Latest News

Showing posts with label Farisi Busuk. Show all posts
Showing posts with label Farisi Busuk. Show all posts

Wednesday, August 25, 2021

Farisi Yang Baik Versus Farisi Yang Busuk

FARISI YANG BAIK VERSUS FARISI YANG BUSUK. 

Membaca kata Farisi sudah terbayang dalam pikiran kita sekelompok manusia yang pola dan cara hidupnya banyak dikecam dan dikritik oleh TUHAN YESUS seperti kita baca dalam perikop Injil hari ini. 
Namun demikian, janganlah kita cepat menghakimi orang! Ternyata ada juga orang-orang Farisi yang baik dan saleh hidupnya. Lihatlah saja Nikodemus seorang Farisi saleh yang ingin sekali lebih mengenal TUHAN YESUS sehingga ia secara diam-diam pada malam hari sengaja datang kepada YESUS untuk lebih mengetahui ajaran dan pandangan pandangan-NYA. (Lihat Yoh.3:1-21).
Paulus yang dulu sebelumnya bernama  Saulus adalah seorang Farisi tulen. Setelah dipertobatkan oleh musuhnya sendiri yaitu TUHAN YESUS ketika di tengah perjalanan ke kota Damsyik, ia kemudian berbalik 180 derajat menjadi seorang pewarta Injil yang unggul bahkan oleh Gereja diangkat menjadi "dua pilar utama Gereja" bersama Santo Petrus!

Dalam Bacaan Pertama dapat kita renungkan betapa besar pengorbanan dirinya ketika ia pergi menjelajah ke kota-kota dan daerah di Asia Kecil sampai ke kota pusat dunia waktu itu yaitu Roma. 
Kepada jemaat di Tesalonika, Paulus telah  "meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan Kehendak ALLAH, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-NYA." (1Tes. 2:12). Anjuran Paulus ini tidak hanya ditujukan kepada jemaat di Tesalonika saja, melainkan juga di tempat-tempat lain ia juga serukan hal yang sama. 

Coba kita dengar nasihatnya kepada jemaat di Kolose: "Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui Kehendak TUHAN dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-NYA serta berkenan kepada-NYA dalam segala hal..." (Kol. 1:9-10). 
Lalu kepada jemaat di Filipi hal yang sama ia serukan juga di kota ini: "Hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil KRISTUS..." (Flp.1:27).

Hidup yang sesuai dengan Kehendak ALLAH adalah yang penuh pengorbanan dan pengabdian baik kepada ALLAH maupun kepada sesama, yang merupakan semangat Salib, semangat KRISTUS sendiri. 

Paulus sendiri sudah memberikan teladan yang nyata dalam menjalankan tugas perutusannya ke beberapa tempat di seluruh Asia Kecil. Ia tidak pernah mencari fasilitas kemudahan bagi dirinya sendiri. Segala halangan cuaca alam ia hadapi, juga semua cercaan,  penghinaan dan siksaan terhadap dirinya telah dihadapi dan dialaminya dengan gagah berani dan penuh kesabaran. Paulus tidak mengenal sifat "suam-suam kuku" atau setengah-setengah ataupun menyerah sebelum menyelesaikan pertandingan dalam hidup ini. Semangat yang dikobarkan adalah semangat juara merebut piala kemenangan!  
Mari kita berani mawas diri  masing-masing, apakah segala kata dan perbuatan serta perilaku kita ini sudah sesuai dengan semangat KRISTUS? Dan apakah semangat-NYA itu juga kita praktikkan selama masa pandemi ini?

Perikop Injil hari ini bukan merupakan "Delapan Sabda Bahagia"  melainkan berisi  "delapan kecaman keras" yang diawali dengan kata-kata yang sangat tajam: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi!" 
Di hadapan orang banyak, para ahli Taurat dan kaum Farisi berpura-pura menunjukkan bahwa mereka sungguh menghargai dan menjunjung tinggi para nabi yang dibunuh oleh nenek moyang mereka dengan cara "membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh." (Mat. 23:29). Dengan lantang mereka mengatakan bahwa mereka tentu tidak mengambil bagian dalam membunuh para nabi seandainya mereka hidup di zaman nenek moyang mereka. 

Tetapi TUHAN YESUS sangat mengetahui persis isi hati orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu. Justru merekalah yang kelak mengantar YESUS ke Sanhendrin dan akhirnya memprovokasi masyarakat Yahudi untuk menyalibkan DIA! Justru merekalah yang pertama-tama melemparkan batu ke para nabi, seandainya mereka hidup di zaman nenek moyang mereka. Menurut YESUS, mereka itu "sama seperti kuburan yang di luar putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." (ayat 27). Sungguh sesuatu yang sangat busuk! YESUS juga mengecam mereka sebagai keturunan para pembunuh. Yang membuat mereka sama dengan nenek moyang mereka adalah kedegilan hati, keras kepala dan kesombongan yang luar biasa serta kemunafikan yang begitu kentara!

Kadang-kadang kitapun juga suka mengelabui mata sesama kita dengan kesalehan dan kelemahlembutan kita dengan menunjukkan sikap sosial, bela rasa dan amal bakti kita. Namun, siapakah yang bisa mengetahui isi hati kita? Kita bisa saja mengelabui mata sesama kita atau orang yang paling dekat dengan kita (suami/isteri, anak, orangtua, atasan kerja, teman kolega/sahabat), tetapi kita sama sekali tidak bisa dan tidak mungkin mengelabui Mata TUHAN, karena DIA-lah yang menilik semua hati dan memahami relung-relung isi hati seseorang secara tepat! 
Masihkah kita mau berbohong pada TUHAN? Ataukah kita memang sekelas dengan orang "Farisi yang busuk"?

Ya BAPA Yang Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, janganlah biarkan aku hidup dalam kedegilan hati dan kemunafikan aksi. Selidikilah aku dan ampunilah aku, berkat belas Kasih-MU dan kerahiman-MU. Amin.

Bdk
• 1Tes. 2: 9-13;
• Mzm. 139: 7-10. 11-12ab;
• Mat. 23: 27-32
PK/hr.