Latest News

Sunday, November 7, 2021

JADI MURID KRISTUS HARUS TOTAL, TIDAK SETENGAH-SETENGAH!

 🆁🅰🅶🅸 Rabu, 3 November 2021. 
Hari Biasa Pekan Biasa XXXI :
• Rm. 13: 8-10; 
• Mzm. 112: 1-2. 4-5. 9;
• Luk. 14: 25-33.

JADI MURID KRISTUS HARUS TOTAL, TIDAK SETENGAH-SETENGAH!

Jikalau kita membaca secara sekilas
Bacaan Pertama dan Bacaan Injil hari ini terasa seolah-olah ada sesuatu yang kontradiksi atau kontroversial. Betapa tidak!? Rasul Paulus kepada jemaat di Roma menyerukan: "Hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab, barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat." (Rm. 13: 8 -10). Sementara TUHAN YESUS di depan orang-orang yang mengikuti-NYA berkata: "Jikalau seorang datang kepada-KU dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-KU." (Luk. 14: 26). Bila berhenti pada dua ayat dari Bacaan Suci itu memang kita tergoda untuk saling mempertentangkannya. Karena itu, kita perlu renungkan dan resapi secara tenang, mendalam serta komprehensif seluruh Firman TUHAN dalam Injil itu. 

Cinta kasih bukan hanya menyangkut emosi atau rasa senang dan empati atau simpati kepada seseorang atau sesama manusia saja, melainkan lebih mengandung makna pengorbanan serta pemberian diri atau kepasrahan secara total kepada orang yang dicintainya. Cinta kasih yang sempurna telah dibuktikan sendiri oleh TUHAN YESUS yang mengorbankan Diri-Nya setuntasnya demi manusia yang dicintai-NYA. Para Kudus di Surga juga telah membuktikan cinta kasihnya kepada TUHAN dan sesama. Lalu apakah maknanya mau mengikuti dan menjadi murid-NYA kita harus membenci bapak, ibu, isteri, anak bahkan nyawa kita sendiri? Begitu tega dan kejamkah YESUS itu?

Menjadi murid atau pengikut YESUS tidak cukup dengan Sakramen Baptis saja, seolah-olah Sakramen Baptis seperti tiket gratis untuk masuk surga. Menjadi pengikut KRISTUS selalu merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan, permenungan, keputusan dan komitmen atas keputusan tersebut. Kekatolikan bukan soal kuantitas ("banyak orang berduyun-duyun mengikuti YESUS" - ayat 25), melainkan terutama soal kualitas (kualitas sebagai ragi dan garam dunia - Mat. 5:13). 
Dan dalam perikop Injil kali ini dipertegas lagi dengan suatu kualitas yang berani meninggalkan orang atau barang atau sesuatu yang sangat dicintainya. Semuanya itu - entah kekasih, barang, hobby, ataupun keluarga sendiri - harus berani kita tinggalkan dan lepaskan demi mengikuti YESUS KRISTUS secara total. Dengan demikian fokus perhatian yang utama hanyalah satu, yaitu YESUS Sendiri. DIA-lah yang menjadi pusat, dasar dan tujuan hidup kita. Kondisi seperti itu bukan hanya berlaku bagi para imam atau biarawan/biarawati saja, melainkan awam pun juga dituntut melepaskan segalanya demi YESUS KRISTUS, kalau ia mau menjadi pengikut KRISTUS seratus prosen!

Dengan kata lain, kita harus memiliki "spiritualitas lepas-bebas" artinya bahwa kita memandang segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah sesuatu yang menghantar kita pada penyucian diri dan mendekatkan diri pada TUHAN. Harta benda, kekayaan, uang, jabatan dan kekuasaan atau pribadi-pribadi yang kita cintai, tidak akan kita bawa ketika suatu saat kita menghadap TUHAN. Semuanya itu harus bisa kita lepas-bebas, kita tidak ada ikatan atau kaitan atas semuanya itu. Maka barang-barang duniawi dan ikatan-ikatan relasi kita itu tidak boleh lebih tinggi posisi dan nilainya dari pada relasi kita dengan TUHAN. Persoalannya adalah bahwa tubuh kita secara fisik mudah terikat pada hal-hal duniawi daripada yang rohani. Bisakah kita mengendalikan hawa nafsu kita?

Ya YESUS, ajarilah aku untuk berani menempatkan hal-hal duniawi sebagai sesuatu yang dapat aku lepaskan untuk semakin mencintai ENGKAU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai dengan prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

No comments:

Post a Comment