Latest News

Monday, October 18, 2021

PEMIMPIN ITU PELAYAN.




PEMIMPIN ITU PELAYAN.

Bacaan Pertama hari ini bercerita tentang Hamba ALLAH yang tidak luput dari penderitaaan. Bahkan penderitaan itu dikehendaki oleh ALLAH sendiri. DIA berkehendak meremukkan Hamba-NYA dengan kesakitan. Tetapi penderitaan yang diterima dengan ikhlas dapat menjadi sarana terlaksananya Kehendak ALLAH, menjadi sarana turunnya Rakhmat dan Berkat bagi umat manusia. "Hamba-KU itu sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmat-NYA, dan kejahatan mereka DIA pikul". (Yes. 53: 11).

Penderitaan dan pengorbanan memang merupakan bagian utuh dari kehidupan KRISTUS seperti nubuat Nabi Yesaya itu dan mereka yang menjadi pengikut-NYA tidak dapat lepas dari penderitaan dan pengorbanan itu juga. Apakah kita sebagai pengikut KRISTUS menyadari hal ini? Dan kalau kita menghadapi penderitaan dan kesulitan, apakah kita dapat menerimanya tanpa banyak mengeluh?

Bacaan Kedua dari Surat Rasul Paulus kepada orang Ibrani memperkuat nubuat Nabi Yesaya itu. Bahwa kita mempunyai seorang Imam Besar namun IA bukan seorang Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya IA sama dengan kita. "IA telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibr. 4: 15).

Karena KRISTUS adalah seorang Penebus, Mesias dan Raja keturunan Daud yang berkuasa untuk selamanya, maka konsep kekuasaan duniawi telah masuk ke dalam otak kedua Rasul yang sangat dekat dengan YESUS. Mereka adalah Yakobus dan Yohanes, yang telah memesan "kursi empuk kekuasaan" di samping kiri dan kanan Raja KRISTUS. Akan tetapi TUHAN YESUS telah membalikkan pola pikir yang "keblinger" itu. Memang benar dalam pandangan duniawi seorang pemimpin adalah yang terbesar, ia seorang "Boss" yang memerintah dan dapat memberikan komando sekehendak hatinya. Namun bagi KRISTUS, yang sejak Perjanjian Lama telah dinubuatkan sangat akrab dengan penderitaan itu, konsep kekuasaan bukanlah memerintah melainkan melayani seperti telah dibuktikan-NYA sendiri. DIA datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, bahkan memberikan nyawa-NYA sebagai tebusan atas dosa manusia.
Maka Sabda YESUS: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya." (Mrk. 10: 43-44).

Konsep kepemimpinan Kristiani adalah konsep melayani, karena pada hakekatnya seorang pemimpin dari tingkat paling bawah sampai tingkat paling atas adalah seorang  hamba, seorang pelayan masyarakat. Bapa Suci di Vatikan pemimpin seluruh umat Katolik sedunia adalah seorang "servus servorum" (hamba dari semua hamba). Konsepsi ini hendaklah dijiwai oleh setiap pemuka atau mereka yang ingin menjadi pemuka umat maupun masyarakat. Menjadi seorang pemimpin harus mampu bersikap rendah hati, rela berkorban, bertanggungjawab penuh atas amanat yang dibebankan, bersedia menderita dan mampu mengendalikan diri sendiri.
Apakah para pemimpin atau calon pemimpin Kristiani kita telah memiliki mentalitas seperti KRISTUS? Bila mereka masih haus kekuasaan, maka mulai pada hari Minggu ini adakanlah suatu gerakan keteladanan untuk merombak mentalitas pemimpin yang salah itu. Tujuan gerakan keteladanan ini untuk membentuk mentalitas para pemimpin itu dapat benar-benar mempunyai semangat korban dan melayani umat atau orang banyak. Sanggupkah kita?

Ya YESUS, ajarilah aku menjadi seorang hamba yang mampu dan rela melayani seperti telah KAU teladankan kepadaku. Buanglah segala nafsu kekuasaan yang haus kedudukan yang kadang menyelimuti hatiku. Amin.

Bdk
• Yes. 53: 10-11; 
• Mzm. 33: 4-5. 18-19. 20. 22;
• Ibr. 4: 14-16; 
• Mrk. 10: 35-45.
PK/hr.

SEORANG DOKTER YANG BRILYAN DAN RENDAH HATI.




SEORANG DOKTER YANG BRILYAN DAN RENDAH HATI.

Setiap tgl 18 October Gereja merayakan pesta Santo Lukas, salah seorang penulis Injil yang berprofesi sebagai seorang tabib atau dokter Yunani yang berasal dari Antiokia (Siria). Ia ditobatkan oleh Paulus, kemudian menjadi teman setia dan seperjuangan Paulus dalam karya kerasulan menjelajah Asia kecil sampai akhir hayat Paulus. Ia bukan saksi mata langsung atas kehidupan YESUS. Ia kumpulkan semua bahan dengan teliti dari para saksi mata dan mereka yang mengalami kehidupan TUHAN YESUS. Inilah karya tulis Lukas yang berupa Injil Santo Lukas dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Pernyataan Diri YESUS sebagai Juru Selamat dan ANAK ALLAH Yang Mahakuasa merupakan tema pokok Injil Lukas. Sebab, ia yakin bahwa YESUS KRISTUS adalah Juru Selamat dunia dan ANAK ALLAH. Jadi, Injilnya merupakan suatu "Proklamasi" dari YESUS KRISTUS sebagai ANAK ALLAH yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menyelamatkan orang berdosa.
Di samping itu, ia juga menulis Kisah para Rasul yang mengungkapkan sejarah Gereja Purba sampai Paulus mendekam dalam penjara di Roma (65). Dokter dan sekaligus sejarahwan yang rendah hati ini tidak pernah menyebut dan menonjolkan dirinya. Tetapi dengan penggunaan kata "kami" ketimbang "mereka" dalam tulisannya dapat disimpulkan bahwa ia terlibat penuh dalam peristiwa yang ditulisnya itu. (lihat Kis.20: 13).
Seorang penulis dari awal abad 2 mengatakan bahwa Lukas terus-menerus mengabdi TUHAN sampai ia meninggal pada usia 84 tahun di Yunani.

Dari perikop Injil hari ini nampak bahwa para murid diutus untuk mewartakan Kerajaan ALLAH. Lukas menulis bahwa pewartaan itu ditandai dengan menyampaikan salam damai dan sejahtera di setiap tempat dan kepada mereka yang dijumpai. Sepertinya sederhana, tetapi rupanya menyampaikan salam damai tidak selalu mudah, bahkan di antara para utusan sendiri. Pergulatan itu dialami oleh Paulus dan teman-temannya.

Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama mengisahkan persoalan yang dialaminya dalam relasi dengan rekan-rekan kerja maupun jemaat yang dilayani. Di antara mereka tidak jarang terjadi konflik, juga ada serangan dan gangguan dari pihak luar. Dalam situasi itu banyak juga yang berdiam diri dan tidak ingin terlibat dalam permasalahan.

Akhir-akhir ini di negara kita pun sering terjadi adanya situasi yang "silent majority" yaitu orang-orang yang tahu masalah tetapi memilih diam dan tak ingin terlibat. Mereka merasa aman tinggal di zona nyaman dengan jalan berdiam diri saja. Menjadi peduli dan ikut terlibat memang menuntut tanggung jawab dan berbagai pengorbanan. Mungkin juga kita malah jadi menderita. Tetapi itulah yang justru jadi panggilan kita sebagai murid dan pengikut KRISTUS, yaitu kita harus berani peduli dan ikut terlibat! YESUS sendiri sudah mengatakan: "Pergilah, sesungguhnya, AKU mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala." (Luk. 10: 3). Karena itu, berpegang pada kekuatan dan penyelenggaraan Ilahi adalah kunci utama untuk mengalami dan membawa damai sejahtera. Rasul Paulus sendiri mengakui bahwa meski banyak kesulitan, ia tetap dikuatkan dan ditolong oleh TUHAN dengan berbagai cara. Ia juga mengakui bahwa Lukas sendiri dengan setia menyertai perjalanan dan pewartaannya akan YESUS kepada semua bangsa. (bdk 2Tim. 4: 11).
Sebagai pengikut KRISTUS, kita sendiri apakah sudah siap diutus mewartakan Kabar Gembira, juga di tengah kesibukan dan tugas sehari-hari?
Hendaknya kita sadari bahwa pada zaman modern ini pewartaan Kabar Gembira (evangelisasi) bukanlah pertama-tama kita membawa Kitab Suci ke mana-mana dan membacakan ayat-ayat! Evangelisasi baru saat ini adalah bersaksi dan bertindak atas dasar nilai-nilai Kristiani dalam masyarakat, seperti misalnya kerja keras, bertanggung jawab penuh, berkata dan berlaku jujur dan adil serta berbagai nilai kebajikan lainnya. Dengan kesaksian itu berarti juga kita menghadirkan TUHAN YESUS dalam hidup kita secara nyata.

Penginjil Lukas sudah menunaikan tugasnya dengan menulis Injil dan mewartakannya; bahkan tulisannya telah mampu menginspirasi milyaran orang sampai sekarang. Dan para murid YESUS pun telah membuktikannya. Bagaimana kita sendiri, terutama pada masa sulit pandemi Covid-19 ini, apa yang telah atau akan kita lakukan?

Ya TUHAN ajarilah aku untuk menjadi pewarta Kabar Gembira pada zaman yang tidak mudah ini. Pakailah aku sebagai alat-MU. Berilah aku kebijaksanaan dan keberanian ROH-MU. Santo Lukas, doakanlah aku. Amin.

Bdk
Pesta Santo Lukas, Penulis Injil :
• 2Tim. 4: 10-17b;
• Mzm. 145: 10-11. 12-13. 17-18;
• Luk. 10: 1-9.
PK/hr.

Monday, October 11, 2021

BODYGUARD SEJATI

"BODYGUARD SEJATI"

Kita sering melihat para pejabat, para milyuner, orang-orang penting dan selebritis mempunyai pengawal pribadi, bodyguard, yang badannya kekar dan mukanya sangar. Mereka itu wajib melindungi tuannya terutama dalam suasana yang agak genting atau di tengah kerumunan massa. Mereka itu hidup-matinya sudah disumpah "demi tuannya"; kalau perlu nyawa taruhannya demi keselamatan tuannya. Kesetiaan, kegigihan dan keberanian para bodyguard itu mendapatkan imbalan berupa gaji dan fasilitas pribadi yang besar dari tuannya.

Anda dan kita pada umumnya adalah rakyat biasa dengan penghasilan yang pas-pasan, atau bahkan dengan gaji yang hanya cukup untuk hidup satu minggu saja. Dalam kondisi seperti itu pasti kita tidak mungkin mempunyai seorang bodyguard! Namun, jangan kecil hati! Di mata ALLAH kita semua, ciptaan-NYA yang rapuh dan penuh dosa ini, ternyata dianggap penting. Di hadapan-NYA kita semua adalah berharga seperti seorang VIP atau bahkan VVIP! Betapa tidak! Kita semua, masing-masing, satu-per-satu, adalah ibarat "biji mata-NYA". Maka kita dianugerahi "bodyguard" bahkan juga "soulguard" yang jauh lebih hebat dan lebih peduli dari semua bodyguard mana pun! Dia adalah Malaikat Pelindung, yang telah menjaga, melindungi, mengingatkan, mengarahkan dan membimbing hidup kita sejak kita bayi sampai nanti kita masuk ke liang kubur atau diperabukan! Bukan hanya keselamatan badan saja yang dia jaga melainkan terutama keselamatan jiwa kita! Kita tidak perlu membayarnya mahal, cukup kita percaya, peka dan menaati saja saran, peringatan dan bimbingannya.

Dalam Bacaan Pertama Nabi Barukh mengingatkan umat Israel yang telah membuat murka ALLAH karena penyembahan berhala; mereka agar segera bertobat dan berbalik kepada ALLAH. Meskipun bangsa itu ditegor, dihukum dan dijual kepada bangsa lain, tetapi ALLAH tidak akan membinasakan mereka. Sebab, bangsa Israel itu ibarat anak yang diasuh dengan sukacita, namun punya sifat yang "bandel". Karena itu diserukan supaya segera berpaling kepada ALLAH. DIA lah yang "akan mengirimkan sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu." (Bar. 4; 29)
Demikianlah, bagi kita saat ini yang sering berbuat dosa seperti umat Israel, juga diingatkan oleh Malaikat Pelindung.
ALLAH juga tidak tega dan sampai hati hingga kita binasa dalam dosa. Maka kita semua diberi kesempatan untuk berbalik atau bertobat melalui Sakramen Pengakuan Dosa. Itulah tanda kasih-NYA yang sangat besar dan tidak terhingga kepada kita, meskipun kita sering meninggalkan TUHAN dengan perilaku kita. Namun Malaikat Pelindung akan ingatkan kita, sejauh kita juga mau membuka hati dan mendengarkan saran dan tuntunan Malaikat Pelindung.

Pada Pesta Para Malaikat Pelindung hari ini, marilah kita bersyukur kepada TUHAN yang telah memberi Malaikat Pelindung. Kecuali itu kita juga diingatkan untuk senantiasa menyadari kehadirannya dan tidak menyepelekannya. Kesadaran itu akan membantu untuk senantiasa bersikap rendah hati bila kita sedang mengalami suatu keberhasilan.
Hal ini bisa kita simak dalam perikop Injil hari ini. Ketika para murid kembali setelah melaksanakan tugas dengan berbagai cerita sukses, dan ketika TUHAN YESUS melihat kesombongan diri yang terungkap lewat kata-kata mereka: "TUHAN, juga setan-setan takluk kepada kami demi Nama-MU." (Luk.10: 17), YESUS justru melihat kuasa iblis sedang berkarya di dalam hati mereka. Maka IA berpesan: "Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di Surga". (ayat 20). Sesudah itu IA justru melantunkan doa syukur atas kebaikan BAPA. IA seolah tidak mengapresiasi begitu saja kesuksesan para murid-NYA, tetapi justru melaporkan dan mengapresiasi Kebaikan BAPA-NYA. Sebab, hanya karena Kebaikan BAPA lah seseorang itu mengalami berkat atau kesuksesan.

Dan lagi, panggilan sebagai murid-NYA adalah melayani. Melayani membutuhkan motivasi yang baik agar pelayanan tidak membuat diri menjadi sombong saat berhasil, atau putus asa saat pelayanan tampak sia-sia. Motivasi yang baik dalam pelayanan adalah kerendahan hati. Dengan kerendahan hati kita bisa melayani dengan bebas dari segala keinginan untuk mendapatkan balas jasa atau keinginan untuk memegahkan diri. Kerendahan hati mampu mengontrol kita agar kita tidak jadi sombong!

Dengan kerendahan hati, kita akan merasakan kebahagiaan sebagai buah dari pelayanan. Alasan kita bahagia bukan karena kita sukses atau mendapat penghormatan, tetapi karena kita diperkenankan untuk ambil bagian dalam karya keselamatan ALLAH sendiri. Kerendahan hati membuat kita melayani dengan ketulusan sepenuh hati, tanpa pamrih, kecuali hanya untuk Kemuliaan ALLAH (Ad Maiorem Dei Gloriam)." Janganlah pelayanan itu untuk cari kemuliaan diri sendiri; bila demikian, kita belum dapat disebut murid KRISTUS yang sejati!

Apakah kita percaya akan Malaikat Pelindung? Apakah kita sanggup menjadi Malaikat bagi keluarga kita dan bagi orang lain yang mendambakan perlindungan dan bantuan kita? Apakah kita mau menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang miskin, terlantar dan tertekan terutama pada masa pandemi ini?

Ya BAPA, terima kasih atas anugerah Malaikat Pelindung yang sudah KAU-utus untuk menjaga aku. Utuslah aku juga untuk menjadi "malaikat pelindung" bagi sesamaku yang memerlukan bantuanku. Malaikat Pelindungku, tuntunlah aku sehingga aku tidak tersesat. Amin.

Bdk
2 Nov Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung : 
• Bar. 4: 5-12. 27-29;
• Mzm. 69: 33-37;
• Luk. 10: 17-24. 
PK/hr.

KOMPLEKSITAS DALAM HIDUP PERKAWINAN.

KOMPLEKSITAS DALAM HIDUP PERKAWINAN.

Hidup dalam perkawinan tidaklah mudah, terutama yang telah saling mengikatkan diri dalam Sakramen Perkawinan. Ada banyak persoalan dan permasalahan, dari yang kecil dan remeh sampai pada hal yang sangat serius, seperti masalah perceraian.
Persoalan ini rupanya sudah menjadi bahan perbincangan sejak zaman Kitab Suci disusun hingga saat ini. Bahkan pada zaman kita sekarang nampaknya masalah perceraian sudah dianggap sebagai berita biasa. Dan sangatlah memprihatinkan, kondisi yang tidak sehat dalam perkawinan ini juga sudah banyak menjangkiti pasangan yang menikah secara Katolik. Akibatnya banyak juga yang sampai kehilangan keyakinan dan kepercayaannya kepada Gereja.

Bacaan-bacaan Suci hari ini kembali menegaskan tentang
ketidak-terceraikannya perkawinan dalam iman Katolik.
Adalah ALLAH sendiri yang menghendaki agar manusia, laki-laki dan perempuan, hidup dalam keserupaan dengan ALLAH yang memiliki cinta yang tak terbatas, dan manusia diharapkan dapat menjadi serupa dengan ALLAH, yaitu Kudus adanya.
Kekudusan dalam konteks hubungan suami-isteri diungkapkan dalam kesediaan dan kerelaan untuk mencintai pasangan hidupnya apa adanya sampai akhir hayat, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikian lah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan ALLAH, tidak boleh diceraikan manusia." (Mrk. 10: 7-9). Prinsip yang ditekankan YESUS itu selain berlandaskan pada Kitab Kejadian 2: 24, juga pada dasar yang sangat pokok, yaitu keselamatan manusia. Selain itu YESUS mengingatkan semangat anak kecil. Yang IA maksudkan adalah sikap percaya tanpa syarat dan bebas dari penjara pemikiran prinsip supaya orang hanya punya satu jaminan dan satu prinsip yaitu ALLAH. Kisah dari Kitab Kejadian menunjukkan kepada kita bahwa prinsip ALLAH adalah menyatukan dan menyempurnakan. Itulah yang dibuat-NYA dengan menciptakan perempuan dan menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging.

Gereja mengimani dan mengajarkan bahwa melalui kesetiaan cinta suami isteri diwujud-nyatakanlah cinta dan kesetiaan ALLAH kepada laki-laki dan perempuan; mereka adalah sakramen cinta kasih ALLAH bagi dunia. Suami isteri Katolik oleh Sakramen Perkawinan, dipanggil dan diutus ALLAH untuk menjadi tanda dan saksi bagi dunia tentang iman, harapan dan cinta Kristiani yang sejati.

Karena itu meskipun ada persoalan berat, perkawinan Katolik sudah sewajarnya diusahakan sekuat tenaga dan atas dukungan dari Keluarga Kudus di Nazaret, serta bimbingan ROH KUDUS, agar tetap dipertahankan keutuhannya. Mengapa? Karena perkawinan sebenarnya bukan melulu kehendak suami isteri, tetapi juga Kehendak ALLAH. ALLAH-lah yang pertama-tama berkepentingan terhadap lembaga perkawinan. Lewat lembaga perkawinan, ALLAH menginginkan suami isteri menjadi Sakramen Keselamatan ALLAH dan melahirkan anak-anak bagi ALLAH. Jika demikian, sudah pasti ALLAH menyertai hidup perkawinan itu. Sadarkah kita akan penyertaan-NYA itu?
Menyadari hal itu, terlebih pada saat hidup perkawinan, dalam situasi krisis, mohonlah kekuatan dari ALLAH dan bawalah persoalan keluarga itu pada-NYA. ALLAH pasti akan membantu untuk  menemukan pelan-pelan jalan penyelesaian yang terbaik bagi keutuhan kehidupan perkawinan itu.

Dalam mencari jalan keluar, hendaknya tidak menonjolkan kehendak sendiri, melainkan dengan rendah hati mau mengakui bahwa manusia pada dasarnya tidak luput dari kesalahan. Yang membuat perbedaan adalah situasi hati. Ada yang mau mengakui dirinya salah. Tapi ada pula yang terus bersikap membenarkan diri. Biasanya orang yang tidak setia bisa mencari berbagai alasan untuk membenarkan diri sendiri. Sebenarnya YESUS bersedih bila menghadapi sikap seperti itu. Orang seperti itu sulit untuk ditolong. Kesetiaan adalah sesuatu yang harus terus diperjuangkan, apa pun jalan hidup yang kita pilih. Kadang hukum yang sudah ada pun kita pakai untuk membenarkan diri. Kejujuran hati harus menjadi ukuran dasar melebihi hukum yang diciptakan manusia! Bila kita ingin terus membenarkan diri, kesetiaan kita tidak pernah bisa bertahan.

Penciptaan manusia adalah Tindakan TUHAN yang menginginkan adanya hubungan kesetiaan itu. Dasarnya adalah memberi dan menerima. Satu tulang rusuk manusia pertama harus diberikan kepada TUHAN. Manusia kedua yang diciptakan dari tulang rusuk itu kemudian diberikan kembali. Ikatan kesetiaan akan semakin kokoh, bila manusia bisa melihat sebagian dirinya dalam diri orang lain. Bila ia tidak menghormati orang lain, berarti ia tidak menghormati dirinya. Kesetiaan akan ditumbuhkan oleh kemampuan melihat seperti itu.

Pada bulan Rosario di mana devosi kepada Bunda Maria sangat intens kita lakukan, marilah kita datang kepada Sang Bunda. Kita dengan rendah hati dan terbuka mohon bimbingannya dan tuntunannya agar dapat dibawa kepada TUHAN YESUS. Demikian pula pada Tahun Santo Yosef ini kita datang kepadanya dan mohon petunjuknya untuk bisa mencapai kesetiaan seperti yang dimiliki Santo Yosef: Setia pada Perintah ALLAH dan pada Keluarga Kudus di Nazaret.

Ya TUHAN, terima kasih untuk segala bimbingan dan tuntunan-MU kepada keluarga kami masing masing. Persatukanlah setiap keluarga Katolik dalam ikatan Perkawinan Suci. Peliharalah cinta kasih mereka dalam kesetiaan dan kekudusan. Terangilah dengan ROH KUDUS-MU kepada pasangan yang sedang menghadapi permasalahan berat dalam kehidupan perkawinan mereka, sehingga mereka dapat menemukan jalan keluar sesuai dengan Kehendak-MU. Amin.

Bdk
• Kej. 2: 18-24;
• Mzm. 128: 1-2. 3. 4-5. 6;
• Ibr. 2: 9-11; 
• Mrk. 10: 2-16 atau lebih singkat Mrk. 10: 2-12.
PK/hr.

SIAPAKAH SEBENARNYA SESAMAKU?

 🆁🅰🅶🅸 Senin, 4 Oktober 2021.
Peringatan Wajib St. Fransiskus dari Asisi:
• Yun. 1: 1-17; 2: 10;
• Mzm. Tnggpn. Yun. 2: 2. 3. 4. 5. 8;
• Luk. 10: 25-37.

SIAPAKAH SEBENARNYA SESAMAKU?

Dalam perikop Injil hari ini dikisahkan bahwa TUHAN YESUS kembali dijebak oleh seorang ahli Taurat. Pertanyaannya sederhana, apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. IA tidak menjawab langsung tapi malah balik bertanya, apa yang diperintahkan dalam hukum Taurat. Dan dengan fasihnya si ahli Taurat ini menjawab tentang mengasihi TUHAN dan sesamanya. Jawaban ini dibenarkan oleh YESUS. Tetapi karena si ahli Taurat ini hanya mau menjebak dan cari benarnya sendiri, ia masih bertanya kepada-NYA: "Dan siapakah sesamaku manusia?" (Luk. 10: 28). IA lalu berkisah tentang orang Samaria yang dianggap asing dan kafir itu ternyata sangat berbelas kasih dan bermurah hati. Dikisahkan bahwa ada orang yang sedang dirampok, diambil miliknya dan disakiti badannya hingga ia luka parah sampai hampir sekarat. Seorang imam dan seorang Lewi lewat tempat kejadian, mereka melihat ada orang luka parah. Tetapi mereka lewat begitu saja, tanpa ada rasa empati atau simpati. Berbeda dengan orang Samaria yang masih dianggap kafir itu ternyata ia bermurah hati. Ia turun tangan sendiri menolong orang itu dan mengantarkannya ke penginapan dan dititipkan disana sambil berpesan agar ia boleh istirahat di sana dan semua dibayar oleh orang asing dan kafir itu! Dan sesudah dia selesai urusannya maka ketika kembali ia akan membereskan segala pembiayaannya.

Jadi, "belas kasih" bukanlah seuntaian kata indah yang harus dihafal rumusannya. "Belas kasih" juga bukan hanya teori dan kata-kata kosong tanpa makna! Belas kasih adalah suatu aksi, tindakan nyata yang berujung pada tindakan penyelamatan. Orang Samaria itu pasti tidak mengenal orang yang dirampok itu. Namun, karena ia punya perasaan yang halus, peka terhadap aksi bela rasa, maka pada akhirnya ia  bertekad untuk menolong dan menyelamatkan korban perampokan itu sampai tuntas. Kasih memang tidak mengenal untung rugi.
Kisah penyelamatan yang dilakukan orang Samaria itu bisa menjadi aksi setiap orang yang berkehendak baik untuk mewujudkan kasih itu dalam suatu tindakan nyata. Yang penting tindakan kasih itu dilakukan secara murni, tulus, ikhlas dan tuntas tanpa suatu pamrih minta dibalas atau menjadi "bahan kampanye diri". Tinggal sekarang kemauan kita sendiri: mau atau tidak untuk berbelas kasih?

Berbeda sekali sikapnya dengan seorang imam dan orang Lewi yang merasa diri mereka penting dan tidak mau kehilangan waktu serta merasa "jijik" untuk menolong orang luka parah yang tidak jelas identitasnya itu. Mereka ini type orang yang merasa penting dan sibuk, tetapi sebenarnya menolak atau lari dari tanggung jawab sosialnya. 

Demikian pula Yunus yang dipanggil TUHAN untuk mempertobatkan penduduk Niniwe, malah melarikan diri dan menghindari tanggung jawabnya, seperti dikisahkan dalam Bacaan Pertama. Yunus ingin lari dari TUHAN, tetapi Kehendak TUHAN tidak bisa digagalkan. Gara-gara Yunus telah lari dari TUHAN itu, terjadilah angin taufan yang menyebabkan perahu hampir tenggelam. Yunus merasa dirinya salah dan jadi penyebab kecelakaan itu akhirnya minta dibuang ke laut dan seekor ikan yang besar menelan dia dan membawanya sampai tiga hari di dalam perut ikan itu. Dan orang-orang di kapal itu setelah angin ribut itu reda justru akhirnya mengakui kebesaran TUHAN dan mempersembahkan kurban kepada-NYA.
Seperti Yunus, kita pun kadang mau melarikan diri dari tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Maka kita mulai menjauhkan diri dari TUHAN. Akan tetapi TUHAN "tidak tidur."  DIA pasti akan menegur kita dengan berbagai cara dan peristiwa yang dahsyat dan memukul diri kita!

Hari ini Gereja memperingati seorang Kudus pendiri Ordo Saudara-saudara Dina atau Fransiskan, yaitu Santo Fransiskus dari Asisi (1181-1226). Ia anak seorang pedagang kain yang kaya raya. Ketika perang saudara berkecamuk, ia ditangkap dan dipenjara selama satu tahun sampai jatuh sakit. Pengalaman pahit inilah yang kelak mengubah pola hidupnya. Ketika berada di gereja San Damiano, ia seolah mendengar ajakan TUHAN agar ia memperbaiki Rumah-NYA. Dan tanpa pikir panjang, ia mengambil sejumlah kain mahal dari gudang ayahnya dan dijualnya. Uangnya disumbangkan untuk memperbaiki gedung gereja yang rusak. Maka meledaklah amarah ayahnya dan mengusir Fransiskus. Kondisi ini tidak menyebabkan ia bersedih, sebaliknya ia merasa saatnya untuk lebih berkonsentrasi memuji TUHAN. Hidupnya berlangsung dengan cara mengemis setiap  hari,  dan sebagian hasilnya disumbangkan untuk para pengemis yang lain. Semangat persaudaraan, hidup sangat sederhana, berdoa terus dan mencintai alam semesta menjadi ciri utama tarekat yang baru didirikan itu. Pada usia ke 43 tahun, ia mengalami stigmata (luka-luka seperti YESUS di tangan, kaki dan lambung). Luka-luka ini menjadi babak baru penderitaan baginya. Hidupnya sangat sederhana, menderita kelaparan dan sakit, namun ia tetap mendendangkan madah pujian Kidung Matahari. Di kala Gereja menjadi lemah dan sakit karena kekuasaan, harta kekayaan, maka Fransiskus menemukan kembali cita-cita Injil yang asli yaitu Kerendahan hati, Kemiskinan dan Cinta kasih!

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk semakin peka melihat sesamaku yang menderita, khususnya pada masa pandemi Covid-19 ini. Berilah aku keberanian untuk menyatakan cinta kasihku secara konkrit kepada orang yang menderita. Santo Fransiskus Asisi, doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada awal minggu sesuai dengan Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

BEKERJA ITU PERLU, BERELASI DENGAN TUHAN ITU MUTLAK PERLU!

BEKERJA ITU PERLU, BERELASI DENGAN TUHAN ITU MUTLAK PERLU!

Suatu hari TUHAN YESUS  dan para murid-NYA sampai ke Betania. Di sana tinggal para sahabat- NYA  yaitu Maria, Marta dan Lazarus. Ketika mampir di rumah sahabat-NYA itu, secara sepintas TUHAN YESUS  menegur Marta yang iri pada saudarinya, Maria, yang duduk bersimpuh di hadapan -NYA sambil dengan penuh perhatian mendengarkan apa yang diajarkan YESUS. 

Bekerja dan melayani itu memang perlu. Apalagi menurut adat Yahudi, tamu harus dilayani dengan sebaik mungkin. Karena itu Marta tampak sibuk ke sana ke mari melayani YESUS  dan para murid-NYA. Sementara Maria lebih hening dan konsentrasi mendengarkan semua  yang diajarkan-NYA. Tindakan Maria itu di hadapan YESUS nampak sangat tepat dan jitu: "Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."(Luk. 10:42)
Benar bahwa IA  tidak marah kepada Marta atau menyalahkan dia. Tetapi hanya memusatkan diri pada   kesibukan dan melupakan waktu untuk coba berkonsentrasi mendengarkan suara TUHAN, juga sangat penting dan tidak bisa diabaikan!

Namun, hal itu tidak berarti bahwa YESUS mendorong kita untuk bermalas-malasan dan tidak bekerja. Yang YESUS ingin tekankan adalah sikap  untuk melihat bahwa segala perkara duniawi yang kita lakukan, pada saatnya akan menjadi nomor dua dibandingkan dengan relasi kita dengan TUHAN. 
Dalam dunia modern saat ini ada kecenderungan kuat banyak orang terjerembab ke dalam kesibukan sehari-hari ataupun dalam hal-hal  yang memberikan kesenangan dan kenikmatan. Mereka mudah lupa karena alasan tidak punya waktu lagi untuk "menyapa, to say hello ataupun berelasi dengan TUHAN" di dalam suatu doa, permenungan atau meditasi dalam suatu keheningan. Padahal doa dan berbagai kegiatan rohani itu sangat mutlak bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan rohani kita!
Dalam padatnya dan kesibukan yang sangat super, apakah kita masih mau menyempatkan diri untuk sebentar berdoa dalam hati, sambil mengerjakan suatu pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan? Ataukah kita sudah bersikap bahwa doa itu saat ini tidak terlalu perlu, asalkan kita berbuat kebaikan pada orang lain saja, sudah cukup?

Perlu kita sadari bahwa Injil tidak hanya berisi mengenai pelayanan kasih terhadap orang lain, tidak peduli bagaimanapun pentingnya. Jalan hidup para murid-NYA pertama-tama dan terutama adalah keterikatan pribadi dengan YESUS, Kepada para murid- NYA, YESUS  selalu mengulang kata : "Ikutlah AKU!".Jadi hal utama adalah mengikuti YESUS. Maka harus ada waktu untuk membaca dan mendengarkan Sabda NYA. Setiap murid harus menunjukkan sikap bakti kepada- NYA. Dari relasi dan bakti inilah mengalir pelayanan kasih sebagai ungkapan nyata dari iman kita!

Dan itu pula adanya pertobatan sebagaimana dilukiskan dalam Bacaan Pertama. Pertobatan seluruh penduduk kota besar Niniwe terjadi diawali oleh Yunus sendiri yang semula membelot tapi akhirnya menyesal dan bertobat serta mau taat pada Rencana TUHAN . Kemudian Raja dan seluruh pejabat istana  serta seluruh masyarakat biasa berkabung, bertobat dan berpuasa. Tidak hanya penduduknya melainkan juga seluruh hewan ternak harus juga turut berpuasa. Ketika TUHAN melihat perubahan drastis dan pertobatan yang radikal seluruh isi kota  Niniwe, maka menyesallah TUHAN untuk menjatuhkan hukuman kepada seluruh penduduk Niniwe. Demikianlah suatu pertobatan itu akan menghasilkan suatu hal yang positif dalam hidup ini.

Ya TUHAN YESUS, ajarilah aku untuk jadi  murid-MU yang seimbang, yaitu mampu bekerja keras dengan rajin dan jujur, namun juga tekun dalam berdoa dan berelasi dengan DIKAU. Bunda Maria bimbinglah anakmu ini. Santo Yosef, tularkanlah kerendahan hati dan ketaatan serta ketekunanmu pada diriku. Amin.

Bdk
* Yun. 3: 1-10;
* Mzm. 130: 1-2, 
  3-4ab, 7-8;
* Luk. 10: 38-42 .
PK/hr.

"LAYAKKAH ENGKAU MARAH?"

 🆁🅰🅶🅸 Rabu, 6 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XXVII :
• Yun. 4: 1-11;
• Mzm. 86: 3-4. 5-6. 9-10; 
• Luk. 11: 1-4.

"LAYAKKAH ENGKAU MARAH?"

Pertanyaan itu diajukan sebanyak dua kali oleh TUHAN sendiri kepada Nabi Yunus. Seperti kita telah merenungkan kisah Nabi Yunus dalam mengemban misi untuk mempertobatkan kota Niniwe, akhirnya telah berhasil. Seluruh rakyat Niniwe dari Raja sampai rakyatnya bahkan beserta hewan ternaknya telah bertobat total. Dan karena itulah maka ALLAH membatalkan untuk menghancurkan kota Niniwe.

Namun justru karena kemurahan Hati ALLAH itulah yang membuat Nabi Yunus kecewa, kesal dan marah. Bahkan saking marahnya ia merasa lebih baik mati saja dari pada hidup terus.

Aneh. Misinya berhasil tapi mengapa  justru Yunus malah marah kepada TUHAN? Yunus sebenarnya ingin agar TUHAN memperlihatkan kebesaran kuasa-NYA dengan sungguh memporak-porandakan kota Niniwe. Tetapi belas kasih-NYA telah membuat TUHAN mengampuni segala dosa dan kelemahan orang Niniwe. Pola pikir manusiawi yang tercermin dari sikap Yunus itu kadang juga menodai pikiran kita. Kita senang bila TUHAN berbelas kasih kepada kita. Tapi kadang kita kecewa bahkan "marah" kepada-NYA bila TUHAN berbelas kasih kepada orang yang kita anggap jauh lebih buruk kelakuannya dari pada kita sendiri. Kita mudah sekali menghakimi orang lain. Logika belas kasih TUHAN memang berbeda jauh dari kriteria manusia, karena IA memang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-NYA. Dan bagi ALLAH tidak ada perbedaan perlakuan. ALLAH akan berbelas kasih mengampuni orang berdosa yang bertobat, tanpa melihat latar belakang asal, daerah, bangsa dan status sosialnya.

Karena itu ketika para murid memohon YESUS untuk mengajari cara berdoa, YESUS menekankan tentang kerahiman dan kemurahan hati NYA. Belas kasih dan kerahiman ALLAH itu ditegaskan dalam doa yang sekarang dikenal sebagai BAPA Kami.

Buat kita saat ini doa BAPA Kami mungkin sudah kurang begitu kita hayati lagi maknanya. Sebab, kita mendoakannya karena kita sudah hafal sementara perhatian dan hati kita jauh dari pada NYA. 
YESUS tidak menganjurkan para murid dan kita untuk menghafal doa BAPA Kami. YESUS berkata: Apabila kamu berdoa, katakanlah.... bukan hafalkanlah!

Agar kita tidak bersikap marah dan kecewa kepada TUHAN seperti Yunus, karena doa kita mungkin tidak dikabulkan, maka YESUS tidak hanya mengajarkan doa BAPA Kami, tetapi juga bagaimana cara berdoa: Pertama, berdoa dengan penuh keyakinan bahwa TUHAN itu adalah seorang BAPA yang sangat dekat dengan kita dan sangat mengerti kebutuhan kita, anak-anak-NYA. DIA pasti akan memberikan yang terbaik buat kita. 
Kedua, berdoa tidak semata-mata hanya memohon berbagai litani keinginan, tetapi harus diawali dengan pujian akan kemuliaan dan keluhuran Nama-NYA disertai rasa syukur.
Ketiga, dengan mengimani bahwa TUHAN adalah BAPA kita yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maharahim, maka permohonan yang kita panjatkan hanyalah berisi yang paling pokok yaitu makanan atau rejeki yang secukupnya, Rahmat pengampunan akan dosa-dosa kita serta pembebasan dari segala pencobaan. Sedangkan berbagai permohonan lain itu kita percayakan kepada-NYA bahwa BAPA akan melengkapi segala kebutuhan hidup kita bahkan akan memberikan lebih dari yang kita minta, asal kita benar-benar percaya dan yakin akan Kemurahan Hati-NYA serta menyerahkan secara total kepada-NYA.

Semoga Bacaan-bacaan Suci hari ini sungguh dapat menyadarkan kita akan Kemurahan Hati dan Kerahiman ALLAH serta belajar dari TUHAN YESUS untuk saling mengampuni dan mencintai satu dengan yang lain. Dengan demikian kita dapat menghindarkan diri dari segala bentuk kekecewaan, kemarahan, balas dendam ataupun kegemaran untuk menghakimi orang lain. Semoga!

Ya BAPA Yang Mahabaik, terangilah aku dengan ROH KUDUS-MU, agar aku dapat berdoa dengan penuh iman dan harapan serta kasih. Ajarilah aku untuk tetap rendah hati dan pasrah kepada-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai dengan Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

DOA



DOA

Orang cenderung ingin segera mendapatkan hasil instant dan nyata dari suatu doa. Maka bila keinginannya tidak terpenuhi, muncullah beberapa kekecewaan, antipati terhadap doa, bahkan ada yang salahkan TUHAN, mengapa doa kita ditolak? Sikap yang sering terjadi adalah manusia seakan menuntut dan memohon TUHAN untuk memenuhi janji-NYA. Padahal TUHAN tidak pernah ingkar janji. IA selalu mematuhi apa yang telah pernah dijanjikan-NYA. Tapi manusia sering merasa untuk mendesak-desakkan permohonannya agar cepat dikabulkan.

TUHAN YESUS menunjukkan kepada kita bahwa ALLAH BAPA adalah Kasih. IA adalah Sumber Kasih dan IA pasti mengetahui apa yang diperlukan manusia. Belas kasih-NYA dibukakan terhadap siapa pun yang bermohon kepada-NYA. (Bdk Luk. 11: 13).
Sikap bermohon kepada-NYA dalam doa dilandaskan pada keterbukaan serta penyerahan diri pada Kehendak-NYA.
Dengan prinsip itu TUHAN YESUS mau mengajarkan agar kita selalu dan tidak jemu-jemunya membangun relasi dengan TUHAN melalui doa-doa dengan sikap penyerahan diri pada Kehendak-NYA.

Buah-buah dari relasi dengan ALLAH dalam doa teramati dalam sikap hidup dan tindakan yang benar.
Nabi Maleakhi dalam Bacaan Pertama melukiskan bahwa sikap hidup yang benar membawa belas kasih ALLAH kepada orang yang setia kepada-NYA. (bdk. Mal. 3: 17).
Orang benar dan takut akan ALLAH serta terbuka menyerahkan hidupnya kepada ALLAH akan memperoleh kebahagiaan. (bdk. Mal. 4: 2a).

Apakah kita selalu berdoa dalam setiap aktivitas hidup harian kita, terutama dalam masa pandemi sekarang ini? Apakah kita sadar bahwa doa adalah kekuatan dalam hidup kita?

Ingatlah bahwa ALLAH selalu akan memberi yang terindah dan terbaik tepat pada waktunya. "Karena setiap orang yang meminta, menerima, dan setiap orang yang mencari, mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan." (Luk. 11: 10). BAPA yang di Sorga akan memberikan ROH KUDUS kepada mereka yang meminta kepada-NYA. Kuncinya adalah bahwa kita harus percaya penuh kepada-NYA tanpa ada keraguan sedikit pun!
Bagaimana kualitas doa kita selama ini, apakah dilandasi oleh iman dan harapan yang kuat serta kasih yang besar kepada TUHAN? Ataukah doa itu kita lakukan hanya karena kebiasaan rutin tanpa makna?

Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Peringatan wajib hari ini tidak lepas dari sebuah peristiwa ajaib yang terjadi dalam perang salib pada abad ke 16. Pada saat itu harapan akan pertolongan TUHAN melalui doa Rosario yang dipanjatkan Gereja sedunia di bawah perintah Paus Pius V, terkabulkan. Ketika itu, pasukan Kristen di bawah komando Don Johanes dari Austria berhasil memukul mundur pasukan Turki di Lepanto, tepat pada 7 Oktober 1571. Inilah hari kemenangan Rosario yang menakjubkan sebab hampir seluruh Eropa pada saat itu sudah dikuasai lawan.
Kita percaya bahwa doa Rosario yang kita daraskan secara tekun dan khusyuk kepada TUHAN melalui Bunda Maria mempunyai kekuatan dahsyat untuk mengubah hidup kita dan membuat ALLAH seolah-olah tidak bisa menahan Rahmat-NYA untuk memenuhi permohonan kita. Betapa tidak? Karena, setiap kali kita mendaraskan Rosario kita mengucapkan "Doa ajaib" yang diwariskan kepada kita! Doa Rosario ini sangat lengkap. Di dalamnya umat beriman merenungkan Karya Penebusan KRISTUS di dalam 15 peristiwa Sejarah Keselamatan (saat ini menjadi 20 dengan ditambahkan Peristiwa Terang), sambil mendaraskan secara berulang-ulang BAPA Kami, Salam Maria, Kemuliaan dan Syahadat para Rasul.
Doa Rosario yang merupakan devosi kepada Bunda Maria merupakan kekayaan iman bagi Gereja Katolik. Sebagai tanda syukur Paus Pius V menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai hari Pesta Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Kemudian Paus Klemens IX mengukuhkan pesta ini bagi seluruh Gereja se dunia. Dan Paus Leo XIII lebih meningkatkan nilai pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai Bulan Rosario untuk menghormati Bunda Maria.
Marilah secara khusyuk kita doakan Rosario selama bulan Oktober ini dengan permohonan khusus agar pandemi Covid-19 ini segera dapat berakhir.

Ya TUHAN, puji syukur dan terima kasih atas Doa Rosario yang KAU-wariskan kepada umat beriman.
Bantulah aku untuk dapat menyelami Kehendak-MU dalam seluruh hidupku. Semoga aku semakin mampu menyerahkan diri kepada-MU dengan rendah hati dilandasi iman yang teguh kepada-MU. Amin.

Bdk
7 Oktober - Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario :
• Mal. 3: 13 - 4; 2a;
• Mzm. 1: 1-2. 3. 4. 6;
• Luk. 11: 5-13.
PK/hr.

Mewujudkan Kuasa Allah dalam Kehidupan Kita

Mewujudkan Kuasa Allah dalam Kehidupan Kita

Tujuan kedatangan Yesus Kristus adalah memulihkan keadaan manusia yang dirusak oleh roh jahat. Karya utama Yesus di antara orang banyak ialah mengadakan mukjizat, yaitu menyembuhkan banyak orang sakit dengan mengusir roh jahat dari orang-orang itu. Mereka beranggapan, penyakit diakibatkan oleh kuasa roh jahat. Mereka menjadi percaya bahwa mukjizat Yesus benar-benar merupakan perwujudan karya Allah. Tetapi, para pemuka Yahudi tidak mengakui itu. Dalam Injil hari ini mereka berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” (Luk 11:15).
    Yesus menjawab tuduhan mereka dengan gambaran dari perang saudara: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa.” (ay. 17). Jika setan yang satu dapat diusir dengan setan yang lain – berarti ada perpecahan di antara mereka – maka kerajaan setan tentu sudah hancur dengan sendirinya. Tetapi semua tahu, kerajaan setan masih bertahan; mereka tentu sangat kuat.
    “Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya.” (Ay 22). Yesuslah “orang yang lebih kuat” itu. Ia telah mengusir setan dari orang banyak. Itulah bukti yang amat jelas bahwa Kerajaan Allah yang penuh kuasa hadir dalam diri Yesus. “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Ay. 20).
    Pada zaman sekarang, pengaruh kuasa setan bukan lagi penyakit fisik seperti buta, bisu atau lumpuh, tetapi lebih penyakit rohani, seperti kebiasaan buruk, dan kecenderungan jahat, yang membuat kita semakin mundur dalam kehidupan rohani. Kebiasaan buruk itu misalnya sikap malas, selalu memetingkan diri, banyak prasangka, benci, mudah tersulut emosi, sulit mengampuni, dan sebagainya. Penyakit lain di sebagian dunia adalah sikap mengandalkan kemajuan teknologi semata dan mengesampingkan kekuasaan Tuhan, mengandalkan rasio (akal sehat) dan mengabaikan kenyataan yang supranatural (adikodrati), sehingga komunitas Gereja semakin menyusut.
    Dalam jeratan kuasa setan seperti itu, bagaimana kita dapat mengalami mukjizat Yesus, yang jauh lebih perkasa daripada kerajaan setan? Tentu saja kita dapat membersihkan diri dengan Sakramen Tobat. Tetapi kita tahu, dosa-dosa kita terus berulang, seakan setan selalu datang kembali menguasai kita. 
    Jika kita membersihkan diri hanya sekadarnya, merasa puas hanya karena sudah mengikuti peraturan agama (seperti orang Farisi), maka seperti sabda Yesus, setan “akan keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat … dan mereka masuk dan berdiam di situ.” (Ay 26). Sakramen Tobat mesti disertai komitmen yang kuat untuk memperbaiki hidup kita sebagai orang Kristiani.
    Dalam Bacaan pertama, Nabi Yoel mengajak umat Israel bertobat dengan serius ketika mereka mengalami malapetaka yang luar biasa, yaitu serangan hama belalang yang menghabiskan semua tanaman di seluruh negeri. Serangan itu terjadi sebelum musim panen, sehingga mereka akan kehabisan bahan makanan dan anggur. Yoel mengingatkan, malapetaka itu merupakan pertanda bahwa “Hari TUHAN sudah dekat” (Yl 1:15). Tuhan akan bertindak atas umat-Nya. Para imam, pelayan mezbah, tua-tua dan seluruh penduduk diajak untuk memperbaiki diri agar Allah berbelas kasih pada umat-Nya dan tidak menimpakan malapetaka yang lebih besar.
    Ajakan untuk memperbaiki diri itu selalu relevan untuk kita, khususnya ketika kita ditimpa malapetaka hebat, yaitu pandemi Covid yang melanda seluruh dunia. Agar tidak mengalami malapetaka yang lebih besar, kita diajak untuk mengubah orientasi hidup dan menjalani ajaran Kristiani dengan lebih serius.

Untuk memperbaiki diri sehingga dosa kita tidak selalu berulang, ada suatu cara yang diajarkan oleh St. Ignatius Loyola, yaitu “Doa Pemeriksaan Batin”. Dalam doa yang dilakukan selama 10-15 menit setiap hari ini, dengan penuh syukur kita mengingat kembali hal-hal yang paling berkesan selama hari yang sudah berlalu: perasaan, pemikiran, sikap, kata-kata, perbuatan, kejadian atau orang yang kita jumpai. Mana hal yang terasa berahmat; mana yang menjauhkan kita dari Tuhan. Kita bicarakan semua itu satu per satu dari hati ke hati dengan Tuhan. Lalu kita pilih satu kekurangan yang paling pokok; seperti apa kiranya keadaan kita bila kebiasaan buruk itu sudah berhasil kita atasi. Kita dengarkan pesan Tuhan, apa yang harus kita lakukan esok hari dengan hal itu. Kemudian kita mohon penyertaan Tuhan untuk hidup kita selanjutnya. Bila doa seperti ini kita lakukan tiap hari, kuasa Tuhan akan terwujud dalam hidup kita.
    Diceritakan pada akhir bagian Injil ini, ketika Yesus masih berbicara, seorang perempuan berseru, alangkah bahagia ibu Yesus karena telah melahirkan dan mengasuh Pribadi yang begitu menakjubkan. Tetapi Tuhan Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28). Bagi Bunda Maria, meresapkan sabda Allah dalam hati dan melaksanakannya (“Terjadilah padaku…”) adalah sumber kebahagiaannya. Dalam bulan rosario ini, kita mohon agar kita dapat menerapkan prinsip hidup Bunda Maria itu dalam kehidupan kita.
    
Ya Yesus Tuhan, aku bersyukur pada-Mu atas mukjizat keselamatan yang membebaskan aku dari kuasa dosa. Kuatkan aku agar mampu mengalahkan roh jahat supaya aku semakin dekat dengan-Mu dan dengan sesamaku. St. Maria, doakanlah kami. Amin.

Bdk
• Yl. 1: 13-15; 2: 1-2;
• Mzm. 9: 2-3. 6. 16. 8-9;
• Luk. 11: 15-26. 
RS/PK/hr.

KEBAHAGIAAN.

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu, 9 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XXVII :
• Yl. 3: 12-21;
• Mzm. 97: 1-2. 5-6. 11-12;
• Luk. 11: 27-28.

KEBAHAGIAAN.

Setiap orang mengharapkan hidupnya dapat berbahagia. Masalahnya, apa ukurannya orang bisa disebut berbahagia? Apa syaratnya bisa berbahagia?
Pasti setiap orang punya jawaban sendiri, karena konsep bahagia itu bisa berbeda-beda satu sama lain. Ada yang merasa bahagia dengan kondisi hidup yang terhormat, pangkat cukup tinggi, anak buah banyak, rejeki pun setiap hari tidak pernah kering, tinggal di rumah pribadi yang mewah dan lengkap.
Namun, ada juga orang berbahagia dengan hidup bersahaja, apa adanya dan tidak tamak dan hanya menerima apa sepemberian TUHAN kepadanya.

Pada zaman YESUS, orang melihat Karya-NYA sangat menakjubkan: berapa banyak orang sakit berat yang telah disembuhkan dengan cara yang ajaib. Orang tertegun menyaksikan YESUS mampu mengusir setan dan kagum akan ajaran-NYA. Dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat orang terheran-heran.

Maka tiba-tiba seorang perempuan berkata di tengah YESUS sedang mengajar: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung ENGKAU dan susu yang telah menyusui ENGKAU." (Luk. 11: 27). Salahkah pernyataan perempuan itu? Tentu tidak sepenuhnya salah. Sebab, IA pun tidak menyangkal akan kebahagiaan dan berkat yang dimiliki Maria, Bunda-NYA. Dan Kidung Maria pun meneguhkan hal itu: "Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia." (Luk. 1: 48). 

Tetapi agar orang tidak terpaku pada pribadi satu orang, Bunda-NYA, dan bisa menimbulkan pujian berlebihan pada satu orang tertentu, maka TUHAN YESUS memberikan jawaban yang inklusif dengan memperluas dan memperdalam makna berkat dan kebahagiaan yang meliputi semua orang, tidak terpusat pada satu pesona. Jawab-NYA: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman ALLAH dan yang memeliharanya". (ayat  48). Bunda Maria pun pasti masuk dalam kriteria itu. Dengan pernyataan-NYA itu, YESUS tidak membatasi pada pesona satu orang, meskipun dia adalah Bunda-NYA sendiri!

Allah menghendaki agar kita hidup sebagai saudara dalam suatu keluarga besar bangsa manusia, di mana Pusatnya adalah BAPA-NYA sendiri, ALLAH BAPA di Surga! Dengan pernyataan itu, YESUS mau mengubah relasi manusia yang hanya didasarkan pada hubungan darah atau ikatan kekerabatan, menjadi satu ikatan iman yang sama, yang bermuara dan disatukan dalam iman akan ALLAH. Karena itu, menjadi berkat dan sumber kebahagiaan bagi sesama dan semua orang adalah bermuara pada kesatuan kita dalam TUHAN. (bukan dalam relasi hubungan persaudaraan ataupun karena banyaknya harta yang melimpah serta pangkat yang tinggi!). Atau, menurut kata saudara kita Muslim, kita menjadi "rakhmatan lil Al-Amin" kalau kita selalu hidup dalam Rahmat ALLAH!

Dengan kata lain, kebahagiaan sejati tidak terbatas di dunia ini, tetapi bersifat kekal. Karena itu kebahagiaan sejati tidak tergantung pada yang kita miliki di dunia ini. Kebahagiaan sejati bersumber dari keserasian hati, pikiran dan tindakan kita dengan Kehendak ALLAH! Dan kita bisa tahu apa Kehendak ALLAH dari setiap Firman ALLAH yang kita renungkan dan hayati serta laksanakan dalam kehidupan sehari-hari!

Maka semakin rajin kita membaca dan merenungkan Firman ALLAH, semakin Firman itu akan hidup dalam diri kita! Firman-NYA akan menjadi lentera yang menuntun hidup kita menuju keselamatan dan kebahagiaan sejati. Jika kita sudah dapat merasakan kehadiran ALLAH dan hidup kita selaras dengan Kehendak-NYA, maka kita dapat disebut orang yang berbahagia!

Karena itu, kita tidak perlu kecil hati dan takut akan masa pandemi yang berkepanjangan ini ataupun ngeri akan  gambaran "hari TUHAN" atau akhir zaman seperti nubuat Nabi Yoel dalam Bacaan Pertama. Asalkan hidup kita tetap dalam kendali Firman-NYA, maka kita tetap merasakan bahwa "TUHAN adalah tempat perlindungan bagi umat-NYA. Maka kamu akan mengetahui bahwa AKU, TUHAN, adalah ALLAH-mu yang diam di Sion, gunung-KU yang Kudus". (Yl. 3: 16.17). Sudahkah kita mempunyai kemantapan iman seperti itu?

Ya YESUS, TUHAN-ku aku percaya hanya di dalam ENGKAU ada kebahagiaan sejati. Aku sungguh bersyukur, karena ENGKAU berkenan memilihku menjadi milik-MU. Tuntunlah aku dan kuatkanlah aku dengan Firman-MU agar aku sungguh jadi berkat bagi sesamaku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

KEKAYAAN.

KEKAYAAN.

Hidup adalah pilihan. Pilihan di masa lalu menentukan hidup di masa kini. Sementara pilihan di masa kini akan menentukan hidup di masa depan.
Karena ada banyak pilihan, orang harus memilih yang utama dalam hidupnya. Pilihan mana yang membuat hidup kita semakin berarti? Itulah dasar pertanyaan yang perlu diajukan kalau hendak memilih sesuatu yang utama, yang terpenting, yang permanen dan mempengaruhi masa depan.

Bagi penulis Kitab Kebijaksanaan dalam Bacaan Pertama, yang utama adalah kebijaksanaan. Ia lebih utama dari pada tongkat kerajaan dan takhta. Kekayaan, emas dan perak tidak berarti sama sekali bila dibanding dengan kebijaksanaan. Karena begitu vitalnya, banyak yang punya kepentingan untuk mendapatkan kebijaksanaan.

Bagi pemuda saleh dan kaya raya seperti ditulis dalam perikop Injil hari ini, yang utama adalah kehidupan kekal. Karena itu ia bertanya kepada TUHAN YESUS, bagaimana untuk memperolehnya. Kesepuluh Perintah ALLAH sudah dijalaninya. Lalu apa lagi yang harus dikerjakannya? YESUS menunjukkan satu hal: "Pergilah, juallah yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah AKU" (Mrk. 10: 21). Mendengar syarat yang sangat berat itu, anak muda itu "kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya." (ayat 22).

Memang pilihan untuk mendapatkan kehidupan kekal itu menuntut kita suatu pengorbanan dengan melepaskan diri secara ikhlas dari suatu ikatan yang bersifat keduniawian. Rupanya pemuda saleh ini masih sangat terikat dengan harta kekayaannya. Ia masih sayang pada semua hartanya. Jadi ia belum siap mental menanggung "tajamnya Firman ALLAH yang lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun!" (Ibr. 4: 12). Firman itu menuntut supaya ia melepaskan diri dari ikatan hartanya, tetapi ia belum siap. Bagi dia, kekayaan adalah simbol kesuksesan dan gengsi, sebab itu dianggap sangat penting untuk digenggam erat. Sementara YESUS menuntut bagi siapa saja yang mau mengikuti-NYA, ia harus melepaskan diri dari segala ikatan keduniawian, termasuk harta kekayaannya, dan juga ikatan kekeluargaan. Karena itu setiap orang yang rela meninggalkan rumah dan semua sanak saudaranya - demi YESUS dan Injil - ia akan memperoleh balasan seratus kali lipat, meskipun disertai berbagai penganiayaan. (Lihat ayat 29.30).

YESUS tidak melarang orang untuk menjadi kaya. Namun, kalau orang mau mencari kehidupan kekal untuk memperoleh harta surgawi, ia harus rela melepaskan diri dari semua ikatan harta dan kekayaan duniawi. Karena itulah DIA bersabda: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan ALLAH. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan ALLAH." (ayat 24.25).

Jadi ada dua masalah dalam diri anak muda kaya itu. Pertama, ia ingin mencapai kehidupan kekal atau kebahagiaan sejati. Tetapi ia jadi ragu dan takut karena untuk mencapainya ia harus melepaskan diri dari ikatan kekayaannya. Dalam hal ini, dia merasa keberatan.
Kedua, ia belum menyadari bahwa yang menjadi pokok pilihannya adalah mengikuti TUHAN, bukan berapa banyak kebaikan yang harus ia lakukan dan berapa besar kebahagiaan yang ia peroleh sebagai ganjarannya. Pusat hidup dan tujuan orang beriman adalah mengikuti TUHAN. Hanya itu! Itulah sebabnya YESUS minta dia menjual semua hartanya, lalu diperintah untuk mengikuti-NYA. Bukankah TUHAN YESUS adalah Sumber kebahagiaan dan kebaikan? Ketika orang hidup berpusat pada Firman TUHAN dan setia mengikuti-NYA, kebahagiaan dan kebaikan akan selalu menyertainya di sepanjang waktu. Percayakah kita akan hal itu?

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk bisa memilih yang utama dalam hidupku dan siap sedia berkorban untuk memperolehnya. Beranikan aku untuk melepas segala belenggu keduniawian agar aku dapat mengikuti-MU. ROH KUDUS, kobarkanlah semangat pengorbananku. Amin.

Bdk
• Keb. 7: 7-11;
• Mzm..90: 12-13. 14-15. 16-17;
• Ibr. 4: 12-13;
• Mrk. 10: 17-30 (atau 
  singkat: 17-27).
PK/hr.

PERTOBATAN.

PERTOBATAN.

Inti pemberitaan TUHAN YESUS dalam perikop Injil hari ini adalah pertobatan. KRISTUS juga menampakkan wajah dan hati ALLAH yang penuh belas kasih. Kehadiran-NYA yang menyelamatkan terungkap dalam warta dan tindakan Kasih-NYA di tengah umat Israel. Mukjizat kesembuhan, pengusiran setan, kebangkitan orang mati, penggandaan roti dan ikan serta berbagai tindakan penyelamatan adalah bukti dan tanda kepedulian dan belas kasih-NYA yang amat besar sekali kepada mereka yang terlantar, miskin dan menderita. Namun demikian para ahli Taurat dan kaum Farisi tetap saja menuntut tanda bahwa DIA-lah Mesias yang dinantikan. Tetapi YESUS tidak mau melayani tuntutan dari orang-orang yang sombong dan keras kepala itu. Bahkan YESUS menyebut mereka itu: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." (Luk. 11: 29). Setelah Yunus memberitahukan bahwa kota Niniwe akan dihancurkan ALLAH kalau tidak bertobat, maka Raja, para bangsawan, rakyat dan seluruh penduduk kota Niniwe bahkan ternak peliharaan mereka turut bertobat dan berpuasa. Padahal YESUS itu jauh lebih agung dari pada Yunus, tetapi mengapa orang-orang Israel itu tidak mau bertobat?

Secara terus-menerus orang akan diajak untuk bertobat, agar orang senantiasa ingat bahwa KRISTUS telah membebaskan manusia dari kuk perhambaan. Artinya orang sudah merdeka, tidak terbelenggu oleh dosa lagi. Menjadi sangat ironis kalau orang yang sudah dibebaskan, malah kemudian mau menjadi terbelenggu lagi. Maka ajakan pertobatan sebenarnya juga berisi ajakan untuk tidak kembali lagi kepada belenggu dosa itu. Tetapi toh kalau tetap jatuh ke dosa yang sama, orang akan selalu ditarik dari lobang dosa itu. Justru karena itu ajakan pertobatan perlu terus  dikumandangkan. Meski begitu, orang pura-pura tidak mendengarkan seruan dan ajakan itu.

Memang bertobat ternyata bukan perkara yang mudah. Yang paling dibutuhkan dalam proses pertobatan adalah kehendak kuat untuk berubah didasari oleh kerendahan hati. Sebenarnya pertobatan tidak membutuhkan syarat-syarat atau tanda-tanda tertentu. Yang pokok adalah kemauan untuk bertobat. Kalau orang memang mau bertobat - entah ada tanda atau tidak - orang itu akan tetap bertobat. Tetapi kalau tidak ada kemauan, biar ada tanda-tanda, tetap saja tidak terjadi pertobatan. Semua itu hanya dalih untuk cari alasan menghindari pertobatan!
Bagaimana dengan kita sendiri?

Jika YESUS menyebut mereka itu sebagai "angkatan yang jahat," kira-kira terhadap generasi sekarang ini apa komentar YESUS? Sekalipun pada masa pandemi saat ini terlihat adanya sifat bela rasa atau solidaritas kepada mereka yang menderita, namun tidak dapat disangkal juga bahwa masih banyak juga orang yang hanya melihat kepentingan diri sendiri. Masih terasa juga sifat individualisme dan egoisme yang menggerogoti kehidupan bersama. Bahkan kadang orang bangga karena berani "melanggar hukum"! Semoga kita menjadi tanda kehadiran Kerajaan ALLAH dalam pertobatan atas dosa-dosa kita.

Sementara itu Rasul Paulus dalam Bacaan  Pertama mengajak umat di Roma untuk melihat ciri-ciri identitas yang paling dasar. Kita dikasihi ALLAH, dipanggil-NYA dan dijadikan Kudus. Banyak juga orang hidup seolah tidak dikasihi ALLAH, sehingga tanpa sadar hidupnya penuh dengan mengeluh dan mengeluh terus. Banyak juga dari kita tidak tahu bahwa menjadi milik KRISTUS adalah panggilan dasar kita. Meskipun tetap ada kecenderungan berdosa, pada dasarnya kita adalah orang-orang yang sudah dikuduskan. Kita justru takut untuk mengakui identitas kita yang sejati itu. Ingatlah bahwa ALLAH mengundang setiap orang kepada keselamatan.

Ya YESUS, bukalah mataku agar bisa mengagumi dan mensyukuri penyelamatan-MU terhadap diriku. Aku ingin hidup sebagai sahabat-MU yang KAU-kuduskan. Karena itu berilah aku kerendahan hati untuk berani mengakui dan menyesali dosaku serta bertobat setiap kali aku jatuh. Amin.

Bdk
• Mzm. 98: 1. 2-3ab 3cd-4;
• Luk. 11: 29-32.
PK/hr.