan Doa Sedunia

Nilai-nilai Iman dalam 
Perjanjian yang Baru 

Dalam Kitab Suci, gunung sering dikaitkan dengan kehadiran Allah. Tuhan Yesus naik ke gunung apabila ada hal penting yang hendak Ia lakukan. Yesus melihat bahwa saatnya telah tiba untuk membangun kembali umat Allah yang terdiri atas dua belas suku Israel. Ia akan mengubahnya menjadi Israel Baru, yaitu Gereja, komunitas para murid Kristus yang meliputi seluruh bangsa di dunia. 
    Yesus naik ke gunung untuk memilih Dua Belas Rasul. Ia akan menjadikan mereka “lingkaran dalam” yang selalu bersama Dia, dan ambil bagian dalam karya perutusan yang sama, yaitu memberitakan Kerajaan Allah serta mewujudkannya dalam kenyataan hidup.
    Para Rasul itu akan menjadi dua belas “Bapa Bangsa” bagi Umat Perjanjian Baru. Mereka dipilih Tuhan untuk memegang otoritas resmi sebagai pemimpin Gereja, yang disebut hierarki. Namun, nilai-nilai iman serta perutusan mereka yang ditampilkan dalam perikop Injil hari ini berlaku juga bagi murid-murid Kristus yang lain.

“Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.” (Mrk. 3:13). Inisiatif untuk memanggil ada pada Tuhan. Tuhan memanggil, dan murid pun datang. -- Interaksi timbal-balik ini terjadi juga pada kita. Namun, sementara Tuhan selalu memanggil, apakah kita cukup peka dan selalu menanggapi-Nya? Bukankah kita selayaknya bersyukur atas panggilan untuk menjadi sahabat Yesus itu?
    “Ia menetapkan dua belas orang untuk selalu bersama Dia,” (ayat 14). Waktu Petrus menyangkal Yesus, hamba perempuan itu menekan Petrus, "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."  “Selalu bersama dengan Dia” adalah tanda sekaligus persyaratan untuk menjadi “murid Yesus.” -- Apakah setiap hari kita menyempatkan diri untuk hening berdoa, agar kita selalu bersama dengan Tuhan?
    Yesus memanggil para Rasul “untuk diutus-Nya memberitakan Injil.” Mereka “diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan,” (Mrk. 3:14-15). Kuasa untuk mengajar dan memberikan absolusi atas dosa dikhususkan untuk hierarki Gereja. Tetapi setiap orang yang sudah dibaptis dipanggil untuk ikut mewartakan Injil lewat kata-kata, sikap dan perbuatan sehari-hari. Kita juga ditugaskan untuk membawa orang lain meninggalkan setiap situasi yang memperbudak dan menggiring manusia untuk melakukan berbagai macam kejahatan.
    Dari daftar nama para Rasul (Mrk 3:16-19) kita dapat menduga bahwa mereka berasal dari aneka latar belakang. Kebanyakan mempunyai nama Yahudi (Aram), tetapi Andreas dan Filipus itu nama Yunani, menandakan keterbukaan keluarga mereka. Ada yang sangat setia seperti Kefas (bukit karang), Petrus. Ada yang akhirnya berkhianat, Yudas Iskariot, yang jauh berbeda dengan Yudas Tadeus yang akhirnya dibunuh sebagai martir. Ada yang dijuluki Anak Guruh, yang berarti temperamental (mudah marah) atau suka gaduh. Ada pula yang tidak mudah percaya, Tomas. Ada pemungut cukai, antek asing, Matius, tapi ada juga pemberontak anti-asing, Simon orang Zelot. Ada nelayan, ada pula guru, Bartolomeus (Natanael), yang dilihat Tuhan Yesus ketika ia mengajar di bawah pohon. Ada Yakobus Muda, ada Yakobus Tua. Mereka menjadi satu tim seiman seperjuangan. -- Mereka menjadi teladan dalam sikap toleran terhadap kebinekaan, sesuatu yang didambakan oleh masyarakat kita sekarang. 
    Dalam Daftar Nama para Rasul ada juga nama Yudas yang berkhianat. -- Apakah dalam Buku Baptis di Paroki ada juga nama pengkhianat zaman sekarang? Siapa? "Bukan aku, ya Tuhan?" (Mrk 14:19). Semoga kita tetap setia.

Bacaan Pertama, Surat Ibrani memberi penjelasan bahwa Perjanjian Baru antara Allah dan manusia, yang dibangun oleh Yesus dan dimeteraikan dengan darah-Nya, jauh lebih efektif daripada Perjanjian yang lama. Sebab, hanya Kristuslah Pengantara yang sempurna antara Allah dan manusia, karena Ia sungguh Allah dan sungguh manusia. Lewat Dialah kita memperoleh kasih Allah dan pewahyuan Diri Allah secara lengkap. Dan, di surga Kristus terus menjadi Pengantara bagi orang-orang yang tetap setia pada-Nya.
    Untuk Perjanjian yang baru, inilah janji Allah: "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka …” (Ibr. 8:10). 
Isi Perjanjian ini tidak lagi ditulis pada loh batu, melainkan merasuk dalam hati (menjadi suara hati), bukan sekadar tata cara luar belaka. Hukum Allah, yaitu Hukum Kasih (mengasihi Allah dan mengasihi sesama), akan menjadi prinsip hidup umat, sehingga mereka sanggup menaati Perjanjian dengan senang hati. “… maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” Antara Allah dan umat terjalin relasi erat, sehingga umat akan terus mengenal Allah (ayat 11) dan tidak melupakan-Nya dengan berbuat dosa. Pengampunan dosa pun kini terbuka selamanya, (ayat 12).
    Kita mesti tetap setia pada komitmen kita terhadap Kristus, Pengantara kita pada Bapa yang penuh kasih. Kita harus menjaga agar iman kita tidak menjadi dangkal, dengan terus mendalami ajaran kasih-Nya.
    
