Latest News

Sunday, November 7, 2021

JANDA MISKIN YANG "KAYA".

 🆁🅰🅶🅸 Minggu, 7 November 2021. 
Hari Minggu Biasa XXXII : 
• 1Raj. 17: 10-16; 
• Mzm.146: 7. 8-9a. 9bc-10;
• Ibr. 9: 24-28; 
• Mrk. 12: 38-44.

JANDA MISKIN YANG "KAYA".

Bacaan-bacaan Suci pada hari Minggu ini menjadi menarik karena dalam Bacaan Pertama dan perikop Injil dikisahkan tentang janda yang kelewat miskin dan kekurangan akan tetapi ternyata mereka itu "kaya raya" bukan karena punya banyak emas batangan atau batu permata yang elok, melainkan karena "harta surgawi". Namun, tampilan luar mereka tetap lusuh, dekil, badannya tidak sedap baunya, menandakan sangat berkekurangan. Tetapi di balik tampilan luar yang sangat miskin itu, tersimpanlah hati yang luhur, tulus, penuh iman, harapan dan kasih serta diliputi oleh rasa sukacita.

Dari kisah Injil hari ini, ada satu pertanyaan yang muncul: siapakah pengikut agama yang benar-benar beriman dan bertakwa? Dalam kaitan ini, TUHAN YESUS mengingatkan para Rasul untuk berhati-hati terhadap para pakar agama (ahli Taurat), sebab mereka lebih mementingkan formalitas luarnya dan lebih menonjolkan diri agar bisa dilihat orang daripada memperhatikan kondisi hatinya. Mereka hanya pamer diri dan bukan berbakti kepada TUHAN. Bahkan mereka tega "menelan" rumah janda-janda yang seharusnya mereka lindungi dan perlakukan secara adil. Mereka sangat dicela YESUS karena ulah mereka yang hanya mencari perhatian saja.

Kehadiran seorang janda miskin yang memberikan derma hanya dua peser atau satu duit, bisa dibandingkan dengan uang receh "sen" kita,  suatu jumlah yang sangat sedikit dan kecil serta tidak berarti! Akan tetapi, hal ini justru dipuji oleh TUHAN YESUS: "Sesungguhnya, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya" (Mrk. 12: 43-44), demikian penegasan YESUS.

Memberi adalah sesuatu yang biasa dalam hidup. Tetapi memberi dari kekurangannya adalah sesuatu yang luar biasa! Biasanya kita mengukur pemberian dari kuantitas pemberian yang dihitung dari jumlahnya uang atau barang yang diberikan. Makin besar jumlahnya uang dan barang, makin bercahaya namanya karena dicatat sebagai donatur besar yang dermawan. Akan tetapi TUHAN YESUS ingin mengubah paradigma itu: Bukan besar kecilnya menurut pemberian uang atau barang, tetapi besar kecilnya keterlibatan hati dan hidup kita dalam memberi. Jadi sikap batin seseorang itulah yang lebih diperhitungkan oleh TUHAN. Pemberian yang sejati datang dari hati. Pemberian yang hanya mau mencari nama dan kehebatan kita sendiri, akan kehilangan makna. Sebaliknya, pemberian dari keikhlasan hati yang sungguh keluar dari rasa kasih, inilah yang paling bernilai di Mata TUHAN! YESUS mengajak kita semua dalam menjalankan kewajiban agama serta memberikan amal dan bakti kita hendaknya keluar dari hati yang tulus, jujur, bersih dan penuh dengan kasih, bukan didorong oleh motivasi ingin dipublikasikan atau dipuji. Marilah kita ukur secara jujur kadar hati kita dalam hal ini di depan TUHAN.

Pemberian sederhana dalam bentuk barang yang sepele seperti air minum dan sepotong roti dari janda miskin di Sarfat kepada Nabi Elia juga dipandang oleh TUHAN sebagai pemberian yang luar biasa. Seperti dikisahkan dalam Bacaan Pertama, berkat pemberian roti yang diolah dari segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli kepada Nabi Elia, maka janda miskin itu mengalami mukjizat yang luar biasa: Tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-bulinya tidak akan habis, sampai TUHAN menurunkan hujan. Janda itu miskin dalam harta, tetapi kaya dalam iman, harapan dan kasih. Berkat imannya yang tebal, ia mengalami mukjizat dalam hidupnya.
YESUS pun memberikan Diri-NYA secara total untuk penebusan dosa manusia, dan dari sana pula mengalir mukjizat kehidupan bagi kita. Tindakan amal yang kita lakukan untuk "show off" atau pertunjukkan saja, sungguh menjijikkan di hadapan TUHAN!
Bagaimanakah dengan kita sendiri? Motivasi apa yang melatarbelakangi tindakan amal dan kasih kita?

Karena itu, sebenarnya kita tidak perlu ragu dalam memberikan sumbangan. Jangan ada pikiran seolah-olah kita akan kehabisan uang setelah memasukkan uang kita ke kotak sumbangan atau kantong kolekte. Kiranya iman, harapan dan kasih janda miskin dari Sarfat itu menginspirasi kita bahwa pemberian tulus, meskipun hanya berupa barang sederhana atau hal yang dianggap kecil dan remeh-temeh, akan mengundang suatu mukjizat luar biasa bagi kita! Segala hal yang kecil, sepele, tidak masuk hitungan justru merupakan latihan keutamaan yang membuat kehidupan rohani kita semakin mantap dan kaya! Kita akan lebih peka dan lebih peduli kepada sesama, khususnya yang lemah, kecil dan tertinggal. Percayalah akan hal ini! Percayalah pada KRISTUS, seperti pesan Rasul Paulus pada Bacaan Kedua, bahwa YESUS yang telah menebus kita akan menganugerahkan keselamatan kepada orang yang percaya dan menantikan DIA. (bdk. Ibr. 9: 28). 

Ya YESUS, ajarilah aku untuk bersikap jujur dan sederhana. Akan kupersembahkan hatiku dan apa yang kumiliki kepada-MU. Aku ingin agar seluruh hidupku menjadi persembahan pujian bagi Kemuliaan Nama-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi Kudus secara offline atau online. Selamat berhari Minggu. Berkat TUHAN.
PK/hr.

No comments:

Post a Comment