Latest News

Showing posts with label Tahu Diri. Show all posts
Showing posts with label Tahu Diri. Show all posts

Sunday, February 7, 2021

Tahu diri

Tahu diri

Hidup manusia pada zaman sekarang ini diwarnai dengan persaingan atau kompetisi satu terhadap yang lain. Persaingan itu berkaitan dengan kecerdasan, kesuksesan, kecantikan, jabatan, prestasi atau harta milik. Dalam setiap persaingan semua pihak pasti merasa dirinya yang paling hebat; semua kelompok pasti ingin menang. Tidak mustahil maka untuk jadi pemenang orang tidak segan memakai cara-cara yang culas atau tidak jujur. Dalam setiap persaingan orang sukar untuk mengakui kualitas dan kelebihan pihak lain. Sikap seperti itu tidak tampak dalam diri Yohanes Pembaptis. Sebab, ia seorang yang jujur, rendah hati dan tahu diri. Ketika murid-muridnya memprotes sikap YESUS yang juga membaptis orang serta mengajar dan pengikut-NYA makin banyak, Yohanes Pembaptis dengan tenang justru merendah. DIA adalah Sang Mempelai laki-laki sementara dirinya hanya sabahat Mempelai laki-laki. "Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-NYA". Dan klimaks kerendahan hatinya tampak dalam sikapnya: "IA harus semakin besar, tetapi aku harus makin kecil" (lihat Yoh. 3:28,30). Yohanes seorang yang tahu diri, jujur dan rendah hati serta tidak suka menonjolkan dan membusungkan diri! Sikap rendah hati dan pasrah ini pula yang seharusnya kita miliki ketika kita berdoa.

Pada umumnya orang mendaraskan doa dengan maksud agar TUHAN mendengarkan dan mengabulkan apa yang dimintanya itu. Malah sering kali orang "setengah memaksa" atau "mengancam" TUHAN untuk mengabulkan doanya. Jika tidak, ia akan "marah" dan "ngambek" tidak mau berdoa lagi. Kadang ada pula yang tega untuk meninggalkan TUHAN YESUS karena ia merasa "berhak" untuk memperolehnya tetapi mengapa tidak diberi? Ia merasa TUHAN semakin jauh, maka ia malas untuk berdoa lagi sebab hanya "buang waktu" saja! Sikap-sikap dalam berdoa seperti itu jelas keliru dan salah besar! 
Rasul Yohanes dalam Bacaan Pertama berpesan: "IA  mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-NYA menurut Kehendak-NYA" (1Yoh. 5: 15). Jadi yang kita minta itu harus sesuai dengan Kehendak TUHAN, bukan kehendakku atau kehendak kita! Dan sikap batin yang benar yang mendasari suatu doa adalah kerendahan hati dan pasrah total serta percaya penuh kepada-NYA!. Dalam setiap doa janganlah hanya berisi "litani permohonan" saja, melainkan harus mengandung sikap memuji, meluhurkan DIA dan selalu bersyukur kepada-NYA. Termasuk kalau doa kita belum dikabulkan, jangan membalas TUHAN dengan kemarahan atau "patah hati", melainkan bersyukurlah sebab bisa jadi TUHAN tidak mengabulkan hari ini tetapi DIA akan memberikan sesuatu yang jauh lebih bermakna dari pada ujud doa kita! Maka bersyukur dan bersyukurlah setiap waktu, niscaya anugerah dan berkat-NYA akan berlimpah. Percayakah kita akan hal itu? Di sinilah iman kita akan diuji!

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk jadi orang yang tahu diri, jujur dan rendah hati, seperti Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Yohanes Pembaptis dan para Kudus-MU Jangan biarkan egoismeku lebih menguasai diriku. Curahkanlah ROH KUDUS MU agar aku semakin mengerti apa Kehendak-MU. Amin.

Bdk
•1Yoh. 5 : 14-21; 
•Mzm. 149: 1-2, 3-4, 5, 6a, 9b; 
•Yoh  3: 22-30.
PK/hr