Latest News

Friday, February 4, 2022

POLA PIKIR SUBYEKTIF YANG A PRIORI

 *POLA PIKIR SUBYEKTIF YANG A PRIORI.*

_“AKU berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya” (Luk. 4: 24),_ demikian kata TUHAN YESUS di sinagoga di Nazaret pada suatu hari Sabat. Justru di kampung-NYA sendiri itu, YESUS yang disanjung dan dipuja-puji di Kapernaum dan tempat-tempat lain, telah mengalami penolakan. Hal ini bisa terjadi, karena orang-orang sekampung-NYA itu - _dan hampir sebagian besar di antara kita juga pada zaman sekarang_ - kecenderungannya suka menilai orang lain hanya atas dasar luarnya saja, entah itu penampilan pisik, cara bicara dan kalau zaman kini kendaraan yang digunakan atau assesoris yang melekat dalam tubuhnya atau berbagai gelar yang terpampang dalam kartu namanya. Semula orang-orang sekampung-NYA itu mengangguk-anggukkan kepalanya, _“semua orang itu membenarkan  DIA dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-NYA.” (ayat 22a)._ Tetapi, begitu menyelinap dalam otak mereka suatu memori yang membekas dalam diri mereka bahwa latar belakang DIA itu _“hanya”_ anak tukang kayu, maka mulai tertutuplah hati mereka! _“Bukankah IA ini anak Yusuf?”_ begitu kata mereka dengan nada sinis. _(lihat ayat 22b)._

*_Dengan pola pikir subyektif a priori yang serba penuh buruk sangka ini, maka hati mereka tertutup akan realitas yang tersembunyi dalam Diri YESUS dan juga akan tanda-tanda ajaib yang telah dibuat-NYA di tempat lain._* Memang segala bentuk pikiran yang dijejali oleh buruk sangka, baik menyangkut pendidikan, latar belakang orangtua atau daerah asal maupun bidang pekerjaan seseorang, sering kali menyesatkan. Tetapi ironinya itulah yang dianggap sebagai  _“kebenaran”_ pada zaman sekarang. Dan _“kebenaran yang sesat”_ inilah yang sering berseliweran dalam dunia medsos!
*_Kepicikan pola pikir membentuk seseorang menjadi “fanatik, arogan, merasa benar sendiri, tidak mau mengakui dan tidak mau melihat prestasi orang lain dan cenderung suka menyalahkan orang lain serta selalu cari kambing hitam”._*  Pola pikir sejenis ini tidak hanya menjangkiti   _“orang-orang kampung dari Nazaret yang sok tahu”,_ melainkan juga _“kaum elite dan terpelajar kaum Farisi, Imam-imam dan para ahli Taurat”! *Situasi yang mirip dengan 2000 tahun lebih itu pun itu masih terjadi pada zaman millenial saat ini!* Berbagai kebohongan dan berita fitnah serta "hoax"_ dianggap sebagai _"kebenaran" karena mempunyai 'follower" yang banyak!_

Itulah yang menyebabkan pula para nabi, TUHAN YESUS dan para Rasul mengalami tantangan berat itu. Nabi Yeremia yang dipanggil dan diutus TUHAN _“sejak dalam rahim ibunya telah ditetapkan menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (lihat Yer. 1: 5)_ juga mendapat tentangan dan penolakan dari para penguasa dan rakyatnya. *_Tetapi ALLAH tidak membiarkan orang pilihan-NYA itu berjuang sendirian. TUHAN akan terus menyertai setiap orang yang dipanggil-NYA dan berusaha keras menjalankan misi perutusan-NYA serta menjanjikan ganjaran bagi siapa pun yang tetap setia sampai akhir._*

Kita pribadi masing-masing juga mendapatkan panggilan serta misi perutusan sesuai dengan talenta atau bidang tugas yang menjadi kesibukan dan perhatian kita sehari-hari. *_Kiranya semua itu dapat kita jalankan secara benar, adil, jujur, konsisten dan konsekuen._* Memang pasti akan selalu muncul banyak tentangan, penolakan, ancaman atau berbagai godaan. *_Jangan takut! Jangan khawatir dan jangan gentar!_*, demikian pesan TUHAN kepada Nabi Yeremia dan setiap nabi yang telah dipilih-NYA, juga kepada para Rasul dan kepada kita masing-masing pesan itu tetap berlaku!

Untuk itu kita harus menjalani panggilan serta misi perutusan kita *_berlandaskan pada kasih: kasih kepada TUHAN dan kepada sesama kita._* _*Inilah sumber kekuatan dan sumber energi batin kita!*_ _Hidup, karya dan segala pengorbanan kita akan sia-sia tak berguna, bila tidak berdasar pada kasih! (lihat 1Kor. 13: 1-3)._ _“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1Kor: 13: 3)._ Rasul Paulus menegaskan kasih itu secara rinci: _“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. ....Kasih tidak berkesudahan.." (ayat 4-10)._ Bahkan _*di antara iman, pengharapan dan kasih, ... ”yang paling besar di antaranya ialah kasih”* (ayat 13)._ Apa sebenarnya makna kasih itu dalam pengalaman hidupku?

_Ya YESUS, Sumber Kasih, ajarilah aku untuk mengasihi-MU dan sesamaku. Ampunilah aku karena sering menilai sesamaku secara sempit menurut pikiranku yang picik. Berilah aku Terang ROH KUDUS-MU, agar aku dapat memilih dan memilah: mana yang benar, baik dan berkenan pada-MU. Amin._

Catatan Bacaan:
• Yer. 1: 4-5, 17-19;
• Mzm. 71: 1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; 
• 1Kor. 12: 31 - 13: 13
  (1Kor. 13: 4-13); 
• Luk. 4: 21-30.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT?

*"MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT?"*

Kecerobohan dalam bertindak dapat berakibat fatal dalam hidup ini. Seorang yang membuang puntung rokok sembarangan, dapat menimbulkan kebakaran yang menelan kerugian bagi banyak orang. Raja Daud yang sangat disayang ALLAH hidupnya dipenuhi oleh anugerah yang berlimpah. ALLAH telah mengurapinya menjadi Raja Israel dan meluputkan nyawanya dari ancaman Raja Saul. Dan ketika ia mulai memerintah, ALLAH melimpahkan kekayaan termasuk isteri-isteri Saul ke dalam pangkuannya. Tetapi ia masih saja selingkuh dengan Batsyeba, isteri bawahannya sendiri. Bahkan dengan licik, raja memerintahkan Uria, suami Batsyeba ke medan perang untuk mengalahkan bani Amon. Tetapi akhirnya Uria mati terbunuh dan banyak perajurit Israel yang menjadi korban di medan peperangan yang mirip neraka itu. _“Hal yang dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.” (2 Sam. 11: 27c)._

Namun, ALLAH itu Mahabaik, Maharahim dan Maha Pengampun! Meskipun IA telah dihina oleh perbuatan jahat Daud, IA masih mengirim Nabi Natan untuk memperingatkan Daud. Dan dengan halus Nabi menyindir raja dengan suatu cerita tentang seorang kaya raya yang mengambil domba seorang miskin untuk disembelih dan disuguhkan kepada tamunya. Raja sangat keras reaksinya setelah mendengar cerita itu dan hendak membunuh orang kaya itu. Ternyata itu hanya cerita sindiran saja dan orang kaya itu adalah dirinya sendiri yang telah tega membunuh Uria melalui perang dan terus memperisteri Batsyeba. Daud segera sadar dan sangat menyesali dosanya serta langsung bertobat. Sebagai silih akan dosanya, ia melakukan puasa dan tidur di lantai. ALLAH memang mengampuninya, tetapi ia tetap harus menanggung akibat dosanya itu. Anak hasil hubungan gelap dengan Batsyeba akhirnya mati. Dan karena ia membiarkan Uria mati oleh pedang, maka keturunan Daud juga tidak akan luput dari pedang untuk selamanya. *_Pertobatannya ini yang membentuk dia menjadi pribadi yang rendah hati dan tetap disayang oleh TUHAN_* hingga ia menjadi Raja Israel yang terkenal selama 40 tahun. Pengakuan dosanya itu terdapat dalam _Mazmur 51._
Apakah kita juga segera menyadari kesalahan dan dosa kita serta bertobat pada TUHAN, setiap kali kita jatuh ke dalam dosa?

Perikop _Injil hari ini_ berkisah bahwa para Rasul bingung dan ketakutan ketika tiba-tiba terjadi angin ribut yang dahsyat menimpa perahu yang mereka tumpangi, hingga air masuk memenuhi perahu mereka. Saat itu mereka akan pergi menyeberangi danau Galilea. Dan di buritan kapal YESUS masih tertidur pulas. _“Guru, ENGKAU tidak peduli kalau kita binasa?”_ demikian mereka membangunkan YESUS. _(Mrk. 4: 38)._ YESUS segera bangun dan memerintahkan angin ribut itu: _"Diam! Tenanglah!"_ Maka tenang dan redalah kembali air di danau itu _(ayat 39)._ Lalu IA menegur keras para murid-NYA: _“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Ayat 40)._ Padahal mereka itu nelayan profesional yang seharusnya sudah hafal dan biasa mengalami angin ribut! Maka _"mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: 'Siapa gerangan Orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada- NYA?'" (ayat 41)_

Teguran-NYA kepada para murid itu pada saat sekarang ini juga ditujukan kepada kita, bila kita cepat panik, bingung dan ketakutan setiap kali menghadapi badai kehidupan yang menimpa. Jika para murid menjadi ketakutan hal itu bisa dimaklumi karena mereka belum terlalu mengenal YESUS itu siapa sebenarnya. Tetapi bagaimanakah dengan diri kita? Bukankah kita sudah lama menjadi pengikut-NYA? Bukankah kita seharusnya lebih mengenal-NYA? Masihkah kita tidak yakin, bahwa TUHAN YESUS itu selalu ada di dekat dan di samping kita? Mengapa kita selalu panik dan bingung, hai orang-orang yang kurang beriman?

Hari ini Tarekat imam SVD _(Serikat Sabda ALLAH)_ dan beberapa kongregasi suster seperti SSpS _(Suster Misi Abdi ROH KUDUS),_ SSpSAP _(Kongregasi Abdi ROH KUDUS Adorasi Abadi),_ CIJ _(Kongregasi Suster Pengikut YESUS)_ dan PRR (Puteri Reinha Rosari) merayakan pesta Pelindung Tarekat, *Santo Yosef Freinademetz* (1852-1908), seorang misonaris SVD yang mengabdikan seluruh hidupnya di negeri Cina. Ia sangat rajin menebarkan benih-benih Firman- NYA sampai ke pelosok-pelosok. Ia menyatu dengan penduduk Cina dengan penguasaan bahasa dan budaya Cina. Karena gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa dengan kejam. Penderitaannya tidak mengendorkan semangatnya untuk mewartakan Injil. Ia terus saja mengajar dan berkotbah serta mempertobatkan banyak orang pribumi. Karena keberhasilan dalam karya kerasulannya, ia mau diangkat menjadi Uskup, tetapi ia menolaknya dengan halus. Ia akhirnya meninggal karena sakit typus.

_Ya YESUS, ampunilah aku yang sering melukai Hati-MU dengan dosa-dosaku. Tegurlah aku agar aku benar-benar sadar dan menyesali dosaku serta bertobat._ _Tambahkanlah imanku agar aku jangan cepat panik dan  takut bila menghadapi badai permasalahan hidupku ini. St. Yosef Freinademetz, doakanlah kami. Amin._

Catatan Bacaan: 
• 2 Sam. 12: 1-7a. 10-17; 
• Mzm. 51: 12-13, 14-15, 16-17; 
• Mrk. 4: 35-41.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

BERSYUKUR DAN BERTANGGUNG JAWAB

*BERSYUKUR DAN BERTANGGUNG JAWAB.*

Dalam _Bacaan Pertama,_ kita dapat merenungkan ucapan dan rasa syukur yang disampaikan Raja Daud yang tersohor itu. Ia pun dengan rendah hati mengakui di hadapan ALLAH: _"Siapakah aku ini, ya TUHAN ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga ENGKAU membawa aku sampai  sedemikian ini?" (2Sam. 7: 18)._ Jika dikaji secara manusiawi, wajarlah kita katakan bahwa sudah sepantasnya Daud bersyukur, karena TUHAN memang sangat baik kepadanya dan keluarganya. Daud dijadikan raja bangsa terpilih. Diberikan-NYA anak-anak, isteri - bahkan sempat _"merampas"_ isteri Uria, panglima perangnya - keluarga, ketenaran, kehormatan, dan pasti tiada terhitung berbagai harta dan kenikmatan duniawi. Jika Daud tidak bersyukur, itu berarti keterlaluan!

Rasa syukur adalah _"obat dan pengendali kerakusan!" *Melatih diri untuk selalu bersyukur berarti melatih diri untuk bersikap rendah hati dan menetapkan batas-batas tindakan kita.*_ Coba lihat saja para koruptor serakah yang tidak lagi mengenal batasnya, karena menuruti nafsu ingin _"jor-joran"_ sehingga mereka menularkan korupsi itu kepada keluarganya, dengan mentransfer uang negara itu ke isteri, anak, adik, keponakan dan orang-orang kepercayaannya. Maka tidak mengherankan bila korupsi saat ini _"berjamaah"_ bersama anak-isteri dan kolega kerjanya!

Daud selalu bersyukur dan lebih dari itu ia mohon berkat atas keluarganya. Bagaimana kita sendiri? Apakah kita senantiasa tetap mau bersyukur, juga apabila belum tercapai kondisi yang kita inginkan atau bahkan mengalami kegagalan?

Ingatlah, bahwa rasa syukur bagai minyak yang menyalakan sumbu pelita hati, sehingga wajah kita memancarkan cahaya berseri-seri, menularkan kegembiraan dan terang bagi dunia!

Kitab Suci sering menggunakan cahaya dan pelita sebagai suatu simbol yang dapat memiliki beberapa tafsiran. Dalam masyarakat kuno, pelita mempunyai fungsi vital! Walaupun kecil, pelita dapat menerangi tempat yang lebih luas, dapat membuat orang melihat, melakukan aktivitas tertentu. Maka TUHAN YESUS berpesan dalam Bacaan _Injil hari ini,_ supaya pelita itu tidak disembunyikan di bawah tempat tidur, melainkan diletakkan di atas meja supaya bisa menerangi sekelilingnya. _(lihat Mrk. 4: 21)._
Bagi orang Yahudi _*cahaya mengekspresikan keindahan, kebenaran dan kebaikan ALLAH.* "Firman-MU itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku." (Mzm. 119: 105)._

_*Iman Kristiani kita adalah cahaya bagi dunia,*_ bagaikan suatu pelita yang tidak disembunyikan di bawah gantang atau tempat tidur, melainkan harus ditaruh di atas kaki dian, hingga cahayanya bisa menerangi lingkungannya dan semua orang menikmatinya. Demikian juga Firman ALLAH jangan diisimpan dalam diri sendiri saja, melainkan harus disiarkan, disebarluaskan, diwartakan. Iman yang kita terima, pengetahuan dan penghayatan kita tentang YESUS tidak disimpan rapat menjadi harta diri sendiri, melainkan harus kita _share (bagikan)_ kepada orang-orang sekitar dan masyarakat kita bukan hanya berupa kata-kata saja tetapi _*terutama terwujud dalam peri laku dan tindakan yang jujur, murni, terpuji, mau berkorban, berani bertanggung jawab dan patut diteladan.*_ Kita harus dapat memengaruhi dan menggarami masyarakat kita bukan terutama untuk _"dikristenkan",_ atau _"dibaptis"_ melainkan untuk membawa mereka kepada _*kebaikan, kebenaran, keadilan, kejujuran, kedamaian dan kesejahteraan.*_ Singkat kata, masyarakat kita juga harus dapat menikmati cinta kasih ALLAH seperti yang telah kita peroleh. _*Menjadi pengikut KRISTUS tidak cukup hanya jadi orang baik atau suci untuk diri sendiri, melainkan harus bisa menjadi pelita dan terang bagi masyarakat melalui tutur kata dan tindakan-tindakan atau perbuatan dan aksinya.*_ Cobalah buktikan bukan untuk pamer, melainkan _*sebagai tanda syukur kepada-NYA!*_

Ciri kedewasaan seseorang antara lain ditandai oleh sikap yang _*bertanggung jawab.*_ Tanggung jawab adalah salah satu keutamaan yang penting dimiliki oleh seorang dewasa.

Dalam perikop _Injil hari ini,_ TUHAN YESUS  antara lain bersabda: _“Karena, siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” (ayat 25)._ Dalam ayat ini terkandung _*arti pentingnya bertanggung jawab terhadap kepercayaan dan pemberian TUHAN kepada kita, berupa talenta serta anugerah lainnya.*_ Kita telah menerima banyak anugerah-NYA dalam kehidupan ini secara cuma-cuma. Karena itu, sudah selayaknya kita perlu kembangkan semua anugerah, rakhmat, berkat dan bakat yang kita miliki semaksimal dan sebaik mungkin. Hal ini bukan untuk kepentingan pribadi semata, tetapi terutama untuk kepentingan orang lain atau kepentingan sosial.

Beriman juga  menuntut suatu pertanggung-jawaban: _*tanggung jawab untuk setia tetap mempertahankan, mengembangkan, menghayati dan membuktikan iman itu secara nyata dalam setiap perilaku kita.*_ Sebab, _“jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yak. 2: 17)._

Sekalipun manusia diberikan kebebasan penuh untuk memilih dan menentukan sesuatu, namun dalam hal beriman, kita tidak dapat mengatakan bahwa _“iman adalah urusan pribadiku”_ saja! _*Iman kita juga beraspek sosial, dan memang demikianlah hakikatnya kita adalah makhluk sosial.*_ Karena itu, tidak ada gunanya sama sekali jika kita hanya terkungkung terus dalam _“egoisme”_ kita saja! Hidup kita harus dapat _“berbuah”_ dan bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri semata tetapi untuk orang lain, terutama bagi mereka yang memerlukan perhatian dan bantuan kita.

_Ya TUHAN, seperti Raja Daud, aku juga mau menghaturkan syukur dan terima kasih atas limpahan Rakhmat-MU kepadaku, keluargaku, komunitasku dan sanak keluargaku. Aku mohon kiranya ROH KUDUS-MU tetap menyertaiku hingga hidupku dapat menjadi terang, cahaya dan teladan bagi sekelilingku dan masyarakatku. Amin._

Catatan Bacaan:
• 2Sam. 7: 18-19. 24-29;
• Mzm. 132: 1-2. 3-5. 11. 12. 13-14;
• Mrk. 4: 21-25.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

Misteri Daya Tumbuh Kerajaan Allah

*Misteri Daya Tumbuh Kerajaan Allah*

Bila seorang pemimpin berbuat jahat, biasanya kesalahannya ditutup-tutupi oleh pendukungnya. Namun, perlakuan seperti itu tidak untuk Raja Daud. Kejahatannya diceritakan secara blak-blakan, tanpa sensor sedikit pun.
    Dalam _Bacaan Pertama_ hari ini dikisahkan, sementara pasukan Israel berperang mengepung ibukota bangsa Amon, Daud tidak turun ke medan perang. Ketika ia sedang berjalan-jalan di atas atap istana, dilihatnya seorang perempuan sedang mandi; dia itu Batsyeba, istri Uria. Atas perintah Daud perempuan itu diantar menghadap Raja, lalu keduanya berselingkuh. Batsyeba pun hamil. Itulah _dosa Daud yang pertama._ Menurut hukum Yahudi, orang berzinah terancam hukuman dilempari batu.
    Daud memanggil Uria dari medan perang. Ketika menghadap Raja, Uria dibujuk agar pulang membawa minuman dan tidur dengan istrinya. Tetapi Uria memilih tidur bersama para abdi istana. Daud menjamu Uria sampai mabuk lalu disuruh pulang supaya tidur bersama istrinya, tetapi ia tetap tidur bersama para abdi istana. Itulah _dosa Daud yang kedua:_ berusaha menipu Uria untuk menutupi kejahatannya.
   Daud mengirim Uria kembali ke medan perang dan menyuruh Panglima Yoab menempatkan Uria di titik yang paling berbahaya dan meninggalkan dia sendirian. Uria pun tewas dan Daud segera mengambil Batsyeba sebagai istri. Itulah _dosa Daud yang paling besar. (Lih. 2Sam 11:1-17)._
    Namun, sebelum membaca kisah selanjutnya dan mawas diri lebih dulu, janganlah kita memvonis Daud. Kita ingat sabda Yesus: _"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu …."_
    Ketiga dosa Daud memang merupakan catatan kelamnya, padahal ia seorang yang diurapi Allah untuk menjadi raja atas umat-Nya; Daud pun menjadi pendiri sebuah dinasti yang akan menurunkan Yesus Raja Mesias. Batsyeba akan melahirkan Solomon yang meneruskan garis keturunan Daud. Maka Batsyeba juga leluhur Yesus Putra Allah. Inilah contoh bahwa *_dari perbuatan yang sangat buruk dapat muncul sesuatu yang baik_*. Itulah _misteri penyelenggaraan Allah yang terus mengasihi umat-Nya_ dalam situasi apapun. – _Kita orang berdosa juga dipanggil untuk *mewujudkan Kerajaan Allah* di masyarakat kita. Bersediakah aku?_

Kerajaan Allah telah dihadirkan ke dunia oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Dalam _Injil hari ini_ Yesus menjelaskan, seperti apa Kerajaan Allah itu. Tuhan menggunakan dua perumpamaan untuk menjelaskan bahwa _Kerajaan Allah mempunyai daya tumbuh secara *internal* dan secara *eksternal*, di dalam dan ke luar_.
    Pada perumpamaan pertama, Tuhan Yesus menjelaskan, _"Hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” (Mrk 4:26-27)._ *_Di dalam Kerajaan Allah_* tersimpan *_daya tumbuh_* yang tidak diketahui manusia. Daya itu adalah _Roh Kristus_ dan _kasih Allah._
    Tuhan Yesus _menanamkan Kerajaan_ itu pada para pendengar-Nya bukan dengan dipaksakan _secara mendadak_ dengan menggunakan kekuasan, melainkan secara lembut dan persuasif lewat suatu proses: _“mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” (ayat 28)._ _Perlahan tapi pasti_ Kerajaan Allah terus tumbuh _*dengan kekuatan yang tak dapat dibendung*_, sampai _menghasilkan buah._
    Pada perumpamaan kedua, Kerajaan itu diumpamakan seperti _*biji sesawi* (mustard)_. Biji itu hanya sebesar biji lada. _“Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh … dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar," (ayat 32)._ Kerajaan Allah *_tumbuh ke luar_*, dari sangat kecil menjadi besar, _“sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”_
   Awalnya Jemaat Perdana itu sangat kecil ibarat biji sesawi. Tetapi mereka _percaya akan *daya tumbuh* Kerajaan Allah_ sebagaimana dijamin oleh Tuhan. Iman seperti itu membuat mereka tahan menghadapi tiap tekanan dan hambatan. Umat pun terus tumbuh. Gereja _tersebar dalam bentuk jemaat-jemaat kecil_ di wilayah Asia, Afrika, Eropa, dan sampai Roma, ibukota kekaisaran. Biji sesawi Kerajaan Allah tumbuh _bercabang-cabang, menjangkau banyak bangsa._ – Di masa sekarang pun kita mesti _meneladan iman Jemaat Perdana_ itu.
    Kita sering *_takut untuk memulai_* suatu _kegiatan pelayanan atau belarasa_ karena berbagai kekhawatiran. Kita juga *_takut menerima suatu tugas pelayanan_* karena merasa tidak mampu. Tuhan Yesus memberanikan kita dengan sabda-Nya mengenai _daya tumbuh Kerajaan Allah._ Seperti Umat Perdana, kita mesti berani memulai suatu kegiatan, _*mulai dari yang kecil,* “biji sesawi”. *Pertumbuhan* dan *buah* usaha kita semuanya *berada di tangan Tuhan*_.

Hari ini Peringatan Wajib *St. Tomas Aquino* (1225-1274). Tomas lahir dari keluarga bangsawan, mendapat pendidikan di pertapaan Montecassino, Italia, dan di Universitas Napoli. Tahun 1244 ia menjadi anggota Ordo Santo Dominikus. Ia seorang ahli filsafat dan teologi yang termasyhur sehingga diberi gelar _“Doctor Angelicus”._ Ia pun menghayati kesucian hidup secara mendalam. Orang sezaman mengenal dia sebagai pribadi yang murni, rendah hati, sederhana, cinta damai, sering berkontemplasi, bersahaja, pecinta puisi.
Paus Leo XIII menetapkan dia sebagai pelindung pendidikan katolik. Di antara banyak tulisannya, _“Summa Theologica”_ paling dikenal dan menjadi acuan untuk studi teologi hingga sekarang.

_Bapa yang penuh kasih, berkat doa St. Tomas Aquino terangilah budiku agar semakin memahami rahasia Kerajaan-Mu. Ampunilah dosaku dan kuatkan imanku agar sanggup menjadi saksi Injil-Mu meski ada bermacam rintangan. Amin._

Catatan Bacaan:
*28 January-Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam dan Pujangga Gereja*
• 2Sam 11:1-4a.5-10a.13-17; 
• Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7. 10-11;
• Mrk 4:26-34.
_RS/PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

"DEMAND" LEBIH TINGGI DARI "SUPPLY"

 🆁🅰🅶*_"DEMAND"_  LEBIH TINGGI DARI _"SUPPLY"_.*

Dalam bidang ekonomi kalau permintaan _(demand)_ lebih tinggi dari pada persediaan _(supply),_ maka harga di pasar akan lebih mahal, apalagi kalau barang itu semakin langka. Demikianlah kira-kira perbandingan antara jumlah kenaikan umat Katolik dengan jumlah tersedianya tenaga imam di Tanah Air kita. Imam bisa semakin _“langka”,_ bilamana jumlah panggilan imam semakin sedikit. Maka Sabda TUHAN YESUS dalam Bacaan _Injil hari ini_ masih tetap relevan: _“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk  tuaian itu.” (Luk. 10: 2)._ Minimnya jumlah panggilan imam dapat dibahas secara khusus tentang sebab dan akibatnya. Yang jelas bila jumlah imam semakin menurun, maka semakin kurang terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan rohani umat. Apalagi di tambah dengan kondisi di beberapa daerah yang nampaknya kurang bersahabat dengan Gereja. Sungguh, Gereja semakin membutuhkan _“gembala atau pekerja di ladang TUHAN”_ yang tangguh untuk masuk ke tengah-tengah masyarakat yang kadang secara terang-terangan atau terselubung menolak eksistensi Gereja. _“Pergilah, sesungguhnya AKU mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”,_ demikian Sabda YESUS ketika melepas ke tujuh puluh murid-NYA. _(ayat 3)._

Karena itu, YESUS mengingatkan kepada para pekerja di ladang TUHAN itu, agar lebih fokus pada misi perutusannya dan tidak mempersoalkan lebih dahulu segala fasilitas atau sarana yang akan dibawa serta. Sabda TUHAN hari ini _“janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut” (ayat 4),_ kiranya tidak kita baca secara harfiah. Hendaknya mereka yang terpanggil dan terpilih menjadi imam itu _*tidak mementingkan semangat keduniawian atau menuntut berbagai fasilitas untuk bisa memenuhi tugas pelayanan dan pengabdiannya. Kepada umat Katolik sendiri - terutama di kota-kota besar - kiranya juga jangan memanjakan “gembalanya” dengan berbagai macam sarana.*_ Memang dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dituntut berbagai sarana yang memadai. Namun, hendaknya _“semangat  kemiskinan atau kesahajaan”_ dalam pesan YESUS hari ini janganlah diabaikan. Akan lebih bermanfaat bila bekal rohani dan mutu serta kualitas pengabdian atau pelayanan para gembala kita lebih ditingkatkan lagi, dari pada _“meributkan”_ soal-soal fasilitas.

Santo *Timoteus* _(+97)_ dan Santo *Titus* _(abad 1),_ yang kita peringati hari ini adalah para murid dan rekan setia Rasul Paulus dalam perjalanan misinya. Keduanya berasal dari keluarga yang masih _“kafir”._ Berkat pewartaan Paulus, mereka bertobat dan menjadi pewarta yang tangguh dan berani. Kelak Paulus mengangkat Timoteus menjadi Uskup di Efesus. Timoteus meninggal sebagai martir, disiksa dan dirajam habis-habisan karena menolak menghadiri pesta penyembahan berhala. Sementara Titus, murid kesayangan dan kepercayaan Paulus diberi tugas sebagai Uskup di Kreta, sampai meninggal di pulau itu.
Dalam Suratnya kepada kedua muridnya itu _(Bacaan Pertama)_ Paulus sungguh kagum atas kesetiaan Timoteus dan ketekunan Titus dalam mewartakan Injil di tengah-tengah situasi yang kurang bersahabat. Semangat juang dan darah martir orang kudus itu kiranya dapat memotivasi dan memberikan semangat kepada kita dalam mengikuti jejak KRISTUS di Tanah Air kita yang kadang juga kurang bersahabat di beberapa tempat.

_Ya YESUS, utuslah para pekerja di ladang-MU terutama di tempat-tempat yang sangat kekurangan imam. Sadarkanlah para keluarga Katolik untuk dapat merelakan anak-anaknya mengikuti panggilan-MU menjadi imam, bruder atau suster yang baik. Santo Timoteus dan Titus,  doakanlah aku dan seluruh Imam yang ada. Amin._

Cacatan bacaan:
*26 January - Peringatan Wajib Santo Timoteus dan Titus, Uskup :*
• 2Tim. 1: 1-8 atau Tit 1: 1-5; 
• Mzm. 96: 1-2a, 2b-3, 7-8a, 10; 
• Luk. 10: 1-9. 
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN!

*TIDAK  ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN!*

Hari ini Gereja merayakan pertobatan seorang penganiaya kejam terhadap pengikut KRISTUS yang dibalikkan secara total menjadi seorang Rasul Agung yang hebat. *_Paradoks hidup Saulus, sungguh luar biasa!_* Ia mengaku sendiri: _“Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan TUHAN sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.” (Kis. 22: 4)._ Pada kesempatan lain ia menyatakan: _“Aku adalah yang paling hina di antara semua Rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat ALLAH. Tetapi karena kasih karunia ALLAH, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-NYA kepadaku tidak sia-sia.” (1Kor. 15: 9, 10)._

Paulus mengalami pertobatan yang sungguh total. *_Ia berbalik dari cara hidup yang arogan, karena mengandalkan kekuatan sendiri, mengejar dan membunuh pengikut KRISTUS, lalu secara ajaib tiba-tiba menjadi orang yang sangat mencintai TUHAN YESUS, dan bersedia melakukan apa saja demi YESUS._* Ia mengalami pertobatan total itu setelah _“dihantam dengan keras”_ oleh TUHAN YESUS sendiri dengan menjatuhkannya dari kuda sewaktu ia pergi ke Damsyik mencari legitimasi untuk membasmi para pengikut-NYA. _"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya AKU? Jawab Saulus: ‘Siapakah ENGKAU, TUHAN?’ Kata-NYA: ‘AKU-lah YESUS yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” ( Kis. 9: 4, 5, 6)._ TUHAN membuat matanya buta. Demikianlah cara TUHAN mengubah hidup seseorang: bisa dengan cara yang lunak, tapi bisa juga dengan cara yang keras.

Kelak Paulus justru dipercaya untuk menebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain di luar bangsa Israel. Dan ia pun menjalani perutusan itu dengan penuh tanggung jawab diwarnai oleh berbagai tentangan keras dan penolakan beberapa kelompok serta ancaman akan dibunuh. Namun atas pertolongan dan bimbingan TUHAN, ia selamat.
Dengan menjelajah ke pelbagai daerah di Asia Kecil sampai ke Roma, pusat kekaisaran Romawi, maka Paulus telah menjalankan perintah YESUS: _“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Mrk. 16: 15, 16)._

Belajar dari pengalaman pertobatan Paulus, maka kita diajak Gereja hari ini untuk mengadakan refleksi atau mawas diri: kalau kita sedang terbelenggu oleh dosa berat, *_janganlah kita pernah menunda-nunda waktu pertobatan._* Janganlah sampai TUHAN menghempaskan kita dengan keras! Setiap saat sebenarnya TUHAN telah mengingatkan kita dengan lembut untuk berbalik dan bertobat. Tetapi kadang kita masih keras hati menolak-NYA karena kita masih ingin menikmati kedosaan kita. *_Lebih baik kita segera bertobat karena TUHAN membelai kita dengan lembut, dari pada kita bertobat karena TUHAN telah marah kepada kita._* Seberapa pun beratnya dosa atau sehitam pekat apa pun latar belakang hidup kita, TUHAN akan mengubah hidup kita untuk menjadi perpanjangan Tangan-NYA untuk mewartakan Injil-NYA.
Percayakah kita akan hal ini?

Ingatlah, pertobatan memang membawa pembaharuan dari Paulus ke Saulus. Pertobatan juga mengundang ROH KUDUS sepenuhnya berada dalam diri kita. *_Pertobatan mengubah kita dari manusia lama menjadi manusia baru._* Pertobatan adalah jalan satu-satunya menuju kekudusan dan kesempurnaan. *_Pertobatan dan kesucian hidup disertai dengan doa adalah jiwa seluruh gerakan menuju suatu kesatuan dan persatuan, termasuk juga persatuan seluruh umat Kristiani. Karena itulah maka Penutupan Doa Sedunia ini ditutup pada Pesta Pertobatan Santo Paulus._*

_Ya TUHAN, aku haturkan syukur dan terima kasih atas kasih-MU kepadaku dan keluarga atau komunitasku. Bukalah hatiku untuk peka mendengarkan teguran-MU untuk segera bertobat. Santo Paulus, kuatkanlah imanku serta pendirianku dan doakanlah aku. Amin._

Catatan bacaan : 
*25 January - Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul :*
• Kis. 22: 3-16 atau Kis. 9: 1-22; 
• Mzm. 117: 1-2; 
• Mrk. 16: 15-18. 
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

PENYERTAAN TUHAN MEMBAWA KESELAMATAN DAN KEDAMAIAN

*PENYERTAAN TUHAN MEMBAWA KESELAMATAN DAN KEDAMAIAN.*

Dalam _Bacaan Pertama,_ digambarkan bahwa Daud yang semula hanya menjadi raja di Yehuda, sejak kematian Saul dan Yonatan, diakui oleh semua suku di Israel untuk menjadi raja seluruh Israel. Inilah hari bersejarah yang penuh arti bagi Daud dan bagi Israel. Semua suku-suku dari utara mengakui Daud sebagai raja mereka, _*dengan demikian persatuan seluruh Israel tercapai.*_ Semula suku-suku di utara dipisahkan dari suku-suku di selatan oleh daerah Yerusalem, yang dikuasai oleh orang-orang Kanaan. Daud kemudian merebut *_Yerusalem, yang kemudian menjadi ibukota kerajaan Israel yang bersatu._* Saat itu adalah tahap yang pasti. ALLAH sendiri mengubah Yerusalem menjadi pusat kerajaan yang sah. _Maka sejak saat itu hanya raja-raja yang memerintah di Yerusalem adalah raja-raja pilihan ALLAH._ Dan hanya ada satu Bait ALLAH di Israel yang berada di Yerusalem. _“Makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, ALLAH  Semesta alam, menyertainya.” (2 Sam. 5: 10). “AKU telah mendapat Daud, hamba-KU. AKU telah mengurapinya dengan minyak-KU yang kudus, maka Tangan-KU tetap dengan dia, bahkan Lengan-KU meneguhkan dia.” (Mzm. 89: 21-22)._

_*Hidup kita akan tenang dan mantap, bila ALLAH selalu menyertai kita. Sekalipun dalam kenyataan hidup ini selalu saja banyak permasalahan muncul dan mengancam kita. Namun, bersama TUHAN, kita akan menjadi kuat, meskipun berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan serta fitnah akan menimpa.*_

Sementara itu, dalam perikop _Injil hari ini,_ dilukiskan betapa kebencian, iri dan dengki bila sudah bercokol dalam hati seseorang, ia akan terus mencari-cari kesalahan dan menjatuhkan orang yang dibencinya itu. Inilah yang terjadi pada para pemimpin agama Yahudi yang terus berusaha menjatuhkan TUHAN YESUS. Berbagai tuduhan dan fitnah dilemparkan kepada-NYA: _YESUS dituduh melanggar hukum Taurat._ Cara ini tidak mempan, dicarilah cara baru. _Mereka mendiskreditkan YESUS dengan menuduh bahwa DIA kerasukan bukan hanya setan biasa tetapi  rajanya setan, yaitu Beelzebul._ Fitnah lain yang dilemparkan ialah bahwa _“Dengan penghulu setan, IA mengusir setan.” (Mrk. 3: 22b)._

Kali ini TUHAN YESUS tidak tinggal diam. IA menanggapi berbagai tuduhan itu secara kritis dan tajam. Bagaimana mungkin iblis melawan iblis dan kalau ia berontak melawan dirinya sendiri, maka dengan sendirinya ia menghabisi diri sendiri juga. Maka tuduhan-tuduhan itu tidak masuk akal! Dan sesungguhnya, _*kuasa iblis tidak akan mampu melawan kuasa YESUS dalam ROH.* Suatu kemustahilan, setan akan mengalahkan ALLAH!_
Dalam kehidupan bersama, baik di dalam keluarga besar, masyarakat maupun bangsa, sering orang dengan mudahnya melemparkan issue, ujaran kebencian bahkan fitnah melalui medsos, untuk menjatuhkan seorang tokoh atau sekelompok orang yang tidak disenangi, karena berbeda kepentingan, keyakinan, suku atau budayanya. Kepentingan pribadi atau golongan lebih ditonjolkan, sehingga bila muncul pendapat yang berbeda dengan kepentingan itu _(baik secara politis, ekonomis, suku, daerah maupun keyakinan),_ langsung saja diserang habis-habisan. Orang atau kelompok yang dibenci itu akan di _bully_ terus melalui medsos. Suasana keterbelahan dalam masyarakat biasanya timbul menjelang Pemilu dan Pilpres. Semoga dalam Pemilu dan Pilpres 2024 masyarakat kita tidak terbelah lagi.

_*Namun demikian, percayalah, kalau kita sungguh benar, adil dan jujur maka kita akan berada di dalam Kuasa YESUS! Kita di pihak yang benar!* Dan kita sanggup menghadapi semua tantangan itu, asal iman kita tidak goyah!_
Maka marilah kita meneladan *Santo Fransiskus de Sales* _(1567-1622),_ yang kita peringati hari ini. Dia dianugerahi otak yang encer, kecerdasan luar biasa dan diharapkan orangtuanya meniti karier yang hebat. Namun, akhirnya ia lebih mendengarkan panggilan TUHAN untuk menjadi imam. Dengan tetap rendah hati, ia mengasah dan menggunakan kecerdasan otaknya untuk melawan ajaran sesat Kalvinisme sambil menguatkan iman umat agar tidak meninggalkan Gereja. Mottonya, _“Siapa yang berkotbah dengan cinta, seruannya akan didengar”._ Kelak ia diangkat Uskup Geneva _(Swiss),_ namun tetap rendah hati. Buah karya tulisnya berupa buku dan kumpulan kotbah sangat banyak. Karena itu ia termasuk Pujangga Gereja dan diangkat sebagai pelindung para wartawan.

_Ya TUHAN YESUS, ENGKAU-lah Andalan, Tumpuan dan Kekuatanku. Kuasailah dan arahkanlah hidupku, hingga tidak salah tujuan. Lindungilah aku selalu dari kuasa si setan. Selamatkanlah anak muda kami dari kesesatan iman. Santo Fransiskus de Sales, doakanlah kami. Amin._

Catatan Bacaan:
*24 January - Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales, Uskup & Pujangga Gereja.*
• 2Sam. 5: 1-7, 10;
• Mzm. 89: 20, 21-22, 25-26; 
• Mrk. 3: 22-30.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

KABAR BAIK

*KABAR BAIK.*

Setelah YESUS mengalami pencobaan-pencobaan di padang gurun - _ketika IA berpuasa total selama 40 hari - “dalam kuasa ROH”_ kembalilah IA ke Galilea. Rupanya kabar tentang Diri-NYA sudah tersiar luas, bahwa pengajaran-NYA penuh wibawa dan menarik perhatian orang banyak serta mengundang pujian kepada-NYA; tidak seperti pengajaran dari para ahli Taurat yang kurang menarik karena penuh dengan slogan-slogan saja. Dan lagi, biasanya ajaran mereka bersifat _elitis_ karena hanya untuk orang-orang terkemuka, sementara YESUS pendengarnya adalah orang-orang kecil dan masyarakat miskin.
Seperti tradisi orang Yahudi yang berkumpul bersama di sinagoga pada hari Sabat untuk mendengarkan pembacaan Kitab Taurat dari seorang imam, sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Nehemia pada _Bacaan  Pertama,_ TUHAN YESUS pun pada hari itu datang ke sinagoga di kampung halamannya di Nazaret. Kepada-NYA disodorkan Kitab Suci. YESUS mulai membaca Kitab Yesaya mengenai nubuat tentang Mesias. _“ROH TUHAN ada pada-KU, oleh sebab itu IA telah mengurapi AKU, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan IA telah mengutus AKU untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun Rakhmat TUHAN telah datang.” (Luk. 4: 18, 19;  lihat juga Yes. 61: 1-2)._ 

Dan setelah membaca nas Kitab Suci itu, YESUS lalu menutupnya dan mulai mengajar. IA mengawali dengan kata-kata ini: _“Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (ayat 21)._ Dengan perkataan itu TUHAN YESUS mau menyatakan secara tersirat bahwa Diri-NYA-lah yang dinubuatkan Nabi Yesaya itu. Memang luar biasa! Pengajaran-NYA diungkapkan dengan _“kata-kata yang indah”_ dan dengan penuh kewibawaan. Para pendengarnya berdecak kagum akan ajaran-NYA itu. Mereka heran sekaligus diwarnai kesangsian juga _“Bukankah IA ini Anak Yusuf?” (Ayat 22b)._ Mereka itu juga sangat mengenal kondisi keluarga Yusuf si tukang kayu sederhana itu. Dan anehnya, justru dengan mengetahui secara persis latar belakang masa kecil-NYA itu, maka mereka menolak-NYA. Sekalipun ditolak di kampung halaman-NYA sendiri, DIA tidak menyerah. *_Misi-NYA pokok menyampaikan kabar gembira dan memberikan pembebasan tetap konsisten dilanjutkan_* di kota-kota lain.

Kelanjutan misi perutusan YESUS itu diteruskan oleh para Rasul dan murid-murid-NYA serta pengikut-NYA yang saat ini terhimpun dan bersekutu dalam *_Tubuh Mistik KRISTUS yang disebut Gereja_* dan *_KRISTUS adalah Kepalanya._* Rasul Paulus dalam _Bacaan Kedua_ mengungkapkan secara jelas mengenai persekutuan itu: _“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula KRISTUS.” (1Kor. 12: 12)._ Jadi oleh pembaptisan kita semua apapun asal daerah, bangsa atau profesinya dipersatukan dalam satu tubuh dan _“diberi minum dari Satu ROH.” “Kamu semua adalah tubuh KRISTUS dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (ayat 27)._ Karena itu, betapapun kecil fungsi kita, namun kita adalah sama- sama anggota Tubuh Mistik KRISTUS. Dan di dalam persekutuan Gereja tidak ada perbedaan dan pembedaan di antara anggotanya yang disebabkan adanya perbedaan suku, bangsa dan budaya.

*_KRISTUS sendiri menjadi Kepala Gereja. DIA adalah Kepala bagi setiap anggota tubuh-NYA._* Dengan gambaran itu, adanya perbedaan bukan menjadi hal yang tabu dalam Gereja. Justru TUHAN membiarkan perbedaan terjadi untuk semakin memperkaya, mendukung dan saling melengkapi serta meneguhkan dalam satu tubuh sebagai satu kesatuan. *_Setiap anggota tubuh apa pun peran dan fungsinya, sangat berarti bagi tubuh._* Karena itu *_tidak ada alasan bagi anggota Gereja untuk memegahkan diri sendiri dan merendahkan yang lain._* Jika ini terjadi maka Gereja sebagai satu kesatuan Tubuh Mistik justru akan terpecah belah.
*_Bukan fungsi dan tugas atau jabatan yang diutamakan dalam Gereja, tetapi pelaksanaan dari setiap fungsi masing-masing untuk kehidupan bersama._* Kesatuan anggota tubuh tidak cukup ditandai dengan kebersamaan dan tidak adanya pertentangan di antara mereka. *_Rasa kepedulian, bela rasa, solidaritas, sehati dan sepenanggungan, saling membantu, saling memperhatikan satu terhadap yang lain, terutama yang lemah, itulah yang akan menjadikan Gereja itu betul-betul mantap dan sempurna._* Apakah sebagai anggota Tubuh Mistik KRISTUS kita sudah melakukan prinsip _"lebih baik memberi dari pada menerima"?_

_Ya ALLAH Yang Maha Pengasih, anugerahkanlah ROH Persatuan di antara kami para pengikut KRISTUS dalam semangat kebersamaan, persatuan dan kepedulian dalam melanjutkan misi perutusan-MU untuk menyebarkan Kabar Baik di dunia ini. Amin._

Catatan Bacaan:
• Neh. 8: 3-5a, 6-7, 9-11; 
• Mzm. 19: 8, 9, 10, 15; 
• 1Kor. 12: 12-30
   (1Kor. 12: 12-14, 27); 
• Luk. 1: 1-4; 4: 14-21
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

TELADAN SETIA KAWAN DAN KONSISTENSI TANPA PAMRIH

*TELADAN SETIA KAWAN DAN KONSISTENSI TANPA PAMRIH.*

Menutup pekan ini Kedua Bacaan Suci memberikan suatu teladan yang indah untuk kita renungkan, perhatikan dan praktekkan, yaitu *_keteladanan Daud dalam hal setia kawan, solidaritas, menghormati pemimpin yang sah, memegang teguh persahabatan dan selalu bersikap tulus dalam berbuat kebaikan_* meskipun dizalimi oleh Raja Saul. Dan dalam _Bacaan Injil_ kita bisa simak betapa besar, luas dan berat karya keselamatan yang dikerjakan TUHAN YESUS, *_IA tetap kerjakan dengan konsisten, konsekuen, kesungguhan hati, penuh pengorbanan tanpa pamrih dan tanpa memandang waktu,_* sekalipun IA selalu dicurigai, dicemooh dan bahkan oleh saudara-saudara-NYA dianggap _“tidak waras lagi”._

Seperti telah kita baca dan renungkan dalam _Bacaan-bacaan Pertama,_ dari Kitab Samuel, hubungan Raja Saul dan Daud tidak selalu diwarnai oleh ketulusan hati. Bahkan Daud senantiasa dicurigai, dibenci dan mau dibunuh oleh Raja, sekalipun Daud sudah berjasa banyak pada bangsa Israel. Namun, ketika mendengar berita kematian Raja Saul dan Yonatan, sahabat sejatinya, Daud segera _“mengoyakkan pakaiannya, dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya.” (2 Sam. 1: 11, 12)._ Daud segera menyanyikan nyanyian ratapan tentang Saul dan Yonatan yang diungkapkan dalam kalimat _“Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.” (ayat 25)._

Daud hendak mengajarkan kepada kita *_betapa pentingnya memberikan penghargaan kepada mereka yang telah diurapi oleh TUHAN._* Raja Saul tetap dihormati dan ditaati sepenuhnya dengan tulus oleh Daud, meskipun Daud dibenci dan dikejar-kejar mau dibunuh. Bahkan dalam kesempatan yang baik, sebenarnya  Daud bisa memenggal kepala Raja itu, tetapi itu tidak dilakukannya. *_Orang yang diurapi perlu dijunjung tinggi dan dihormati, karena TUHAN sendirI yang  memilih dan menetapkannya._*

Sekarang ini pun kita patut memberikan penghormatan dan penghargaan yang semestinya kepada para imam yang juga diurapi oleh  ROH KUDUS. Sekalipun kita hidup dalam zaman digital, zaman modern dan kemajuan, namun penghormatan dan penghargaan kepada mereka yang diurapi harus tetap kita berikan. Walaupun kita juga sadar bahwa mereka itu adalah manusia biasa yang juga mempunyai kelemahan dan sering berbuat salah, tetapi *_rasa hormat khususnya kepada imamat suci mereka harus tetap kita junjung. Cobalah kita berikan penghormatan dengan semestinya, tanpa berlebihan dan tanpa kekurangan. Sebaliknya, mereka yang diurapi kiranya- juga dapat memberikan teladan yang baik dalam tutur kata maupun peri lakunya. Jangan sampai mereka justru menjadi batu sandungan bagi kaum awam._*

Daud juga mengajarkan, *_bagaimana indahnya kesetiaan dan persahabatan._* Dalam eleginya *_Daud memuji kesetiaan dan kasih sayang Yonatan kepada Saul, ayahnya,_* kendati ia tahu bahwa ayahnya kadang bertindak jahat kepada Daud. Sebesar apa pun kesalahan atau kekeliruan orangtua, mereka harus tetap dicintai dan dihormati serta didampingi.

Demikian juga Daud mengagumi *_rasa setia kawan Yonatan terhadap dirinya. Bahkan kasih sayang Yonatan kepada Daud seperti halnya kakak beradik._*
Semoga elegi kepahlawanan karangan Daud itu dapat menginspirasi kita dalam menyikapi pada orangtua dan teman serta sahabat kita.

Dalam _perikop Injil,_ dapat kita ikuti terus betapa seriusnya TUHAN YESUS dalam melaksanakan karya perutusan keselamatan dan pelayanan-NYA. *_YESUS sungguh tidak kenal lelah._* IA tanpa henti dan istirahat, berkeliling terus ke mana-mana, menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, melenyapkan kesesakan dan membangkitkan orang mati. IA masih mengajar di sinagoga. _Dalam melaksanakan karya-NYA bersama para murid itu sampai makan pun mereka tidak sempat karena begitu banyak orang yang mengerumuni-NYA. (lihat Mrk. 3: 20)._ Walaupun ketulusan dan pengorbanan telah dibuktikan dalam segala karya-NYA, namun orang tidak selalu memberikan tanggapan yang positif kepada Diri-NYA. Bahkan saudara-saudara-NYA merasa kasihan dan _“mereka datang hendak mengambil DIA, sebab kata mereka, IA tidak waras lagi.” (ayat 21)._ YESUS sampai dicap _"tidak waras lagi”_ oleh saudara-saudara-NYA sendiri! Sungguh keterlaluan!

Mungkin pengalaman pahit seperti itu juga pernah menimpa kita. Mungkin dalam berbuat baik dan mengadakan aksi sosial atau tindakan kasih lainnya kepada mereka yang lemah dan menjadi korban PHK akibat kelesuan ekonomi akibat pandemi, tetapi kita justru ditanggapi secara sinis. Oleh kalangan luar Gereja mungkin kita dicurigai sebagai _"gerakan kristenisasi"_ atau _"mengkafirkan umat."_ Mungkin justru di kalangan internal Gereja, kita dicap sebagai orang yang cari muka, punya ambisi mau terkenal, sok sosial atau suka pamer. Kalau kita sungguh tulus dalam pelayanan, tidak punya pamrih, tidak cari nama atau popularitas atau pencitraan, *_jalankan saja terus semua pelayanan itu. Jangan terpengaruh oleh berbagai komentar atau suara sinis yang datang dari orang-orang yang jelas ingin menjatuhkan kita. Jalani terus tugas pelayanan kasih itu, pantang mundur dan pantang menyerah._* Jangan sekali-kali kita terpancing emosi marah lalu _"mutung" (patah hati). *Marilah kita meneladan sikap TUHAN YESUS dalam karya pelayanan-NYA!*_

_Ya TUHAN, jadikanlah aku orang yang berwatak setia kawan dan mampu menghormati orangtua maupun orang yang KAU-urapi. Berilah aku semangat yang teguh, hati yang tulus tanpa pamrih dan ketabahan hati dalam melayani sesamaku. Amin._

Catatan bacaan:
• 2 Sam. 1: 1-4, 11-12, 19, 23-27; 
• Mzm. 80: 2-3, 5-7; 
• Mrk. 3: 20-21.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

Kualitas Iman Umat Perjanjian Baru

*Kualitas Iman Umat Perjanjian Baru* 

Banyak sekali orang yang ingin disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Mereka datang dari berbagai wilayah, bahkan dari seberang Yordan. Tuhan melihat bahwa telah tiba saatnya untuk _membangun kembali Umat Allah_ yang merana _“seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”_ Yesus akan membarui _*”Keduabelas Suku Israel”*_ menjadi _*Israel Baru,*_ yaitu komunitas para murid Kristus, yang meliputi _*segala bangsa di dunia*._ 
    Dalam _Bacaan Injil hari ini_ dikisahkan, Yesus _“naik ke atas bukit.” (Mrk 3:13)._ Itu tandanya bahwa Ia hendak melakukan *_hal yang sangat penting_*. Yesus memilih _Dua Belas Rasul._ Ia akan menjadikan mereka suatu _persekutuan hidup bersama Dia._ Mereka akan _*membaktikan diri secara total*_ untuk _ambil bagian dalam karya perutusan yang sama,_ yaitu _mewartakan Kerajaan Allah, *Kerajaan yang diperintah atas dasar kasih.*_ 
    Para Rasul itu _“ditetapkan”_ Tuhan untuk _memegang otoritas resmi_ sebagai *pemimpin Gereja,* yang disebut _hierarki._ Namun, _*nilai-nilai iman*_ serta _*perutusan*_ mereka yang ditampilkan dalam Injil hari ini *_berlaku juga bagi para murid Kristus yang lain._*

_*Seperti apa iman mereka itu?*_
_“Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.” (Mrk. 3:13)._ Yesus _*memanggil,*_ dan murid pun _*datang.*_ – *_Interaksi timbal-balik_* ini terjadi juga pada kita. Namun, sementara Tuhan selalu memanggil, _apakah kita cukup peka dan selalu menanggapi-Nya? Bukankah kita selayaknya bersyukur bahwa kita telah dipilih dan dipanggil untuk menjadi sahabat Yesus?_
    _“Ia menetapkan dua belas orang untuk *selalu bersama Dia*,” (ayat 14)_. Kita ingat, saat Yesus ditangkap, hamba perempuan itu menekan Petrus, _"Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." *“Selalu bersama Yesus”*_ adalah _tanda_ sekaligus _syarat_ untuk menjadi _*“murid Yesus.”*_ – Apakah setiap hari kita _menyempatkan diri untuk hening berdoa, agar kita *selalu bersama Tuhan?*_
    Yesus memanggil para Rasul _“untuk diutus-Nya *memberitakan Injil.*”_ Mereka _“diberi-Nya kuasa untuk *mengusir setan*,” (ay. 14-15)._ Kuasa untuk _mengajar_ dan _memberi absolusi_ atas dosa dikhususkan untuk hierarki Gereja. Tetapi _setiap orang yang sudah dibaptis dipanggil untuk ikut *mewartakan Injil* lewat kata-kata dan perbuatan sehari-hari._ Kita juga ditugasi untuk membawa orang lain _meninggalkan *situasi dosa yang menggiring manusia* untuk melakukan berbagai macam kejahatan._
    Para Rasul _berasal dari *aneka latar belakang.*_ Nama mereka hampir semua Yahudi _(Aram),_ tetapi ada juga yang Yunani: _Andreas_ dan _Filipus._ Ada yang sangat setia seperti _bukit karang,_ Petrus; ada yang akhirnya _berkhianat,_ Yudas Iskariot; ini pun berbeda dengan Yudas Tadeus yang akhirnya _mati sebagai martir._ Ada pemungut cukai, _antek asing,_ Matius; tapi ada juga _pemberontak anti-asing,_ yaitu Simon orang Zelot. Ada yang dijuluki _Anak Guruh,_ yang berarti _mudah marah_ atau _suka gaduh._ Ada pula yang _tidak mudah percaya,_ Tomas. Ada _nelayan,_ ada pula _guru,_ yang ketika sedang mengajar di bawah pohon dilihat oleh Tuhan Yesus; dialah Bartolomeus _(Natanael)._ Ada Yakobus Muda, ada Yakobus Tua. Mereka semua menjadi satu tim seiman seperjuangan.
– _Mereka menjadi teladan kita dalam sikap *toleran terhadap kebinekaan,* sesuatu yang didambakan oleh masyarakat kita sekarang._

Duabelas Rasul itu semua *_orang kecil,_* tidak seperti para imam dan ahli Taurat. Tetapi orang-orang kecil inilah yang dipilih untuk melaksanakan *_tugas besar_* dari Tuhan: _”Gembalakanlah domba-domba-Ku.”_ Kebijakan Tuhan seperti ini juga dialami oleh Daud. Daud adalah _penggembala domba dari keluarga kecil,_ tetapi dipilih Allah untuk _memimpin bangsa Israel,_ menggantikan raja Saul yang mulai _tidak taat pada Allah dan menuruti kemauannya sendiri._ Daud selalu _*mengandalkan kekuatan Allah.*_ Maka, ketika ikut maju berperang, ia selalu menang, sehingga _rakyat mengelu-elukan dia._ Saul iri hati dan berusaha membunuh Daud sehingga ia harus melarikan diri dari kejaran Saul.
    Dalam _Bacaan Pertama_ dikisahkan: ketika sedang mengejar Daud, Saul masuk ke sebuah gua sendirian untuk membuang hajat. Ternyata Daud dan orang-orangnya sedang bersembunyi di gua gelap itu. Allah seakan menyerahkan Saul untuk dihabisi. Teman-teman Daud pun menyarankan demikian. Tetapi Daud menolak dan tidak mau membunuh orang yang sudah diurapi oleh Allah. Daud _menyerahkan nasib Saul pada Allah_ dan _memaafkan orang yang memusuhinya itu. (Lih. 1Sam 24:2-20)._ Jauh sebelum zamannya, Daud telah melaksanakan ajaran Yesus, _“Kasihilah musuhmu.”_ Maka Daud menjadi *_model_* bagi setiap raja Israel. Raja Mesias pun disebut _“keturunan Daud”._
– _Apakah kita, murid Kristus zaman sekarang, sanggup *memaafkan orang yang memusuhi kita* dan menyerahkan mereka pada kuasa Tuhan,_ seperti Daud?

Hari ini Peringatan Wajib *St. Agnes* (297-304), seorang gadis cantik dari keluarga kaya di Roma. Banyak pemuda meminangnya, tetapi semua lamaran dia tolak. Agnes telah berkaul untuk tidak menikah; ia berjanji untuk tetap perawan dan membaktikan seluruh hidupnya kepada Kristus yang mencintainya. Para pemuda itu kesal dan melaporkan Agnes kepada penguasa Roma bahwa ia penganut agama Kristen yang tidak mau menyembah kaisar. Agnes diancam akan dihukum mati, tetapi ia tidak gentar. St. Agustinus menggambarkan saat Agnes dieksekusi: _Melihat gadis yang akan dia penggal itu, si algojo sangat takut, wajahnya pucat, tangannya gemetar, seakan dia yang dihukum._
    Di atas kubur Agnes didirikan sebuah basilika untuk menghormatinya. _Agnes adalah *martir ganda:*_ ia _mempertahankan keperawanan tanda kasih totalnya pada Kristus;_ ia juga _membela iman Kristiani,_ warisan para Rasul.

_Ya Tuhan, Engkau memilih yang kecil dalam pandangan dunia untuk mewartakan Injil-Mu. Teguhkanlah iman kami agar tidak setengah hati dalam menjalankan Hukum Kasih yang telah Kautanamkan pada para murid-Mu. St. Agnes, doakanlah kami. Amin._

Catatan bacaan:
*21 January - Peringatan Wajib St. Agnes, Perawan dan Martir.*
• 1Sam 24:3-21; 
• Mzm 57:2,3-4,6,11; 
• Mrk 3:13-19.
_RS/PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

SUKSES MEMBAWA POPULARITAS DAN MENGUNDANG KEBENCIAN.

*SUKSES MEMBAWA POPULARITAS* 
*DAN MENGUNDANG KEBENCIAN.*

Dalam kehidupan bersama baik dalam suatu keluarga besar maupun masyarakat, tidak secara otomatis suatu prestasi hebat seseorang akan mengundang apresiasi dari orang lain. Meskipun kemungkinan sebagian besar orang akan menerima dan mengakui suksesnya itu, tetapi tidak sedikit yang mungkin masih mencibirkan bibirnya. Hal ini bisa terjadi karena di dalam hati orang-orang tertentu itu masih terselip suatu rasa iri hati atau cemburu. Dan biasanya dari orang-orang seperti itu akan terlontar suara atau sikap yang senantiasa bernada sumbang atau _"nyinyir."_

Dalam _Bacaan Pertama,_ dikisahkan bahwa pemuda Daud, anak gembala kambing dan domba itu mencapai sukses yang luar biasa. Ia hanya berbekal lima batu kali tanpa pedang dan tombak berhasil merobohkan dan membunuh manusia raksasa Goliat. Dan semua ini bisa terjadi bukan karena kehebatan Daud pribadi, melainkan *_karena berkat dan lindungan TUHAN._* Rakyat senang menyambut kemenangan atas musuh yang telah diraih oleh Daud. Ke mana-mana ia dielu-elukan sambil dipuji dan diapresiasi. Tetapi Raja Saul justru sebaliknya. Timbullah niat jahat yang tidak bisa ditahan lagi di hati Raja Saul. Ia sangat dengki dan benci pada Daud. Namun, sebenarnya ia juga dihantui rasa takut karena TUHAN pasti bersama Daud. Tetapi, niat jahatnya lebih kuat dari pada takut akan TUHAN. Raja akan membunuh Daud dengan tangan sendiri. Tetapi rupanya Yonatan, anak raja, yang sudah menjadi sahabat Daud, mampu membujuk Raja hingga niat jahatnya diurungkan. Namun roh jahat tetap dominan di hati Saul. Dengan rekayasa menjodohkan puterinya dengan Daud dan menjadikan Daud sebagai komandan perang, Raja tetap berniat untuk menghabisi nyawa Daud melalui peperangan melawan orang Filistin. Namun, Daud tetap dilindungi TUHAN.

Demikianlah *_dosa dan kecenderungan hati yang iri, dengki dan benci yang dicengkeram oleh roh jahat selalu ingin meniadakan dan menghilangkan kebaikan serta prestasi seseorang._* Bahkan kalau bisa orang itu harus dimusnahkan atau dibunuh.

Dalam perikop _Injil hari ini_ dikisahkan bahwa TUHAN YESUS menyembuhkan banyak orang sakit. Karena itulah orang berbondong-bondong datang mencari DIA, tidak hanya dari Galilea, tetapi juga dari Yudea, Yerusalem, Idumea, dari seberang kali Yordan, Tirus dan Sidon, daerah yang masih _kafir._ Kecuali ingin disembuhkan, mereka itu juga mendambakan ajaran-NYA yang disampaikan secara menarik dengan penuh wibawa, disertai isi ajaran yang baru dan menimbulkan semangat. Roh-roh jahat yang merasuki hati beberapa orang juga berhasil diusir-NYA. Demikianlah TUHAN YESUS terpaksa menyewa sebuah perahu untuk bisa mengajar orang sebanyak itu.

Apakah semua orang menyukai dan mengelu-elukan TUHAN YESUS? Ternyata tidak. Khususnya mereka yang merasa kehilangan pamor dan pengaruh di dalam masyarakat, yaitu para ahli Taurat dan tokoh-tokoh masyarakat, kaum Farisi sangat membenci-NYA. Mereka sangat iri, dengki, cemburu dan berniat untuk menyingkirkan YESUS, dengan alasan DIA tidak menghormati hukum Musa dan menghujat ALLAH. Hasutan dan fitnah inilah yang nampaknya selalu disebarkan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.

Kini saatnya kita mawas diri kita sendiri: Apakah kita mau mengakui prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh orang atau pihak lain, termasuk pesaing kita? Apakah kita ikut bersuka cita dan bergembira bersama mereka yang merayakan suatu prestasi baik? Ataukah rasa iri, cemburu dan dengki masih kita biarkan bercokol di hati kita, hingga selalu berniat untuk menyingkirkan pesaing kita itu dengan cara atau jalan apa pun? Apakah kita termasuk orang yang suka menyebarkan fitnah, berita bohong _(hoax),_ dan kebencian secara lisan maupun melalui medsos?

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk bersikap ksatria dan tetap rendah hati, baik dalam keberhasilan maupun kegagalanku. Bersihkanlah hatiku dari rasa iri, dengki, cemburu dan benci terhadap sesamaku yang sukses dalam karier maupun usahanya. Amin._

Catatan Bacaan:
• 1 Sam. 18: 6-9; 19: 1-7; 
• Mzm. 56: 2-3, 9-10a 10bc-11, 12-13; 
• Mrk. 3: 7-12.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

KEMARAHAN : MAMPUKAH KITA KENDALIKAN ?

*KEMARAHAN : MAMPUKAH KITA KENDALIKAN?*

Marah adalah luapan reaksi atas gangguan emosi berdasarkan motivasi tertentu. Maka nilai amarah tergantung pada _"dasar"_ itu. Tidak heran, kalau ada yang mengatakan bahwa _"marah itu sehat,"_ asalkan jangan terus-menerus dan tanpa alasan. Seseorang dapat menyalurkan akumulasi ketegangan psikologisnya dengan marah, dan hal ini konon malah _"menyehatkan."_ Efek lain kemarahan yang normal adalah menyembuhkan orang lain karena dengan kemarahan yang terukur dan terkendali itu dapat membuat orang lain terkoreksi dan terhindar dari kesalahan yang lebih besar.

TUHAN YESUS memang pernah marah besar ketika menyaksikan Bait ALLAH, Rumah BAPA-NYA, dijadikan ajang bebas jual-beli, tidak ada bedanya dengan pasar hewan. Dan pada perikop _Injil hari ini_ YESUS sangat kesal serta marah kepada orang-orang Farisi yang selalu mengikuti dan mencari-cari kesalahan yang mungkin dilakukan-NYA pada hari Sabat. Saat itu memang ada seorang sakit yang mati sebelah tangannya. Karena berbelas kasih, YESUS menyuruh dia berdiri di tengah-tengah. Lalu IA bertanya kepada orang-orang Farisi itu: _" 'Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?' Tetapi mereka itu diam saja." (Mrk. 3: 4)._ Kedegilan hati dan bebal tidak mau tahu orang lain, yang penting _"Orang itu salah dan kita permalukan di depan umum"._ Inilah sikap batin yang mungkin ada di benak orang-orang Farisi itu. Meskipun mereka mengetahui jawaban yang benar atas pertanyaan YESUS, tetapi mereka diam seribu bahasa!

Demikianlah niat jahat menghalangi mereka untuk menyatakan kebenaran. Inilah yang membuat YESUS kesal dan marah.

*_Namun YESUS tidak larut dalam emosi kemarahan-NYA._* Dorongan belas kasih-NYA dan keinginan untuk berbuat baik kepada orang sakit yang mati sebelah tangannya jauh lebih besar dari pada emosi marah-NYA. Maka YESUS menyuruh orang itu berdiri di tengah dan berkata: _"Ulurkanlah tanganmu!" (ayat 5)._ Dan sembuhlah tangannya. Meski sudah menyaksikan langsung mukjizat penyembuhan itu, namun karena bebal dan degil hati, orang-orang Farisi itu tidak percaya dan tetap mau bersekongkol dengan orang Herodian, mereka bersatu untuk membunuh YESUS.

*_Kepentingan pribadi atau kelompok dapat mewarnai moralitas. Kebaikan dan kebenaran yang seharusnya berlaku umum dalam kenyataannya dijadikan relatif dan disesuaikan dengan kondisi tertentu._* Tidak jarang kebenaran Ilahi pun dipasung oleh _interese dan concern pribadi, kelompok, suku, alumni, golongan, partai atau agama tertentu. *Situasi dan kondisi yang diwarnai oleh egoisme kelompok dan golongan inilah yang membuat keruwetan dalam masyarakat dan timbulnya kegaduhan dalam kehidupan harmoni bangsa yang plural ini.*_ Apakah kita sendiri ikut menyuburkan tumbuhnya egoisme kelompok dan golongan semacam itu?

Kisah pertarungan antara Daud dan Goliat seperti terdapat dalam _Bacaan Pertama,_ membeberkan bagaimana Daud - _sebelum menjadi raja_ - dihadapkan pada situasi sulit. Dia yang hanya seorang gembala yang masih muda belia, berhadapan dengan Goliat, seorang pendekar perang berpengalaman yang mirip dengan raksasa yang sangat ditakuti musuhnya. Raja Saul pun semula meragukan kemampuan Daud. Tetapi Daud telah berketetapan hati, tanpa keraguan sedikit pun, untuk melawan dan mengalahkan Goliat. Yang diandalkan Daud bukanlah kekuatan manusiawi atau kehebatan pedang dan lembing, melainkan *_hanya mengandalkan TUHAN._* Keyakinan inilah yang membakar semangat dan darah mudanya. Daud berkeyakinan: _" 'TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan cakar beruang, DIA juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.' Kata Saul kepada Daud 'Pergilah! TUHAN menyertai engkau'. " (1Sam. 17: 37). *Daud, anak ingusan itu dengan hanya bersenjatakan tongkat dan lima butir batu kali, akhirnya mampu menjatuhkan dan menewaskan pendekar Filistin.*_ Demikianlah, *_TUHAN mengajarkan kita agar mengedepankan perbuatan baik dan belas kasih serta hanya mengandalkan TUHAN dalam kehidupan kita. DIA-lah Dasar, Tujuan dan Kekuatan kehidupan kita yang tidak terkalahkan siapa pun juga._* Apakah iman kita sekuat seperti keyakinan Daud itu? Iman yang kuat tak tergoyahkan sangat perlu untuk hadapi pandemi Covid yang cenderung mengancam lagi dengan gelombang ketiganya! Siapkah kita?

_Ya BAPA Yang Maha Rahim, berkatilah kami agar menjadi pelaku utama kebaikan, kebenaran, keadilan dan kebersamaan dalam persatuan-kesatuan, serta mantapkanlah iman kami hingga tidak mudah goyah. Amin._

Catatan
• 1Sam. 17: 32-33, 37, 40-51; 
• Mzm. 144: 1-2, 9-10;
• Mrk. 3: 1-6.
PK/hr.
Renungan Canggih Untuk Kehidupan
*Asiiik.com*

PENILAIAN ALLAH JAUH BERBEDA DENGAN MANUSIA

*PENILAIAN ALLAH JAUH BERBEDA DENGAN MANUSIA.*

Dalam _Bacaan Pertama_ dikisahkan bahwa Saul hanya sebentar menjadi raja, karena ALLAH sudah tidak berkenan kepadanya. Saul mulai kompromi dalam sikapnya, ia mau menyenangkan hati rakyatnya sehingga ia membiarkan rakyatnya menjarah barang rampasan dari musuh, dan ia tidak taat kepada Perintah TUHAN. Karena itu DIA memerintahkan Samuel untuk mengurapi raja baru yaitu salah seorang anak Isai, orang dari Betlehem. Samuel masih ragu, jangan-jangan Saul akan kecewa, marah dan bahkan bisa membunuh dia. Tetapi TUHAN meneguhkan dia. Dan ketika Samuel mau mengurapi siapa di antara anak-anak Isai yang ditentukan oleh ALLAH, maka satu persatu anak-anak itu lewat di depannya. Mata Samuel terpukau pada Eliab, dan ia merasa inilah yang akan diurapinya. Tetapi ALLAH segera menegurnya: _"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab AKU telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat ALLAH; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1Sam. 16: 7)._
Satu per satu melewati Samuel, tetapi tidak seorangpun yang dipilih oleh ALLAH. Dan ketika si bungsu, Daud, yang saat itu sedang menggembalakan domba, dipanggil pulang ke rumah, barulah ALLAH menunjukkan pilihan-NYA pada Daud. Maka segera diurapilah Daud. Dan sejak hari itu berkuasalah ROH TUHAN atas Daud.

TUHAN memang tidak mengutamakan pandangan-NYA terhadap diri seseorang berdasarkan kondisi pisiknya atau kepandaiannya, melainkan *_IA akan melihat dari kedalaman dan kemurnian hatinya._*

Cara pandang yang berbeda dengan TUHAN, juga terjadi dalam diri orang-orang Farisi. Ketika pada suatu hari Sabat para murid TUHAN YESUS berjalan melewati ladang gandum, nampaknya mereka sudah merasa kelaparan, hingga mereka mulai memetik bulir-bulir gandum dan memakannya. Orang-orang Farisi segera mengajukan protes kepada YESUS, mengapa DIA membiarkan murid-NYA melanggar hukum Taurat dan tidak menghormati hari Sabat, sebab yang dilakukan para murid-NYA sudah dapat dikategorikan sebagai pelanggaran berat! Memetik bulir gandum itu sama saja dengan melakukan panen gandum dan hal ini merupakan jenis pekerjaan berat yang dilarang oleh hukum Taurat pada hari Sabat.

TUHAN YESUS segera mengoreksi pandangan dan sikap orang-orang Farisi yang kurang tepat itu dengan mengemukakan pengalaman Daud bersama anak buahnya ketika kelaparan makan roti sajian dalam Bait ALLAH, yang hanya boleh diambil dan dimakan oleh para imam. Mengapa tingkah laku Daud dan anak buahnya tidak mereka persoalkan?
Karena itu, YESUS menegaskan: _“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” (Mrk.2: 27)._

Dalam hal mematuhi aturan atau hukum pada umumnya, *_manusia jangan dianggap sebagai obyek, melainkan sebagai subyek._* Aturan itu dibuat untuk kepentingan, kesejahteraan dan ketertiban hidup manusia. Bukan sebaliknya, aturan dibuat dengan mengorbankan hak-hak asasi manusia atau nilai kemanusiaan, serta meniadakan prinsip cinta kasih. *_Pandangan yang legalistik seperti orang-orang Farisi yang menganggap aturan yang tertulis itu harus mutlak dilakukan secara harfiah - apa pun akibatnya dan bagaimana pun kondisi seseorang - jelas sangat merugikan manusia dan dapat menafikan prinsip cinta kasih._*

Dengan kejadian itu, TUHAN YESUS tidak mengajak kita untuk melawan atau melanggar aturan, tetapi kita diajak untuk menggali makna terdalam dari aturan itu. Kita diajak untuk melihat _*“hati, esensi, jiwa”*_  dari aturan itu, jadi jangan hanya yang tertulis belaka. *_TUHAN YESUS mengajak bahwa keselamatan hidup manusia dan cinta kasih harus diutamakan! Janganlah dibalik!_* - Bagaimana pandangan kita terhadap hal ini?

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk dengan bijaksana mengelola hidupku, sehingga aku mampu untuk memilih dan memilah mana yang esensi, dan mana yang asesori. Amin._

Catatan
• 1Sam. 16: 1-13; 
• Mzm. 89: 20, 21-22, 27-28; 
• Mrk. 2: 23-28.
*Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani.*

_NB: Tanggal 18 - 25 Januari adalah Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani. Sangat diharapkan, seluruh umat berdoa untuk ujud khusus ini. (Bisa menggunakan doa di Puji Syukur no. 177)._
_PK/hr._
RENUNGAN CANGGIH UNTUK KEHIDUPAN
*Asiiik.com*

ANGGUR BARU DALAM KANTONG BARU

*"ANGGUR BARU DALAM KANTONG BARU."*

Dalam perikop _Injil hari ini,_ TUHAN YESUS  diprotes oleh orang-orang Farisi: _"Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-MU tidak?” (Mrk. 2: 18b)._ Dalam jawaban-NYA, YESUS mengajak orang-orang Farisi dan kita semua untuk bisa melihat, mengerti dan menghidupi suatu aturan atau kebiasaan dari dua sisi: *Pertama,* kita harus mencari dalam konteks apa suatu peraturan itu ditetapkan. 
*Kedua,* kita perlu mencari makna yang terdalam atau esensi dari peraturan itu.

Aturan tentang berpuasa ditetapkan sebenarnya sebagai *_tanda pertobatan dan mendukung doa-doa_* agar ALLAH datang dan membebaskan umat-NYA. ALLAH telah datang dalam Diri YESUS, sehingga sikap yang lebih pantas adalah _bergembira dan bersukacita._ Nabi Yesaya bernubuat tentang keselamatan Sion akan datang dengan segera. _(lihat Yes. 62: 1-5)._ Dan kedatangan-NYA itu ibarat _“Mempelai lelaki”_  yang dengan girang menghampiri _"anak dara”_ dalam suatu pesta perkawinan, bukan dalam keadaan murung berpuasa. Karena itulah, YESUS dalam memberikan jawaban mengingatkan kembali nubuat Nabi Yesaya itu. IA berkata: _“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.” (ayat 19)._ Di sini YESUS secara tersamar menyatakan Diri-NYA sebagai _Mempelai laki-laki itu._ Jadi selama YESUS masih bersama para murid, mereka tidak perlu berpuasa. Baru nanti setelah YESUS sudah tidak bersama mereka, maka mereka harus berpuasa.
Tetapi rupanya penjelasan YESUS itu tidak dipahami oleh orang-orang Farisi, yang menganggap diri sebagai pemimpin spiritual Yahudi dan banyak mempelajari isi Kitab Suci bersama para ahli Taurat. Sebenarnya para murid-NYA juga tidak paham.

Karena itu, YESUS memberikan keterangan lagi tentang _“berpuasa”_ itu dalam bentuk kiasan _“secarik kain yang belum susut”_ ditambalkan pada _"baju yang tua”_ maka hasilnya _“baju tua itu malah akan semakin koyak”._ Demikian juga IA memberikan kiasan lain tentang _“anggur baru”_ yang ditempatkan dalam _“kantong lama”,_ akibatnya kantong itu akan jebol dan anggur terbuang sia-sia. Maka sebaiknya _“anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.” (ayat 22b)._
Artinya, _*berpuasa sebagai tanda pertobatan dan pembaharuan hidup baru perlu dipandang dengan perspektif baru yang lahir dari hati dan cara berpikir yang baru juga.* Berpuasa yang benar jangan dipandang hanya sebagai aturan formalistik suatu agama yang dipatuhi begitu saja, melainkan harus lahir dari kesadaran nurani yang jernih dan tulus untuk mengadakan pembaharuan hidup dan melakukan segala kebajikan. *Kebaikan ALLAH kepada manusia adalah ukuran utama dan menjadi acuan perilaku kita, termasuk dalam menepati aturan-aturan keagamaan seperti puasa itu.*_ Konteks inilah yang perlu kita perhatikan. Dengan konteks yang benar kita tidak akan jatuh pada sikap yang munafik!

Pengalaman Raja Saul, seperti dikisahkan dalam _Bacaan Pertama_ dapat memberi pelajaran yang sangat berharga. Saul yang berasal dari suku Benyamin, suku yang paling kecil dan tidak _"masuk bilangan”,_ diangkat dan diurapi sebagai raja yang pertama bangsa Israel. Melalui Nabi Samuel, ALLAH telah memerintahkan agar ia dapat mengalahkan bangsa-bangsa Filistin dan Amalek. Namun, perintah ALLAH itu tidak dijalankan sepenuhnya. Ia memang memerangi mereka tetapi kemudian menjarah rayah semua kekayaan bangsa-bangsa itu dan melakukan ulah yang  jahat di mata TUHAN. Dan ia berupaya membenarkan perbuatannya itu dengan mempersembahkan korban bakaran yang terdiri dari kambing domba dan sapi-sapi terbaik kepada ALLAH. Namun ALLAH tidak mau menerimanya. Saul lupa bahwa *_setia dan taat pada Firman dan Kehendak ALLAH itu melampaui segala upacara ritual keagamaan._* Saul menganggap bahwa TUHAN itu bisa _“disuap”_ dengan korban bakaran. Maka Nabi Samuel marah kepada Saul, sambil berkata: _“Sesungguhnya mendengarkan (Firman-NYA) lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung, dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala.” (1 Sam. 15: 22, 23)._

Tindakan kita kadang seperti Saul yaitu dengan dalih untuk kepentingan sosial atau kepentingan Gereja, tetapi dalam langkahnya telah menyalahi norma-norma keadilan, kebenaran dan kebajikan lainnya yang bertentangan dengan Perintah ALLAH. Cobalah kita mawas diri!

Hari ini Gereja memperingati *Santo Antonius* (251-356), seorang pemuda Mesir  yang kaya raya namun tergelitik oleh Sabda-NYA: _“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah AKU.” (Mat. 19: 21)._ Dan ia segera mematuhi Sabda-NYA itu. Ia lalu pergi menyepi di padang gurun Libia. Hari-harinya diisi dengan doa dan matiraga serta bekerja keras. Ketika umat Kristen dikejar-kejar kaisar Maximinus, ia rajin mengunjungi di penjara dan menghibur mereka. Makin lama banyak orang yang datang kepadanya minta nasihat dan peneguhan. Ia termasuk pertapa yang konsisten tetapi tidak fanatik. Namun seluruh hidupnya diabdikan kepada TUHAN sepenuhnya. Sebagai seorang pertapa ia tidak hanya mencari kesempurnaan untuk dirinya sendiri, tetapi juga aktif membela iman Kristiani yang digerogoti oleh bidaah Arianisme, yang men-degradasi Ke-ALLAHAN-an ANAK MANUSIA.

_Ya YESUS, berilah aku keberanian untuk melaksanakan Perintah-MU demi kemajuan imanku dan kehidupan rohaniku, serta meninggalkan segala kebiasaan lamaku yang bertentangan dengan ajaran-MU dan mudah menyeret aku ke lembah dosa. Amin._

Catatan
17 Januari - Peringatan Wajib Santo Antonius, Abas :
• 1Sam. 15: 16-23;
• Mzm. 50: 8-9, 16bc-17, 21, 23;
• Mrk. 2: 18-22.
PK/hr.
Renungan Canggih Utk Kehidupan
*Asiiik.com*