Latest News

Showing posts with label Batu Sandungan. Show all posts
Showing posts with label Batu Sandungan. Show all posts

Wednesday, August 25, 2021

Jangan Jadi Batu Sandungan

 🆁🅰🅶🅸 Senin 9 Agustus 2021
Hari Biasa Pekan Biasa XIX :
* Ul. 10: 12-22;
* Mzm. 147: 12-13, 
   14-15, 19-20;
* Mat. 17: 22-27.

JANGAN JADI BATU SANDUNGAN!

Dalam perikop Injil hari ini, Penginjil Matius menulis tentang dua episode:

Pertama ketika di Galilea TUHAN YESUS  memberitahukan untuk kedua kalinya tentang penderitaan yang bakal menimpa ANAK MANUSIA sampai IA dibunuh dan pada hari ketiga IA akan dibangkitkan. Informasi ini tentu sangat membuat para murid sedih dan terpukul. Sebab, mereka masih mengharapkan Guru mereka itu akan menjadi Raja Israel yang akan membebaskan seluruh Tanah Israel dari penjajahan Romawi. Ternyata persepsi para Rasul yang begitu dekat dengan YESUS saja masih sama seperti kebanyakan orang Yahudi. Tidak heran, ketika YESUS  benar- benar ditangkap dan dihukum, mereka kebanyakan pada "ngabur" ketakutan.
Andaikata kita berada di tengah-tengah para Rasul, apakah kita juga mengambil sikap yang sama?

Kedua, ketika tiba di Kapernaum, Matius sebagai mantan pemungut cukai mempunyai keprihatinan tentang membayar pajak. Pajak itu sangat penting karena kerajaan-kerajaan kuno dibangun atas pajak yang dikumpulkan dari rakyatnya. Hanya orang-orang "bebas"(bukan budak) yang tidak membayar pajak. Tetapi bagi YESUS, tidak membayar pajak bagi Bait Suci bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain, hingga IA  memerintahkan Petrus untuk membayar pajak.  IA menyuruh Petrus dengan cara yang unik, Petrus supaya memancing ikan dan dari mulut ikan itu ia akan mendapatkan empat dirham untuk membayar pajak bagi YESUS dan Petrus.

Kisah ini bisa dibaca secara harfiah sebagai kisah mukjizat, namun bisa juga dibaca sebagai "simbol". Cara pertama, sudah jelas, bagaimana mungkin dalam mulut ikan ada 4 dirham. Namun, cara kedua membuat kita bertanya apa yang hendak disampaikan di balik simbol ikan yang di dalam mulutnya terdapat uang?

Kita tahu bahwa profesi Petrus sebelum mengikuti YESUS  adalah nelayan. Bahkan ketika sudah menjadi murid-NYA pun ia tetap sebagai nelayan. TUHAN YESUS mengajak Petrus untuk bekerja sebagaimana ia dulu mencari nafkah untuk membayar pajak. 
Di samping itu TUHAN YESUS mau menghargai nilai usaha, proses manusiawi dan jerih payah untuk mendapatkan hasil, sehingga IA menyuruh Petrus untuk memancing ikan; IA  tidak memberi 4 dirham secara langsung kepadanya dengan Kuasa Ilahi- NYA. Di sini TUHAN akan menyempurnakannya dengan berkat yang tak terduga : 4 dirham ada di mulut ikan!  
Apakah kita juga mau menghargai proses, usaha keras dan pekerjaan harian kita dalam mendapatkan apa yang kita inginkan? Atau pakai jalan pintas meski melawan aturan atau hukum yang berlaku?

Pajak Bait Suci dipersembahkan kepada ALLAH. Sebenarnya YESUS tidak perlu membayar pajak itu, karena IA orang "bebas" apalagi IA adalah ANAK ALLAH. Tetapi YESUS  mengajak para murid dan kita semua untuk mau menghormati aturan, supaya DIA  tidak jadi batu sandungan bagi orang lain. TUHAN YESUS melepas hak, harkat dan martabat- NYA demi manusia. IA mau mengajarkan kepada kita untuk tidak jadi batu sandungan. Artinya, kita jangan jadi penghalang bagi orang lain untuk mengenal dan mempraktikkan kebenaran, keadilan, kejujuran, kedamaian hati dan persaudaraan sejati. 

Dalam suasana menyongsong HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 76, sebagai pengikut KRISTUS marilah kita mawas diri : Apakah kita sudah menjadi warga negara yang baik, mentaati hukum yang berlaku termasuk membayar pajak secara teratur? Apakah ketaatan kita itu dapat juga memotivasi dan menggerakkan orang lain untuk juga patuh pada hukum?

Dalam Bacaan Pertama Musa sebagai utusan ALLAH juga berpesan kepada bangsa Israel agar taat dan takut akan ALLAH; hidup sejalan dengan Perintah-NYA; mengasihi ALLAH dengan tulus dan segenap hati, serta beribadah kepada TUHAN dengan segenap jiwa. Secara tegas, Musa mengingatkan: "Sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk!"(Ul. 10: 16).

Pesan Musa itu juga ditujukan kepada kita agar kita saat ini tetap hidup sejalan dengan perintah TUHAN, mengasihi-NYA dengan cara menjalani Kehendak-NYA yang juga diwujudkan dalam hukum atau aturan yang mengatur  kebaikan bersama. Karena itu pada masa pandemi ini sebaiknya kita dapat menjadi contoh sebagai warga yang bertanggung jawab dan tidak jadi penghalang atau batu sandungan bagi orang lain untuk berbuat kebaikan. 

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk menjadi pengikut-MU yang setia, taat, bertanggung jawab, konsisten dalam pola hidupku sesuai dengan Kehendak-MU dan tidak jadi batu sandungan bagi orang lain. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes dan aturan lain. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr