Latest News

Friday, February 4, 2022

KABAR BAIK

*KABAR BAIK.*

Setelah YESUS mengalami pencobaan-pencobaan di padang gurun - _ketika IA berpuasa total selama 40 hari - “dalam kuasa ROH”_ kembalilah IA ke Galilea. Rupanya kabar tentang Diri-NYA sudah tersiar luas, bahwa pengajaran-NYA penuh wibawa dan menarik perhatian orang banyak serta mengundang pujian kepada-NYA; tidak seperti pengajaran dari para ahli Taurat yang kurang menarik karena penuh dengan slogan-slogan saja. Dan lagi, biasanya ajaran mereka bersifat _elitis_ karena hanya untuk orang-orang terkemuka, sementara YESUS pendengarnya adalah orang-orang kecil dan masyarakat miskin.
Seperti tradisi orang Yahudi yang berkumpul bersama di sinagoga pada hari Sabat untuk mendengarkan pembacaan Kitab Taurat dari seorang imam, sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Nehemia pada _Bacaan  Pertama,_ TUHAN YESUS pun pada hari itu datang ke sinagoga di kampung halamannya di Nazaret. Kepada-NYA disodorkan Kitab Suci. YESUS mulai membaca Kitab Yesaya mengenai nubuat tentang Mesias. _“ROH TUHAN ada pada-KU, oleh sebab itu IA telah mengurapi AKU, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan IA telah mengutus AKU untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun Rakhmat TUHAN telah datang.” (Luk. 4: 18, 19;  lihat juga Yes. 61: 1-2)._ 

Dan setelah membaca nas Kitab Suci itu, YESUS lalu menutupnya dan mulai mengajar. IA mengawali dengan kata-kata ini: _“Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (ayat 21)._ Dengan perkataan itu TUHAN YESUS mau menyatakan secara tersirat bahwa Diri-NYA-lah yang dinubuatkan Nabi Yesaya itu. Memang luar biasa! Pengajaran-NYA diungkapkan dengan _“kata-kata yang indah”_ dan dengan penuh kewibawaan. Para pendengarnya berdecak kagum akan ajaran-NYA itu. Mereka heran sekaligus diwarnai kesangsian juga _“Bukankah IA ini Anak Yusuf?” (Ayat 22b)._ Mereka itu juga sangat mengenal kondisi keluarga Yusuf si tukang kayu sederhana itu. Dan anehnya, justru dengan mengetahui secara persis latar belakang masa kecil-NYA itu, maka mereka menolak-NYA. Sekalipun ditolak di kampung halaman-NYA sendiri, DIA tidak menyerah. *_Misi-NYA pokok menyampaikan kabar gembira dan memberikan pembebasan tetap konsisten dilanjutkan_* di kota-kota lain.

Kelanjutan misi perutusan YESUS itu diteruskan oleh para Rasul dan murid-murid-NYA serta pengikut-NYA yang saat ini terhimpun dan bersekutu dalam *_Tubuh Mistik KRISTUS yang disebut Gereja_* dan *_KRISTUS adalah Kepalanya._* Rasul Paulus dalam _Bacaan Kedua_ mengungkapkan secara jelas mengenai persekutuan itu: _“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula KRISTUS.” (1Kor. 12: 12)._ Jadi oleh pembaptisan kita semua apapun asal daerah, bangsa atau profesinya dipersatukan dalam satu tubuh dan _“diberi minum dari Satu ROH.” “Kamu semua adalah tubuh KRISTUS dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (ayat 27)._ Karena itu, betapapun kecil fungsi kita, namun kita adalah sama- sama anggota Tubuh Mistik KRISTUS. Dan di dalam persekutuan Gereja tidak ada perbedaan dan pembedaan di antara anggotanya yang disebabkan adanya perbedaan suku, bangsa dan budaya.

*_KRISTUS sendiri menjadi Kepala Gereja. DIA adalah Kepala bagi setiap anggota tubuh-NYA._* Dengan gambaran itu, adanya perbedaan bukan menjadi hal yang tabu dalam Gereja. Justru TUHAN membiarkan perbedaan terjadi untuk semakin memperkaya, mendukung dan saling melengkapi serta meneguhkan dalam satu tubuh sebagai satu kesatuan. *_Setiap anggota tubuh apa pun peran dan fungsinya, sangat berarti bagi tubuh._* Karena itu *_tidak ada alasan bagi anggota Gereja untuk memegahkan diri sendiri dan merendahkan yang lain._* Jika ini terjadi maka Gereja sebagai satu kesatuan Tubuh Mistik justru akan terpecah belah.
*_Bukan fungsi dan tugas atau jabatan yang diutamakan dalam Gereja, tetapi pelaksanaan dari setiap fungsi masing-masing untuk kehidupan bersama._* Kesatuan anggota tubuh tidak cukup ditandai dengan kebersamaan dan tidak adanya pertentangan di antara mereka. *_Rasa kepedulian, bela rasa, solidaritas, sehati dan sepenanggungan, saling membantu, saling memperhatikan satu terhadap yang lain, terutama yang lemah, itulah yang akan menjadikan Gereja itu betul-betul mantap dan sempurna._* Apakah sebagai anggota Tubuh Mistik KRISTUS kita sudah melakukan prinsip _"lebih baik memberi dari pada menerima"?_

_Ya ALLAH Yang Maha Pengasih, anugerahkanlah ROH Persatuan di antara kami para pengikut KRISTUS dalam semangat kebersamaan, persatuan dan kepedulian dalam melanjutkan misi perutusan-MU untuk menyebarkan Kabar Baik di dunia ini. Amin._

Catatan Bacaan:
• Neh. 8: 3-5a, 6-7, 9-11; 
• Mzm. 19: 8, 9, 10, 15; 
• 1Kor. 12: 12-30
   (1Kor. 12: 12-14, 27); 
• Luk. 1: 1-4; 4: 14-21
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_

TELADAN SETIA KAWAN DAN KONSISTENSI TANPA PAMRIH

*TELADAN SETIA KAWAN DAN KONSISTENSI TANPA PAMRIH.*

Menutup pekan ini Kedua Bacaan Suci memberikan suatu teladan yang indah untuk kita renungkan, perhatikan dan praktekkan, yaitu *_keteladanan Daud dalam hal setia kawan, solidaritas, menghormati pemimpin yang sah, memegang teguh persahabatan dan selalu bersikap tulus dalam berbuat kebaikan_* meskipun dizalimi oleh Raja Saul. Dan dalam _Bacaan Injil_ kita bisa simak betapa besar, luas dan berat karya keselamatan yang dikerjakan TUHAN YESUS, *_IA tetap kerjakan dengan konsisten, konsekuen, kesungguhan hati, penuh pengorbanan tanpa pamrih dan tanpa memandang waktu,_* sekalipun IA selalu dicurigai, dicemooh dan bahkan oleh saudara-saudara-NYA dianggap _“tidak waras lagi”._

Seperti telah kita baca dan renungkan dalam _Bacaan-bacaan Pertama,_ dari Kitab Samuel, hubungan Raja Saul dan Daud tidak selalu diwarnai oleh ketulusan hati. Bahkan Daud senantiasa dicurigai, dibenci dan mau dibunuh oleh Raja, sekalipun Daud sudah berjasa banyak pada bangsa Israel. Namun, ketika mendengar berita kematian Raja Saul dan Yonatan, sahabat sejatinya, Daud segera _“mengoyakkan pakaiannya, dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya.” (2 Sam. 1: 11, 12)._ Daud segera menyanyikan nyanyian ratapan tentang Saul dan Yonatan yang diungkapkan dalam kalimat _“Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.” (ayat 25)._

Daud hendak mengajarkan kepada kita *_betapa pentingnya memberikan penghargaan kepada mereka yang telah diurapi oleh TUHAN._* Raja Saul tetap dihormati dan ditaati sepenuhnya dengan tulus oleh Daud, meskipun Daud dibenci dan dikejar-kejar mau dibunuh. Bahkan dalam kesempatan yang baik, sebenarnya  Daud bisa memenggal kepala Raja itu, tetapi itu tidak dilakukannya. *_Orang yang diurapi perlu dijunjung tinggi dan dihormati, karena TUHAN sendirI yang  memilih dan menetapkannya._*

Sekarang ini pun kita patut memberikan penghormatan dan penghargaan yang semestinya kepada para imam yang juga diurapi oleh  ROH KUDUS. Sekalipun kita hidup dalam zaman digital, zaman modern dan kemajuan, namun penghormatan dan penghargaan kepada mereka yang diurapi harus tetap kita berikan. Walaupun kita juga sadar bahwa mereka itu adalah manusia biasa yang juga mempunyai kelemahan dan sering berbuat salah, tetapi *_rasa hormat khususnya kepada imamat suci mereka harus tetap kita junjung. Cobalah kita berikan penghormatan dengan semestinya, tanpa berlebihan dan tanpa kekurangan. Sebaliknya, mereka yang diurapi kiranya- juga dapat memberikan teladan yang baik dalam tutur kata maupun peri lakunya. Jangan sampai mereka justru menjadi batu sandungan bagi kaum awam._*

Daud juga mengajarkan, *_bagaimana indahnya kesetiaan dan persahabatan._* Dalam eleginya *_Daud memuji kesetiaan dan kasih sayang Yonatan kepada Saul, ayahnya,_* kendati ia tahu bahwa ayahnya kadang bertindak jahat kepada Daud. Sebesar apa pun kesalahan atau kekeliruan orangtua, mereka harus tetap dicintai dan dihormati serta didampingi.

Demikian juga Daud mengagumi *_rasa setia kawan Yonatan terhadap dirinya. Bahkan kasih sayang Yonatan kepada Daud seperti halnya kakak beradik._*
Semoga elegi kepahlawanan karangan Daud itu dapat menginspirasi kita dalam menyikapi pada orangtua dan teman serta sahabat kita.

Dalam _perikop Injil,_ dapat kita ikuti terus betapa seriusnya TUHAN YESUS dalam melaksanakan karya perutusan keselamatan dan pelayanan-NYA. *_YESUS sungguh tidak kenal lelah._* IA tanpa henti dan istirahat, berkeliling terus ke mana-mana, menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, melenyapkan kesesakan dan membangkitkan orang mati. IA masih mengajar di sinagoga. _Dalam melaksanakan karya-NYA bersama para murid itu sampai makan pun mereka tidak sempat karena begitu banyak orang yang mengerumuni-NYA. (lihat Mrk. 3: 20)._ Walaupun ketulusan dan pengorbanan telah dibuktikan dalam segala karya-NYA, namun orang tidak selalu memberikan tanggapan yang positif kepada Diri-NYA. Bahkan saudara-saudara-NYA merasa kasihan dan _“mereka datang hendak mengambil DIA, sebab kata mereka, IA tidak waras lagi.” (ayat 21)._ YESUS sampai dicap _"tidak waras lagi”_ oleh saudara-saudara-NYA sendiri! Sungguh keterlaluan!

Mungkin pengalaman pahit seperti itu juga pernah menimpa kita. Mungkin dalam berbuat baik dan mengadakan aksi sosial atau tindakan kasih lainnya kepada mereka yang lemah dan menjadi korban PHK akibat kelesuan ekonomi akibat pandemi, tetapi kita justru ditanggapi secara sinis. Oleh kalangan luar Gereja mungkin kita dicurigai sebagai _"gerakan kristenisasi"_ atau _"mengkafirkan umat."_ Mungkin justru di kalangan internal Gereja, kita dicap sebagai orang yang cari muka, punya ambisi mau terkenal, sok sosial atau suka pamer. Kalau kita sungguh tulus dalam pelayanan, tidak punya pamrih, tidak cari nama atau popularitas atau pencitraan, *_jalankan saja terus semua pelayanan itu. Jangan terpengaruh oleh berbagai komentar atau suara sinis yang datang dari orang-orang yang jelas ingin menjatuhkan kita. Jalani terus tugas pelayanan kasih itu, pantang mundur dan pantang menyerah._* Jangan sekali-kali kita terpancing emosi marah lalu _"mutung" (patah hati). *Marilah kita meneladan sikap TUHAN YESUS dalam karya pelayanan-NYA!*_

_Ya TUHAN, jadikanlah aku orang yang berwatak setia kawan dan mampu menghormati orangtua maupun orang yang KAU-urapi. Berilah aku semangat yang teguh, hati yang tulus tanpa pamrih dan ketabahan hati dalam melayani sesamaku. Amin._

Catatan bacaan:
• 2 Sam. 1: 1-4, 11-12, 19, 23-27; 
• Mzm. 80: 2-3, 5-7; 
• Mrk. 3: 20-21.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

Kualitas Iman Umat Perjanjian Baru

*Kualitas Iman Umat Perjanjian Baru* 

Banyak sekali orang yang ingin disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Mereka datang dari berbagai wilayah, bahkan dari seberang Yordan. Tuhan melihat bahwa telah tiba saatnya untuk _membangun kembali Umat Allah_ yang merana _“seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”_ Yesus akan membarui _*”Keduabelas Suku Israel”*_ menjadi _*Israel Baru,*_ yaitu komunitas para murid Kristus, yang meliputi _*segala bangsa di dunia*._ 
    Dalam _Bacaan Injil hari ini_ dikisahkan, Yesus _“naik ke atas bukit.” (Mrk 3:13)._ Itu tandanya bahwa Ia hendak melakukan *_hal yang sangat penting_*. Yesus memilih _Dua Belas Rasul._ Ia akan menjadikan mereka suatu _persekutuan hidup bersama Dia._ Mereka akan _*membaktikan diri secara total*_ untuk _ambil bagian dalam karya perutusan yang sama,_ yaitu _mewartakan Kerajaan Allah, *Kerajaan yang diperintah atas dasar kasih.*_ 
    Para Rasul itu _“ditetapkan”_ Tuhan untuk _memegang otoritas resmi_ sebagai *pemimpin Gereja,* yang disebut _hierarki._ Namun, _*nilai-nilai iman*_ serta _*perutusan*_ mereka yang ditampilkan dalam Injil hari ini *_berlaku juga bagi para murid Kristus yang lain._*

_*Seperti apa iman mereka itu?*_
_“Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.” (Mrk. 3:13)._ Yesus _*memanggil,*_ dan murid pun _*datang.*_ – *_Interaksi timbal-balik_* ini terjadi juga pada kita. Namun, sementara Tuhan selalu memanggil, _apakah kita cukup peka dan selalu menanggapi-Nya? Bukankah kita selayaknya bersyukur bahwa kita telah dipilih dan dipanggil untuk menjadi sahabat Yesus?_
    _“Ia menetapkan dua belas orang untuk *selalu bersama Dia*,” (ayat 14)_. Kita ingat, saat Yesus ditangkap, hamba perempuan itu menekan Petrus, _"Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." *“Selalu bersama Yesus”*_ adalah _tanda_ sekaligus _syarat_ untuk menjadi _*“murid Yesus.”*_ – Apakah setiap hari kita _menyempatkan diri untuk hening berdoa, agar kita *selalu bersama Tuhan?*_
    Yesus memanggil para Rasul _“untuk diutus-Nya *memberitakan Injil.*”_ Mereka _“diberi-Nya kuasa untuk *mengusir setan*,” (ay. 14-15)._ Kuasa untuk _mengajar_ dan _memberi absolusi_ atas dosa dikhususkan untuk hierarki Gereja. Tetapi _setiap orang yang sudah dibaptis dipanggil untuk ikut *mewartakan Injil* lewat kata-kata dan perbuatan sehari-hari._ Kita juga ditugasi untuk membawa orang lain _meninggalkan *situasi dosa yang menggiring manusia* untuk melakukan berbagai macam kejahatan._
    Para Rasul _berasal dari *aneka latar belakang.*_ Nama mereka hampir semua Yahudi _(Aram),_ tetapi ada juga yang Yunani: _Andreas_ dan _Filipus._ Ada yang sangat setia seperti _bukit karang,_ Petrus; ada yang akhirnya _berkhianat,_ Yudas Iskariot; ini pun berbeda dengan Yudas Tadeus yang akhirnya _mati sebagai martir._ Ada pemungut cukai, _antek asing,_ Matius; tapi ada juga _pemberontak anti-asing,_ yaitu Simon orang Zelot. Ada yang dijuluki _Anak Guruh,_ yang berarti _mudah marah_ atau _suka gaduh._ Ada pula yang _tidak mudah percaya,_ Tomas. Ada _nelayan,_ ada pula _guru,_ yang ketika sedang mengajar di bawah pohon dilihat oleh Tuhan Yesus; dialah Bartolomeus _(Natanael)._ Ada Yakobus Muda, ada Yakobus Tua. Mereka semua menjadi satu tim seiman seperjuangan.
– _Mereka menjadi teladan kita dalam sikap *toleran terhadap kebinekaan,* sesuatu yang didambakan oleh masyarakat kita sekarang._

Duabelas Rasul itu semua *_orang kecil,_* tidak seperti para imam dan ahli Taurat. Tetapi orang-orang kecil inilah yang dipilih untuk melaksanakan *_tugas besar_* dari Tuhan: _”Gembalakanlah domba-domba-Ku.”_ Kebijakan Tuhan seperti ini juga dialami oleh Daud. Daud adalah _penggembala domba dari keluarga kecil,_ tetapi dipilih Allah untuk _memimpin bangsa Israel,_ menggantikan raja Saul yang mulai _tidak taat pada Allah dan menuruti kemauannya sendiri._ Daud selalu _*mengandalkan kekuatan Allah.*_ Maka, ketika ikut maju berperang, ia selalu menang, sehingga _rakyat mengelu-elukan dia._ Saul iri hati dan berusaha membunuh Daud sehingga ia harus melarikan diri dari kejaran Saul.
    Dalam _Bacaan Pertama_ dikisahkan: ketika sedang mengejar Daud, Saul masuk ke sebuah gua sendirian untuk membuang hajat. Ternyata Daud dan orang-orangnya sedang bersembunyi di gua gelap itu. Allah seakan menyerahkan Saul untuk dihabisi. Teman-teman Daud pun menyarankan demikian. Tetapi Daud menolak dan tidak mau membunuh orang yang sudah diurapi oleh Allah. Daud _menyerahkan nasib Saul pada Allah_ dan _memaafkan orang yang memusuhinya itu. (Lih. 1Sam 24:2-20)._ Jauh sebelum zamannya, Daud telah melaksanakan ajaran Yesus, _“Kasihilah musuhmu.”_ Maka Daud menjadi *_model_* bagi setiap raja Israel. Raja Mesias pun disebut _“keturunan Daud”._
– _Apakah kita, murid Kristus zaman sekarang, sanggup *memaafkan orang yang memusuhi kita* dan menyerahkan mereka pada kuasa Tuhan,_ seperti Daud?

Hari ini Peringatan Wajib *St. Agnes* (297-304), seorang gadis cantik dari keluarga kaya di Roma. Banyak pemuda meminangnya, tetapi semua lamaran dia tolak. Agnes telah berkaul untuk tidak menikah; ia berjanji untuk tetap perawan dan membaktikan seluruh hidupnya kepada Kristus yang mencintainya. Para pemuda itu kesal dan melaporkan Agnes kepada penguasa Roma bahwa ia penganut agama Kristen yang tidak mau menyembah kaisar. Agnes diancam akan dihukum mati, tetapi ia tidak gentar. St. Agustinus menggambarkan saat Agnes dieksekusi: _Melihat gadis yang akan dia penggal itu, si algojo sangat takut, wajahnya pucat, tangannya gemetar, seakan dia yang dihukum._
    Di atas kubur Agnes didirikan sebuah basilika untuk menghormatinya. _Agnes adalah *martir ganda:*_ ia _mempertahankan keperawanan tanda kasih totalnya pada Kristus;_ ia juga _membela iman Kristiani,_ warisan para Rasul.

_Ya Tuhan, Engkau memilih yang kecil dalam pandangan dunia untuk mewartakan Injil-Mu. Teguhkanlah iman kami agar tidak setengah hati dalam menjalankan Hukum Kasih yang telah Kautanamkan pada para murid-Mu. St. Agnes, doakanlah kami. Amin._

Catatan bacaan:
*21 January - Peringatan Wajib St. Agnes, Perawan dan Martir.*
• 1Sam 24:3-21; 
• Mzm 57:2,3-4,6,11; 
• Mrk 3:13-19.
_RS/PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

SUKSES MEMBAWA POPULARITAS DAN MENGUNDANG KEBENCIAN.

*SUKSES MEMBAWA POPULARITAS* 
*DAN MENGUNDANG KEBENCIAN.*

Dalam kehidupan bersama baik dalam suatu keluarga besar maupun masyarakat, tidak secara otomatis suatu prestasi hebat seseorang akan mengundang apresiasi dari orang lain. Meskipun kemungkinan sebagian besar orang akan menerima dan mengakui suksesnya itu, tetapi tidak sedikit yang mungkin masih mencibirkan bibirnya. Hal ini bisa terjadi karena di dalam hati orang-orang tertentu itu masih terselip suatu rasa iri hati atau cemburu. Dan biasanya dari orang-orang seperti itu akan terlontar suara atau sikap yang senantiasa bernada sumbang atau _"nyinyir."_

Dalam _Bacaan Pertama,_ dikisahkan bahwa pemuda Daud, anak gembala kambing dan domba itu mencapai sukses yang luar biasa. Ia hanya berbekal lima batu kali tanpa pedang dan tombak berhasil merobohkan dan membunuh manusia raksasa Goliat. Dan semua ini bisa terjadi bukan karena kehebatan Daud pribadi, melainkan *_karena berkat dan lindungan TUHAN._* Rakyat senang menyambut kemenangan atas musuh yang telah diraih oleh Daud. Ke mana-mana ia dielu-elukan sambil dipuji dan diapresiasi. Tetapi Raja Saul justru sebaliknya. Timbullah niat jahat yang tidak bisa ditahan lagi di hati Raja Saul. Ia sangat dengki dan benci pada Daud. Namun, sebenarnya ia juga dihantui rasa takut karena TUHAN pasti bersama Daud. Tetapi, niat jahatnya lebih kuat dari pada takut akan TUHAN. Raja akan membunuh Daud dengan tangan sendiri. Tetapi rupanya Yonatan, anak raja, yang sudah menjadi sahabat Daud, mampu membujuk Raja hingga niat jahatnya diurungkan. Namun roh jahat tetap dominan di hati Saul. Dengan rekayasa menjodohkan puterinya dengan Daud dan menjadikan Daud sebagai komandan perang, Raja tetap berniat untuk menghabisi nyawa Daud melalui peperangan melawan orang Filistin. Namun, Daud tetap dilindungi TUHAN.

Demikianlah *_dosa dan kecenderungan hati yang iri, dengki dan benci yang dicengkeram oleh roh jahat selalu ingin meniadakan dan menghilangkan kebaikan serta prestasi seseorang._* Bahkan kalau bisa orang itu harus dimusnahkan atau dibunuh.

Dalam perikop _Injil hari ini_ dikisahkan bahwa TUHAN YESUS menyembuhkan banyak orang sakit. Karena itulah orang berbondong-bondong datang mencari DIA, tidak hanya dari Galilea, tetapi juga dari Yudea, Yerusalem, Idumea, dari seberang kali Yordan, Tirus dan Sidon, daerah yang masih _kafir._ Kecuali ingin disembuhkan, mereka itu juga mendambakan ajaran-NYA yang disampaikan secara menarik dengan penuh wibawa, disertai isi ajaran yang baru dan menimbulkan semangat. Roh-roh jahat yang merasuki hati beberapa orang juga berhasil diusir-NYA. Demikianlah TUHAN YESUS terpaksa menyewa sebuah perahu untuk bisa mengajar orang sebanyak itu.

Apakah semua orang menyukai dan mengelu-elukan TUHAN YESUS? Ternyata tidak. Khususnya mereka yang merasa kehilangan pamor dan pengaruh di dalam masyarakat, yaitu para ahli Taurat dan tokoh-tokoh masyarakat, kaum Farisi sangat membenci-NYA. Mereka sangat iri, dengki, cemburu dan berniat untuk menyingkirkan YESUS, dengan alasan DIA tidak menghormati hukum Musa dan menghujat ALLAH. Hasutan dan fitnah inilah yang nampaknya selalu disebarkan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.

Kini saatnya kita mawas diri kita sendiri: Apakah kita mau mengakui prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh orang atau pihak lain, termasuk pesaing kita? Apakah kita ikut bersuka cita dan bergembira bersama mereka yang merayakan suatu prestasi baik? Ataukah rasa iri, cemburu dan dengki masih kita biarkan bercokol di hati kita, hingga selalu berniat untuk menyingkirkan pesaing kita itu dengan cara atau jalan apa pun? Apakah kita termasuk orang yang suka menyebarkan fitnah, berita bohong _(hoax),_ dan kebencian secara lisan maupun melalui medsos?

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk bersikap ksatria dan tetap rendah hati, baik dalam keberhasilan maupun kegagalanku. Bersihkanlah hatiku dari rasa iri, dengki, cemburu dan benci terhadap sesamaku yang sukses dalam karier maupun usahanya. Amin._

Catatan Bacaan:
• 1 Sam. 18: 6-9; 19: 1-7; 
• Mzm. 56: 2-3, 9-10a 10bc-11, 12-13; 
• Mrk. 3: 7-12.
_PK/hr._
_*Renungan Canggih Untuk Kehidupan*_
*Asiiik.com*

KEMARAHAN : MAMPUKAH KITA KENDALIKAN ?

*KEMARAHAN : MAMPUKAH KITA KENDALIKAN?*

Marah adalah luapan reaksi atas gangguan emosi berdasarkan motivasi tertentu. Maka nilai amarah tergantung pada _"dasar"_ itu. Tidak heran, kalau ada yang mengatakan bahwa _"marah itu sehat,"_ asalkan jangan terus-menerus dan tanpa alasan. Seseorang dapat menyalurkan akumulasi ketegangan psikologisnya dengan marah, dan hal ini konon malah _"menyehatkan."_ Efek lain kemarahan yang normal adalah menyembuhkan orang lain karena dengan kemarahan yang terukur dan terkendali itu dapat membuat orang lain terkoreksi dan terhindar dari kesalahan yang lebih besar.

TUHAN YESUS memang pernah marah besar ketika menyaksikan Bait ALLAH, Rumah BAPA-NYA, dijadikan ajang bebas jual-beli, tidak ada bedanya dengan pasar hewan. Dan pada perikop _Injil hari ini_ YESUS sangat kesal serta marah kepada orang-orang Farisi yang selalu mengikuti dan mencari-cari kesalahan yang mungkin dilakukan-NYA pada hari Sabat. Saat itu memang ada seorang sakit yang mati sebelah tangannya. Karena berbelas kasih, YESUS menyuruh dia berdiri di tengah-tengah. Lalu IA bertanya kepada orang-orang Farisi itu: _" 'Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?' Tetapi mereka itu diam saja." (Mrk. 3: 4)._ Kedegilan hati dan bebal tidak mau tahu orang lain, yang penting _"Orang itu salah dan kita permalukan di depan umum"._ Inilah sikap batin yang mungkin ada di benak orang-orang Farisi itu. Meskipun mereka mengetahui jawaban yang benar atas pertanyaan YESUS, tetapi mereka diam seribu bahasa!

Demikianlah niat jahat menghalangi mereka untuk menyatakan kebenaran. Inilah yang membuat YESUS kesal dan marah.

*_Namun YESUS tidak larut dalam emosi kemarahan-NYA._* Dorongan belas kasih-NYA dan keinginan untuk berbuat baik kepada orang sakit yang mati sebelah tangannya jauh lebih besar dari pada emosi marah-NYA. Maka YESUS menyuruh orang itu berdiri di tengah dan berkata: _"Ulurkanlah tanganmu!" (ayat 5)._ Dan sembuhlah tangannya. Meski sudah menyaksikan langsung mukjizat penyembuhan itu, namun karena bebal dan degil hati, orang-orang Farisi itu tidak percaya dan tetap mau bersekongkol dengan orang Herodian, mereka bersatu untuk membunuh YESUS.

