Latest News

Showing posts with label kemarahan. Show all posts
Showing posts with label kemarahan. Show all posts

Friday, February 4, 2022

KEMARAHAN : MAMPUKAH KITA KENDALIKAN ?

*KEMARAHAN : MAMPUKAH KITA KENDALIKAN?*

Marah adalah luapan reaksi atas gangguan emosi berdasarkan motivasi tertentu. Maka nilai amarah tergantung pada _"dasar"_ itu. Tidak heran, kalau ada yang mengatakan bahwa _"marah itu sehat,"_ asalkan jangan terus-menerus dan tanpa alasan. Seseorang dapat menyalurkan akumulasi ketegangan psikologisnya dengan marah, dan hal ini konon malah _"menyehatkan."_ Efek lain kemarahan yang normal adalah menyembuhkan orang lain karena dengan kemarahan yang terukur dan terkendali itu dapat membuat orang lain terkoreksi dan terhindar dari kesalahan yang lebih besar.

TUHAN YESUS memang pernah marah besar ketika menyaksikan Bait ALLAH, Rumah BAPA-NYA, dijadikan ajang bebas jual-beli, tidak ada bedanya dengan pasar hewan. Dan pada perikop _Injil hari ini_ YESUS sangat kesal serta marah kepada orang-orang Farisi yang selalu mengikuti dan mencari-cari kesalahan yang mungkin dilakukan-NYA pada hari Sabat. Saat itu memang ada seorang sakit yang mati sebelah tangannya. Karena berbelas kasih, YESUS menyuruh dia berdiri di tengah-tengah. Lalu IA bertanya kepada orang-orang Farisi itu: _" 'Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?' Tetapi mereka itu diam saja." (Mrk. 3: 4)._ Kedegilan hati dan bebal tidak mau tahu orang lain, yang penting _"Orang itu salah dan kita permalukan di depan umum"._ Inilah sikap batin yang mungkin ada di benak orang-orang Farisi itu. Meskipun mereka mengetahui jawaban yang benar atas pertanyaan YESUS, tetapi mereka diam seribu bahasa!

Demikianlah niat jahat menghalangi mereka untuk menyatakan kebenaran. Inilah yang membuat YESUS kesal dan marah.

*_Namun YESUS tidak larut dalam emosi kemarahan-NYA._* Dorongan belas kasih-NYA dan keinginan untuk berbuat baik kepada orang sakit yang mati sebelah tangannya jauh lebih besar dari pada emosi marah-NYA. Maka YESUS menyuruh orang itu berdiri di tengah dan berkata: _"Ulurkanlah tanganmu!" (ayat 5)._ Dan sembuhlah tangannya. Meski sudah menyaksikan langsung mukjizat penyembuhan itu, namun karena bebal dan degil hati, orang-orang Farisi itu tidak percaya dan tetap mau bersekongkol dengan orang Herodian, mereka bersatu untuk membunuh YESUS.

*_Kepentingan pribadi atau kelompok dapat mewarnai moralitas. Kebaikan dan kebenaran yang seharusnya berlaku umum dalam kenyataannya dijadikan relatif dan disesuaikan dengan kondisi tertentu._* Tidak jarang kebenaran Ilahi pun dipasung oleh _interese dan concern pribadi, kelompok, suku, alumni, golongan, partai atau agama tertentu. *Situasi dan kondisi yang diwarnai oleh egoisme kelompok dan golongan inilah yang membuat keruwetan dalam masyarakat dan timbulnya kegaduhan dalam kehidupan harmoni bangsa yang plural ini.*_ Apakah kita sendiri ikut menyuburkan tumbuhnya egoisme kelompok dan golongan semacam itu?

Kisah pertarungan antara Daud dan Goliat seperti terdapat dalam _Bacaan Pertama,_ membeberkan bagaimana Daud - _sebelum menjadi raja_ - dihadapkan pada situasi sulit. Dia yang hanya seorang gembala yang masih muda belia, berhadapan dengan Goliat, seorang pendekar perang berpengalaman yang mirip dengan raksasa yang sangat ditakuti musuhnya. Raja Saul pun semula meragukan kemampuan Daud. Tetapi Daud telah berketetapan hati, tanpa keraguan sedikit pun, untuk melawan dan mengalahkan Goliat. Yang diandalkan Daud bukanlah kekuatan manusiawi atau kehebatan pedang dan lembing, melainkan *_hanya mengandalkan TUHAN._* Keyakinan inilah yang membakar semangat dan darah mudanya. Daud berkeyakinan: _" 'TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan cakar beruang, DIA juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.' Kata Saul kepada Daud 'Pergilah! TUHAN menyertai engkau'. " (1Sam. 17: 37). *Daud, anak ingusan itu dengan hanya bersenjatakan tongkat dan lima butir batu kali, akhirnya mampu menjatuhkan dan menewaskan pendekar Filistin.*_ Demikianlah, *_TUHAN mengajarkan kita agar mengedepankan perbuatan baik dan belas kasih serta hanya mengandalkan TUHAN dalam kehidupan kita. DIA-lah Dasar, Tujuan dan Kekuatan kehidupan kita yang tidak terkalahkan siapa pun juga._* Apakah iman kita sekuat seperti keyakinan Daud itu? Iman yang kuat tak tergoyahkan sangat perlu untuk hadapi pandemi Covid yang cenderung mengancam lagi dengan gelombang ketiganya! Siapkah kita?

_Ya BAPA Yang Maha Rahim, berkatilah kami agar menjadi pelaku utama kebaikan, kebenaran, keadilan dan kebersamaan dalam persatuan-kesatuan, serta mantapkanlah iman kami hingga tidak mudah goyah. Amin._

Catatan
• 1Sam. 17: 32-33, 37, 40-51; 
• Mzm. 144: 1-2, 9-10;
• Mrk. 3: 1-6.
PK/hr.
Renungan Canggih Untuk Kehidupan
*Asiiik.com*