Latest News

Sunday, November 7, 2021

KEWASPADAAN.

 🆁🅰🅶🅸 Selasa, 19 Oktober 2021. 
Hari Biasa Pekan Biasa XXIX : 
• Rm. 5: 12. 15b. 17-19. 20b-21;
• Mzm. 40: 7-8a. 8b-9. 10-17;
• Luk. 12: 35-38.

KEWASPADAAN.

Dalam Bacaan Pertama, Rasul Paulus mengingatkan kita semua bahwa betapa karena satu orang, yaitu Adam, maka seluruh umat manusia terjangkit oleh dosa. Karena pelanggaran satu orang, maka semua orang terperosok ke dalam kuasa maut. Namun, ia juga memberikan penghiburan bahwa karena satu orang, " Adam Baru", yaitu YESUS KRISTUS, Kasih Karunia ALLAH dilimpahkan kepada semua orang. "Jadi sebagaimana oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua menjadi orang benar...... Dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah" (Rm. 5: 19.20b).

Maka YESUS KRISTUS melapangkan jalan kita untuk memperoleh hidup kekal, yakni kebahagiaan hidup abadi bersama ALLAH TRITUNGGAL. Inilah misteri cinta kasih ALLAH yang tidak dapat disingkapkan oleh akal budi manusia. Rupanya dosa manusia tidak dapat mengecilkan dan meniadakan serta menggagalkan Cinta Kasih ALLAH. Marilah kita bersyukur atas belas kasih ALLAH yang berlimpah-limpah itu.

Meskipun anugerah dan cinta kasih ALLAH berkelimpahan, namun tidak berarti bahwa manusia boleh hidup bebas sekehendak hatinya dengan kembali menggumuli dosa.
TUHAN YESUS di dalam bacaan Injil Lukas hari ini berpesan: "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala" (Luk. 12: 35), seperti halnya seorang hamba yang menantikan kedatangan tuannya. Kebahagiaan seorang hamba, bilamana ia dapat melayani tuannya dengan baik dan memuaskan hatinya. Suasana penantian seorang hamba akan kedatangan tuannya inilah yang dipergunakan YESUS untuk mengingatkan kita betapa kita harus tetap waspada dan berjaga-jaga dalam menantikan Kedatangan TUHAN.
Kewaspadaan merupakan sebuah tindak mawas diri untuk tidak terbuai, terlena atau terbenam dalam suatu kondisi yang mengasyikkan hingga orang lupa diri.
Sikap kewaspadaan demikian yang diingatkan TUHAN YESUS dalam menyikapi dan mengisi hidup dengan iman. Kewaspadaan ini diajarkan-NYA, agar orang yang percaya tetap setia, optimis, seraya mampu menyiapkan diri akan berbagai hal yang akan datang dalam hidup, terutama berkenaan dengan kedatangan kembali TUHAN YESUS  dalam hidup kita.
Sikap setia dan siaga yang dijalankan, lahir dengan sepenuh hati karena iman. Iman akan YESUS KRISTUS inilah yang telah menyelamatkan kita dari dosa dan maut.

Semoga kita mampu mengisi hidup dan memaknainya dalam iman akan YESUS yang menyelamatkan, sambil tetap siap siaga akan berbagai godaan dan penyesatan duniawi yang menjauhkan kita dari jalan TUHAN.

Seperti kita imani, bahwa kedatangan TUHAN tidak bisa ditebak atau diramalkan kapan. Yang pasti, kita hanya diminta untuk berjaga-jaga dan bersiap sedia. Sikap siap sedia itu digambarkan oleh Injil seperti seorang hamba yang menantikan tuannnya. Dalam konteks situasi sekarang kesiapsediaan itu dilakukan dengan senantiasa hidup dengan baik dan benar, jujur, rendah hati, adil, peduli terhadap sesama, tidak suka menipu, tidak mengadu-domba dan mencelakakan orang lain, tidak melakukan korupsi ataupun perbuatan nista lainnya. Namun semua itu harus dijalankan dengan tetap penuh suka cita, tanpa merasa "terpaksa" atau "dipaksa", ataupun dengan perasaan terbebani. Sebaliknya, kita harus melakukan perbuatan baik itu dengan gembira dan penuh sukacita, karena pada akhirnya kita akan berjumpa dengan "Tuan" kita yang membawa sukacita dan kegembiraan sejati.

Kita harus berjaga-jaga jangan sampai hidup kita tertular oleh kejahatan, karena sampai sekarang kejahatan, kelicikan, penipuan, kesewenangan dan pemerasan serta ketidak-adilan dalam masyarakat masih terus mencari mangsanya. Sebaliknya, kita harus bisa menularkan segala kebajikan, semangat bela rasa atau solidaritas sosial dan segala jenis perbuatan yang baik kepada sesama kita yang membutuhkan perhatian dan bantuan terutama pada masa sulit pandemi saat ini. Berjaga-jaga dapat diartikan juga kita menjaga keluarga khususnya anak-anak dan orang muda jangan sampai mereka kejangkitan segala penyakit "kemerosotan moralitas," hidup bebas tanpa batas dan terbenam dalam kekuasaan narkotika atau obat-obat terlarang. Berjaga-jaga juga dapat berupa melindungi anggota keluarga besar lainnya dari pengaruh negatif yang ditularkan oleh media sosial dan alat komunikasi sosial lainnya. Sebaliknya, sebagai orang yang lebih dewasa kita harus bisa menanamkan semangat bekerja keras, bertanggung jawab, disiplin, profesional, jujur, berjiwa ksatria dan kritis serta berani menghadapi resiko. Cobalah kita perhatikan dan laksanakan terus tindakan berjaga-jaga ini baik dalam tataran pribadi, keluarga atau komunitas, maupun tingkat masyarakat dan bangsa yang kini tengah menghadapi krisis identitas dan krisis pandemi Covid-19 ini.

Ya YESUS, bantulah aku untuk sungguh bersedia mendengarkan dan melaksanakan apa yang KAU-kehendaki. Semoga dengan penerangan ROH KUDUS aku mampu ambil bagian dalam proses penyelamatan lingkungan hidupku, keluarga atau komunitasku dan masyarakatku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas dan mengisi hari libur. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

No comments:

Post a Comment