Latest News

Showing posts with label Santo-Santa. Show all posts
Showing posts with label Santo-Santa. Show all posts

Sunday, February 7, 2021

Peringatan Fakultatif Santo Blasius , Uskup Dan Martir

 Hari Biasa Pekan Biasa IV : 
•Ibr. 12: 4-7, 11-15; 
•Mzm. 103: 1-2, 13-14, 17-18a; 
•Mrk. 6: 1-6.
Peringatan Fakultatif Santo Blasius, Uskup & Martir

PENOLAKAN

Mengalami kepahitan karena ditolak oleh orang  yang dikasihi, keluarga, tetangga atau masyarakat, merupakan suatu pengalaman yang pahit. Apalagi kalau penolakan itu didasari oleh suatu perasaan iri, cemburu atau benci tanpa alasan.

Bacaan Pertama berisi nasihat Rasul Paulus yang mengharapkan agar kita dapat menjaga hidup damai dengan semua orang dan berpegang teguh pada visi  kekudusan, sebab tanpa visi ini tak seorang pun akan dapat melihat TUHAN (bdk. Ibr.12:14). Memelihara damai dan mengejar kekudusan merupakan kebajikan penting yang perlu dihayati oleh setiap orang beriman. Sebab, kebajikan itu merupakan visi besar ALLAH untuk menyelamatkan manusia. 

Dalam Injil dikisahkan YESUS ditolak oleh orang sekampungnya sendiri. YESUS tidak marah, hanya merasa heran atas sikap mereka. Seharusnya mereka bangga dan senang karena "orang daerah" itu berhasil jadi Guru terkenal. Tetapi mereka tidak bisa menghargai YESUS hanya karena faktor lahiriah, DIA  hanya anak seorang tukang kayu! Jadi status sosial-NYA amat rendah. Mungkin pada saat itu DIA  hanya bisa geleng-geleng kepala sambil berkata: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya" (Mrk. 6:4). IA lalu pergi ke kota lain dengan damai dan mengajar di sana. Godaan untuk bersikap balas dendam adalah godaan yang bisa menghancurkan damai dan kekudusan. Mari kita bercermin pada sikap YESUS itu!

Akibat penolakan itu, IA  tidak mengadakan suatu mukjizat kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-NYA. Tindakan-NYA itu bukan karena IA "ngambek" tetapi karena mereka sendiri yang menutup hati akan Rakhmat dan Kasih NYA. Tawaran Rakhmat dan Kasih TUHAN membutuhkan kerjasama dan keterbukaan hati kita hingga berbuah dalam hidup kita. - Bersediakah kita membuka hati kita hingga Rakhmat-NYA mengalir dalam hidup kita? 

Kita juga sering gagal dalam memandang kehidupan ketika mengukurnya hanya sebatas siapa dia bukan bagaimana dia. Budaya identitas yang hanya berhenti pada apa yang kelihatan dan membanggakan hanya dari sisi manuaiawi inilah yang sering membuat 
kita tidak mampu menghargai martabat manusia sebagai citra ALLAH. Kehidupan sosial kita sangat jelas. Orang dinilai dari status sosialnya, bukan dihargai apa adanya. Akibatnya, orang mudah melecehkan sesamanya hingga orang tidak bisa menghargai  kehadiran ALLAH dalam diri sesamanya, apalagi mengandalkan ALLAH yang bekerja dalam diri setiap manusia. - Apakah  kita sudah menghargai sesama sebagai gambar  atau citra ALLAH?

Hari ini diperingati Santo Blasius, Uskup dan Martir di Armenia pada abad ke 4. Ketika berada di dalam penjara, ia berhasil mengeluarkan duri ikan di tenggorokan seorang anak yang hampir mati karena tidak dapat bernafas. Uskup pemberani dan baik hati itu akhirnya dibunuh oleh penguasa. Dan Gereja setiap tanggal 3 Februari menerimakan "pemberkatan Santo Blasius" dengan dua lilin tersilang diletakkan di leher disertai doa agar terlindungi dari penyakit di tenggorokan. Pada masa pandemi Covid-19 ini ada baiknya kita menerima Pemberkatan Santo Blasius.

Ya TUHAN, jagalah hatiku agar selalu terbuka terhadap Rencana dan Kehendak-MU, hingga dapat hidup damai dan kudus di tengah dunia yang penuh pencobaan ini. Santo Blasius, lindungilah aku dari penyakit di tenggorokan khususnya karena virus Corona. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr