Latest News

Monday, September 13, 2021

TERBITLAH SANG PUTERI FAJAR.

 🆁🅰🅶🅸 Rabu 8 September  2021 Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria :
* Mi. 5: 1-4a atau  
   Rm. 8: 28-30; 
* Mzm. 13: 6ab, 6cd;        
* Mat. 1: 1-16, 18-23
   (atau Mat. 1: 18-23).

TERBITLAH SANG PUTERI FAJAR.


Biasanya kalau kita merayakan pesta para Kudus adalah pada saat hari wafat mereka, karena pada hari itu masing-masing telah terlahir ke dalam sukacita Surgawi. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Santa Perawan Maria. Perayaan secara liturgis hari kelahiran SP Maria mulai pada akhir abad ke-6 dalam liturgi Gereja Katolik Timur dan Ortodoks, yang kemudian menyebar ke Roma pada akhir abad ke-7. Mengapa kita rayakan hari kelahiran SP Maria? Karena Maria lahir ke dunia ini  dengan penuh Rakhmat dan karena ia adalah Bunda YESUS, Bunda ALLAH.  Menurut kisah yang sudah men-tradisi, setelah kelahiran Maria, orangtuanya, St Yoakim dan St Anna, mempersembahkan  puterinya di Bait Suci, untuk menjalani hidupnya sebagai seorang gadis yang tetap kudus.

Nabi Mikha, seorang nabi yang seangkatan dengan Nabi Yesaya (740 SM)  dalam Bacaan Pertama telah bernubuat tentang Raja Mesias dan Penyelamatan Israel : "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-KU seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu, ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan" (Mi. 5: 1, 2).   

Hari kelahiran SP Maria memang tidak terdapat dalam Kitab Suci. Namun, Gereja menghargai praktik-praktik dan pengamalan bakti ( devosi ) kepada Bunda Maria. Di sepanjang sejarah Gereja terdapat 15 (lima belas) pesta liturgis yang berhubungan dengan SP Maria, salah satunya adalah Hari Kelaniran SP Maria (8 September). Hari Kelahiran SP Maria bagaikan fajar. Ketika langit mulai berubah menjadi kemerahan di pagi hari, kita tahu sebentar lagi matahari akan muncul. Begitu juga ketika Maria lahir, ia seperti "Puteri Fajar" membawa sukacita besar kepada dunia. Kelahirannya berarti menandakan  bahwa YESUS, Sang Matahari Keadilan, akan segera muncul. Maria adalah sosok gadis perempuan desa yang sangat sederhana akan tetapi memperoleh panggilan yang sangat mulia, luhur,  terhormat dan terpuji. ALLAH  merencanakan Penyelamatan dunia melalui rahim seorang perawan desa. Maria mendapat panggilan untuk mengandung dan melahirkan Sang Mesias, yang sudah dinanti-nantikan  kedatangan-NYA sejak ribuan tahun sebelumnya. Selanjutnya Maria harus merawat, mengasuh, mendidik, membimbing dan membina serta mendampingi Kanak- kanak YESUS, bersama "Ayah angkat-NYA" Bapa Yusuf, yang juga sangat bertanggung jawab sebagai seorang Bapa yang baik maupun Kepala rumah tangga yang melindungi dan selalu memberi rasa kedamaian dan kerukunan 
Kelahiran SP Maria pasti merupakan satu titik penting dalam Sejarah Penyelamatan yang menurut  Rasul Paulus disebut suatu kegenapan waktu "setelah genap waktunya, maka ALLAH mengutus ANAK-NYA, yang lahir dari seorang perempuan.." (Gal.4:4). 

Bacaan Injil hari ini dari Matius justru mengungkapkan silsilah YESUS, dan sama sekali tidak mencantumkan nama Maria. Nampaknya terasa aneh, mengapa nama orang yang dipestakan hari ini tidak disebut dalam Injil. Memang, dalam tradisi dan budaya bangsa Israel yang paternalistik, peran lelaki sangat dominan dan lebih utama dari pada perempuan. Namun demikian hal itu semakin menampakkan keistimewaan Maria. Ia yang berperan besar dalam Sejarah Penyelamatan, tidak tampil secara mencolok mata. Inilah tipikal Maria yang tidak lupa diri karena keluhuran budi dan  panggilannya. Maria tetap rendah hati, tidak menonjolkan diri, sederhana, dan penuh tanggung jawab bersama Yusuf dalam menjaga, mendidik, mengasuh, membimbing dan membesarkan Kanak- kanak YESUS, Sang Penebus dunia. 

Dalam kehidupan modern saat ini orang cenderung biasa "narsis", suka sekali menonjolkan  ego-nya, orang susah mau rendah hati dan mendengarkan saran orang lain. Sedikit sekali orang yang mau hidup bersahaja dengan semangat "miskin" atau sekurang-kurangnya sederhana, apa adanya. Orang tergoda oleh spirit hedonisme dan materialisme. 

Demikian pula dalam pergulatan yang menyentuh inti iman, tantangan kita begitu hebatnya. Kita sering ditantang untuk meninggalkan iman demi jabatan, perkawinan ataupun materi/uang. 

Pada hari perayaan Kelahiran SP Maria ini, marilah kita mawas diri dan menjadikan teladan seorang perawan desa yang jujur, kudus, polos, rendah hati, tabah dan tangguh, peduli terhadap sesama serta selalu pasrah secara total kepada Kehendak- NYA. "Aku ini adalah hamba TUHAN; jadilah padaku menurut perkataanmu ("Malaikat") itu"(Luk. 1: 38).

Apakah kita mau dan berani meneladani  Maria dalam kehidupan beriman dan dalam kehidupan sehari-hari di dalam keluarga/komunitas dan masyarakat, terlebih pada masa pandemi ini di mana dituntut rasa solidaritas yang besar kepada sesama?

Ya BAPA Yang Maha Rahim, aku bersyukur karena ENGKAU telah memanggil dan memilih Maria untuk menjadi Bunda ALLAH, kami mohon kiranya kesederhanaan, kejujuran, kekudusan dan kepasrahan total dari Bunda kepada Penyelenggaraan  Ilahi-MU dapat kami teladani dengan penuh iman dan tanggung jawab. Bunda Maria, doakanlah kami, anak-anakmu yang berdosa ini. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr

No comments:

Post a Comment