Ya Tuhan Yesus, karya kasih-Mu sungguh tak terperikan. Kini Roh-Mu selalu hadir dalam hatiku. Tunjukkanlah padaku sikap dan perbuatan yang berkenan pada Bapa, dan kuatkan aku agar tidak setengah hati dalam menjalankan Hukum Kasih yang telah Kauajarkan kepada para murid-Mu. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
RS/PK/hr

Ia Tidak Waras Lagi

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu 23 Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa II : 
•Ibr. 9: 2-3, 11-14; 
•Mzm..47: 2-3, 6-7, 8-9;
•Mrk. 3: 20-21.
Hari Keenam Pekan Doa Sedunia

IA tidak waras lagi (?)

Injil yang singkat hari ini mengisahkan betapa sibuknya pewartaan yang dilakukan TUHAN YESUS, hingga IA kadang tidak sempat makan lagi. Saudara-saudara-NYA mendengar berita itu, langsung saja ingin menjemput-NYA. "Sebab, kata mereka IA tidak waras lagi." (Mrk. 3:21)  Saudara-NYA sendiri sudah tega menghakimi DIA, tidak beda dengan orang yang dianggap "kerasukan". Ini suka terjadi dengan tokoh-tokoh yang gigih dan murni ingin melakukan suatu pembaharuan. Selalu ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan nama baiknya, termasuk dari kalangan kerabatnya sendiri. Tidak segan mereka melemparkan "kampanye negatif" dengan jalan memfitnah.

TUHAN YESUS seorang Nabi muda yang masih  berumur 30 tahun, ingin membuat suatu pembaharuan lewat jalan pertobatan. IA mewartakan bahwa Kerajaan ALLAH sudah dekat, maka bertobatlah, demikian seruan-NYA di mana-mana. IA dengan berani melawan arus "Farisi" dan "Tua-tua" yang menguasai rumah- rumah ibadat. Tentu saat itu banyak tokoh dan pemimpin masyarakat yang jauh lebih tua dan berpengalaman, merasa tersinggung dengan ajaran-NYA. Mereka merasa bahwa DIA lah ancaman nyata bagi masa depan mereka. Dan lagi cara mengajar YESUS memang sangat simpatik dan penuh wibawa, hingga orang banyak berdesakan ingin mendekati-NYA, termasuk mereka penderita  penyakit kusta! Begitulah luar biasa wibawa dan pengaruh seorang "anak tukang kayu dari Nazaret!" Kehadiran-NYA dianggap membahayakan posisi mapan mereka. Muncul sikap cemburu, iri, dengki, benci dan dendam. Sikap inilah yang mengantarkan-NYA pada  penyaliban!

Tidak jarang kita bersikap mirip seperti orang Farisi! Kadang kita tidak suka melihat "saingan" kita lebih maju. Kita jadi iri dan benci serta menyusun langkah untuk menjatuhkan nama baiknya. Bagaimana pun caranya kita tempuh, asal "dia" tidak naik. "Cara yang tidak terpuji" pun digunakan. Maka timbullah suasana panas yang tidak sehat. Terjadilah suasana fitnah dan menjatuhkan lawan.
Harapan kita, suasana dan "budaya fitnah" ini jangan sampai merembes di kalangan gereja atau menjangkiti para pengikut-NYA! 

Yang dibutuhkan saat ini adalah para pemimpin masyarakat yang berwawasan luas, mengatasi segala perbedaan yang ada,   berpikir positif, jujur dan ksatria serta rela berkorban dan kerja keras untuk mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan golongan atau keluarga atau bahkan pribadi sendiri! Sudahkah kita mempersiapkan calon-calon pemimpin ideal seperti itu?

Ya TUHAN YESUS, ENGKAU lemah lembut, murah hati dan rendah hati. Jadikanlah hatiku seperti Hati-MU. Dampingilah kaum muda  hingga mereka berani keluar dari kesempitan pola pikirnya. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir minggu. AMDG Berkat TUHAN.
PK/hr

Pertobatan: Perombakan Dan Pembaharuan Total

 🆁🅰🅶🅸 Minggu 24 Januari 2021 
HARI MINGGU BIASA III :
•Yun. 3:1-5. 10; 
•Mzm. 25: 4bc-5ab, 6-7bc, 8-9; 
•1Kor. 7: 29-31; 
•Mrk. 1: 14-20.
Hari Minggu Sabda ALLAH
Hari Ketujuh Pekan Doa Sedunia

Pertobatan: Perombakan dan Pembaharuan Total

Hari Minggu Biasa III sejak 26 Januari 2020 telah ditetapkan Paus Fransiskus sebagai Hari Minggu Sabda ALLAH. Keputusan itu tertuang dalam Surat Kepausan  "Aperuit Illis". Paus mengundang seluruh umat Katolik untuk lebih memperdalam appresiasi, cinta dan kesaksian umat yang setia kepada TUHAN dan Firman-NYA. Sabda-NYA harus dapat dimengerti, dihayati dan dilaksanakan dalam hidup sehari-hari. Sabda-NYA harus hidup dalam kehidupan kita. - Sudah dipraktekkan?

Semua Bacaan Suci pada hari ini bertemakan pada pertobatan. Dan hal ini tidak cukup dinyatakan dengan berkata: Sorry, ya, atau berhenti pada kamar pengakuan saja. Pertobatan sejati harus diikuti dengan langkah konkrit, yaitu  perombakan total dan pembaharuan radikal atas segala perbuatan dosa atau kelemahan yang telah kita akui pada TUHAN melalui Bapa pengakuan.

Bacaan Pertama berkisah tentang pertobatan seluruh kota Niniwe berkat seruan dari Nabi Yunus. Semula murka ALLAH sudah sampai pada puncaknya karena penduduk di Niniwe telah berbuat dosa yang berat dengan penyembahan berhala dan perbuatan yang hina. Karena itu DIA berniat  menghancur leburkan kota metropolis itu. Namun karena seruan Yunus supaya mereka segera bertobat, maka mereka segera berpuasa sebagai tanda tobat dan mohon pengampunan ALLAH. Sekalipun mereka telah meninggalkan TUHAN, tetapi karena pertobatan massal itu dilakukan oleh penduduk Niniwe, maka ALLAH Yang Maharahim, berbelas kasih dan mengampuni seluruh penduduk Niniwe.

Dalam Bacaan Kedua Rasul Paulus mengingatkan bahwa waktu hidup di dunia ini begitu singkat dan dunia akan cepat berlalu, maka kita harus siap untuk mengambil sikap dan siap untuk pembaharuan.

Sementara TUHAN YESUS ketika tampil pertama di Galilea, sudah  menegaskan: "Waktunya telah genap. Kerajaan ALLAH sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah pada Injil!" (Mrk. 1:15).
Kita dapat menggarisbawahi dua hal pokok: Pertama, pertobatan radikal merupakan kunci untuk masuk Kerajaan ALLAH. Pertobatan penduduk Niniwe itulah pembaharuan total dan radikal! Bertobat berarti berbalik ke arah yang lebih baik dan siap diperbaharui hidupnya.
Kedua, pertobatan berkaitan erat dengan percaya akan Kabar Gembira keselamatan. Orang yang bertobat adalah dia yang meneriima jalan dan arah baru dalam kehidupan-NYA, menerima nilai-nilai dan sikap yang diajarkan YESUS.

Guna mewartakan pertobatan dan Kabar Gembira, YESUS memanggil murid-murid NYA. YESUS meminta komitmen dan kesetiaan untuk mengikuti DIA, suatu penyerahan diri secara total, bukan setengah-setengah: YESUS ya tapi ikatan duniawi tidak mau dilepas, sehingga semangatnya masih tergantung hal-hal duniawi. 
Kita juga dipanggil untuk ambil bagian dalam tugas perutusan KRISTUS. Secara bebas kita juga menanggapi panggilan itu dan siap sedia untuk ditugaskan di mana saja. Siapkah dan bersediakah kita?

Ya TUHAN YESUS, terima kasih atas panggilan dan kepercayaan untuk mengambil bagian dalam tugas mewartakan pertobatan dan Kabar Gembira-MU. Berilah aku kebebasan dan keberanian untuk mengikuti-MU. Amin

Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi secara offline maupun on line. Selamat berhari Minggu. Berkat TUHAN.

Kuasa Allah Tiada Duanya

 🆁🅰🅶🅸 Senin 25 Januari 2021 
Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul : 
•Kis. 22: 3-16 atau 
•Kis. 9: 1-22; 
•Mzm. 117: 1,2; 
•Mrk. 16: 15-18.
Penutupan Pekan Doa Sedunia

Kuasa ALLAH tiada duanya!

Saulus orang Tarsus itu sangat meresahkan para pengikut KRISTUS. Betapa tidak!? Dia mengejar, menangkap dan membawa mereka ke Majelis Pengadilan Agama untuk dijadikan pesakitan. Bahkan membunuh mereka! Kejahatan itu disahkan secara hukum oleh para pemimpin agama. Dia mengantongi secarik kertas Surat Perintah Penangkapan dan Penganiayaan dari Imam Besar agama Yahudi. Agama yang semestinya menjadi "oase" damai yang menyejukkan dan menyegarkan ini,  berbalik! Agama menjadi ancaman masyarakat yang sangat meresahkan dan mengerikan.

Tindakan seperti itu tentu tidak benar. ALLAH memberi kehidupan, tidak merestui tindakan jahat dan keji itu. ALLAH berada  di pihak mereka yang menderita. Maka yang teraniaya bukan hanya para murid NYA, tetapi TUHAN YESUS KRISTUS sendiri. Maka ketika Saulus mau ke Damsyik, ia dicampakkan dari kudanya, tanpa daya ia menutupi wajahnya dari Sinar yang menyilaukan mata. Terdengar suara menggelegar dari langit: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya AKU?" (Kis. 9:4). Itulah suara TUHAN YESUS yang dianiaya! Saulus sama sekali belum pernah berjumpa dengan YESUS, dan ia tidak bermaksud menyiksa TUHAN YESUS! Yang ia kenal dan jadi sasaran penangkapan adalah para pengikut-NYA, tetapi yang mengeluh adalah TUHAN YESUS sendiri!

Pada hari ini Gereja secara khusus merayakan pertobatan Saulus, seorang musuh KRISTUS, menjadi Rasul-NYA, bahkan Rasul Agung setara Rasul Petrus, Kepala Gereja! Peran Paulus dalam mengenalkan dan mempertobatkan orang-orang di luar Yahudi sungguh luar biasa! Berkat kegigihannya yang selalu dibimbing ROH KUDUS, Paulus melipatgandakan jumlah orang Kristen dan juga memelihara iman mereka melalui peneguhan surat-suratnya. Bahkan pada tahun 2009 Takhta Suci mengajak seluruh Gereja untuk merefleksikan secara khusus kehidupan Paulus secara serentak. Dan hari ini adalah momentum yang tepat untuk merefleksikan ulang bagaimana seorang Saulus menjadi Paulus:  dari seorang musuh YESUS menjadi seorang Rasul yang mengemban perintah YESUS: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!"  (Mrk.16:15).

Saulus berjumpa dengan YESUS dalam diri orang-orang yang dia aniaya, yang menderita dan ketakutan. Peristiwa di dekat kota Damsyik itu sangat menghebohkan. Inilah awal titik balik hidup seorang Saulus menjadi Paulus! Perjumpaan visioner itu mengubah paradigma dan etika sosialnya. Dia tidak lagi mengejar dan membunuh para pengikut KRISTUS, tetapi malah meyakinkan orang-orang "kafir" bahwa YESUS itu Mesias dan ANAK ALLAH! Dia tidak lagi menebarkan benih kebencian, melainkan mewartakan cinta kasih Kristiani. Andalannya bukan lagi Surat Perintah Imam Besar melainkan TUHAN YESUS KRISTUS sendiri!

Belajar dari perayaan hari ini dan pengalaman Paulus, maka kalau saat ini kita sedang terbelenggu oleh dosa-dosa berat, jangan pernah menunda pertobatan! Jangan sampai TUHAN menghantam kita dengan keras seperti terjadi berbagai bencana alam yang murka dan wabah penyakit pada akhir-akhir ini! Lebih baik kita bertobat karena TUHAN membelai kita dengan kasih-NYA dari pada kita "terpaksa" bertobat karena TUHAN marah! Seberapa pun dosa berat kita, sehitam apa pun latar belakang hidup kita, TUHAN mampu mengubah diri kita menjadi alat dan perpanjangan Tangan NYA untuk menjadi pewarta Injil pada zaman  digital saat ini! Tinggal hati kita: Mau terbuka atau tertutup?

Ya TUHAN YESUS, ENGKAU-lah Hamba ALLAH yang menderita. Ajarilah aku untuk senantiasa mencintai sesama, terutama yang lemah dan menderita. Bukalah hatiku untuk berani bertobat meninggalkan cara hidupku yang lama. Pakailah aku sebagai alat-MU. Santo Paulus, doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas kembali pada awal minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Tanggung Jawab

 🆁🅰🅶🅸 Kamis 28 Januari 2021 
Peringatan Wajib St Thomas Aquino, Imam & Pujangga Gereja : 
•Ibr. 10: 19-25; 
•Mzm. 24: 1-2, 3-4ab, 5-6;
•Mrk. 4: 21 - 25.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah salah satu keutamaan yang sangat penting untuk dimiliki oleh seseorang dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang bertanggung jawab akan mengerjakan segala tugas dengan baik, jujur dan benar. Orang seperti itu biasanya akan mendapat kepercayaan besar dari orang lain. Dan dia akan mudah mendapatkan pekerjaan, bahkan dia akan dicari banyak orang. Dengan demikian bukan orang mencari pekerjaan, tetapi pekerjaan yang mencari dia.

Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama berpesan untuk dapat memiliki tanggung jawab itu kita sekurang-kurangnya harus dapat memenuhi 4 (empat) hal, yaitu 
(1) di hadapan TUHAN kita harus jujur, tulus dengan hati nurani yang bersih. 
(2) Kita perlu memiliki optimisme atau pengharapan yang kuat, karena kita percaya pada TUHAN yang selalu setia  pada janji-NYA. 
(3) Sifat peduli dan mengasihi perlu menjadi dasar tindakan kita. Dan
(4) gemar bersosialisasi,  tidak suka menyendiri atau hanya mencari kepentingan diri sendiri.

Cobalah kita teliti diri kita  dengan jujur, apakah kita sudah memenuhi harapan Paulus itu?

Sementara itu TUHAN YESUS dalam perikop Injil hari ini bersabda: "Karena siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya" (Mrk. 4:25). TUHAN YESUS menekankan pentingnya bertanggung jawab terhadap kepercayaan dan pemberian TUHAN. Harapan-NYA adalah agar kita dapat mengembangkan pemberian, rakhmat dan berkat, baik yang berupa talenta atau anugerah lainnga, sebaik dan semaksimal mungkin untuk diri sendiri maupun  terutama untuk sesama kita. Karunia yang TUHAN percayakan kepada kita, jangan didiamkan, tetapi mesti dikembangkan dan dibagikan kepada orang lain. Pelita yang kita bawa bukan disembunyikan atau diletakkan di bawah tempat tidur, tetapi harus diletakkan di atas "kaki dian" atau di atas meja (bdk. Mrk. 4:21). Dengan demikian kita senantiasa diharapkan menjadi cahaya atau terang bagi masyarakat sekitar atau dapat menembus kegelapan yang masih banyak dialami oleh banyak orang. Kemana pun dan di mana pun kita berada, kita harus dapat menjadi obor atau lilin bagi masyarakat sekeliling kita. Dengan kata lain, kita akan menjadi teladan dan berperan sebagai penyuluh, pelopor, pendamai dan pendorong bagi orang lain. Dalam masa pandemi Covid-19 ini peran itu sangat mendesak, dan kita dituntut untuk ambil bagian. Di sinilah tanggung jawab sosial kita dituntut! Sadarkah kita akan hal itu?
Ingatlah, bahwa semua anugerah atau pemberian TUHAN itu kita terima dengan "gratis". Maka kita patut  membagikannya pula secara "gratis"!

Beriman juga membutuhkan tanggung jawab! Tanggung jawab untuk mengembangkan, mempertahankan, menghayati dan menjadi saksi iman itulah kewajiban yang harus kita lakukan atau praktekkan!  Sudahkah kita menjawabnya dengan suatu aksi yang konkrit?

Santo Thomas Aquino (1225-1274) yang kita rayakan hari ini adalah salah seorang teladan yang bertanggung jawab  dalam menanggapi pemberian atau talenta yang TUHAN berikan. Ia diberi bakat dan kemampuan yang lebih dalam intelektualitasnya maka ia mengabdikan semua kemampuannya itu untuk kepentingan pendidikan, Gereja dan umat atau masyarakat. Meski ia pandai, ia tetap rendah hati dan tekun dalam berdoa. Gereja mewarisi karya-karya tulisnya sebagai "harta karun" yang sangat berharga. Ia disebut "Doctor Angelicus" (Doktor Malaikat) karena makna buah penanya lebih bersifat ilahi daripada duniawi. Ia sangat besar devosinya kepada Sakramen Mahakudus, terbukti dari doa dan nyanyian yang dibuatnya seperti Verbum Supernum, Adoro Te dan lain-lain. Ia meninggal dalam perjalanannya menuju Konsili di Lyon, Perancis.

Ya TUHAN, bantulah aku untuk dapat semakin bertanggung jawab terhadap segala pemberian dan anugerah-MU, termasuk terhadap imanku dan segala tugas yang kuemban sekarang ini. Santo Thomas Aquino doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Penabur

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 27.Januari 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa III : 
•Ibr.10:11-18; 
•Mzm. 110:1, 2. 3, 4; 
•Mrk. 4: 1-20.

PENABUR

Dalam Bacaan Pertama diungkapkan oleh Rasul Paulus, bahwa semua ciptaan patut menyembah TUHAN, Penciptanya. Hal tersebut merupakan ungkapan pengakuan akan ALLAH sebagai Penguasa alam semesta. Selain itu, ciptaan yang berdosa pun perlu mempersembahkan korban silih untuk mendamaikan kembali relasinya yang telah rusak dengan TUHAN. Pada zaman dahulu, korban penghapusan dosa dalam tradisi bangsa Israel tampak dalam binatang-binatang yang dipersembahkan kepada ALLAH. Imam mempersembahkan kurban sedemikian, sehingga seorang berdosa menerima pengampunan. Bagi kita, KRISTUS yang wafat di kayu salib, adalah satu- satunya Korban yang menghapus dosa. "Sebab oleh satu Korban saja, IA telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang IA kuduskan. Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa" (Ibr. 10:14,18).

Perikop Injil hari ini mengisahkan perumpamaan tentang seorang Penabur. Penabur itu melambangkan ALLAH, sedangkan tanah adalah manusia. Keadaan tanah sangat menentukan tumbuh dan berkembangnya suatu jenis tanaman. Tanah yang subur akan membuat tanaman tumbuh dengan subur, "hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat" (Mrk. 4:8). Sebaliknya tanah yang tidak subur, tanah yang di pinggir jalan, tanah yang berbatu-batu atau tanah di tengah semak berduri akan membuat tanaman menjadi kerdil bahkan mati dan tidak menghasilkan buah.
ALLAH telah menaburkan benih Sabda Kasih-NYA dan aneka benih kebaikan kepada semua manusia. Betapa IA mengharapkan agar semuanya itu tumbuh subur dalam diri kita dan menghasilkan buah yang berlimpah. Namun nyatanya tidaklah selalu demikian karena keadaan hati manusia.

Dari perumpamaan itu kita mengetahui bahwa Karya Keselamatan ALLAH  pada dasarnya berlaku untuk semua makhluk ciptaan-NYA, tanpa kecuali! Soalnya adalah bagaimana sikap kita terhadap Sabda TUHAN yang memiliki Kuasa untuk mendatangkan buah-buah kebaikan dalam kehidupan. Setiap orang mempunyai kesempatan dan potensi yang sama untuk mendapatkan buah-buah kebaikan dalam kehidupan. Namun, nyatanya ketertutupan, kebebalan, keegoisan, ketidak-pedulian dan kesibukan duniawi lainnya membuat benih yang ditanamkan ALLAH  itu tidak berkembang bahkan mati dalam diri manusia. Maka agar benih itu dapat bertumbuh dan berbuah dengan berlipat-ganda, kita harus membuka hati kita pada bimbingan ROH KUDUS! Ingatlah, bahwa sesubur apa pun kita sebagai tanah, kalau tidak membuka diri pada ALLAH sebagai Penabur dan Penggarap yang baik, kelak tak bakal tumbuh dan menghasilkan buah!

Dengan mengemukakan perumpamaan itu, TUHAN YESUS mengharapkan agar kita menjadi tanah yang subur, juga atau  justru pada saat-saat kritis seperti zaman pandemi Covid-19 ini!
Bagaimana dengan diri kita masing-masing? Termasuk jenis tanah macam apa diri kita ini?

Ya BAPA, aku mempersembahkan diriku kepada-MU sebagai tempat persemaian Sabda-MU dengan segala keterbatasanku. Pupuklah "tanah hatiku" hingga benih Sabda-MU bertumbuh dengan subur dan menghasilkan buah. Amin.

Selamat pagi. Selamat baraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Dipanggil Dan Diutus Tuhan

 🆁🅰🅶🅸 Selasa 26 Januari 2021 
Peringatan Wajib St Timoteus dan St.Titus, Uskup : 
•2Tim. 1: 1-8 atau 
•Tit. 1: 1-5; 
•Mzm.96: 1-2a, 2b-3, 7-8a, 10; 
•Luk.10: 1-9.

Dipanggil dan diutus TUHAN

Umat Katolik di Tanah Air ini jumlahnya hanya kecil, sekitar 7 juta dari 270 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 2,6 % dari seluruh jumlah penduduk. Walaupun demikian, pertumbuhan jumah umat berkembang cepat, tetapi jumlah imam dan kaum religius tidak secepat dibanding perkembangan umat. Maka tepat sekali Sabda TUHAN YESUS hari ini: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit" (Luk.10:2). Minimnya jumlah mereka  yang terpanggil bekerja di ladang-NYA, menjadi salah satu sebab kurang terpenuhinya kebutuhan rohani umat. Memang di daerah tertentu sangat sulit membangun gereja karena kurang bisa diterima di kalangan tertentu. Sungguh, dibutuhkan Gembala dan umat yang tangguh dan luwes bergaul di tempat tertentu. YESUS sudah mengingatkan: "Pergilah, sesungguhnya AKU mengutus kamu seperti anak domba ke  tengah-tengah serigala" (ayat 3)

Kita tidak mungkin menunggu sampai jumlah imam terpenuhi. Maka sebenarnya kita semua dipanggil dan diutus TUHAN seperti "anak domba ke tengah-tengah serigala". Tanpa perlengkapan senjata dan bekal lainnya sebagai penunjang, bagaimana mungkin anak domba bisa bertahan di tengah serigala? Sesuatu yang tidak masuk akal. Tetapi itulah "logika" perutusan TUHAN. Bukan karena kita kuat dan hebat, maka kita diutus-NYA untuk menjadi saksi-NYA di tengah dunia yang sudah cenderung "antiKristus" dan mengabaikan nilai-nilai Kerajaan ALLAH ini. Bukan pula karena kita memiliki segala tools dan jaminan duniawi untuk mendukung perutusan itu. Tetapi semua itu mau menyatakan Kebesaran ALLAH di balik kesediaan dan ketulusan hati kita untuk menjadi saksi-NYA. Seorang yang siap diutus itu sama seperti seorang bayi yang baru lahir ke tengah dunia. Ia mengandalkan TUHAN dan penyertaan serta perlindungan kasih-NYA dan juga sesamanya.

Seperti seorang anak yang baru lahir, kita hanya memiliki keberanian untuk memulai sesuatu yang mungkin belum pernah kita masuki sebelumnya. Atau bisa saja kita diutus untuk menjungkir-balikkan logika manusia yang cenderung materialisme  dan pragmatis. Teringat Rasul Paulus, yang sebelumnya antiKristus, kemudian lahir kembali menjadi seorang utusan TUHAN yang perkasa, setelah ia lahir baru dari kebutaannya. Paulus menanggalkan segala perlengkapan perangnya dan meninggalkan pasukan elitnya untuk menjadi saksi KRiSTUS. Ia mengandalkan TUHAN  dan dua pengikut setianya yang selalu menemaninya, yaitu Timotius dan Titus yang pestanya kita rayakan hari ini.

Santo Timotius dan Titus adalah murid sekaligus rekan dan orang kepercayaan Paulus. Keduanya berasal dari keluarga kafir. Karena pewartaan Paulus, mereka bertobat dan menjadi pewarta yang tangguh dan berani. Paulus mengangkat Timotius menjadi Uskup di Efesus dan Titus menjadi Uskup di Kreta.

Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius dan ketekunan Titus dalam mewartakan Injil di tengah situasi yang tidak bersahabat. Timotius mati dibunuh dengan kejam pada tahun 97 dan Titus meninggal dalam tugasnya di Kreta. Semangat juang dan darah mereka menyemangati kita saat ini untuk tetap setia mengikuti KRISTUS dan siap menjadi pewarta-NYA yang setia dan berani. Teristimewa semoga menginspirasi anak-anak muda dan saudara-saudara kita untuk mau bekerja di ladang TUHAN.

Ya TUHAN, kirimkanlah pekerja-pekerja yang tangguh bagi umat-MU, terutama di ladangMU yang sangat membutuh kannya. Ya YESUS, aku siap menjadi utusan-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN
PK/hr

Misteri Kerajaan Allah

 🆁🅰🅶🅸 Jumat 29 Januari 2021
Pekan Biasa III
• Ibr. 10:32-39; 
• Mzm 37: 3-4. 5-6. 23-24.
   39-40; 
• Mrk. 4:26-34.

Misteri Kerajaan Allah

Kerajaan Allah yang diwartakan Tuhan Yesus bukanlah suatu wilayah pemerintahan atau kekuasaan politik tertentu seperti yang diharapkan oleh umat Israel dari Raja Mesias. Kerajaan Allah adalah situasi kehidupan yang di dalamnya terjadi karya penyelamatan Allah, di manapun situasi itu berada.
    Kerajaan Allah merupakan misteri sangat agung, bagaikan sebuah permata besar yang mempunyai banyak segi. Tidak ada satu penjelasan sederhana yang secara lengkap mencakup semua segi Kerajaan itu. Setiap penjelasan hanya memperlihatkan salah satu segi saja. Begitu pula penjelasan yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Dalam Bacaan Injil hari ini Tuhan menggunakan dua perumpamaan untuk menjelaskan dua segi, yaitu bahwa Kerajaan Allah tumbuh secara internal dan eksternal, di dalam dan ke luar. 
    Pada perumpamaan pertama, Yesus bersabda, "Hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” (Mrk 4:26-27). Benih Kerajaan Allah, yang ditanamkan oleh Yesus ketika Ia berkarya di dunia, siang-malam terus tumbuh, tetapi proses pertumbuhannya tersembunyi di dalam dan tidak diketahui oleh manusia.
    Pertumbuhan Kerajaan itu tidak terjadi secara mendadak, melainkan berlangsung lewat suatu proses. “Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” (ayat 28). Perlahan tapi pasti Kerajaan Allah terus tumbuh sampai menghasilkan buah. Yesus menanamkan Kerajaan itu secara halus dan persuasif pada para pendengar-Nya. Selanjutnya Kerajaan itu tumbuh dengan kekuatan yang tak dapat dibendung.
    Pada perumpamaan kedua, Kerajaan itu diumpamakan seperti biji sesawi (mustard). Biji itu hanya sebesar biji lada. “Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, …" (ayat 32). Kerajaan Allah tumbuh ke luar, dari sangat kecil menjadi sangat besar, “sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Benih Kerajaan, yakni komunitas para murid pertama, awalnya sangatlah kecil. Tetapi di masa depan Kerajaan itu akan tumbuh besar dan menjadi tempat bernaung bagi berbagai bangsa di dunia.
   Sabda Tuhan ini sangat membesarkan hati Gereja Perdana. Mereka sering ditindas oleh sesama orang Yahudi dan penguasa setempat. Tetapi mereka percaya pada sabda Tuhan, bahwa di dalam Gereja-Nya berlangsung pertumbuhan yang tidak dapat dihambat oleh siapapun. Tugas mereka adalah menyebarkan dan merawat benih Kerajaan, sementara pertumbuhannya sama sekali tidak mereka kuasai. Seperti kata Rasul Paulus, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan,” (1 Kor 3:6). 
    Lewat karya misi para Rasul dan rekan-rekan mereka, Gereja Perdana tersebar dalam bentuk jemaat-jemaat kecil di wilayah Asia, Afrika, Eropa, dan sampai Roma, ibukota kekaisaran. Biji sesawi Kerajaan Allah kini tumbuh bercabang-cabang, menjangkau banyak bangsa.
    Dalam Bacaan pertama, Surat Ibrani memberi semangat kepada umat Perdana yang sedang dalam penganiayaan. Umat itu sebelumnya telah menderita dan bertahan terhadap penganiayaan dari sesama orang Yahudi. Kini mereka harus tetap tabah terhadap penindasan dari penguasa Roma. Namun apa yang terjadi: karena mereka ditindas dan terusir dari negerinya, tanpa mereka sadari benih Kerajaan Allah malahan tersebar ke negeri-negeri lain. Berkat ketahanan mereka, Gereja tumbuh dan tersebar luas. 
-- Perjuangan Gereja Perdana pantas menjadi teladan bagi kita, agar kita pun bertahan dala…

Iman : Di Tempat Badai

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu 30 Januari 2021  
Hari Biasa Pekan Biasa III : 
•Ibr. 11: 1-2, 8-19. 
•Mzm Tanggapan: Luk. 1: 69-70, 71-72, 73-75.  
•Mrk. 4: 35-41.

Iman: Ditempa badai?

Apa arti beriman? Dalam Bacaan Pertama Rasul Paulus menyatakan bahwa bagi Abraham beriman berarti taat mengikuti Perintah TUHAN; setia menjalankan Perintah itu dan tekun berpegang pada janji yang TUHAN berikan. Iman Abraham dijadikan teladan oleh banyak orang, tidak hanya umat Kristiani, tetapi juga umat Islam dan Yahudi. Mulai dari  Bapa Abraham, ALLAH mempersiapkan kedatangan Sang Juru Selamat melalui suatu bangsa. Betapa dahsyat dan penuh daya iman itu! 
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr 11:1). Iman adalah kunci menyelesaikan permasalahan, meskipun tidak semua bisa diselesaikan. Tetapi semua permasalahan itu pasti mempunyai aspek apa maksud TUHAN ada persoalan demikian  

TUHAN YESUS sangat paham bagaimana menguji iman para murid-NYA. Ketika di dalam perahu DIA tidur di buritan kapal. Sementara itu angin badai mengamuk. Paniklah para murid. Mereka heran, mengapa TUHAN tidur saja? Apakah DIA sengaja membiarkan mereka tenggelam? Setengah protes mereka membangunkan YESUS: "Guru, ENGKAU tidak perduli kalau kita binasa?" maka bangunlah DIA menghanrdik angin itu dan berseru: "Diam! Tenanglah!" Maka angin reda dan danau jadi tenang. Kepada pada murid, DIA menegur mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (lih. Mrk 4:38-40) YESUS sudah menenangkan angin badai itu. DIA tidak pernah meninggalkan para murid dan kita semua sampai sekarang. Tapi mengapa kita tetap takut? Ini berarti iman para murid dan kita ini masih rapuh! Sangat "fragile"! TUHAN tidak pernah meninggalkan kita! DIA sangat setia pada janji-NYA. Justru kitalah yang sering dan sengaja meninggalkan DIA!

Iman yang nampak begitu sederhana ternyata tidak mudah dihayati dalam kehidupan sehari-hari!  Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, iman kita pun kembali diuji: Apakah kita mudah panik dan juga langsung bereaksi "menyalahkan" TUHAN? Untuk sesaat bisa saja timbul rasa takut dan cemas. Tetapi jangan diperpanjang dan diteruskan ketakutan itu, sebab TUHAN YESUS ada didekat kita! DIA pasti akan membantu, mustahil DIA hanya akan diamkan kita! Percayalah DIA!  Serahkanlah segala beban mental dan pisik kepada-NYA agar disatukan melebur dalam Salib KRISTUS.
Bisa juga rasa cemas itu menggerakkan orang untuk lebih gigih berjuang. Hal itu wajar. Yang tidak wajar adalah bila rasa takut itu membuat orang tidak berbuat apa-apa! 

Ya TUHAN YESUS, ampunilah aku yang sering kurang percaya ini. Ajarilah aku untuk dapat beriman seutuhnya kepada-MU. Tambahkanlah iman padaku. Amin.

Selamat pagi. Selamat menjalankan aktivitas pada akhir minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

Umat Katolik Taat

 Jakarta (Kemenag) --- Umat Katolik adalah umat yang teratur dan taat hukum. Ini adalah salah satu karakter umat Katolik yang diungkapkan Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo) saat bertemu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pekan lalu, di Gereja Katedral, Jakarta. 

Kisah ini disampaikan kembali oleh Menag Yaqut saat dirinya memberikan pembinaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

"Saat saya bertemu dengan Kardinal Suharyo, beliau menyampaikan, bahwa umat Katolik adalah umat yang teratur dan taat hukum. Kami memiliki sistem tersendiri yang dapat mencegah umat Katolik melanggar hukum,begitu kata Kardinal," kisah Menag Yaqut, Jum'at (29/01). 

"Saya jawab saat itu, wah kalau memang seperti itu  maka biarlah umat Katolik menjadi contoh bagi umat-umat yang lain untuk masalah ketertiban dan taat hukum," imbuh Menag. 

Menag pun  berharap karakter semacam ini juga dimiliki jajaran ASN Bimas Katolik. "Sehingga saya yakin, kalau ini diterapkan, maka tidak akan ada lagi pelanggaran hukum seperti korupsi dalam penyelenggaraan negara," ungkapnya. 

Karakter lain yang perlu dimiliki oleh ASN Kemenag menurutnya adalah kesederhanaan dan kebersahajaan. Lagi-lagi, hal ini menurut Menag, juga dapat dicontoh dari perilaku yang dimiliki Kardinal Suharyo. 

"Saya amat kagum dengan beliau. Walaupun beliau adalah seorang tokoh besar, tapi beliau sangat sederhana dan bersahaja. Bahkan saya ungkapkan kepada beliau, saat berhadapan dengan beliau, saya merasa sedang berhadapan dengan kiai saya," kata Menag mengungkap kekagumannya kepada sosok Uskup Agung Jakarta tersebut. 

Menurut Menag, ia melihat ada kesamaan karakter yang ia temui antara Kardinal Suharyo dengan para kiai yang mengajarkan agama Islam kepadanya.  "Saya menyimpulkan, semakin orang dekat dengan Tuhan, maka ia semakin lembah manah (bijaksana). Alangkah berbahagianya kita, bila spirit umat Katolik ini bisa dipegang oleh ASN kita," imbuhnya. 

Pembinaan ASN di lingkungan Ditjen Bimas Katolik ini diikuti oleh ratusan peserta secara luring dan daring. Tampak hadir secara langsung, Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu Samodro beserta pejabat eselon II dan III di lingkungan Bimas Katolik. Sementara para pejabat Bimas Katolik di lingkungan Kanwil dan lembaga pendidikan, mengikuti jalannya pembinaan melalui sambungan videoconference. 

https://kemenag.go.id/berita/read/515255/umat-katolik-teratur---taat-hukum--menag--bisa-dijadikan-contoh

Yesus Yang Bikin Takjub

 🆁🅰🅶🅸 Minggu 31 Januari 2021 
HARI MINGGU BIASA IV :
•Ul.18: 15-20; 
•Mzm. 95: 1-2, 6-7, 8-9;
•1Kor. 7: 32-35; 
•Mrk.1: 21-28.?

YESUS Yang Bikin Takjub

Penampilan perdana TUHAN YESUS ditandai beberapa kesibukan:  Bertepatan hari Sabat IA bergabung dalam ibadat Sabat di sinagoga di kota Kapernaum. Tatacara ibadat sederhana: pendarasan doa, pembacaan Kitab Suci dan kotbah. Siapa saja bisa diundang untuk menyampaikan kotbah. Pada hari Sabat itu YESUS diundang untuk berkotbah karena mungkin nama-NYA sudah makin dikenal. Berbeda dengan para pengkotbah lain, yaitu para ahli Taurat,  YESUS berbicara sebagai orang yang berkuasa. IA tidak sekadar menyampaikan ajaran orang lain, tetapi ajaran-NYA sendiri: "Kamu telah mendengar bahwa dikatakan ...... tetapi AKU berkata.....".
YESUS bukan hanya berbicara, tetapi juga bertindak sebagai orang yang berkuasa, yakni mengusir roh jahat. IA tidak takut, bahkan roh jahat itu dihardik-NYA: "Diam, keluarlah dari padanya!" Orang itu pun lega, terbebas dari kuasa kegelapan. (lihat Mrk.1: 25).

Menyaksikan semuanya itu semua orang di rumah ibadah takjub, keheran-heranan: "Apa ini? Suatu ajaran baru, IA berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-NYA dan mereka taat kepada-NYA" (ayat 27).

Tindakan YESUS memunculkan rasa takjub dan mengundang decak kagum. Namun sayangnya mereka hanya berhenti pada rasa takjub dan kagum saja! Tidak berlanjut pada mengimani-NYA. Tragis memang! Mereka telah mendengar Firman-NYA, mukjizat telah mereka saksikan, tetapi mereka tetap keras kepala dan bebal hatinya: mereka enggan untuk mengikuti-NYA! Suasana itu persis sama dengan zaman sekarang dalam hidup menggereja: YESUS dikagumi, dipuja-puji dan jadi pusat devosi. Tetapi semua itu tidak bermakna, kalau tidak sampai pada keterlibatan kita pada perwujudan iman itu dalam perbuatan nyata! Penginjil Markus bermaksud untuk mengajak kita agar percaya kepada-NYA dan sekaligus mau terlibat dalam karya keselamatan-NYA. Mau? 

Dalam Bacaan Pertama Musa bernubuat bahwa akan dibangkitkan dari tengah umat seorang Nabi seperti Musa dan dia itu yang harus kita dengar! Suara YESUS yang menakjubkan itu dalam keheningan akan terdengar jelas, bila kita bergaul akrab dengan DIA setiap saat! Pernahkah hal itu kita kerjakan?

Melalui Bacaan Kedua Rasul Paulus mengajak kita supaya hidup tanpa ada kekhawatiran, yakni dengan memberikan prioritas dalam memusatkan perhatian: pertama-tama kepada TUHAN. Di sinilah intuisi "hidup bakti" telah tersirat, yakni bahwa ada orang yang tidak beristeri atau bersuami hingga perhatiannya terpusat pada TUHAN. Bagaimana  dengan mereka yang menikah? Benar bahwa mereka perhatiannya bisa terbagi dan kurang fokus. Namun, sebagaimana dalam perkawinan Katolik, dua pribadi menjadi satu di dalam suasana soulmate yang serasi hingga keduanya pun bisa menjadi persembahan yang indah dan bisa bersama-sama memusatkan perhatian pada TUHAN! Intinya, bahwa TUHAN tetap bisa menjadi pusat perhatian di dalam hidup berkeluarga, asalkan TUHAN itu tidak dijadikan "orang asing" dalam keluarga itu. Jadi, hidup menggereja dan doa serta kehidupan kerohanian tetap harus dihayati dan dilakukan dalam keluarga itu. - Bagaimana dalam keluarga kita?

TUHAN YESUS KRISTUS,   kuasa-MU sungguh mengagumkan. Bebaskanlah aku dari rasa takut dan khawatir. Jauhkanlah kuasa kegelapan dari padaku. Biarlah hidupku jadi persembahan bagi-MU. Kuatkanlah iman, harapan dan kasihku kepada-MU dan sesama. Amin.

Selamat pagi. Selamat merayakan Ekaristi secara langsung maupun on line. Selamat berhari Minggu. Berkat TUHAN.
PK/hr