Latest News

Showing posts with label setia. Show all posts
Showing posts with label setia. Show all posts

Sunday, November 7, 2021

HAMBA YANG SETIA.




HAMBA YANG SETIA.

Melalui perikop Injil hari ini, TUHAN YESUS masih mau melanjutkan nasehat-NYA kepada para murid untuk tetap waspada, setia dan berjaga-jaga. Sikap terbaik kita ibarat hamba yang tetap sabar, tekun dan setia menanti kedatangan Tuannya.
"Hendaklah kamu juga siap sedia, karena ANAK MANUSIA datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." (Luk.12: 40).
Hidup kita harus stabil dalam kebaikan. Kalau hidup kita fluktuatif, kadang baik, kadang buruk, hal itu menimbulkan resiko tersendiri. Beruntung jika kita dipanggil TUHAN ketika sedang baik. Tetapi sungguh "apes" kalau ajal menjemput saat kita dalam kondisi yang buruk sekali. Maka langkah yang paling aman adalah hidup stabil dalam kesetiaan, kepatuhan dan kebaikan.
Sanggupkah kita mempertahankan kesetiaan, kepatuhan dan kebaikan itu, sementara kedatangan ANAK MANUSIA sendiri tidak jelas kapan. Inilah tantangan yang kita hadapi: Bagaimana kita tetap bisa berjaga-jaga sekalipun dalam hidup ini kita jumpai banyak kesulitan? Salah satu caranya adalah dengan menganggap seolah TUHAN akan datang segera, entah nanti, besok atau lusa. Dengan demikian maka kita akan terus dalam kondisi berjaga-jaga lewat doa-doa, atau tindakan kasih dan tindak kebajikan lainnya. "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang," (ayat 43) demikian pesan YESUS.

Sikap berjaga-jaga bukan hanya "begadang" atau tidak lengah hingga tidak kecolongan. Sikap berjaga-jaga juga mengandaikan kepekaan akan tanda-tanda zaman dan akan gerakan ROH  dalam hidup kita. Kepekaan itu dapat dibangun dengan membangun sikap reflektif atas pengalaman hidup sehari-hari. Cobalah kita latih dan asah terus kepekaan kita setiap pagi atau malam.

Di bagian lain TUHAN mengingatkan: "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (ayat 48).
Orangtua yang mempunyai anak yang diberi banyak bakat dan ketrampilan serta IQ yang tinggi, pasti mempunyai harapan yang besar terhadap pengembangan diri anak itu. Berbeda kondisinya bila anak itu serba terbatas kemampuan intelektual, emosional dan fisiknya. Terhadap anak seperti itu tuntutan orangtua tidak seberapa. Bisa hidup secara normal dan wajar saja,
sudah bagus.

BAPA kita di surga pun kurang-lebih sikap-NYA sama seperti orangtua itu. DIA akan berharap pada anak-NYA sesuai dengan talenta yang ada padanya. DIA tidak menuntut yang melebihi kemampuan dirinya. Namun, lepas dari bakat pandai atau kurang pandai, trampil atau lamban, rajin atau malas, yang pasti ALLAH menuntut kita semua untuk setia dan taat sepanjang  umur kita. Kesetiaan dan ketaatan kepada-NYA, inilah yang dituntut dari kita semua. Cobalah kita mawas diri, sejauh mana kesetiaan dan ketaatan kita pada ajaran YESUS, terutama dalam hal cinta kasih kepada-NYA dan sesama kita? Bagaimana kesetiaan kita pada keluarga dan pekerjaan atau tugas kita sehari-hari?

Seorang pertapa yang sedang menyapu halaman biara, ditanya oleh seniornya: Seandainya dia hanya diberi waktu hidup satu hari lagi, kira-kira aksi apa yang akan dia lakukan? Pertapa itu dengan tenang penuh percaya diri menjawab: "Aku akan terus menyapu". Menjalankan tugas sehari-hari dengan tekun, jujur, ikhlas, setia dan penuh tanggung jawab serta tanpa mencari pujian, adalah bentuk persiapan untuk menyambut kedatangan TUHAN, yang seorang pun tidak ada yang mengetahuinya kapan itu akan terjadi.

Sementara itu Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama, mengingatkan jemaat di Roma dan tentunya kita juga pada saat ini, agar hidup kita jangan sampai dikuasai oleh dosa dan menuruti semua nafsu keinginan kedagingan. Tubuh kita dengan seluruh anggotanya janganlah untuk berbuat kelaliman melainkan kita serahkan sepenuhnya kepada ALLAH. Dengan demikian hidup beriman kepada ALLAH bukanlah satu hal yang sekali diucapkan dan sekali jadi, ataupun juga bukan seperti  membalikkan tangan, melainkan harus tekun, sabar, ikhlas, jujur dan terus-menerus menjaga dan mengembangkan diri pribadi dan integritas kita menuju kepada kesempurnaan. Sebagai orang beriman kita harus tetap rendah hati dalam menghambakan diri kepada ALLAH, menjalankan segala ajaran-NYA yang disampaikan Gereja serta hidup sehari-hari di tengah masyarakat yang majemuk dan sedang berperang melawan Covid-19 dengan mengutamakan ketaatan, kerukunan, kedamaian, kebaikan dan kesejahteraan bersama serta menjauhi segala bentuk konflik, pertikaian dan permusuhan di antara sesama warga. Sebagai pengikut KRISTUS kita harus dapat menjadi garam, ragi dan terang dalam masyarakat, jangan sampai sebaliknya justru menjadi batu sandungan dengan segala perbuatan yang korup dan tercela. Inilah antara lain bentuk kesiapsiagaan kita dalam menantikan kedatangan TUHAN. Cobalah kembangkan kemampuan Anda sendiri secara kreatif dan carilah bentuk-bentuk tindakan konkrit yang memperkuat kehidupan rohani dan kehidupan bersama dalam keluarga atau komunitas serta masyarakat.

Ya YESUS, ajarilah aku untuk tetap rendah hati serta menjaga kesetiaan, ketaatan dan kemurnian hati dan ragaku. Mampukanlah aku untuk menggunakan talentaku yang bermanfaat untuk kehidupan bersama sesuai dengan Rencana dan Kehendak-MU. Amin.

Bdk
• Rm. 6: 12-18; 
• Mzm. 124: 1-3. 4-6. 7-8;
• Luk. 12: 39-48.
PK/hr.