Latest News

Showing posts with label hal hal baru. Show all posts
Showing posts with label hal hal baru. Show all posts

Saturday, September 4, 2021

Keterbukaan Pada Hal-hal Baru

Keterbukaan Pada  Hal-hal Baru 

Setiap matahari terbit datanglah hari baru dengan hal-hal baru yang serba unik. Tiap hari Tuhan menganugerahkan hal baru dalam hidup kita: bisa berupa ajakan, larangan, inspirasi, peluang, keinginan, makna salib, penyegaran, atau apapun. Tetapi hal baru itu hanya dapat dirasakan oleh orang yang hatinya terbuka dan tidak terkurung dalam pola hidup yang kaku. 
    Dalam Bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus tujuh kali menggunakan kata ‘baru’ dalam perumpamaan-Nya, sementara orang Farisi membentengi diri sehingga tidak dapat melihat hal baru di sekitar mereka. Mereka berkata kepada Yesus, bahwa murid-murid Yohanes dan murid mereka berpuasa (Senin dan Kamis) dan sembahyang (pada jam-jam tertentu), “tetapi murid-murid-Mu makan dan minum," (lihat Luk 5:33). Yesus terkadang makan bersama pemungut cukai.
    Jawab Yesus: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?” Yesus ingin mengatakan: pada masa kedatangan Sang Mesias, suasananya adalah sukacita pesta perkawinan (umat Israel dilambangkan sebagai mempelai perempuan; Mesias utusan Allah sebagai mempelai laki-laki). Saatnya tidak cocok untuk berpuasa. Yesus menghargai puasa, Ia sendiri berpuasa selama 40 hari, tetapi puasa itu tidak perlu diperlihatkan kepada orang lain. Bila Yesus “makan dan minum” bersama para pendosa, maka kehadiran-Nya mengubah jamuan makan itu menjadi Perjamuan Surgawi, dan pendosa itu pun bertobat.
    Orang Farisi menolak ajaran Yesus dan cara Ia beragama. Yesus menjelaskan penolakan itu dengan perumpamaan. Kata Yesus, baju tua tidak ditambal dengan kain baru, sebab bila kain ini mengerut, baju akan koyak. Begitu pula anggur baru tidak disimpan dalam kantong lama, sebab bila anggurnya memuai, kantong itu akan pecah dan anggurnya pun tumpah. “Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.” (ay. 38).
    Dengan perumpamaan itu Yesus hendak mengatakan bahwa cara hidup beragama yang Ia ajarkan adalah baru. Cara baru ini hanya dapat diterima dan dijalankan oleh orang yang hatinya terbuka pada sesuatu yang baru dan tidak terbelenggu oleh pola hidup lama yang tidak sesuai. Ajaran Yesus tidak dapat dicangkokkan pada pola agama kaum Farisi. Agama mereka menekankan hal-hal luar: sekadar menjalankan aturan hukum, tata ibadat dan puasa dengan intensi yang tidak murni. Sebaliknya, Yesus menekankan semangat batin. Semangat batin inilah yang diekspresikan lewat bermacam keutamaan, ibadat dan perbuatan baik, dengan intensi yang tulus dan rendah hati.
    Semoga hati kita terbebas dari belenggu apapun sehingga tiap hari siap untuk menerima semangat baru dan rahmat baru yang disediakan Tuhan, terutama lewat Perayaan Ekaristi. 

Jika pada orang Farisi masalahnya adalah cara beragama yang penuh kemunafikan dan kepalsuan, berbeda halnya dengan masalah yang dihadapi Rasul Paulus pada jemaat di Kolose. Orang Kolose percaya akan adanya bermacam penguasa dan pemerintahan di langit, semacam malaikat, yang menguasai nasib manusia serta bagian-bagian alam ciptaan. Untuk melakukan sesuatu, orang Kolose mesti minta restu pada penguasa itu dan menaati ketentuannya, misalnya harus mencari hari yang baik untuk memulai sesuatu. Kepercayaan ini menghalangi kepercayaan mereka pada kuasa Kristus. 
    Dalam Bacaan Pertama, Paulus mengajarkan bahwa Kristus mewujudkan citra Allah secara penuh. Dialah penguasa yang mengarahkan seluruh ciptaan: “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga (langit) dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” 
Segala yang ada berada di bawah kekuasaan Kristus. Ia juga kepala Gereja, yang pertama bangkit dari antara orang mati. Dalam Dialah segala sesuatu dipersatukan dan diperdamaikan. (Lihat Kol 1:15-20). 
    Kepercayaan umat Kolose pada Kristus tidak boleh terhalang oleh kepercayaannya pada para “penguasa di langit”. Kristus adalah perwujudan seluruh karya Allah, baik karya penciptaan maupun karya penyelamatan.

Sekarang kita mesti mawas diri, apa yang menjadi penghalang sehingga kita tidak (sepenuhnya) mau menerima tawaran atau perintah baru dari Kristus: apakah penghalang itu cara beragama kita yang keliru seperti kaum Farisi? Atau cara hidup masyarakat modern (individualis, materialis, hedonis)? Ataukah beban hidup serta luka batin pribadi? 
    Kita diajak untuk mencari hikmat sabda Tuhan agar hidup kita selalu diperbarui, khususnya pada Bulan Kitab Suci Nasional, yang diarahkan untuk menghadapi aneka masalah akibat pandemi. Seperti Rasul Paulus, kita juga dipanggil untuk melepaskan beban saudara kita agar mereka pun dapat mengalami kuasa kasih Tuhan secara baru.

Hari ini peringatan wajib St. Gregorius Agung (540-606). Ia berasal dari keluarga bangsawan Roma. Mula-mula ia menjabat sebagai Prefek kota Roma tetapi kemudian mengalami pembaruan hidup dan menjadi rahib. Sebagian besar kekayaannya ia jual dan uangnya digunakan untuk mendirikan tujuh biara. Namun ia juga berkarya di luar biara: ia membantu orang miskin dan tertindas. Ia diutus menjadi wakil Paus di Konstantinopel dan pada tahun 590 terpilih menjadi Paus. Ia membebaskan kaum lemah, terutama budak-budak belian dari Inggris. Ia pun mengutus para misionaris pertama ke Inggris. Gregorius mempunyai pengaruh besar dalam Gereja, dan berjasa di bidang liturgi dan nyanyian gerejani, yakni musik Gregorian. Dialah Paus yang pertama kali menyebut diri “Servus servorum Dei.” (Pelayan untuk para pelayan Tuhan). Ia menghasilkan banyak tulisan mengenai teologi moral dan dogma. 

Tuhan, perbaruilah semangat imanku setiap hari dengan Roh-Mu, agar aku pun dapat menjadi pembangkit semangat bagi saudaraku, terutama yang sedang menderita. Santo Gregorius Agung, doakanlah kami. Amin. 

Bdk
03 September - Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja
• Kol. 1: 15-20; 
• Mzm. 100: 2-5; 
• Luk. 5: 33-39
RS/PK/hr.