Latest News

Showing posts with label Kekuasaan. Show all posts
Showing posts with label Kekuasaan. Show all posts

Tuesday, August 24, 2021

Ambisi Kekuasaan Dan Kesombongan

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 18 Agustus 2021 
Hari Biasa Pekan Biasa  XX : 
* Hak. 9: 6-15; 
* Mzm. 21: 2-3, 4-5,
   6-7;
* Mat. 20: 1-16a.

AMBISI KEKUASAAN & KESOMBONGAN.

Dalam Bacaan Pertama  dikisahkan bahwa sepeninggal Gideon, pahlawan penghancur atas bangsa Midian, maka orang-orang Israel mulai menyimpang lagi hidupnya. Mereka  mulai mengingkari ALLAH  dan kembali menyembah berhala dengan memuja Baal- Berit menjadi allah mereka. Dalam suasana yang semakin menjauhi ALLAH itu, Abimelekh, salah seorang anak Gideon dari 70 anak lelaki Gideon, memaksakan diri untuk naik tahta menjadi raja di Sikhem. Ia menobatkan diri jadi raja setelah membunuh semua  saudara  kandungnya, kecuali Yotam  adiknya yang bungsu, bisa melepaskan diri. Sebenarnya penobatan diri sebagai raja ini bertentangan dengan  pendirian ayahnya sendiri, Gideon. Sebab, ketika rakyat mendesak supaya Gideon menjadi raja Israel, ia  menolaknya, katanya  : "Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu, tetapi TUHAN yang memerintah kamu". (Hak. 8:23) 
Karena itu, Abimelekh menjadi raja, meski hanya di Sikhem, sebagian dari Israel, adalah bertentangan dengan amanat Gideon, ayahnya, dan dianggap melawan TUHAN sendiri. 

Perbuatan yang tidak patut dari Abimelekh  itu disindir juga oleh Yotam, adiknya yang bungsu, dengan kisah yang terdapat dalam Bacaan Pertama itu (Hak. 9: 6-15). Sindirannya berupa cerita dongeng tentang pohon zaitun, pohon ara dan pohon anggur yang semuanya itu ditawari oleh pohon-pohon lain untuk menjadi "raja" atas semua pohon. Tetapi ketiga pohon itu menolaknya. Hanyalah semak berduri yang menerima tawaran untuk menjadi raja. Walaupun semak berduri pada musim semi menjadi pohon yang indah, namun sebenarnya orang-orang tetap meremehkan peran semak berduri itu.  

Pesan dari dongeng sindiran itu adalah bahwa hanya orang yang bebal dan hina mau menerima mahkota kerajaan atas Sikhem. Jadi ini adalah sindiran langsung pada Abimelekh yang sangat besar ambisi kekuasaannya hingga langkahnya  "ngawur" dan tidak bertanggungjawab.

Memang, seperti halnya Abimelekh, manusia sering tidak berpikir secara positif dan jernih serta bijaksana,  karena dirinya memang ambisius dan telah dikuasai oleh ambisi kekuasaan yang berlebihan. Dan untuk menggapai kekuasaan itu tidak tanggung-tanggung, semua saudaranya kandung kakak- beradik dibantai semua. Inilah bentuk keserakahan yang tanpa batas terhadap kekuasaan.  Bagaimana kita sendiri bisa  mengendalikan diri bila kita diberi kekuasaan tertentu dalam bidang tertentu khususnya pada masa pandemi ini? Kita gunakan kesempatan itu untuk mengabdi masyarakat atau cari untung untuk keluarga dan kantong sendiri?

Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur, seperti terdapat dalam perikop Injil hari ini memang sering menimbulkan tanda tanya : Mengapa TUHAN  bertindak kurang adil? Mengapa DIA menyamaratakan saja perolehan upah bagi pekerja yang datang sejak pagi dengan yang datang pada waktu siang dan sore? 
Sebenarnya, kalau dibaca dengan teliti, apa yang dilakukan Tuan Rumah (TUHAN) tidak salah. Coba baca ayat (2) : "Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya"  (Mat. 20:2).
Jadi, upahnya sedinar sehari, berarti bagi pekerja yang sejak pagi sampai sore bekerja memang menerima satu dinar. Mungkin yang dianggap "tidak adil" adalah pekerja-pekerja yang tidak penuh bekerja selama satu hari. 

Keadilan sering diartikan sebagai memberikan sesuatu secara sama rata; padahal keadilan adalah memberikan kepada  seseorang apa yang menjadi haknya. Namun, dalam perumpamaan ini TUHAN  bukan hanya mengetrapkan prinsip keadilan, melainkan juga kemurahan hati dan cinta kasih. Cinta kasih itu berarti memberikan kepada seseorang melebihi haknya. Itulah yang dikerjakan oleh Tuan Rumah (TUHAN) dalam kisah Injil hari ini. TUHAN memberikan orang yang masuk kerja terakhir melebihi haknya, tetapi DIA tidak merugikan hak  pekerja yang bekerja sejak pagi, pekerja itu telah menerima apa yang menjadi haknya (satu dinar). 

Kemurahan hati ALLAH tidak ada  batasnya. IA bebas memberikan kemurahan-NYA itu kepada siapa saja dan dalam bentuk apa saja. Cara ALLAH  mengasihi manusia adalah khusus, masing- masing mempunyai cara dan bentuk sendiri. Dan yang menjadi ukurannya bukanlah ukuran manusia yang dibatasi ruang dan waktu. Tiap orang pasti dikasihi ALLAH. Kita tidak perlu iri, dengki dan cemburu atas anugerah ALLAH  yang dicurahkan kepada kita masing-masing. Tetapi, bersyukurlah saja atas segala Rakhmat dan Anugerah-NYA kepada kita masing-masing. 

Perumpamaan ini juga merupakan kritik kepada orang-orang Yahudi yang sudah merasa dirinya "mapan" karena merupakan bangsa terpilih dan merasa harus mempunyai privelese khusus (keistimewaan khusus) yang berbeda dari bangsa lain. Bangsa Yahudi merasa dirinya lebih tinggi daripada bangsa "kafir" lainnya. Sikap arogan dan sombong seperti ini yang sangat tidak berkenan pada ALLAH. Sebab, kesombongan itu sifat yang sangat ditentang oleh ALLAH  sendiri. Lihatlah, dosa kesombongan telah mencampakkan para malaikat Lucifer dan kawan-kawan menjadi barisan setan yang melawan ALLAH. Demikian pula dosa kesombongan Adam dan Hawa yang mau menyamai ALLAH, telah mengakibatkan mereka diusir dari taman Firdaus. Lawanlah sikap yang arogan dan gantilah kesombongan dengan rendah hati dan akuilah secara jujur bahwa kita masih mempunyai kelemahan-kelemahan dalam diri kita. 
Sadarkah kita akan hal itu?

Ya YESUS, ajarilah aku untuk memahami Kasih ALLAH yang tiada batas, dan ajarilah pula aku untuk rendah hati dan berani membuang ambisiku yang berlebihan serta kesombongan dan arogansi serta gengsi diriku, sehingga aku pantas untuk menjadi penyalur Berkat-MU kepada sesamaku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai dengan Prokes dan aturan lain. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr