Latest News

Monday, November 28, 2022

IMAN YANG MENYEMBUHKAN.


IMAN YANG MENYEMBUHKAN. 

Dalam pergaulan sehari-hari  kadang sering kita dengar percakapan antara teman-teman kita yang menyebut pangkat atau jabatan dari seseorang. Misalnya, Bapak Alex selalu disapa dengan “Profesor Alex” atau  “Pak Jenderal”  untuk memanggil Bapak Sumarno yang berpangkat Brigadir Jenderal Polisi.  Pangkat, kedudukan atau pekerjaan seseorang sering dibawa-bawa untuk pergaulan di masyarakat. Sebenarnya kurang tepat penyebutan  itu, karena hal itu seharusnya  hanya terbatas di ruang kuliah, atau ketika sedang berdinas saja. Namun karena rasa ketimuran maka orang menyebut gelar, pangkat atau posisi. Mungkin juga dengan maksud baik untuk menghormati seseorang. Tetapi suasana seperti itu bisa menimbulkan kesombongan pada seseorang, dia bisa kurang senang kalau tidak disebut gelar, pangkat atau kedudukannya.

Dalam perikop Injil hari ini,  seorang perwira Romawi  - yang dianggap kafir -  komandan  Centurion   yang membawahi 100 orang perajurit, menampilkan gaya hidup yang lain. Ia tidak membawa-bawa pangkatnya. Ia baik dan rendah hati serta  luhur budinya, karena ia menjadi seorang "donatur tetap untuk tempat beribadat orang Yahudi”.  Lagi pula, ia sangat "low profile", tidak suka membusungkan dada. Buktinya ia ingin mohon kesembuhan bagi hambanya pada TUHAN YESUS. Padahal seorang hamba pada saat itu  tidak ada nilainya sama sekali. Budak atau hamba itu semacam "barang" yang bisa dijual-belikan. Tetapi perwira ini menghargai pribadi hambanya itu;  buktinya ia sampai memperjuangkan kesembuhannya kepada YESUS. Dan ketika YESUS menyanggupi untuk datang ke rumahnya, ia langsung tolak dan dengan rendah hati ia berkata : “TUAN, aku tidak layak menerima TUAN di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Mat. 8: 8).   Perwira itu memperlakukan dirinya sebagai  "hamba” di hadapan TUHAN, maka ia berani mengatakan seperti itu. Dalam dirinya sudah ada kepercayaan bahwa YESUS itu seorang utusan ALLAH yang luar biasa. Sehingga, dengan mengucapkan satu kata saja, pasti hambanya itu akan sembuh. Maka ia merasa tidak pantas menerima YESUS di rumahnya. Padahal senyatanya rumahnya pasti bagus,  karena dia  seorang  komandan centurion! 

YESUS  merasa  "surprised”,  baru kali ini  DIA  mendengar seorang pejabat yang sangat "rendah hati dan mempunyai iman dan kepercayaan  yang besar kepada-NYA." Yang lebih  mengherankan YESUS adalah bahwa dia itu "seorang kafir” Karena itu DIA langsung berkata :"AKU  berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah AKU jumpai  pada seorang pun di antara orang Israel”  (ayat 10b). YESUS lalu bernubuat bahwa banyak orang dari Timur dan Barat akan makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub, sementara anak-anak kerajaan akan dicampakkan ke dalam kegelapan. Ironis memang,  orang-orang Israellah yang dijanjikan keselamatan oleh ALLAH justru banyak yang tidak percaya dan bahkan menolak YESUS, Pembawa Keselamatan itu! ( lihat ayat 11, 12 )

Masa Adven adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada ALLAH dan mendapatkan pengajaran dari pada NYA. Kembali kepada ALLAH artinya kita harus berani menempuh jalan pertobatan. Sanggupkah kita?
Selain itu, marilah kita bangun  iman kita seperti perwira asing itu. Ia sungguh rendah hati dan punya sikap pasrah seratus prosen  kepada YESUS. Iman, kepercayaan dan kepasrahan kepada TUHAN  memang sangat mutlak untuk memperoleh keselamatan, penyembuhan dan kebahagiaan kekal. Ber-iman berarti ber-TUHAN. Dan kalau orang sungguh-sungguh ber-TUHAN,  apa lagi yang ditakutkan?
Perwira itu sungguh mewariskan sikap iman yang luar biasa, hingga sampai sekarang Gereja mengabadikannya dalam ucapan kita sebelum menerima Komuni Suci : “Ya TUHAN, saya tidak pantas TUHAN  datang kepada saya, tetapi berkatalah sepatah kata saja, maka jiwaku akan sembuh”.

Iman  yang mau kita bangun adalah sikap yang percaya penuh pada TUHAN,  seperti dinubuatkan oleh Nabi Yesaya  dalam Bacaan Pertama, yaitu bahwa di atas semuanya itu akan ada Kemuliaan TUHAN sebagai tudung dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan”  ( Yes. 4: 5b, 6 ). TUHAN  adalah Andalan Utama kita!
Percayakah kita? Kalau percaya, mengapa kita masih sering “mendua” ?  Apakah masih ada  “allah" lain?
Ref:
° Yes. 2: 1-5  atau          
   Yes. 4: 2-6;                  
° Mzm. 122: 1-2, 3-4a,.  
  (4b-5, 6-7), 8-9;       
° Mat. 8: 5-11.
,Ya YESUS, aku sungguh merasa malu di hadapan-MU,  karena selama ini imanku masih tipis. Teguhkanlah imanku, perkuatlah harapanku, dan besarkanlah kasihku kepada-MU dan sesamaku. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, bimbinglah  aku selama Masa Adven ini. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas kembali pada awal pekan. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

Friday, May 20, 2022

Komunitas Kasih

*Umat Kristiani:*  *Komunitas Kasih*
Ada anggapan bahwa cinta kasih adalah _perasaan_ kita terhadap seseorang. Jika kita tidak suka pada seseorang, perasaan ini akan terus menguasai kita. Sekali kita tidak menyukai seseorang, sulit sekali kita dapat mengasihi dia. Banyak orang mengikuti anggapan seperti itu. Namun, pandangan ini berbeda dengan _“kasih”_ yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Kasih orang Kristiani bukan didorong oleh perasaan suka atau tidak suka, melainkan oleh _*dinamika hidup*_ yang kita terima dari Kristus Tuhan.
    Orang Kristiani _telah menerima kasih dan hidup Allah:_ Bapa mengasihi Yesus dan mengutus Dia untuk mengasihi kita, selanjutnya Yesus mengasihi kita dan mengutus kita untuk mengasihi sesama. _Ketika kita mengasihi_ seseorang dengan kasih yang tulus _(kasih sejati),_ itu terjadi karena kita _*digerakkan oleh kasih Allah* yang tinggal dalam diri kita dan yang bekerja melalui kita._ Kita tetap tinggal dalam kasih Kristus bila kita _*menaati perintah-Nya*_, sebagaimana Kristus menaati perintah Bapa dan tinggal dalam kasih-Nya. _Apa perintah Kristus itu?_
    Dalam perikop _Injil hari ini_ dua kali Tuhan Yesus memberi perintah yang sama: _“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi.… Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yoh.15: 12,17)._ 
    Sabda ini bukan hanya pesan, tetapi _*perintah*_. Itu berarti, di antara para murid Kristus, saling mengasihi bukanlah “sesuka hati”: bila suka, kita melakukannya; bila tidak suka, tidak melakukannya. Sebaliknya, apabila kita tahu bahwa seseorang dari keluarga Allah, kita _*harus menanggapi orang itu sebagai saudara, tidak peduli apa perasaan kita terhadapnya*_. 
    Itu tidak berarti bahwa kasih itu tanpa perasaan. Ketika mengasihi seseorang, kita _berempati,_ yaitu _ikut merasakan apa yang dialami orang itu,_ seperti nasihat Rasul Paulus: _“Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Rom.12: 15)._ Menyatakan kasih dengan perbuatan lebih terasa daripada dengan kata-kata.
    Perintah Yesus selanjutnya: _“Supaya kamu saling mengasihi, *seperti Aku telah mengasihi kamu*_.” _Kasih Kristus harus menjadi *model* (teladan) untuk kasih kita._ Seperti apa kasih Yesus itu? Ia menjelaskan: _“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh.15: 12,13)._ Kasih Yesus tuntas sempurna: Ia _memberikan nyawa-Nya_ untuk kita.
    Jadi, apakah kita juga harus _*“mati* bagi sesama”?_ Dalam kasus tertentu, bisa saja begitu. Tetapi, _“memberikan nyawa”_ juga berarti _*“membaktikan hidup”* dan *berkorban* bagi sesama.”_ 
    *Idealisme* kasih Yesus itu bukanlah sesuatu yang mustahil. _Kasih itu sudah dicurahkan pada diri kita dan menjadi kekuatan hidup kita._ Perintah-Nya adalah _panggilan_ agar kita sampai pada _kepenuhan hidup_ dan _kepenuhan kasih;_ agar kita menjalani _hidup yang sebenarnya_ dan _kasih yang sejati._ Perintah itu bukan dari seorang Tuan kepada para hamba, melainkan _sharing_ antar-sahabat. _“Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (ay. 14,15)._ 
    Yesus hendak *menanamkan kasih antar-sahabat* itu di antara para murid-Nya. _“Dengan demikian, semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh.13: 35)._ Kasih antar-umat Kristiani merupakan _*kesaksian hidup*_ bahwa kita adalah _*orang yang dikasihi dan diselamatkan oleh Allah*_. – _Sudahkah komunitasku memberi kesaksian seperti itu?_ 
    Tetapi, kasih di antara umat bukan untuk membuat kita menjadi kelompok eksklusif yang tertutup. Sebaliknya, Yesus _*mengutus kita*_ agar hidup kita _terus-menerus memberikan manfaat_ bagi semua orang. _“Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.” (Yoh. 13:16)._ *Bertolak dari komunitas Kristiani* sebagai _basis,_ kita _diutus untuk *peduli pada semua orang*, terlebih mereka yang menderita, dengan *memperjuangkan kebaikan umum dan kesejahteraan bersama*_. – _Bagaimana selama ini aku melaksanakan amanat Tuhan ini, secara pribadi dan sebagai komunitas?_ 

_*Komunitas kasih*_ itu terus tumbuh dalam Gereja Perdana, dengan segala permasalahannya, terlebih setelah Injil diwartakan kepada bangsa non-Yahudi. Dikisahkan dalam _Bacaan Pertama,_ suatu ketika warga Kristiani dari bangsa lain di Antiokhia menyampaikan keberatan mereka untuk menjalankan sunat dan mengikuti Hukum Musa. 
    Dalam _sidang di Yerusalem,_ sesudah _bertukar pikiran_ dan _mendengarkan semua pihak,_ dicapai keputusan: warga Kristiani dari bangsa Yahudi dapat menerima bahwa warga Kristiani non-Yahudi tidak diwajibkan untuk sunat. Sebaliknya, warga Kristiani dari bangsa lain di Antiokhia, Siria dan Kilikia bisa menerima empat hukum Musa: _menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah (Kis.15: 20)._ Keputusan itu disampaikan lewat dua utusan dengan membawa surat resmi. Semua gembira atas keputusan itu dan percaya bahwa itu merupakan karya Roh Kudus. _Itulah komunitas kasih, yang warganya dapat saling menerima._
    _Proses mengambil keputusan dengan mendengarkan masukan dari semua pihak ini menjadi teladan bagi setiap komunitas Kristiani, mulai dari tingkat Lingkungan, Paroki, Keuskupan, hingga *Sinode* Gereja Semesta._
_Ya Yesus Tuhan, curahkan rahmat-Mu supaya aku dapat mengasihi sesama dengan mengikuti teladan kasih-Mu. Semoga kasih-Mu yang berasal dari Bapa terpancar lewat berbagai komunitas Kristiani kepada semua orang. Amin._
Referensi:
*HARI BIASA PEKAN V PASKAH*
• Kis. 15:22-31; 
• Mzm. 57:8-9.10-12; 
• Yoh. 15:12-17.
_RS/PK/hr._
Asiiik.com

Wednesday, April 6, 2022

AKU-LAH TERANG DUNIA

*"AKU-LAH TERANG DUNIA."*

Tak terbayangkan bila penerangan PLN malam ini mati di seluruh kota! Di mana pun Anda berada pasti dalam waktu sebentar saja sudah merasa pengap dan tidak enak karena gelap. Kita mau melangkah takut menerjang meja atau barang lain. Ketakutan juga muncul. Bayangkan kalau ada seorang saja yang menyalakan satu batang korek api... wah rasanya sudah lega karena ada secercah cahaya yang mengusir kegelapan. Maka optimisme muncul untuk meneruskan kehidupan kembali.

TUHAN YESUS dalam _Perikop Injil_ hari ini telah menegaskan: _"AKU-lah Terang dunia!" (Yoh. 8: 12)._ DIA-lah Terang dunia sepanjang zaman, dari dahulu, sekarang dan masa datang.
Sebagaimana ALLAH dulu menuntun umat Israel di padang gurun dengan suatu awan yang bercahaya, demikian pula kita pada masa kini dibimbing oleh *Sang Terang dunia*, yaitu TUHAN YESUS KRISTUS, PUTERA ALLAH. DIA sendiri menegaskan: _"Barangsiapa mengikut AKU, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai Terang hidup." (ayat 12b)._ Sebab, para pengikut KRISTUS itu menerima dan mengimani DIA sebagai TUHAN dan Juruselamatnya.

Oleh Terang KRISTUS, seseorang akan menghalau kegelapan dalam hatinya. Kegelapan itu akibat dosa yang telah membelenggu jiwa kita untuk dapat melihat dan mencari kebenaran serta mengakui kesalahan kita sendiri. Memang kita sering sulit untuk mengakui kesalahan kita, bahkan kita cenderung merasa benar sendiri, walaupun sebetulnya dosalah yang jadi kabut yang menyelubungi kebenaran itu. Dengan kondisi itu kita tidak mampu membedakan antara _"yang benar"_ dan _"yang salah"!_ Untuk itu TUHAN YESUS Sang Terang Sejati dengan ROH KUDUS-NYA datang menyinari hati kita yang hitam pekat karena dosa, agar kita kembali ke jalan yang benar, dan tergerak hati kita untuk kembali kepada TUHAN, *bertobat dan percaya kepada Injil.* Sebelum memasuki Pekan Suci, sudahkah kita menyempatkan waktu pergi untuk menerima Sakramen Tobat? Inilah saat yang tepat untuk kembali mendekatkan diri pada YESUS KRISTUS, Sang Terang dunia!

_Bacaan Pertama_ dari Kitab Tambahan Daniel, berceritera tentang Susana, gadis yang sangat cantik wajahnya dan luhur budi pekertinya karena selalu diajarkan untuk takut pada ALLAH. Dia dipersunting oleh Yoyakim, seorang milyader yang kaya raya. Rumahnya yang begitu luas membuat Susana bebas berjalan-jalan di dalam taman. Tanpa disadari rupanya terdapat dua orang senior yang menjabat sebagai hakim di kota itu jatuh hati pada Susana. Mereka berhasil menyelinap di taman. Begitu besar nafsu birahinya terhadap Susana kedua hakim _"terhormat”_ itu menjadi lupa diri. Mereka mau memperkosa Susana ketika sedang berjalan di taman, tetapi ia berontak dan berteriak minta tolong. Untuk menutupi gengsinya supaya jangan dipermalukan, kedua hakim itu merekayasa perkara seolah-olah kedua hakim inilah yang memergoki Susana, ketika sedang berbuat serong dengan seorang pemuda, tetapi pemuda itu kemudian melarikan diri. Demikianlah kebenaran dan keadilan diputar-balikkan demi gengsi dan kepuasan kedua hakim tua bangka yang lupa diri itu. Tetapi untunglah TUHAN mendengarkan doa Susana dan mengutus Daniel, anak muda bijaksana, yang dipakai oleh TUHAN untuk membuat terang semua perkara yang sengaja dimanipulasi oleh pejabat yang tidak tahu diri itu. Daniel secara cerdas menegakkan kebenaran dan keadilan serta membuka watak busuk kedua hakim itu. Dan Susana luput dari hukum rajam sementara kedua hakim itu dihukum mati.

Pertanyaan reflektif: Bagaimana sikap kita bila kita mengetahui adanya rekayasa hukum yang menguntungkan _“yang kuat”_ dan menginjak _“yang kecil dan lemah”?_ Beranikah kita memohon kepada Sang Terang dunia untuk dipakai sebagai alat-NYA untuk mengusir kegelapan perkara yang sengaja direkayasa itu?

_Ya TUHAN YESUS, ENGKAU-lah Terang dunia, sinarilah hatiku yang hitam pekat karena dosa dan kelemahanku, agar aku jadi anak-anak Terang yang senantiasa memancarkan Kasih dan Damai-MU. Pakailah aku sebagai alat-MU untuk menerangi kegelapan dalam hidup ini. Amin._

Bacaan:
*Hari Biasa Pekan V Prapaskah :*
• T. Dan. 13: 1-9, 15-17, 19-30, 33-62 _(panjang)_ atau TDan. 13: 41c-62 _(singkat);_
• Mzm. 23: 1-3a, 3b-4, 5, 6;
• Yoh. 8: 1-11 atau Yoh. 8: 13-20 _(Krn.Yoh. 8: 1-11 
_PK/hr._

ULAR TEMBAGA LAMBANG SALIB KRISTUS

*ULAR TEMBAGA LAMBANG SALIB KRISTUS.*

Walaupun bangsa Israel telah diangkat menjadi bangsa terpilih dan dibimbing langsung oleh ALLAH sendiri lepas dari penjajahan Mesir, namun mereka masih tetap saja keras kepala, tegar tengkuk, semaunya sendiri dan suka mengeluh bila menemui kesulitan  dan berbagai rintangan. Mereka gampang melupakan berbagai anugerah dan Rakhmat ALLAH yang telah melimpah dalam diri bangsa itu. Bahkan mereka berani protes kepada ALLAH dan Musa, utusan-NYA: _"Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini, kami telah muak.” (Bil. 21: 5)._ Karena ulah mereka yang memberontak dan sudah keterlaluan melawan ALLAH, maka ALLAH mendatangkan ular tedung untuk memagut mereka. Dan bisa ular itu cepat mematikan para pemberontak ALLAH itu.
Melihat gelagat yang memburuk itu, berpaling dan bertobatlah mereka. Mereka mohon kepada Musa agar ALLAH menghentikan amarah-NYA. ALLAH itu Maha Pengasih dan Pengampun, maka diperintahkanlah Musa untuk membuat _"ular tedung dari tembaga”_  dan menggantungkannya di tempat terbuka; _“maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (ayat 8, 9)._

Mengapa justru ular tembaga yang tergantung di sebuah tiang? Padahal ular pada saat itu menurut kepercayaan _“kafir”_ dipercaya sebagai korban yang dipersembahkan kepada _“dewa penyembuh.”_ Dan pesan apa yang mau disampaikan oleh Kitab Suci ini atas _“tanda profetis”_ dari TUHAN sendiri itu? *_“Ular tembaga yang tergantung di tiang”_ adalah simbol dari Salib TUHAN kita YESUS  KRISTUS.* Sebagaimana orang-orang Yahudi yang dipagut ular dan memandang _“patung ular”_ itu, maka ia tetap hidup. Para pendosa tidak perlu mengikuti suatu peraturan yang ketat. Mereka cukup memandang kepada tanda yang ALLAH berikan untuk penyembuhan disertai dengan iman. YESUS pernah bersabda: _"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga ANAK MANUSIA harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-NYA beroleh hidup yang kekal.” (Yoh.3: 14,15)._ Maka pada saat ini orang-orang yang  percaya kepada KRISTUS, meyakini bahwa *KRISTUS YESUS adalah satu-satunya Penyelamat dunia.* Jadi keselamatan hanya berasal dari ALLAH bukan dari yang lain.

Jujur saja, kita pun sering bersikap seperti bangsa Israel yang selalu tidak puas akan Rakhmat TUHAN. Sedikit-sedikit mengeluh, kecewa dan cari kambing hitam serta _memprovokasi_ orang lain untuk protes, demo dan berontak kepada pembuat aturan atau para pejabat publik. Mengeluh karena udara sangat panas, karena kemacetan yang parah, karena fasilitas kurang, karena gagal dalam ujian, karena doanya tidak/belum terkabul, karena porsinya sedikit dan berbagai keluhan lain. Orang yang gampang mengeluh dan marah-marah serta selalu protes kalau tidak terpenuhi maksudnya, biasanya orang itu sulit untuk mawas diri atau mengadakan introspeksi dan bahkan jarang atau tidak pernah bersyukur atas kondisi yang dinikmatinya itu. Dia enggan melihat bahwa masih banyak lagi orang lain yang kondisinya jauh lebih buruk lagi dari pada dirinya. Kalaupun memang ada kekurangan, kiranya hal itu dapat diupayakan dan disarankan dengan lebih santun dan bijak, bukan dengan menebarkan ujaran kekecewaan dan kebencian.

Orang yang selalu tidak puas dan suka mengeluh terus berarti kurang mengalihkan pandangannya kepada Salib KRISTUS, Sang Penyelamat, yang sudah merendahkan Diri serendah-rendahnya bahkan seperti sudah kehilangan _“harga Diri-NYA”_ sebagai manusia biasa. Pernahkah kita merenungkan dengan tenang, bahwa YESUS yang kita puji dan sembah itu adalah Orang yang dirampas hak-hak-NYA, dipermalukan di depan umum dengan dilucuti pakaian-NYA dan digantung serta dihukum mati secara keji dan hina seperti seorang penjahat ulung? *DIA itu PUTERA ALLAH, Penguasa Alam Semesta!* Lalu siapakah diri kita? Lebih hebat dan lebih tinggi dari pada YESUS KRISTUS?

Mendekati Pekan Suci pada masa Prapaskah ini, marilah kita berpaling dan memandang KRISTUS, Sang Penyelamat, yang tersalib itu! Kita tinggalkan kebiasaan buruk kita dan berpaling kepada-NYA. Kita sesali dosa dan kesalahan kita, agar kita tidak _"mati dalam dosa”._ Maka untuk itu kita bertobat dan memperbaharui iman kita kepada KRISTUS Yang Tersalib itu, karena seperti Sabda TUHAN: _“sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa AKU lah DIA, kamu akan mati dalam dosamu.” (Yoh. 8: 24)._
Kita imani dan yakini bahwa YESUS turun ke dunia ini karena diutus oleh BAPA-NYA sendiri. _“DIA, yang mengutus AKU, adalah benar, dan apa yang KU-dengar dari pada-NYA itu yang KU-katakan kepada dunia... Apabila kamu telah meninggikan ANAK MANUSIA, barulah kamu tahu, bahwa AKU-lah DIA, dan bahwa AKU tidak berbuat apa-apa dari Diri-KU sendiri, tetapi AKU berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan BAPA kepada-KU.” (ayat 26, 28)._ Agar kita tidak _"mati dalam dosa”,_ marilah kita teguhkan iman dan kepercayaan kita kepada KRISTUS, Utusan ALLAH, yang telah menyelamatkan umat manusia!

_Ya BAPA, ampunilah dan kasihanilah aku yang sering mengeluh dan melawan ENGKAU serta bersikap keras kepala kepada-MU. Teguhkanlah imanku. Sertailah setiap langkahku agar senantiasa berkenan dan sesuai dengan Kehendak-MU. Amin._
Bacaan:
  *Hari Biasa Pekan V Prapaskah :*
• Bil. 21: 4-9; 
• Mzm. 102: 2-3, 16-18, 19-20;  
• Yoh. 8: 21-30.
_PK/hr._

KEBENARAN DAN KEBEBASAN

*KEBENARAN DAN KEBEBASAN.*

_Perikop Injil_ hari ini, menampilkan pembicaraan yang seru antara TUHAN YESUS dan orang-orang Yahudi. Topik hangat yang mereka diskusikan adalah mengenai *kebenaran yang memerdekakan, atau tentang kebenaran dan kebebasan.* TUHAN YESUS menegaskan: _"Jikalau kamu tetap dalam Firman-KU, kamu benar-benar adalah murid-KU, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh. 8: 32,33)._ Orang-orang Yahudi merasa heran karena mereka merasa bahwa mereka adalah anak-anak keturunan Abraham, orang merdeka bukan keturunan budak.
Benar mereka bukan budak yang diperjual belikan, tetapi perhatikan satu pernyataan penting di bawah ini:

Satu penegasan yang penting dari YESUS: _“Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” (ayat 34)._ Berarti kalau kita masih diliputi banyak dosa, maka kita masih terbelenggu dan jadi _*“budak dosa”,*_ sekalipun kita ini termasuk _"orang bebas"_ dan bukan _"budak belian"._ Dengan kata lain, dengan berbuat jahat orang menjadi teman iblis, dan bahkan tanpa menginginkannya, masuk dalam perangkapnya. Dengan demikian, ia tidak sanggup lagi membebaskan diri dari ilusi dan pengaruh yang merugikan, yang digunakan oleh _"bapak kebohongan”_ alias iblis untuk menaklukkan dunia di bawah kekuasaannya. Dan *selama kita diam atau tidak berbuat apa pun, maka kita tetap jadi budak kejahatan itu.*

Sebaliknya, *orang yang setia akan Firman-NYA adalah orang merdeka, orang bebas, tidak dalam status _“budak/hamba”_ dosa! Maka orang merdeka adalah mereka yang dengan kebebasan hati melakukan sesuatu seturut hati nuraninya - _tanpa ada paksaan_ - karena yakin bahwa hal itu baik, benar dan dikehendaki TUHAN.* YESUS menginginkan agar para murid-NYA menjadi orang-orang merdeka, bebas dari belenggu dosa dan sungguh berserah diri kepada-NYA.

Masa Prapaskah adalah momentum yang tepat untuk menanggalkan segala belenggu dosa yang masih mengikat kita, agar kita menjadi orang merdeka seratus prosen! Masa ini adalah saat yang terindah bagi kita untuk memperbaharui kesetiaan kita kepada TUHAN. Bersediakah kita? Kalau demikian, pergilah bertobat melalui Sakramen Tobat!

_Bacaan Pertama_ menceritakan kisah heroik ketiga pemuda saleh yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka dihadapkan pada pilihan yang sulit: Mereka harus memilih menuruti perintah Raja Nebukadnezar untuk menyembah patung dewa berhala yang dibuat oleh Raja, dan itu berarti hidup mereka _“bebas”, “merdeka”_ dan _“selamat”,_ atau menolaknya tetapi tungku perapian yang menyala-nyala sudah siap membakar mereka. Tanpa ada keraguan lagi mereka menolak perintah itu. *Mereka bertahan dalam iman mereka akan ALLAH yang mereka yakini akan menolong mereka.* Mereka memilih tindakan yang baik, benar dan dikehendaki TUHAN, meskipun harus ditebus dengan hukuman bakar hidup-hidup. Berkat kesetiaan mereka itu, maka TUHAN akhirnya menyelamatkan hidup mereka. Selain itu, raja Nebukadnezar yang masih _"kafir"_ itu akhirnya mengakui ALLAH Israel karena DIA telah berhasil menyelamatkan tiga pemuda yang dihukum bakar itu.
Kata Raja itu: _"Terpujilah ALLAH-nya Sadrakh, Messakh dan Abednego! IA telah mengutus Malaikat NYA dan melepaskan hamba-hamba-NYA yang telah menaruh percaya kepada-NYA dan melanggar titah Raja..." (Dan. 3: 28)._
Bahkan Raja memerintahkan setiap orang agar tidak menghina ALLAH nya ketiga pemuda itu. Kalau ada yang melanggar, akan dipenggal kepalanya!

*Sikap setia akan iman dan tetap memilih menjadi orang merdeka yang sejati dalam TUHAN, ini pantas menjadi teladan bagi seluruh pengikut KRISTUS.* Sanggupkah kita untuk tetap setia secara konsisten?

_Ya TUHAN, syukur dan terima kasih atas Kasih-MU yang membebaskan aku. Semoga aku senantiasa KAU kuatkan, mana kala aku tergoda berbagai iming-iming duniawi yang akan menggoyahkan iman dan kesetiaanku kepada-MU. Amin._
Bacaan:
*Hari Biasa Pekan V Prapaskah :* 
• Dan. 3: 14-20, 24-25, 28; 
• Mzm. Tnggpn TDan.3: 52 - 56; 
• Yoh. 8: 31-42.
 
_PK/hr._

Friday, February 4, 2022

POLA PIKIR SUBYEKTIF YANG A PRIORI

 *POLA PIKIR SUBYEKTIF YANG A PRIORI.*

_“AKU berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya” (Luk. 4: 24),_ demikian kata TUHAN YESUS di sinagoga di Nazaret pada suatu hari Sabat. Justru di kampung-NYA sendiri itu, YESUS yang disanjung dan dipuja-puji di Kapernaum dan tempat-tempat lain, telah mengalami penolakan. Hal ini bisa terjadi, karena orang-orang sekampung-NYA itu - _dan hampir sebagian besar di antara kita juga pada zaman sekarang_ - kecenderungannya suka menilai orang lain hanya atas dasar luarnya saja, entah itu penampilan pisik, cara bicara dan kalau zaman kini kendaraan yang digunakan atau assesoris yang melekat dalam tubuhnya atau berbagai gelar yang terpampang dalam kartu namanya. Semula orang-orang sekampung-NYA itu mengangguk-anggukkan kepalanya, _“semua orang itu membenarkan  DIA dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-NYA.” (ayat 22a)._ Tetapi, begitu menyelinap dalam otak mereka suatu memori yang membekas dalam diri mereka bahwa latar belakang DIA itu _“hanya”_ anak tukang kayu, maka mulai tertutuplah hati mereka! _“Bukankah IA ini anak Yusuf?”_ begitu kata mereka dengan nada sinis. _(lihat ayat 22b)._

*_Dengan pola pikir subyektif a priori yang serba penuh buruk sangka ini, maka hati mereka tertutup akan realitas yang tersembunyi dalam Diri YESUS dan juga akan tanda-tanda ajaib yang telah dibuat-NYA di tempat lain._* Memang segala bentuk pikiran yang dijejali oleh buruk sangka, baik menyangkut pendidikan, latar belakang orangtua atau daerah asal maupun bidang pekerjaan seseorang, sering kali menyesatkan. Tetapi ironinya itulah yang dianggap sebagai  _“kebenaran”_ pada zaman sekarang. Dan _“kebenaran yang sesat”_ inilah yang sering berseliweran dalam dunia medsos!
*_Kepicikan pola pikir membentuk seseorang menjadi “fanatik, arogan, merasa benar sendiri, tidak mau mengakui dan tidak mau melihat prestasi orang lain dan cenderung suka menyalahkan orang lain serta selalu cari kambing hitam”._*  Pola pikir sejenis ini tidak hanya menjangkiti   _“orang-orang kampung dari Nazaret yang sok tahu”,_ melainkan juga _“kaum elite dan terpelajar kaum Farisi, Imam-imam dan para ahli Taurat”! *Situasi yang mirip dengan 2000 tahun lebih itu pun itu masih terjadi pada zaman millenial saat ini!* Berbagai kebohongan dan berita fitnah serta "hoax"_ dianggap sebagai _"kebenaran" karena mempunyai 'follower" yang banyak!_

Itulah yang menyebabkan pula para nabi, TUHAN YESUS dan para Rasul mengalami tantangan berat itu. Nabi Yeremia yang dipanggil dan diutus TUHAN _“sejak dalam rahim ibunya telah ditetapkan menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (lihat Yer. 1: 5)_ juga mendapat tentangan dan penolakan dari para penguasa dan rakyatnya. *_Tetapi ALLAH tidak membiarkan orang pilihan-NYA itu berjuang sendirian. TUHAN akan terus menyertai setiap orang yang dipanggil-NYA dan berusaha keras menjalankan misi perutusan-NYA serta menjanjikan ganjaran bagi siapa pun yang tetap setia sampai akhir._*

Kita pribadi masing-masing juga mendapatkan panggilan serta misi perutusan sesuai dengan talenta atau bidang tugas yang menjadi kesibukan dan perhatian kita sehari-hari. *_Kiranya semua itu dapat kita jalankan secara benar, adil, jujur, konsisten dan konsekuen._* Memang pasti akan selalu muncul banyak tentangan, penolakan, ancaman atau berbagai godaan. *_Jangan takut! Jangan khawatir dan jangan gentar!_*, demikian pesan TUHAN kepada Nabi Yeremia dan setiap nabi yang telah dipilih-NYA, juga kepada para Rasul dan kepada kita masing-masing pesan itu tetap berlaku!

Untuk itu kita harus menjalani panggilan serta misi perutusan kita *_berlandaskan pada kasih: kasih kepada TUHAN dan kepada sesama kita._* _*Inilah sumber kekuatan dan sumber energi batin kita!*_ _Hidup, karya dan segala pengorbanan kita akan sia-sia tak berguna, bila tidak berdasar pada kasih! (lihat 1Kor. 13: 1-3)._ _“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1Kor: 13: 3)._ Rasul Paulus menegaskan kasih itu secara rinci: _“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. ....Kasih tidak berkesudahan.." (ayat 4-10)._ Bahkan _*di antara iman, pengharapan dan kasih, ... ”yang paling besar di antaranya ialah kasih”* (ayat 13)._ Apa sebenarnya makna kasih itu dalam pengalaman hidupku?

_Ya YESUS, Sumber Kasih, ajarilah aku untuk mengasihi-MU dan sesamaku. Ampunilah aku karena sering menilai sesamaku secara sempit menurut pikiranku yang picik. Berilah aku Terang ROH KUDUS-MU, agar aku dapat memilih dan memilah: mana yang benar, baik dan berkenan pada-MU. Amin._

Catatan Bacaan:
• Yer. 1: 4-5, 17-19;
• Mzm. 71: 1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; 
• 1Kor. 12: 31 - 13: 13
  (1Kor. 13: 4-13); 
• Luk. 4: 21-30.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT?

*"MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT?"*

Kecerobohan dalam bertindak dapat berakibat fatal dalam hidup ini. Seorang yang membuang puntung rokok sembarangan, dapat menimbulkan kebakaran yang menelan kerugian bagi banyak orang. Raja Daud yang sangat disayang ALLAH hidupnya dipenuhi oleh anugerah yang berlimpah. ALLAH telah mengurapinya menjadi Raja Israel dan meluputkan nyawanya dari ancaman Raja Saul. Dan ketika ia mulai memerintah, ALLAH melimpahkan kekayaan termasuk isteri-isteri Saul ke dalam pangkuannya. Tetapi ia masih saja selingkuh dengan Batsyeba, isteri bawahannya sendiri. Bahkan dengan licik, raja memerintahkan Uria, suami Batsyeba ke medan perang untuk mengalahkan bani Amon. Tetapi akhirnya Uria mati terbunuh dan banyak perajurit Israel yang menjadi korban di medan peperangan yang mirip neraka itu. _“Hal yang dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.” (2 Sam. 11: 27c)._

Namun, ALLAH itu Mahabaik, Maharahim dan Maha Pengampun! Meskipun IA telah dihina oleh perbuatan jahat Daud, IA masih mengirim Nabi Natan untuk memperingatkan Daud. Dan dengan halus Nabi menyindir raja dengan suatu cerita tentang seorang kaya raya yang mengambil domba seorang miskin untuk disembelih dan disuguhkan kepada tamunya. Raja sangat keras reaksinya setelah mendengar cerita itu dan hendak membunuh orang kaya itu. Ternyata itu hanya cerita sindiran saja dan orang kaya itu adalah dirinya sendiri yang telah tega membunuh Uria melalui perang dan terus memperisteri Batsyeba. Daud segera sadar dan sangat menyesali dosanya serta langsung bertobat. Sebagai silih akan dosanya, ia melakukan puasa dan tidur di lantai. ALLAH memang mengampuninya, tetapi ia tetap harus menanggung akibat dosanya itu. Anak hasil hubungan gelap dengan Batsyeba akhirnya mati. Dan karena ia membiarkan Uria mati oleh pedang, maka keturunan Daud juga tidak akan luput dari pedang untuk selamanya. *_Pertobatannya ini yang membentuk dia menjadi pribadi yang rendah hati dan tetap disayang oleh TUHAN_* hingga ia menjadi Raja Israel yang terkenal selama 40 tahun. Pengakuan dosanya itu terdapat dalam _Mazmur 51._
Apakah kita juga segera menyadari kesalahan dan dosa kita serta bertobat pada TUHAN, setiap kali kita jatuh ke dalam dosa?

Perikop _Injil hari ini_ berkisah bahwa para Rasul bingung dan ketakutan ketika tiba-tiba terjadi angin ribut yang dahsyat menimpa perahu yang mereka tumpangi, hingga air masuk memenuhi perahu mereka. Saat itu mereka akan pergi menyeberangi danau Galilea. Dan di buritan kapal YESUS masih tertidur pulas. _“Guru, ENGKAU tidak peduli kalau kita binasa?”_ demikian mereka membangunkan YESUS. _(Mrk. 4: 38)._ YESUS segera bangun dan memerintahkan angin ribut itu: _"Diam! Tenanglah!"_ Maka tenang dan redalah kembali air di danau itu _(ayat 39)._ Lalu IA menegur keras para murid-NYA: _“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Ayat 40)._ Padahal mereka itu nelayan profesional yang seharusnya sudah hafal dan biasa mengalami angin ribut! Maka _"mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: 'Siapa gerangan Orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada- NYA?'" (ayat 41)_

Teguran-NYA kepada para murid itu pada saat sekarang ini juga ditujukan kepada kita, bila kita cepat panik, bingung dan ketakutan setiap kali menghadapi badai kehidupan yang menimpa. Jika para murid menjadi ketakutan hal itu bisa dimaklumi karena mereka belum terlalu mengenal YESUS itu siapa sebenarnya. Tetapi bagaimanakah dengan diri kita? Bukankah kita sudah lama menjadi pengikut-NYA? Bukankah kita seharusnya lebih mengenal-NYA? Masihkah kita tidak yakin, bahwa TUHAN YESUS itu selalu ada di dekat dan di samping kita? Mengapa kita selalu panik dan bingung, hai orang-orang yang kurang beriman?

Hari ini Tarekat imam SVD _(Serikat Sabda ALLAH)_ dan beberapa kongregasi suster seperti SSpS _(Suster Misi Abdi ROH KUDUS),_ SSpSAP _(Kongregasi Abdi ROH KUDUS Adorasi Abadi),_ CIJ _(Kongregasi Suster Pengikut YESUS)_ dan PRR (Puteri Reinha Rosari) merayakan pesta Pelindung Tarekat, *Santo Yosef Freinademetz* (1852-1908), seorang misonaris SVD yang mengabdikan seluruh hidupnya di negeri Cina. Ia sangat rajin menebarkan benih-benih Firman- NYA sampai ke pelosok-pelosok. Ia menyatu dengan penduduk Cina dengan penguasaan bahasa dan budaya Cina. Karena gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa dengan kejam. Penderitaannya tidak mengendorkan semangatnya untuk mewartakan Injil. Ia terus saja mengajar dan berkotbah serta mempertobatkan banyak orang pribumi. Karena keberhasilan dalam karya kerasulannya, ia mau diangkat menjadi Uskup, tetapi ia menolaknya dengan halus. Ia akhirnya meninggal karena sakit typus.

_Ya YESUS, ampunilah aku yang sering melukai Hati-MU dengan dosa-dosaku. Tegurlah aku agar aku benar-benar sadar dan menyesali dosaku serta bertobat._ _Tambahkanlah imanku agar aku jangan cepat panik dan  takut bila menghadapi badai permasalahan hidupku ini. St. Yosef Freinademetz, doakanlah kami. Amin._

Catatan Bacaan: 
• 2 Sam. 12: 1-7a. 10-17; 
• Mzm. 51: 12-13, 14-15, 16-17; 
• Mrk. 4: 35-41.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

BERSYUKUR DAN BERTANGGUNG JAWAB

*BERSYUKUR DAN BERTANGGUNG JAWAB.*

Dalam _Bacaan Pertama,_ kita dapat merenungkan ucapan dan rasa syukur yang disampaikan Raja Daud yang tersohor itu. Ia pun dengan rendah hati mengakui di hadapan ALLAH: _"Siapakah aku ini, ya TUHAN ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga ENGKAU membawa aku sampai  sedemikian ini?" (2Sam. 7: 18)._ Jika dikaji secara manusiawi, wajarlah kita katakan bahwa sudah sepantasnya Daud bersyukur, karena TUHAN memang sangat baik kepadanya dan keluarganya. Daud dijadikan raja bangsa terpilih. Diberikan-NYA anak-anak, isteri - bahkan sempat _"merampas"_ isteri Uria, panglima perangnya - keluarga, ketenaran, kehormatan, dan pasti tiada terhitung berbagai harta dan kenikmatan duniawi. Jika Daud tidak bersyukur, itu berarti keterlaluan!

Rasa syukur adalah _"obat dan pengendali kerakusan!" *Melatih diri untuk selalu bersyukur berarti melatih diri untuk bersikap rendah hati dan menetapkan batas-batas tindakan kita.*_ Coba lihat saja para koruptor serakah yang tidak lagi mengenal batasnya, karena menuruti nafsu ingin _"jor-joran"_ sehingga mereka menularkan korupsi itu kepada keluarganya, dengan mentransfer uang negara itu ke isteri, anak, adik, keponakan dan orang-orang kepercayaannya. Maka tidak mengherankan bila korupsi saat ini _"berjamaah"_ bersama anak-isteri dan kolega kerjanya!

Daud selalu bersyukur dan lebih dari itu ia mohon berkat atas keluarganya. Bagaimana kita sendiri? Apakah kita senantiasa tetap mau bersyukur, juga apabila belum tercapai kondisi yang kita inginkan atau bahkan mengalami kegagalan?

Ingatlah, bahwa rasa syukur bagai minyak yang menyalakan sumbu pelita hati, sehingga wajah kita memancarkan cahaya berseri-seri, menularkan kegembiraan dan terang bagi dunia!

Kitab Suci sering menggunakan cahaya dan pelita sebagai suatu simbol yang dapat memiliki beberapa tafsiran. Dalam masyarakat kuno, pelita mempunyai fungsi vital! Walaupun kecil, pelita dapat menerangi tempat yang lebih luas, dapat membuat orang melihat, melakukan aktivitas tertentu. Maka TUHAN YESUS berpesan dalam Bacaan _Injil hari ini,_ supaya pelita itu tidak disembunyikan di bawah tempat tidur, melainkan diletakkan di atas meja supaya bisa menerangi sekelilingnya. _(lihat Mrk. 4: 21)._
Bagi orang Yahudi _*cahaya mengekspresikan keindahan, kebenaran dan kebaikan ALLAH.* "Firman-MU itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku." (Mzm. 119: 105)._

_*Iman Kristiani kita adalah cahaya bagi dunia,*_ bagaikan suatu pelita yang tidak disembunyikan di bawah gantang atau tempat tidur, melainkan harus ditaruh di atas kaki dian, hingga cahayanya bisa menerangi lingkungannya dan semua orang menikmatinya. Demikian juga Firman ALLAH jangan diisimpan dalam diri sendiri saja, melainkan harus disiarkan, disebarluaskan, diwartakan. Iman yang kita terima, pengetahuan dan penghayatan kita tentang YESUS tidak disimpan rapat menjadi harta diri sendiri, melainkan harus kita _share (bagikan)_ kepada orang-orang sekitar dan masyarakat kita bukan hanya berupa kata-kata saja tetapi _*terutama terwujud dalam peri laku dan tindakan yang jujur, murni, terpuji, mau berkorban, berani bertanggung jawab dan patut diteladan.*_ Kita harus dapat memengaruhi dan menggarami masyarakat kita bukan terutama untuk _"dikristenkan",_ atau _"dibaptis"_ melainkan untuk membawa mereka kepada _*kebaikan, kebenaran, keadilan, kejujuran, kedamaian dan kesejahteraan.*_ Singkat kata, masyarakat kita juga harus dapat menikmati cinta kasih ALLAH seperti yang telah kita peroleh. _*Menjadi pengikut KRISTUS tidak cukup hanya jadi orang baik atau suci untuk diri sendiri, melainkan harus bisa menjadi pelita dan terang bagi masyarakat melalui tutur kata dan tindakan-tindakan atau perbuatan dan aksinya.*_ Cobalah buktikan bukan untuk pamer, melainkan _*sebagai tanda syukur kepada-NYA!*_

Ciri kedewasaan seseorang antara lain ditandai oleh sikap yang _*bertanggung jawab.*_ Tanggung jawab adalah salah satu keutamaan yang penting dimiliki oleh seorang dewasa.

Dalam perikop _Injil hari ini,_ TUHAN YESUS  antara lain bersabda: _“Karena, siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” (ayat 25)._ Dalam ayat ini terkandung _*arti pentingnya bertanggung jawab terhadap kepercayaan dan pemberian TUHAN kepada kita, berupa talenta serta anugerah lainnya.*_ Kita telah menerima banyak anugerah-NYA dalam kehidupan ini secara cuma-cuma. Karena itu, sudah selayaknya kita perlu kembangkan semua anugerah, rakhmat, berkat dan bakat yang kita miliki semaksimal dan sebaik mungkin. Hal ini bukan untuk kepentingan pribadi semata, tetapi terutama untuk kepentingan orang lain atau kepentingan sosial.

Beriman juga  menuntut suatu pertanggung-jawaban: _*tanggung jawab untuk setia tetap mempertahankan, mengembangkan, menghayati dan membuktikan iman itu secara nyata dalam setiap perilaku kita.*_ Sebab, _“jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yak. 2: 17)._

Sekalipun manusia diberikan kebebasan penuh untuk memilih dan menentukan sesuatu, namun dalam hal beriman, kita tidak dapat mengatakan bahwa _“iman adalah urusan pribadiku”_ saja! _*Iman kita juga beraspek sosial, dan memang demikianlah hakikatnya kita adalah makhluk sosial.*_ Karena itu, tidak ada gunanya sama sekali jika kita hanya terkungkung terus dalam _“egoisme”_ kita saja! Hidup kita harus dapat _“berbuah”_ dan bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri semata tetapi untuk orang lain, terutama bagi mereka yang memerlukan perhatian dan bantuan kita.

_Ya TUHAN, seperti Raja Daud, aku juga mau menghaturkan syukur dan terima kasih atas limpahan Rakhmat-MU kepadaku, keluargaku, komunitasku dan sanak keluargaku. Aku mohon kiranya ROH KUDUS-MU tetap menyertaiku hingga hidupku dapat menjadi terang, cahaya dan teladan bagi sekelilingku dan masyarakatku. Amin._

Catatan Bacaan:
• 2Sam. 7: 18-19. 24-29;
• Mzm. 132: 1-2. 3-5. 11. 12. 13-14;
• Mrk. 4: 21-25.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

Misteri Daya Tumbuh Kerajaan Allah

*Misteri Daya Tumbuh Kerajaan Allah*

Bila seorang pemimpin berbuat jahat, biasanya kesalahannya ditutup-tutupi oleh pendukungnya. Namun, perlakuan seperti itu tidak untuk Raja Daud. Kejahatannya diceritakan secara blak-blakan, tanpa sensor sedikit pun.
    Dalam _Bacaan Pertama_ hari ini dikisahkan, sementara pasukan Israel berperang mengepung ibukota bangsa Amon, Daud tidak turun ke medan perang. Ketika ia sedang berjalan-jalan di atas atap istana, dilihatnya seorang perempuan sedang mandi; dia itu Batsyeba, istri Uria. Atas perintah Daud perempuan itu diantar menghadap Raja, lalu keduanya berselingkuh. Batsyeba pun hamil. Itulah _dosa Daud yang pertama._ Menurut hukum Yahudi, orang berzinah terancam hukuman dilempari batu.
    Daud memanggil Uria dari medan perang. Ketika menghadap Raja, Uria dibujuk agar pulang membawa minuman dan tidur dengan istrinya. Tetapi Uria memilih tidur bersama para abdi istana. Daud menjamu Uria sampai mabuk lalu disuruh pulang supaya tidur bersama istrinya, tetapi ia tetap tidur bersama para abdi istana. Itulah _dosa Daud yang kedua:_ berusaha menipu Uria untuk menutupi kejahatannya.
   Daud mengirim Uria kembali ke medan perang dan menyuruh Panglima Yoab menempatkan Uria di titik yang paling berbahaya dan meninggalkan dia sendirian. Uria pun tewas dan Daud segera mengambil Batsyeba sebagai istri. Itulah _dosa Daud yang paling besar. (Lih. 2Sam 11:1-17)._
    Namun, sebelum membaca kisah selanjutnya dan mawas diri lebih dulu, janganlah kita memvonis Daud. Kita ingat sabda Yesus: _"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu …."_
    Ketiga dosa Daud memang merupakan catatan kelamnya, padahal ia seorang yang diurapi Allah untuk menjadi raja atas umat-Nya; Daud pun menjadi pendiri sebuah dinasti yang akan menurunkan Yesus Raja Mesias. Batsyeba akan melahirkan Solomon yang meneruskan garis keturunan Daud. Maka Batsyeba juga leluhur Yesus Putra Allah. Inilah contoh bahwa *_dari perbuatan yang sangat buruk dapat muncul sesuatu yang baik_*. Itulah _misteri penyelenggaraan Allah yang terus mengasihi umat-Nya_ dalam situasi apapun. – _Kita orang berdosa juga dipanggil untuk *mewujudkan Kerajaan Allah* di masyarakat kita. Bersediakah aku?_

