Latest News

Monday, September 13, 2021

BELAJAR DARI IMAN SEORANG KAFIR.

 🆁🅰🅶🅸 Senin, 13 September 2021.
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup & Pujangga Gereja :
• 1Tim. 2: 1-8;
• Mzm. 28: 2. 7. 8-9;
• Luk. 7: 1-10.

BELAJAR DARI IMAN SEORANG KAFIR.

Seorang tentara penjajah biasanya digambarkan sebagai pribadi yang kejam dan tidak punya rasa kemanusiaan. Apalagi  tentara itu berkedudukan tinggi. Bisa dibayangkan betapa bengis kelakuan perwira itu! Dan hal itu sah-sah saja karena ia seorang penjajah!
Tetapi apa yang dikisahkan dalam perikop Injil hari ini lain sama sekali!

Dikisahkan ada seorang perwira Romawi yang sangat iba melihat hambanya sakit keras dan hampir mati. Karena ia hanya seorang hamba sebenarnya didiamkan saja pun, si perwira itu tidak salah. Sebab, seorang hamba atau budak pada zaman itu sangat tidak berharga. Tetapi si perwira "kafir" ini sangat lembut hatinya. Ia sangat peduli pada hambanya dan berusaha untuk menolongnya dengan cara mengundang YESUS, Guru dari Nazaret, yang mulai terkenal di kota Kapernaum itu. Melalui beberapa orang tua-tua Yahudi ia berusaha mengundang TUHAN YESUS, sebab ia percaya bahwa DIA mampu menyembuhkan hambanya. Dan para tua Yahudi itu meyakinkan YESUS bahwa perwira itu layak ditolong karena orangnya baik dan murah hati dengan menanggung pembangunan rumah ibadah. Dan YESUS pun berkenan, lalu mau pergi ke rumah perwira itu.
Namun perwira itu dengan segala kerendahan hati merasa bahwa dirinya  tidak pantas menerima kedatangan YESUS ke rumahnya. Katanya: "TUAN, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima TUAN di dalam rumahku, sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-MU. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh". (Luk. 7: 6, 7). Mendengar hal itu, heranlah YESUS dan berkata: "AKU  berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah AKU jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" (ayat 9).

Luar biasa! Seorang perwira asing yang "kafir" tapi mempunyai iman yang sangat besar dan dilandasi oleh kerendahan hati! Iman dan kerendahan hati telah membuahkan kesembuhan dan keselamatan!
Sikap perwira "kafir" itu telah menginspirasi dan menjadi teladan baik bagi kita dalam hal kehidupan beriman. Ia tidak bicara soal iman, tetapi kelembutan dan kemurahan hatinya telah menghasilkan tindakan kasih yang menolong orang kecil yang pantas ditolong sehingga hambanya sembuh total. 
Dari kisah perwira itu kita bisa mengambil teladan, bahwa beriman berarti rendah hati dan sadar bahwa diri kita tidak pantas di hadapan TUHAN. Karena itu beriman berarti juga percaya penuh dan pasrah total kepada TUHAN. Beriman bukan hanya berteori belaka melainkan mau dan sanggup langsung melakukan tindakan kasih kepada orang yang lemah, sakit serta tertindas dan membutuhkan perhatian dan bantuan.
Seberapa jauh kehidupan iman kita saat ini? Terutama pada masa pandemi ini, apakah kita juga mau mewujudkan iman kita dengan memberikan simpati, empati dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkannya? 

Sikap kerendahan hati dalam iman perwira asing itu kini diabadikan dalam upacara liturgi bagi umat sebelum menyambut Komuni Suci, dengan rendah hati berdoa: "Ya TUHAN, saya tidak pantas TUHAN datang pada saya, tetapi bersabdalah sepatah kata saja maka jiwaku akan sembuh".

Dalam Bacaan Pertama Rasul Paulus yang ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi dalam hal iman dan kebenaran, memberikan nasihat agar kita senantiasa memanjatkan "permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1Tim. 2: 1. 2). Sudahkah kita memanjatkan doa untuk orang-orang yang tidak kenal dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan?

Hari ini Gereja memperingati Santo Yohanes Krisostomus (344-407). Anak bangsawan dan mahasiswa hukum ini beberapa waktu lamanya bertapa di pegunungan. Lalu ia menjadi imam di Antiokhia (Siria). Karena sangat pandai berkotbah ia dijuluki "si mulut emas" (chrysostomos). Setelah ditunjuk jadi Uskup di Konstantinopel, Yohanes yang bersikap terus terang ini mengalami banyak kesulitan, karena ia suka mencela orang-orang  kaya. Ia lalu dibuang oleh Kaisar. Dan kemudian dibuang lagi ke tempat pengasingan yang lebih jauh. Dalam perjalanan itu ia menghembuskan nafas yang terakhir karena kecapean. Yohanes sangat terkenal kotbahnya, bicaranya menarik dan pandangan teologinya sangat tepat. Ia termasuk Uskup yang berani mencela tindakan yang salah dari para pejabat. Ia termasuk salah seorang Pujangga Gereja yang besar.

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk mau rendah hati di hadapan-MU. Tambahkanlah sedikit iman padaku agar kuat kehidupan rohaniku. Semoga imanku memampukan aku untuk mau berbagi kepada sesamaku. Santo Yohanes Krisostomus, doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

No comments:

Post a Comment