Latest News

Sunday, November 7, 2021

MAWAS DIRI DAN BERTOBATLAH!

 🆁🅰🅶🅸 Sabtu, 23 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa  XXIX :
• Rm. 8: 1-11; 
• Mzm. 24: 1-2. 3-4ab. 5-6;
• Luk. 13: 1-9.

MAWAS DIRI DAN BERTOBATLAH!

Begitu sering kita menghubungkan timbulnya bencana alam sebagai hukuman dari ALLAH. Namun penilaian subyektif yang bernada sombong ini cenderung menghakimi dan suka menyudutkan mereka yang menjadi korban bencana. Ketika bencana hebat tsunami menimpa Aceh, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa kebanyakan orang Aceh lebih besar dosanya dari pada orang yang tidak terlanda musibah. Maka orang mudah memvonis: mereka "pantas" menerima hukuman itu dari ALLAH. Ini suatu tindakan keji dan arogan!

Perikop Injil hari ini mengisahkan tentang pembunuhan orang-orang Galilea oleh Pilatus di Bait ALLAH yang bermotifkan politik dan diceritakan orang kepada TUHAN YESUS untuk dimintakan penilaian dari YESUS. DIA justru tidak senang pada sikap orang-orang yang merasa "sok suci" itu. YESUS malah memberikan teguran dan peringatan kepada mereka bahwa orang-orang Galilea itu tidak lebih besar dosanya daripada orang-orang Galilea yang lain. YESUS malahan mengangkat peristiwa yang dialami oleh delapan belas orang yang tertimpa menara di Siloam. Kedelapan belas orang yang terkena musibah itu tidak berarti mereka lebih besar dosanya daripada orang-orang Israel yang tinggal di Yerusalem.

Semua bencana alam, berbagai musibah termasuk pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun dan melumpuhkan kegiatan seluruh dunia serta merenggut jutaan jiwa, hendaknya membuat kita bermenung diri dan mawas diri serta berani mengambil hikmah atau sisi positif dari semua bencana itu. Janganlah musibah itu dijadlkan ajang pembenaran diri dan penghakiman kepada orang lain. Bukankah tsunami Aceh, gempa bumi di Yogya, Nias, Padang, Papua dan tempat-tempat lain serta berbagai musibah itu merupakan momentum yang selayaknya membuat kita lebih akrab dan "guyub" sebagai bangsa dalam sikap belarasa dan tindak solidaritas kita yang menembus dan melintas batas agama, suku, daerah, budaya dan ras?

Bagi TUHAN YESUS soalnya bukan menderita atau tidak menderita. Yang pokok adalah  justru keharusan untuk bertobat. Dengan tegas YESUS sampai dua kali mengulangi kalimat ini: "Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian" (Luk.13: 3.5).
Seruan pertobatan ini sangat jelas, orang akan binasa kalau tidak mau bertobat. Maka kalau mau selamat, tak ada cara lain selain bertobat.
Pertobatan adalah upaya untuk meluruskan hidup kita. Pertobatan mampu memulihkan hubungan yang baik dengan ALLAH dan sesama kita, karena lewat pertobatan kita menerima pengampunan dosa. ALLAH memberi belas kasih-NYA kepada kita lewat pengampunan dosa, dan belas kasih-NYA inilah yang mampu menyembuhkan luka-luka akibat dosa hingga kita akan menemukan kembali kebahagiaan dalam hidup. Persoalannya, apakah kita mau benar-benar bertobat?

BAPA di Surga selalu menunggu setiap orang yang mau datang untuk bertobat. Seperti pemilik kebun anggur, yang mau memberikan kesempatan satu tahun lagi pada penjaga kebun hingga pohon ara yang ada di kebun anggur itu bisa berbuah, maka TUHAN selalu memberikan kesempatan kedua (bdk.ayat 8. 9). Apakah kita mau menggunakan kesempatan kedua itu dengan pertobatan?

Cara hidup kita akan menentukan cara berpikir kita. Demikian pula cara berpikir kita akan menentukan cara hidup kita juga. Mungkin kita tidak sadari, bahwa ROH yang sama, yang telah membangkitkan YESUS, sungguh tinggal di dalam diri kita. Ini sebuah kenyataan luar biasa. Sebenarnya kita sudah memiliki modal cukup untuk hidup menurut ROH, bukan hidup dalam daging
 "Dan jika ROH DIA yang telah membangkitkan YESUS dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka IA yang telah membangkitkan KRISTUS YESUS dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh ROH-NYA yang diam di dalam kamu." (Rm. 8: 11). Meskipun awalnya terasa pahit, bila kita mengikuti keinginan ROH, kita akan memperoleh hidup. Sebaliknya, meskipun tampaknya sungguh menggiurkan, keinginan daging pada akhirnya membawa kita pada kematian. Dan penyesalan sering datang terlambat.

Cobalah kita mawas diri: berapa kali kita hidup menurut petunjuk ROH dan berapa kali menuruti daging? Sadarkah kita bahwa ROH akan membawa kedamaian dan kebahagiaan sejati dan abadi?

Ya YESUS, aku mencari wajah-MU. Tebuslah kesombongan hatiku dengan cinta-MU agar hidupku sungguh menghasilkan buah. Tolonglah aku, aku ingin bertobat dan hidup secara baru. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, bantulah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

"RABUNI" (supaya aku dapat melihat).

 🆁🅰🅶🅸 Minggu, 24 Oktober 2021.
Hari Minggu Biasa XXX : 
• Yer. 31: 7-9;
• Mzm. 126: 1-2ab.2cd-3. 4-5. 6; 
• Ibr. 5: 1-6; 
• Mrk. 10: 46-52.
Hari Minggu Misi

"RABUNI" (supaya aku dapat melihat).

Bartimeus seorang buta sejak kecil, diam di kota Yeriko. Mata fisiknya memang buta. Tetapi mata rohaninya tetap melek, bahkan sangat peka. Ketika ia mendengar TUHAN YESUS mau lewat kota Yeriko, ia sudah siap-siap untuk menyambut-NYA. Benar saja, ketika rombongan YESUS melewatinya, ia berteriak sejadi-jadinya: "YESUS, ANAK Daud, kasihanilah aku!" Semakin ia dilarang untuk tidak berisik, ia makin keras teriaknya: "ANAK Daud, kasihanilah aku!" (Lihat Mrk. 10: 47. 48). Permohonannya sangat singkat "ANAK Daud, kasihanilah aku!" tetapi disampaikan dengan penuh keyakinan iman.
Maka beruntunglah ia, karena YESUS mau mendengarkan seruannya. Ia dipanggil-NYA. Ketika ditanya, dia minta apa dari YESUS, ia menjawab: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (ayat 51). TUHAN mengabulkan permintaannya:
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau". (ayat 52). Dan pada detik itu juga terbukalah matanya yang buta dan segera bisa menikmati keindahan ciptaan TUHAN. Sebagai tanda syukur, ia bertekad mengikuti YESUS ke mana IA pergi.
TUHAN akan mendengarkan dan mengabulkan doa yang disampaikan dengan penuh kepercayaan dan iman, meskipun hanya disampaikan secara singkat dan pendek. Doa yang panjang dan bertele- tele bukanlah jaminan akan didengar dan dikabulkan. Bartimeus yang buta fisik telah mengajari kita bagaimana berdoa pribadi kepada TUHAN Yang Maharahim.

Mata fisik Bartimeus buta, tetapi mata rohaninya sangat terang. Ini nampak pada sikap imannya yang kuat. Ia yakin bahwa YESUS, ANAK keturunan Daud, adalah orang yang tepat untuk mampu membuka kebutaan mata fisiknya. Mata rohaninya ditandai dengan tebalnya iman kepada YESUS. Orang yang buta secara lahiriah (fisik) maupun orang yang buta secara rohani membutuhkan "cahaya," agar dengan demikian ia bisa memusatkan perhatian pada apa yang lebih penting. Apa yang kita pusatkan itulah yang akan menjadi "gambar" yang kita rekam. YESUS adalah "CAHAYA" yang akan membantu kita untuk bisa melihat secara tajam baik jasmani maupun rohani.
Selain "Sang CAHAYA," menurut Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua, YESUS juga adalah "Imam untuk selama-lamanya menurut peraturan Melikisedek." DIA-lah Imam Besar yang tidak mencari kehormatan bagi Diri-NYA sendiri. Namun DIA telah dipermuliakan BAPA di Surga: "ANAK-KU ENGKAU! ENGKAU telah KU-peranakkan pada hari ini." (Lihat Ibr. 5: 5. 6. juga Mzm. 2: 7).

Dengan penuh rasa rendah hati dan merasa sebagai orang berdosa yang buta rohani, marilah kita bersama Bartimeus berteriak meminta agar kebutaan rohani kita disembuhkan oleh YESUS. Dan dengan penuh keyakinan, kita percaya bahwa YESUS yang mencintai umat manusia tetap berkenan untuk menyembuhkan buta rohani kita itu dan juga orang-orang yang tertular Covid-19 dengan segala variannya.

Sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Yeremia seperti diungkapkan dalam Bacaan Pertama, bahwa janji ALLAH akan menyelamatkan umat-NYA tetap berlaku sampai sekarang. Berarti kita juga percaya penuh bahwa Covid-19 ini hanya TUHAN yang berkuasa untuk mengusirnya dari bumi kita ini.
Kita juga percaya bahwa ALLAH telah menuntun umat-NYA yang semula dibuang ke Babilonia, akan dibawa masuk kembali ke Yerusalem. Mereka yang kembali dari tanah pembuangan itu termasuk juga orang-orang buta dan lumpuh serta perempuan yang mengandung. Mereka itu dipimpin, dibimbing dan ditunjukkan tujuannya oleh ALLAH sendiri. Sebab, janji ALLAH itu tidak pernah meleset, maka bersama umat Israel dari pembuangan marilah kita bersukacita masuk kembali ke Kota Suci Yerusalem dengan penuh iman, penuh syukur dan suka cita. Hal ini sekaligus sebagai simbol bagi umat beriman saat ini yang akan berbondong-bondong ke Runah BAPA di Surga.

Hari ini Gereja memperingati Hari Minggu Misi. Secara khusus kita diajak untuk berdoa bagi karya misi dan para misionarisnya. Hari Minggu Misi ditetapkan oleh Paus Pius XI (1922-1939). Tujuan Hari Minggu Misi adalah membantu komitmen Gereja akan tugas perutusan yang dipercayakannya. Gereja pada hakekatnya bersifat misioner: Gereja ada untuk diutus. Panggilan misioner adalah tanggapan atas Kasih ALLAH yang menjadi nyata dalam Diri YESUS KRISTUS yang telah menyelamatkan umat-NYA. Gereja melanjutkan tugas misi YESUS KRISTUS di dunia agar keselamatan-NYA jadi nyata. Kita umat beriman adalah Gereja. Maka kita pun masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab misioner untuk menghadirkan keselamatan-NYA di dunia sekitar kita.

Ya YESUS, aku mohon agar buta rohaniku dapat KAU-sembuhkan, supaya imanku makin kuat dan mampu percaya diri serta optimis mengusahakan apa yang terbaik untuk hidupku, masyarakatku dan Gerejaku. Berkatilah dan kuatkanlah para misionaris dalam menjalankan tugas misionernya. Amin.

Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi Kudus.secara offlline maupun online. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

PERTIMBANGAN BELAS KASIH DAN KEMANUSIAAN DI ATAS HUKUM.

 🆁🅰🅶🅸 Senin, 25 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XXX : 
• Rm. 8: 12-17; 
• Mzm. 68: 2. 4. 6-7ab. 20-21;
• Luk. 13: 10-17.

PERTIMBANGAN BELAS KASIH DAN KEMANUSIAAN DI ATAS HUKUM.

Penyembuhan atas perempuan yang sudah delapan belas tahun kerasukan roh jahat hingga sakit sampai punggungnya bungkuk tepat pada hari Sabat, seperti dikisahkan dalam perikop Injil hari ini, menjadi isu besar dalam pertikaian pandangan antara TUHAN YESUS dan orang Farisi. Bagi orang Farisi, hari Sabat telah ditetapkan sebagai hari untuk beristirahat. Orang tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun juga. Sikap legalistis itu sangat dikecam oleh YESUS. Manusia hidup bukan untuk peraturan, tetapi peraturan disusun untuk kepentingan dan melayani manusia! Bukan hanya orang Farisi, kita pun sampai sekarang masih suka terjebak dalam sikap yang sama. Kita sibuk dengan menyusun peraturan yang tidak substantif dan memaksakan aturan itu pada orang lain.

Dengan sikap legalistis ini, kita justru menghambat dan menghalangi karya kasih dan belas kasih ALLAH serta bisa mematikan rasa kemanusiaan kita. Dengan sikap legalistis ini juga menunjukkan bahwa dalam kehidupan beragama, kita belum menampakkan kehidupan iman yang dewasa dan sejati. Jujur kita akui bahwa kita masih "kekanak-kanakan," masih suka berkutat pada aturan demi aturan, bukan aturan untuk keselamatan dan kesejahteraan manusia serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Dalam silang pandangan itu, TUHAN YESUS menunjukkan kepada mereka bahwa karya belas kasih ALLAH tidak bisa dibatasi oleh peraturan-peraturan ketat agama. ALLAH tidak pernah beristirahat melakukan kebaikan atau pekerjaan belas kasih, seperti penyembuhan atas orang sakit. Hal ini membuktikan juga bahwa belas kasih dan perhatian ALLAH kepada umat manusia, tidak pernah berhenti dan tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu, karena cinta kasih ALLAH kepada manusia itu tanpa batas dari dahulu, sekarang dan pada masa mendatang. Siapakah manusia yang mampu menghalangi kasih ALLAH diberikan kepada seseorang? Karena itu, dalam penyusunan hukum dan segala peraturan dasar pokok yang melandasinya adalah iman dan belas kasih ALLAH serta nilai kemanusiaan. Maka jangan sampai hukum atau peraturan itu menghalangi kita untuk mengungkapkan iman yang sejati dan belas kasih ALLAH yang tidak terhingga itu.

Sesuai dengan ajaran YESUS itu, Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama menekankan bahwa semua orang yang dipimpin ROH ALLAH adalah anak ALLAH. Sebab kita tidak menerima roh perbudakan yang membuat takut dan menjadikan kita tawanan, melainkan sebagai anak ALLAH yang bebas di dalam ROH. Identitas kita adalah sebagai ahli waris, meskipun penerusan warisan istimewa dari TUHAN itu hanya bisa dilakukan dengan satu jalan, yaitu jalan salib, jalan penderitaan. YESUS mengundang kita untuk menderita bersama DIA, agar warisan kemuliaan-NYA bisa kita alami juga secara nyata. Kesetiaan kita yang membuat kita menderita adalah jalan menuju kemuliaan. Melalui jalan itulah, sesuai dengan janji ALLAH, kita akan turut dipermuliakan bersama KRISTUS dan kita akan bisa berseru "ya ABBA, ya BAPA".
Sadarkah kita akan jalan salib itu?

Ya YESUS, ajarilah aku untuk menjadi pribadi yang tidak munafik dalam kehidupanku, sehingga aku lebih mementingkan imanku kepada-MU dan belas kasih-MU yang tidak terhingga serta memperhatikan rasa kenanusiaan. Kuatkanlah aku dalam menjalani penderitaan sebagai jalan salibku menuju kemuliaan. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada awal minggu sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

KECIL TAPI BERNILAI BESAR.

🆁🅰🅶🅸 Selasa, 26 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XXX :
• Rm. 8: 18-25 ; 
• Mzm. 126: 1-2ab 2cd-3. 4-5. 6;
• Luk. 13: 18-21.

KECIL TAPI BERNILAI BESAR.

Perikop Injil hari ini sangat singkat, namun mengandung permenungan yang cukup mendalam. TUHAN YESUS memberikan perumpamaan tentang Kerajaan ALLAH seperti biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya". Demikian pula Kerajaan ALLAH seumpama "ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya". (lihat Luk. 13: 19. 21).

Keduanya - biji sesawi dan ragi - adalah hal yang kecil, sepele dan tampak tak berarti. Tetapi keduanya bisa memberikan hasil besar dan memengaruhi banyak hal. Biji sesawi memang sangat kecil dibanding dengan biji tanaman lainnya. Namun ketika biji ditanam, ia akan berkembang jadi pohon yang besar. Demikian pula ragi tidak mempunyai arti kalau tetap sebagai ragi. Namun kalau dicampur dalam suatu adonan akan menghasilkan roti yang lezat untuk dimakan. Sesuatu yang kecill, remeh dan tidak diperhatikan tetapi dalam daya dan kekuatannya, mampu mentransformasikan diri dalam kehidupan ini menjadi suatu yang besar.

Demikianlah halnya dengan Kerajaan ALLAH, selalu berawal dari sesuatu yang sangat kecil dalam hati setiap manusia yang mendengarkan Sabda-NYA. Secara misterius ia berkembang dan bertumbuh tanpa kita sadari. Bukan sesuatu yang besar dan spektakuler serta dilakukan sekali saja yang mampu mengubah hidup seseorang, melainkan sesuatu yang kecil, tetapi dilakukan secara kontinu, konsisten, ikhlas dan setia. Kebanyakan dari kita ingin melibatkan diri dalam kegiatan Gereja atau masyarakat, kalau itu merupakan sesuatu proyek yang besar dan cepat menghasilkan. Sebaliknya pekerjaan kecil dan tampak remeh selalu dibebankan kepada orang lain. Ingat, bahwa di depan TUHAN, bukan "apa yang dilakukan" yang penting, melainkan "bagaimana" kita melakukan itu dengan penuh keikhlasan dan bertanggung jawab: itulah yang terpenting di Mata TUHAN.

Karena itu, Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama mengajarkan bahwa proses pembebasan menjadi anak-anak ALLAH senantiasa perlu disertai dengan pengharapan. Selama proses itu, tidak berarti bahwa segalanya akan mulus, lancar dan indah. Akan tetapi Paulus yakin "bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita" (Rm. 8: 18). Banyak orang pergi dan enggan kembali bertobat lagi karena merasa bahwa proses itu terlalu lama dan mengecewakan. Kita semua gampang mengeluh dan khususnya ibu-ibu merasakan sakit waktu bersalin. Namun, kiranya perlu disadari bahwa di satu pihak memang ada kepastian akan Rakhmat TUHAN, tetapi di lain pihak juga ada ketidakpastian karena semua tergantung dari kesediaan kita untuk membiarkan Rakhmat TUHAN bekerja seturut Kehendak-NYA dan menurut irama kerja TUHAN sendiri.
Maukah kita tunduk pada "irama kerja" TUHAN? Itulah sebabnya kita jangan hanya melihat hasil akhir saja melainkan harus juga memperhatikan dan mementingkan proses mencapai hasil itu.

Ya YESUS, aku bersyukur kepada-MU, ENGKAU telah melakukan hal-hal besar bagiku. Bantulah aku agar dapat menjalani proses pertumbuhan dalam hidupku dengan tekun dan sabar, sesuai dengan Kehendak-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai dengan Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

HIDUP ADALAH PERJUANGAN.

 🆁🅰🅶🅸 Rabu, 27 Oktober 2021.
Hari Biasa Pekan Biasa XXX :
• Rm. 8: 26-30;
• Mzm. 13: 4-5. 6;
• Luk. 13: 22-30.

HIDUP ADALAH PERJUANGAN.

Dari perbendaharaan bahasa, kita mengenal peribahasa lama: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Atau sebuah petuah bahasa Jawa berbunyi: Jer basuki, mawa beya. Artinya, untuk hidup mulia/bahagia, dituntut suatu usaha/biaya/ perjuangan. Kedua peribahasa dan petuah itu, sangat sesuai semangatnya dengan Sabda TUHAN YESUS dalam perikop Injil hari ini.  
Ada seorang yang bertanya kepada TUHAN: "TUHAN, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" YESUS tidak langsung menjawab "ya banyak" atau "sedikit saja." IA justru bersabda: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab, AKU berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat". (lihat Luk. 13: 23. 24).

Dari Sabda YESUS itu dapat kita lihat bahwa tidak secara otomatis orang atau bangsa pilihan TUHAN itu, seperti orang Farisi dan ahli Taurat, ataupun kita yang sudah dibaptis ini, bisa langsung diterima BAPA di Surga. Untuk itulah mutlak adanya usaha maksimal dan optimal, suatu pengorbanan dan perjuangan yang serius dan usaha yang pantang menyerah serta gigih secara terus menerus.

Dengan kata lain, untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan ALLAH, pertama, orang harus berjuang keras bisa masuk melalui pintu yang sempit; kedua, dituntut sikap siaga, waspada, tekun dan setia menanti kedatangan KRISTUS, Sang Mesias; ketiga, tidak melakukan kejahatan, melainkan berbuat kasih dan berbela rasa kepada mereka yang lemah dan membutuhkan perhatian dan bantuan.

"Pintu yang sesak atau sempit" yang dimaksud oleh YESUS adalah Diri-NYA Sendiri (bdk. Yoh. 10: 9). Orang hanya bisa selamat sampai kepada BAPA bila ia masuk melalui YESUS, bukan orang lain! Sementara itu sebagian besar bangsa Israel tidak percaya kepada YESUS, sebagai Mesias, Utusan ALLAH dan Penyelamat dunia. Sabda TUHAN itu juga cukup mengejutkan mereka dengan mengatakan bahwa keselamatan itu bukan eksklusif milik umat pilihan ALLAH, tetapi anugerah ALLAH bagi semua makhluk, semua orang dari segala bangsa. (bdk. Ayat 26, 27, 28, 29).

Dalam mempersiapkan diri dengan melakukan perbuatan baik dan tindakan kasih, marilah kita simak nasehat Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama:  Bahwa ROH membantu kita dalam kelemahan kita, misalnya dalam hal berdoa. Selain itu, ALLAH juga turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi DIA. (bdk. Rm. 8: 26. 28).
Karena itu marilah kita dengan rendah hati sambil membuka diri akan pertolongan ROH KUDUS, hingga kita tidak akan salah jalan atau tersesat hidup kita.

Ya TUHAN, ajarilah aku akan jalan-MU dan berilah aku penerangan serta kekuatan ROH KUDUS-MU agar aku mampu berjuang dengan gigih selama hidupku, hingga kelak dapat menikmati Kemuliaan yang KAU-janjikan. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.

SEMANGAT SUMPAH PEMUDA DAN KERASULAN.

 🆁🅰🅶🅸 Kamis, 28 Oktober 2021. 
Pesta St. Simon dan St. Yudas Tadeus, Rasul :
• Ef. 2: 19-22; 
• Mzm. 19: 2-3. 4-5;
• Luk. 6: 12-19.

SEMANGAT SUMPAH PEMUDA DAN KERASULAN.

Sembilan puluh tiga (93) tahun yang lalu sejumlah pemuda dan pemudi berasal dari berbagai tempat di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Ambon, Borneo (Kalimantan) dibakar oleh semangat menyatu sebagai satu bangsa yang mendambakan kemerdekaan, telah mengikrarkan diri bahwa mereka berbeda-beda asal tapi tetap satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Sumpah suci para pemuda dan pemudi inilah yang menggerakkan semangat perjuangan kemerdekaan pada tahun-tahun berikutnya untuk menjadi bangsa merdeka yang lebih bermartabat, lepas dari penjajahan bangsa lain. Hari ini kita peringati peristiwa salah satu tonggak sejarah kita itu. Kita bersyukur, berkat tekad dan semangat bersatu para pemuda itulah yang selalu memotivasi generasi-generasi berikutnya.

Dalam perikop Injil hari ini, TUHAN YESUS setelah mengadakan dialog dengan BAPA-NYA semalaman dalam doa, memanggil sejumlah orang muda yang menjadi pengikut-NYA selama ini. IA memilih dua belas (12) orang muda yang kelak dikenal sebagai Rasul untuk turut menyebarluaskan Injil atau warta gembira. Di antara dua belas orang muda itu terdapat Simon berasal dari Kanaan yang dijuluki "si Zelot" yang berarti "yang rajin" atau "yang meluap-luap semangatnya" dalam mempelajari dan mentaati hukum Taurat. Memang ia termasuk anak muda fanatik pengikut "gerombolan gerilyawan yang anti penjajahan" Romawi. Selain Simon, terdapat juga Yudas yang disebut Tadeus yang berarti "pemberani" dan "berhati teguh". Ia masih ada hubungan darah dengan YESUS dan juga masih saudara dengan Yakobus (Muda), rasul juga. Sebagai seorang petani ia mencintai tanah-airnya dan enggan pergi  meninggalkan desanya. Namun sebagai pengikut setia YESUS KRISTUS dan karena sudah dibakar semangatnya oleh ROH KUDUS ia rela dan berani keluar dari kungkungan desanya untuk menyebarkan warta gembira. Penulis surat Yudas ini mendorong semangat dan peneguhan iman jemaat pada masa Gereja perdana.

Sedangkan Simon menyebarkan Injil sampai Mesir dan Persia, sampai mati sebagai martir di sana. Simon termasuk seorang Rasul pendiam tapi bersemangat tinggi, ia bisa dibilang sebagai "pahlawan tak dikenal". Santo Simon pelindung tukang kayu dan penebang hutan, dengan lambang gergaji, karena ia dibunuh dengan alat itu. Sedangkan Yudas Tadeus pergi ke Mesopotamia, sebelum bergabung dengan Simon di Persia dan juga mati sebagai martir. Santo Yudas Tadeus dihormati Gereja sebagai orang kudus pelindung dan penolong orang-orang yang berbeban berat serta nyaris putus harapan. Nama kedua Rasul muda itu sangat jarang disebut dalam Injil, tetapi semua itu tidak berarti bahwa mereka "kurang berprestasi" . Justru sebaliknya, dengan sifat khas masing-masing, YESUS telah memanggil kedua belas orang muda itu menjadi Rasul dan berkat kobaran api semangat ROH KUDUS, mereka telah memberikan segalanya dan yang terbaik kepada TUHAN.

Sesudah pembaptisan, kita "bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota Keluarga ALLAH, yang dibangun di atas dasar para Rasul dan para Nabi, dengan KRISTUS YESUS sebagai Batu Penjuru." (Ef. 2: 19-20). Itulah martabat luhur yang kita miliki sebagai pengikut KRISTUS: Apakah kita benar-benar menyadari martabat kita itu? Dan apa realisasi dari tanggung jawab atas martabat itu yang telah kita jalankan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Gereja kita?

Sebagai anak bangsa Indonesia, yang lahir setelah Sumpah Pemuda yang berhasil menggerakkan seluruh perjuangan anak bangsa dari segala pelosok Tanah Air, sadarkah kita bahwa saat ini kita bukan hanya meneruskan slogan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa saja, akan tetapi harus turut aktif merajut kembali Merah Putih yang telah dikoyak-koyak oleh semangat kesempitan agama, kedaerahan, kesukuan yang berlebihan dan juga berbagai fanatisme kelompok, golongan, partai. Buktikanlah secara nyata bahwa kita adalah 100% Katolik dan 100% Indonesia dalam tutur kata, tindakan maupun pergerakan kita!

Ya YESUS, aku bersyukur telah KAU percaya menjadi pengikut-MU dan telah boleh lahir sebagai anak bangsa Indonesia. Utuslah aku kemana pun ENGKAU mau, dan pakailah aku sebagai alat-MU apa pun peran dan posisiku di Gereja, masyarakat dan bangsaku. Santo Simon dan Santo Yudas Tadeus, doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat menjalankan misi kerasulan dan pelayanan di mana pun tempatnya. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.