Kerajaan Allah telah dihadirkan ke dunia oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam _Injil hari ini_ Yesus menjelaskan, seperti apa Kerajaan Allah itu. Tuhan menggunakan dua perumpamaan untuk menjelaskan bahwa _Kerajaan Allah mempunyai daya tumbuh secara *internal* dan secara *eksternal*, di dalam dan ke luar_.
    Pada perumpamaan pertama, Tuhan Yesus menjelaskan, _"Hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” (Mrk 4:26-27)._ *_Di dalam Kerajaan Allah_* tersimpan *_daya tumbuh_* yang tidak diketahui manusia. Daya itu adalah _Roh Kristus_ dan _kasih Allah._
    Tuhan Yesus _menanamkan Kerajaan_ itu pada para pendengar-Nya bukan dengan dipaksakan _secara mendadak_ dengan menggunakan kekuasan, melainkan secara lembut dan persuasif lewat suatu proses: _“mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” (ayat 28)._ _Perlahan tapi pasti_ Kerajaan Allah terus tumbuh _*dengan kekuatan yang tak dapat dibendung*_, sampai _menghasilkan buah._
    Pada perumpamaan kedua, Kerajaan itu diumpamakan seperti _*biji sesawi* (mustard)_. Biji itu hanya sebesar biji lada. _“Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh … dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar," (ayat 32)._ Kerajaan Allah *_tumbuh ke luar_*, dari sangat kecil menjadi besar, _“sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”_
   Awalnya Jemaat Perdana itu sangat kecil ibarat biji sesawi. Tetapi mereka _percaya akan *daya tumbuh* Kerajaan Allah_ sebagaimana dijamin oleh Tuhan. Iman seperti itu membuat mereka tahan menghadapi tiap tekanan dan hambatan. Umat pun terus tumbuh. Gereja _tersebar dalam bentuk jemaat-jemaat kecil_ di wilayah Asia, Afrika, Eropa, dan sampai Roma, ibukota kekaisaran. Biji sesawi Kerajaan Allah tumbuh _bercabang-cabang, menjangkau banyak bangsa._ – Di masa sekarang pun kita mesti _meneladan iman Jemaat Perdana_ itu.
    Kita sering *_takut untuk memulai_* suatu _kegiatan pelayanan atau belarasa_ karena berbagai kekhawatiran. Kita juga *_takut menerima suatu tugas pelayanan_* karena merasa tidak mampu. Tuhan Yesus memberanikan kita dengan sabda-Nya mengenai _daya tumbuh Kerajaan Allah._ Seperti Umat Perdana, kita mesti berani memulai suatu kegiatan, _*mulai dari yang kecil,* “biji sesawi”. *Pertumbuhan* dan *buah* usaha kita semuanya *berada di tangan Tuhan*_.

Hari ini Peringatan Wajib *St. Tomas Aquino* (1225-1274). Tomas lahir dari keluarga bangsawan, mendapat pendidikan di pertapaan Montecassino, Italia, dan di Universitas Napoli. Tahun 1244 ia menjadi anggota Ordo Santo Dominikus. Ia seorang ahli filsafat dan teologi yang termasyhur sehingga diberi gelar _“Doctor Angelicus”._ Ia pun menghayati kesucian hidup secara mendalam. Orang sezaman mengenal dia sebagai pribadi yang murni, rendah hati, sederhana, cinta damai, sering berkontemplasi, bersahaja, pecinta puisi.
Paus Leo XIII menetapkan dia sebagai pelindung pendidikan katolik. Di antara banyak tulisannya, _“Summa Theologica”_ paling dikenal dan menjadi acuan untuk studi teologi hingga sekarang.

_Bapa yang penuh kasih, berkat doa St. Tomas Aquino terangilah budiku agar semakin memahami rahasia Kerajaan-Mu. Ampunilah dosaku dan kuatkan imanku agar sanggup menjadi saksi Injil-Mu meski ada bermacam rintangan. Amin._

Catatan Bacaan:
*28 January-Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam dan Pujangga Gereja*
• 2Sam 11:1-4a.5-10a.13-17; 
• Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7. 10-11;
• Mrk 4:26-34.
_RS/PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

"DEMAND" LEBIH TINGGI DARI "SUPPLY"

 🆁🅰🅶*_"DEMAND"_  LEBIH TINGGI DARI _"SUPPLY"_.*

Dalam bidang ekonomi kalau permintaan _(demand)_ lebih tinggi dari pada persediaan _(supply),_ maka harga di pasar akan lebih mahal, apalagi kalau barang itu semakin langka. Demikianlah kira-kira perbandingan antara jumlah kenaikan umat Katolik dengan jumlah tersedianya tenaga imam di Tanah Air kita. Imam bisa semakin _“langka”,_ bilamana jumlah panggilan imam semakin sedikit. Maka Sabda TUHAN YESUS dalam Bacaan _Injil hari ini_ masih tetap relevan: _“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk  tuaian itu.” (Luk. 10: 2)._ Minimnya jumlah panggilan imam dapat dibahas secara khusus tentang sebab dan akibatnya. Yang jelas bila jumlah imam semakin menurun, maka semakin kurang terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan rohani umat. Apalagi di tambah dengan kondisi di beberapa daerah yang nampaknya kurang bersahabat dengan Gereja. Sungguh, Gereja semakin membutuhkan _“gembala atau pekerja di ladang TUHAN”_ yang tangguh untuk masuk ke tengah-tengah masyarakat yang kadang secara terang-terangan atau terselubung menolak eksistensi Gereja. _“Pergilah, sesungguhnya AKU mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”,_ demikian Sabda YESUS ketika melepas ke tujuh puluh murid-NYA. _(ayat 3)._

Karena itu, YESUS mengingatkan kepada para pekerja di ladang TUHAN itu, agar lebih fokus pada misi perutusannya dan tidak mempersoalkan lebih dahulu segala fasilitas atau sarana yang akan dibawa serta. Sabda TUHAN hari ini _“janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut” (ayat 4),_ kiranya tidak kita baca secara harfiah. Hendaknya mereka yang terpanggil dan terpilih menjadi imam itu _*tidak mementingkan semangat keduniawian atau menuntut berbagai fasilitas untuk bisa memenuhi tugas pelayanan dan pengabdiannya. Kepada umat Katolik sendiri - terutama di kota-kota besar - kiranya juga jangan memanjakan “gembalanya” dengan berbagai macam sarana.*_ Memang dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dituntut berbagai sarana yang memadai. Namun, hendaknya _“semangat  kemiskinan atau kesahajaan”_ dalam pesan YESUS hari ini janganlah diabaikan. Akan lebih bermanfaat bila bekal rohani dan mutu serta kualitas pengabdian atau pelayanan para gembala kita lebih ditingkatkan lagi, dari pada _“meributkan”_ soal-soal fasilitas.

Santo *Timoteus* _(+97)_ dan Santo *Titus* _(abad 1),_ yang kita peringati hari ini adalah para murid dan rekan setia Rasul Paulus dalam perjalanan misinya. Keduanya berasal dari keluarga yang masih _“kafir”._ Berkat pewartaan Paulus, mereka bertobat dan menjadi pewarta yang tangguh dan berani. Kelak Paulus mengangkat Timoteus menjadi Uskup di Efesus. Timoteus meninggal sebagai martir, disiksa dan dirajam habis-habisan karena menolak menghadiri pesta penyembahan berhala. Sementara Titus, murid kesayangan dan kepercayaan Paulus diberi tugas sebagai Uskup di Kreta, sampai meninggal di pulau itu.
Dalam Suratnya kepada kedua muridnya itu _(Bacaan Pertama)_ Paulus sungguh kagum atas kesetiaan Timoteus dan ketekunan Titus dalam mewartakan Injil di tengah-tengah situasi yang kurang bersahabat. Semangat juang dan darah martir orang kudus itu kiranya dapat memotivasi dan memberikan semangat kepada kita dalam mengikuti jejak KRISTUS di Tanah Air kita yang kadang juga kurang bersahabat di beberapa tempat.

_Ya YESUS, utuslah para pekerja di ladang-MU terutama di tempat-tempat yang sangat kekurangan imam. Sadarkanlah para keluarga Katolik untuk dapat merelakan anak-anaknya mengikuti panggilan-MU menjadi imam, bruder atau suster yang baik. Santo Timoteus dan Titus,  doakanlah aku dan seluruh Imam yang ada. Amin._

Cacatan bacaan:
*26 January - Peringatan Wajib Santo Timoteus dan Titus, Uskup :*
• 2Tim. 1: 1-8 atau Tit 1: 1-5; 
• Mzm. 96: 1-2a, 2b-3, 7-8a, 10; 
• Luk. 10: 1-9. 
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN!

*TIDAK  ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN!*

Hari ini Gereja merayakan pertobatan seorang penganiaya kejam terhadap pengikut KRISTUS yang dibalikkan secara total menjadi seorang Rasul Agung yang hebat. *_Paradoks hidup Saulus, sungguh luar biasa!_* Ia mengaku sendiri: _“Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan TUHAN sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.” (Kis. 22: 4)._ Pada kesempatan lain ia menyatakan: _“Aku adalah yang paling hina di antara semua Rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat ALLAH. Tetapi karena kasih karunia ALLAH, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-NYA kepadaku tidak sia-sia.” (1Kor. 15: 9, 10)._

Paulus mengalami pertobatan yang sungguh total. *_Ia berbalik dari cara hidup yang arogan, karena mengandalkan kekuatan sendiri, mengejar dan membunuh pengikut KRISTUS, lalu secara ajaib tiba-tiba menjadi orang yang sangat mencintai TUHAN YESUS, dan bersedia melakukan apa saja demi YESUS._* Ia mengalami pertobatan total itu setelah _“dihantam dengan keras”_ oleh TUHAN YESUS sendiri dengan menjatuhkannya dari kuda sewaktu ia pergi ke Damsyik mencari legitimasi untuk membasmi para pengikut-NYA. _"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya AKU? Jawab Saulus: ‘Siapakah ENGKAU, TUHAN?’ Kata-NYA: ‘AKU-lah YESUS yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” ( Kis. 9: 4, 5, 6)._ TUHAN membuat matanya buta. Demikianlah cara TUHAN mengubah hidup seseorang: bisa dengan cara yang lunak, tapi bisa juga dengan cara yang keras.

Kelak Paulus justru dipercaya untuk menebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain di luar bangsa Israel. Dan ia pun menjalani perutusan itu dengan penuh tanggung jawab diwarnai oleh berbagai tentangan keras dan penolakan beberapa kelompok serta ancaman akan dibunuh. Namun atas pertolongan dan bimbingan TUHAN, ia selamat.
Dengan menjelajah ke pelbagai daerah di Asia Kecil sampai ke Roma, pusat kekaisaran Romawi, maka Paulus telah menjalankan perintah YESUS: _“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Mrk. 16: 15, 16)._

Belajar dari pengalaman pertobatan Paulus, maka kita diajak Gereja hari ini untuk mengadakan refleksi atau mawas diri: kalau kita sedang terbelenggu oleh dosa berat, *_janganlah kita pernah menunda-nunda waktu pertobatan._* Janganlah sampai TUHAN menghempaskan kita dengan keras! Setiap saat sebenarnya TUHAN telah mengingatkan kita dengan lembut untuk berbalik dan bertobat. Tetapi kadang kita masih keras hati menolak-NYA karena kita masih ingin menikmati kedosaan kita. *_Lebih baik kita segera bertobat karena TUHAN membelai kita dengan lembut, dari pada kita bertobat karena TUHAN telah marah kepada kita._* Seberapa pun beratnya dosa atau sehitam pekat apa pun latar belakang hidup kita, TUHAN akan mengubah hidup kita untuk menjadi perpanjangan Tangan-NYA untuk mewartakan Injil-NYA.
Percayakah kita akan hal ini?

Ingatlah, pertobatan memang membawa pembaharuan dari Paulus ke Saulus. Pertobatan juga mengundang ROH KUDUS sepenuhnya berada dalam diri kita. *_Pertobatan mengubah kita dari manusia lama menjadi manusia baru._* Pertobatan adalah jalan satu-satunya menuju kekudusan dan kesempurnaan. *_Pertobatan dan kesucian hidup disertai dengan doa adalah jiwa seluruh gerakan menuju suatu kesatuan dan persatuan, termasuk juga persatuan seluruh umat Kristiani. Karena itulah maka Penutupan Doa Sedunia ini ditutup pada Pesta Pertobatan Santo Paulus._*

_Ya TUHAN, aku haturkan syukur dan terima kasih atas kasih-MU kepadaku dan keluarga atau komunitasku. Bukalah hatiku untuk peka mendengarkan teguran-MU untuk segera bertobat. Santo Paulus, kuatkanlah imanku serta pendirianku dan doakanlah aku. Amin._

Catatan bacaan : 
*25 January - Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul :*
• Kis. 22: 3-16 atau Kis. 9: 1-22; 
• Mzm. 117: 1-2; 
• Mrk. 16: 15-18. 
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

PENYERTAAN TUHAN MEMBAWA KESELAMATAN DAN KEDAMAIAN

*PENYERTAAN TUHAN MEMBAWA KESELAMATAN DAN KEDAMAIAN.*

Dalam _Bacaan Pertama,_ digambarkan bahwa Daud yang semula hanya menjadi raja di Yehuda, sejak kematian Saul dan Yonatan, diakui oleh semua suku di Israel untuk menjadi raja seluruh Israel. Inilah hari bersejarah yang penuh arti bagi Daud dan bagi Israel. Semua suku-suku dari utara mengakui Daud sebagai raja mereka, _*dengan demikian persatuan seluruh Israel tercapai.*_ Semula suku-suku di utara dipisahkan dari suku-suku di selatan oleh daerah Yerusalem, yang dikuasai oleh orang-orang Kanaan. Daud kemudian merebut *_Yerusalem, yang kemudian menjadi ibukota kerajaan Israel yang bersatu._* Saat itu adalah tahap yang pasti. ALLAH sendiri mengubah Yerusalem menjadi pusat kerajaan yang sah. _Maka sejak saat itu hanya raja-raja yang memerintah di Yerusalem adalah raja-raja pilihan ALLAH._ Dan hanya ada satu Bait ALLAH di Israel yang berada di Yerusalem. _“Makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, ALLAH  Semesta alam, menyertainya.” (2 Sam. 5: 10). “AKU telah mendapat Daud, hamba-KU. AKU telah mengurapinya dengan minyak-KU yang kudus, maka Tangan-KU tetap dengan dia, bahkan Lengan-KU meneguhkan dia.” (Mzm. 89: 21-22)._

_*Hidup kita akan tenang dan mantap, bila ALLAH selalu menyertai kita. Sekalipun dalam kenyataan hidup ini selalu saja banyak permasalahan muncul dan mengancam kita. Namun, bersama TUHAN, kita akan menjadi kuat, meskipun berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan serta fitnah akan menimpa.*_

Sementara itu, dalam perikop _Injil hari ini,_ dilukiskan betapa kebencian, iri dan dengki bila sudah bercokol dalam hati seseorang, ia akan terus mencari-cari kesalahan dan menjatuhkan orang yang dibencinya itu. Inilah yang terjadi pada para pemimpin agama Yahudi yang terus berusaha menjatuhkan TUHAN YESUS. Berbagai tuduhan dan fitnah dilemparkan kepada-NYA: _YESUS dituduh melanggar hukum Taurat._ Cara ini tidak mempan, dicarilah cara baru. _Mereka mendiskreditkan YESUS dengan menuduh bahwa DIA kerasukan bukan hanya setan biasa tetapi  rajanya setan, yaitu Beelzebul._ Fitnah lain yang dilemparkan ialah bahwa _“Dengan penghulu setan, IA mengusir setan.” (Mrk. 3: 22b)._

Kali ini TUHAN YESUS tidak tinggal diam. IA menanggapi berbagai tuduhan itu secara kritis dan tajam. Bagaimana mungkin iblis melawan iblis dan kalau ia berontak melawan dirinya sendiri, maka dengan sendirinya ia menghabisi diri sendiri juga. Maka tuduhan-tuduhan itu tidak masuk akal! Dan sesungguhnya, _*kuasa iblis tidak akan mampu melawan kuasa YESUS dalam ROH.* Suatu kemustahilan, setan akan mengalahkan ALLAH!_
Dalam kehidupan bersama, baik di dalam keluarga besar, masyarakat maupun bangsa, sering orang dengan mudahnya melemparkan issue, ujaran kebencian bahkan fitnah melalui medsos, untuk menjatuhkan seorang tokoh atau sekelompok orang yang tidak disenangi, karena berbeda kepentingan, keyakinan, suku atau budayanya. Kepentingan pribadi atau golongan lebih ditonjolkan, sehingga bila muncul pendapat yang berbeda dengan kepentingan itu _(baik secara politis, ekonomis, suku, daerah maupun keyakinan),_ langsung saja diserang habis-habisan. Orang atau kelompok yang dibenci itu akan di _bully_ terus melalui medsos. Suasana keterbelahan dalam masyarakat biasanya timbul menjelang Pemilu dan Pilpres. Semoga dalam Pemilu dan Pilpres 2024 masyarakat kita tidak terbelah lagi.

_*Namun demikian, percayalah, kalau kita sungguh benar, adil dan jujur maka kita akan berada di dalam Kuasa YESUS! Kita di pihak yang benar!* Dan kita sanggup menghadapi semua tantangan itu, asal iman kita tidak goyah!_
Maka marilah kita meneladan *Santo Fransiskus de Sales* _(1567-1622),_ yang kita peringati hari ini. Dia dianugerahi otak yang encer, kecerdasan luar biasa dan diharapkan orangtuanya meniti karier yang hebat. Namun, akhirnya ia lebih mendengarkan panggilan TUHAN untuk menjadi imam. Dengan tetap rendah hati, ia mengasah dan menggunakan kecerdasan otaknya untuk melawan ajaran sesat Kalvinisme sambil menguatkan iman umat agar tidak meninggalkan Gereja. Mottonya, _“Siapa yang berkotbah dengan cinta, seruannya akan didengar”._ Kelak ia diangkat Uskup Geneva _(Swiss),_ namun tetap rendah hati. Buah karya tulisnya berupa buku dan kumpulan kotbah sangat banyak. Karena itu ia termasuk Pujangga Gereja dan diangkat sebagai pelindung para wartawan.

_Ya TUHAN YESUS, ENGKAU-lah Andalan, Tumpuan dan Kekuatanku. Kuasailah dan arahkanlah hidupku, hingga tidak salah tujuan. Lindungilah aku selalu dari kuasa si setan. Selamatkanlah anak muda kami dari kesesatan iman. Santo Fransiskus de Sales, doakanlah kami. Amin._

Catatan Bacaan:
*24 January - Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales, Uskup & Pujangga Gereja.*
• 2Sam. 5: 1-7, 10;
• Mzm. 89: 20, 21-22, 25-26; 
• Mrk. 3: 22-30.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

KABAR BAIK

*KABAR BAIK.*

Setelah YESUS mengalami pencobaan-pencobaan di padang gurun - _ketika IA berpuasa total selama 40 hari - “dalam kuasa ROH”_ kembalilah IA ke Galilea. Rupanya kabar tentang Diri-NYA sudah tersiar luas, bahwa pengajaran-NYA penuh wibawa dan menarik perhatian orang banyak serta mengundang pujian kepada-NYA; tidak seperti pengajaran dari para ahli Taurat yang kurang menarik karena penuh dengan slogan-slogan saja. Dan lagi, biasanya ajaran mereka bersifat _elitis_ karena hanya untuk orang-orang terkemuka, sementara YESUS pendengarnya adalah orang-orang kecil dan masyarakat miskin.
Seperti tradisi orang Yahudi yang berkumpul bersama di sinagoga pada hari Sabat untuk mendengarkan pembacaan Kitab Taurat dari seorang imam, sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Nehemia pada _Bacaan  Pertama,_ TUHAN YESUS pun pada hari itu datang ke sinagoga di kampung halamannya di Nazaret. Kepada-NYA disodorkan Kitab Suci. YESUS mulai membaca Kitab Yesaya mengenai nubuat tentang Mesias. _“ROH TUHAN ada pada-KU, oleh sebab itu IA telah mengurapi AKU, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan IA telah mengutus AKU untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun Rakhmat TUHAN telah datang.” (Luk. 4: 18, 19;  lihat juga Yes. 61: 1-2)._ 

Dan setelah membaca nas Kitab Suci itu, YESUS lalu menutupnya dan mulai mengajar. IA mengawali dengan kata-kata ini: _“Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (ayat 21)._ Dengan perkataan itu TUHAN YESUS mau menyatakan secara tersirat bahwa Diri-NYA-lah yang dinubuatkan Nabi Yesaya itu. Memang luar biasa! Pengajaran-NYA diungkapkan dengan _“kata-kata yang indah”_ dan dengan penuh kewibawaan. Para pendengarnya berdecak kagum akan ajaran-NYA itu. Mereka heran sekaligus diwarnai kesangsian juga _“Bukankah IA ini Anak Yusuf?” (Ayat 22b)._ Mereka itu juga sangat mengenal kondisi keluarga Yusuf si tukang kayu sederhana itu. Dan anehnya, justru dengan mengetahui secara persis latar belakang masa kecil-NYA itu, maka mereka menolak-NYA. Sekalipun ditolak di kampung halaman-NYA sendiri, DIA tidak menyerah. *_Misi-NYA pokok menyampaikan kabar gembira dan memberikan pembebasan tetap konsisten dilanjutkan_* di kota-kota lain.

Kelanjutan misi perutusan YESUS itu diteruskan oleh para Rasul dan murid-murid-NYA serta pengikut-NYA yang saat ini terhimpun dan bersekutu dalam *_Tubuh Mistik KRISTUS yang disebut Gereja_* dan *_KRISTUS adalah Kepalanya._* Rasul Paulus dalam _Bacaan Kedua_ mengungkapkan secara jelas mengenai persekutuan itu: _“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula KRISTUS.” (1Kor. 12: 12)._ Jadi oleh pembaptisan kita semua apapun asal daerah, bangsa atau profesinya dipersatukan dalam satu tubuh dan _“diberi minum dari Satu ROH.” “Kamu semua adalah tubuh KRISTUS dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (ayat 27)._ Karena itu, betapapun kecil fungsi kita, namun kita adalah sama- sama anggota Tubuh Mistik KRISTUS. Dan di dalam persekutuan Gereja tidak ada perbedaan dan pembedaan di antara anggotanya yang disebabkan adanya perbedaan suku, bangsa dan budaya.

*_KRISTUS sendiri menjadi Kepala Gereja. DIA adalah Kepala bagi setiap anggota tubuh-NYA._* Dengan gambaran itu, adanya perbedaan bukan menjadi hal yang tabu dalam Gereja. Justru TUHAN membiarkan perbedaan terjadi untuk semakin memperkaya, mendukung dan saling melengkapi serta meneguhkan dalam satu tubuh sebagai satu kesatuan. *_Setiap anggota tubuh apa pun peran dan fungsinya, sangat berarti bagi tubuh._* Karena itu *_tidak ada alasan bagi anggota Gereja untuk memegahkan diri sendiri dan merendahkan yang lain._* Jika ini terjadi maka Gereja sebagai satu kesatuan Tubuh Mistik justru akan terpecah belah.
*_Bukan fungsi dan tugas atau jabatan yang diutamakan dalam Gereja, tetapi pelaksanaan dari setiap fungsi masing-masing untuk kehidupan bersama._* Kesatuan anggota tubuh tidak cukup ditandai dengan kebersamaan dan tidak adanya pertentangan di antara mereka. *_Rasa kepedulian, bela rasa, solidaritas, sehati dan sepenanggungan, saling membantu, saling memperhatikan satu terhadap yang lain, terutama yang lemah, itulah yang akan menjadikan Gereja itu betul-betul mantap dan sempurna._* Apakah sebagai anggota Tubuh Mistik KRISTUS kita sudah melakukan prinsip _"lebih baik memberi dari pada menerima"?_

_Ya ALLAH Yang Maha Pengasih, anugerahkanlah ROH Persatuan di antara kami para pengikut KRISTUS dalam semangat kebersamaan, persatuan dan kepedulian dalam melanjutkan misi perutusan-MU untuk menyebarkan Kabar Baik di dunia ini. Amin._

Catatan Bacaan:
• Neh. 8: 3-5a, 6-7, 9-11; 
• Mzm. 19: 8, 9, 10, 15; 
• 1Kor. 12: 12-30
   (1Kor. 12: 12-14, 27); 
• Luk. 1: 1-4; 4: 14-21
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

TELADAN SETIA KAWAN DAN KONSISTENSI TANPA PAMRIH

*TELADAN SETIA KAWAN DAN KONSISTENSI TANPA PAMRIH.*

Menutup pekan ini Kedua Bacaan Suci memberikan suatu teladan yang indah untuk kita renungkan, perhatikan dan praktekkan, yaitu *_keteladanan Daud dalam hal setia kawan, solidaritas, menghormati pemimpin yang sah, memegang teguh persahabatan dan selalu bersikap tulus dalam berbuat kebaikan_* meskipun dizalimi oleh Raja Saul. Dan dalam _Bacaan Injil_ kita bisa simak betapa besar, luas dan berat karya keselamatan yang dikerjakan TUHAN YESUS, *_IA tetap kerjakan dengan konsisten, konsekuen, kesungguhan hati, penuh pengorbanan tanpa pamrih dan tanpa memandang waktu,_* sekalipun IA selalu dicurigai, dicemooh dan bahkan oleh saudara-saudara-NYA dianggap _“tidak waras lagi”._

Seperti telah kita baca dan renungkan dalam _Bacaan-bacaan Pertama,_ dari Kitab Samuel, hubungan Raja Saul dan Daud tidak selalu diwarnai oleh ketulusan hati. Bahkan Daud senantiasa dicurigai, dibenci dan mau dibunuh oleh Raja, sekalipun Daud sudah berjasa banyak pada bangsa Israel. Namun, ketika mendengar berita kematian Raja Saul dan Yonatan, sahabat sejatinya, Daud segera _“mengoyakkan pakaiannya, dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya.” (2 Sam. 1: 11, 12)._ Daud segera menyanyikan nyanyian ratapan tentang Saul dan Yonatan yang diungkapkan dalam kalimat _“Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.” (ayat 25)._

Daud hendak mengajarkan kepada kita *_betapa pentingnya memberikan penghargaan kepada mereka yang telah diurapi oleh TUHAN._* Raja Saul tetap dihormati dan ditaati sepenuhnya dengan tulus oleh Daud, meskipun Daud dibenci dan dikejar-kejar mau dibunuh. Bahkan dalam kesempatan yang baik, sebenarnya  Daud bisa memenggal kepala Raja itu, tetapi itu tidak dilakukannya. *_Orang yang diurapi perlu dijunjung tinggi dan dihormati, karena TUHAN sendirI yang  memilih dan menetapkannya._*

Sekarang ini pun kita patut memberikan penghormatan dan penghargaan yang semestinya kepada para imam yang juga diurapi oleh  ROH KUDUS. Sekalipun kita hidup dalam zaman digital, zaman modern dan kemajuan, namun penghormatan dan penghargaan kepada mereka yang diurapi harus tetap kita berikan. Walaupun kita juga sadar bahwa mereka itu adalah manusia biasa yang juga mempunyai kelemahan dan sering berbuat salah, tetapi *_rasa hormat khususnya kepada imamat suci mereka harus tetap kita junjung. Cobalah kita berikan penghormatan dengan semestinya, tanpa berlebihan dan tanpa kekurangan. Sebaliknya, mereka yang diurapi kiranya- juga dapat memberikan teladan yang baik dalam tutur kata maupun peri lakunya. Jangan sampai mereka justru menjadi batu sandungan bagi kaum awam._*

Daud juga mengajarkan, *_bagaimana indahnya kesetiaan dan persahabatan._* Dalam eleginya *_Daud memuji kesetiaan dan kasih sayang Yonatan kepada Saul, ayahnya,_* kendati ia tahu bahwa ayahnya kadang bertindak jahat kepada Daud. Sebesar apa pun kesalahan atau kekeliruan orangtua, mereka harus tetap dicintai dan dihormati serta didampingi.

Demikian juga Daud mengagumi *_rasa setia kawan Yonatan terhadap dirinya. Bahkan kasih sayang Yonatan kepada Daud seperti halnya kakak beradik._*
Semoga elegi kepahlawanan karangan Daud itu dapat menginspirasi kita dalam menyikapi pada orangtua dan teman serta sahabat kita.

Dalam _perikop Injil,_ dapat kita ikuti terus betapa seriusnya TUHAN YESUS dalam melaksanakan karya perutusan keselamatan dan pelayanan-NYA. *_YESUS sungguh tidak kenal lelah._* IA tanpa henti dan istirahat, berkeliling terus ke mana-mana, menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, melenyapkan kesesakan dan membangkitkan orang mati. IA masih mengajar di sinagoga. _Dalam melaksanakan karya-NYA bersama para murid itu sampai makan pun mereka tidak sempat karena begitu banyak orang yang mengerumuni-NYA. (lihat Mrk. 3: 20)._ Walaupun ketulusan dan pengorbanan telah dibuktikan dalam segala karya-NYA, namun orang tidak selalu memberikan tanggapan yang positif kepada Diri-NYA. Bahkan saudara-saudara-NYA merasa kasihan dan _“mereka datang hendak mengambil DIA, sebab kata mereka, IA tidak waras lagi.” (ayat 21)._ YESUS sampai dicap _"tidak waras lagi”_ oleh saudara-saudara-NYA sendiri! Sungguh keterlaluan!

Mungkin pengalaman pahit seperti itu juga pernah menimpa kita. Mungkin dalam berbuat baik dan mengadakan aksi sosial atau tindakan kasih lainnya kepada mereka yang lemah dan menjadi korban PHK akibat kelesuan ekonomi akibat pandemi, tetapi kita justru ditanggapi secara sinis. Oleh kalangan luar Gereja mungkin kita dicurigai sebagai _"gerakan kristenisasi"_ atau _"mengkafirkan umat."_ Mungkin justru di kalangan internal Gereja, kita dicap sebagai orang yang cari muka, punya ambisi mau terkenal, sok sosial atau suka pamer. Kalau kita sungguh tulus dalam pelayanan, tidak punya pamrih, tidak cari nama atau popularitas atau pencitraan, *_jalankan saja terus semua pelayanan itu. Jangan terpengaruh oleh berbagai komentar atau suara sinis yang datang dari orang-orang yang jelas ingin menjatuhkan kita. Jalani terus tugas pelayanan kasih itu, pantang mundur dan pantang menyerah._* Jangan sekali-kali kita terpancing emosi marah lalu _"mutung" (patah hati). *Marilah kita meneladan sikap TUHAN YESUS dalam karya pelayanan-NYA!*_

_Ya TUHAN, jadikanlah aku orang yang berwatak setia kawan dan mampu menghormati orangtua maupun orang yang KAU-urapi. Berilah aku semangat yang teguh, hati yang tulus tanpa pamrih dan ketabahan hati dalam melayani sesamaku. Amin._

Catatan bacaan:
• 2 Sam. 1: 1-4, 11-12, 19, 23-27; 
• Mzm. 80: 2-3, 5-7; 
• Mrk. 3: 20-21.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*