Latest News

Showing posts with label Mewartakan Injil. Show all posts
Showing posts with label Mewartakan Injil. Show all posts

Sunday, February 7, 2021

Kesibukan Mewartakan Injil

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 13 Januari 2021
Pekan Biasa 1
• Ibr. 2:14-18; 
• Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; 
• Mrk 1:29-39.

Kesibukan Mewartakan Injil 

Sejak hari pertama berkarya di depan umum, Tuhan Yesus mewartakan kabar sukacita Injil dengan mengajar di sinagoga dan menyembuhkan banyak orang sakit serta mengusir roh jahat dari orang yang kerasukan setan. Kisah Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa pelajaran dari satu hari dalam karya pewartaan Tuhan Yesus.
    Selain berkarya di depan umum, Tuhan Yesus juga menyembuhkan orang secara pribadi di rumahnya. Pada hari Sabat, seusai mengajar di sinagoga, bersama dua murid pertama-Nya Ia pergi ke rumah Simon dan Andreas. Di situ Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sedang sakit. 
    “Sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.” (Mrk 1:31). – Penyembuhan Tuhan Yesus bukan hanya menghilangkan penyakit, tetapi juga memberdayakan orang sehingga ia dapat melayani. “Melayani” di sini tentu saja bukan hanya peranan perempuan di rumah, tetapi peranan semua orang Kristiani.
    Menjelang malam, setelah hari Sabat lewat, “dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu,” (ayat 32-33).  – Inilah pintu rumah tempat Yesus tinggal bersama orang-orang terdekat-Nya, simbol komunitas Kristiani, yaitu Gereja. Apabila orang-orang sakit dan menderita tidak ada yang datang ke depan pintu komunitas kita, itu tandanya bahwa kita mesti mawas diri dan meninjau kembali kualitas kesaksian kita sebagai orang Kristiani.
    Pagi berikutnya, Yesus pergi sendirian ke tempat sunyi untuk berdoa. Para murid menyusul Dia. “Semua orang mencari Engkau,” kata mereka. Meskipun masih dinantikan oleh penduduk Kapernaum, Tuhan Yesus merasa perlu untuk menyisihkan waktu bagi Diri sendiri untuk membaharui kekuatan spiritual-Nya dan untuk bertemu dengan Bapa-Nya. Selain itu, Ia juga perlu memikirkan kebutuhan orang-orang di tempat lain lagi. Walaupun Ia Putra Allah, Yesus tidak bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Selama tiga tahun berkarya di depan umum, hanya sedikit orang yang dapat Ia temui. – Untuk menjangkau selebihnya, Tuhan memerlukan bantuan kita.
    Setelah berdoa, Tuhan Yesus tidak kembali ke Kapernaum melainkan ke kota-kota lain di Galilea. Di tempat itu Ia mewartakan Kerajaan Allah dan mewujudkannya dengan menyembuhkan orang sakit dan membebaskan orang yang dikuasai roh jahat.
    Bagaimana cara membagi energi supaya dapat menjangkau orang sebanyak mungkin di tempat yang seluas mungkin, bagaimana menyeimbangkan waktu antara melayani orang dan berdoa serta merefleksikan prioritas kita? Mengenai semua itu Tuhan Yesus memberikan teladan yang sangat jitu.

Bacaan kedua menjelaskan, mengapa Yesus sanggup melakukan karya penyelamatan dengan penuh empati seperti itu. Sebab, Ia adalah Putra Allah yang menjadi manusia, segalanya sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. Dengan demikian Ia dapat melebur di antara kita, dapat memahami dan ikut merasakan segala kesusahan dan penderitaan manusia yang dikuasai dosa. Namun, karena Dia itu Putra Allah, Ia sanggup menolong mereka yang dicobai Iblis dan membebaskan kita dari kuasanya. Dengan mengalami kematian di kayu salib, Ia menjadi Imam Besar yang mendamaikan dosa seluruh bangsa. 
    
Ya Tuhan Yesus, curahkan Roh Kudus-Mu agar aku dapat memahami dan meresapkan ajaran yang Kauwartakan. Bebaskan aku dari kuasa dosa dan sembuhkan luka-luka batin-Ku, agar selanjutnya aku dapat bergabung dalam komunitas Kristiani dan turut serta mewujudkan kabar sukacita-Mu. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.
RS/PK/hr