*_Kepentingan pribadi atau kelompok dapat mewarnai moralitas. Kebaikan dan kebenaran yang seharusnya berlaku umum dalam kenyataannya dijadikan relatif dan disesuaikan dengan kondisi tertentu._* Tidak jarang kebenaran Ilahi pun dipasung oleh _interese dan concern pribadi, kelompok, suku, alumni, golongan, partai atau agama tertentu. *Situasi dan kondisi yang diwarnai oleh egoisme kelompok dan golongan inilah yang membuat keruwetan dalam masyarakat dan timbulnya kegaduhan dalam kehidupan harmoni bangsa yang plural ini.*_ Apakah kita sendiri ikut menyuburkan tumbuhnya egoisme kelompok dan golongan semacam itu?

Kisah pertarungan antara Daud dan Goliat seperti terdapat dalam _Bacaan Pertama,_ membeberkan bagaimana Daud - _sebelum menjadi raja_ - dihadapkan pada situasi sulit. Dia yang hanya seorang gembala yang masih muda belia, berhadapan dengan Goliat, seorang pendekar perang berpengalaman yang mirip dengan raksasa yang sangat ditakuti musuhnya. Raja Saul pun semula meragukan kemampuan Daud. Tetapi Daud telah berketetapan hati, tanpa keraguan sedikit pun, untuk melawan dan mengalahkan Goliat. Yang diandalkan Daud bukanlah kekuatan manusiawi atau kehebatan pedang dan lembing, melainkan *_hanya mengandalkan TUHAN._* Keyakinan inilah yang membakar semangat dan darah mudanya. Daud berkeyakinan: _" 'TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan cakar beruang, DIA juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.' Kata Saul kepada Daud 'Pergilah! TUHAN menyertai engkau'. " (1Sam. 17: 37). *Daud, anak ingusan itu dengan hanya bersenjatakan tongkat dan lima butir batu kali, akhirnya mampu menjatuhkan dan menewaskan pendekar Filistin.*_ Demikianlah, *_TUHAN mengajarkan kita agar mengedepankan perbuatan baik dan belas kasih serta hanya mengandalkan TUHAN dalam kehidupan kita. DIA-lah Dasar, Tujuan dan Kekuatan kehidupan kita yang tidak terkalahkan siapa pun juga._* Apakah iman kita sekuat seperti keyakinan Daud itu? Iman yang kuat tak tergoyahkan sangat perlu untuk hadapi pandemi Covid yang cenderung mengancam lagi dengan gelombang ketiganya! Siapkah kita?

_Ya BAPA Yang Maha Rahim, berkatilah kami agar menjadi pelaku utama kebaikan, kebenaran, keadilan dan kebersamaan dalam persatuan-kesatuan, serta mantapkanlah iman kami hingga tidak mudah goyah. Amin._

Catatan
• 1Sam. 17: 32-33, 37, 40-51; 
• Mzm. 144: 1-2, 9-10;
• Mrk. 3: 1-6.
PK/hr.
Renungan Canggih Untuk Kehidupan
*Asiiik.com*

PENILAIAN ALLAH JAUH BERBEDA DENGAN MANUSIA

*PENILAIAN ALLAH JAUH BERBEDA DENGAN MANUSIA.*

Dalam _Bacaan Pertama_ dikisahkan bahwa Saul hanya sebentar menjadi raja, karena ALLAH sudah tidak berkenan kepadanya. Saul mulai kompromi dalam sikapnya, ia mau menyenangkan hati rakyatnya sehingga ia membiarkan rakyatnya menjarah barang rampasan dari musuh, dan ia tidak taat kepada Perintah TUHAN. Karena itu DIA memerintahkan Samuel untuk mengurapi raja baru yaitu salah seorang anak Isai, orang dari Betlehem. Samuel masih ragu, jangan-jangan Saul akan kecewa, marah dan bahkan bisa membunuh dia. Tetapi TUHAN meneguhkan dia. Dan ketika Samuel mau mengurapi siapa di antara anak-anak Isai yang ditentukan oleh ALLAH, maka satu persatu anak-anak itu lewat di depannya. Mata Samuel terpukau pada Eliab, dan ia merasa inilah yang akan diurapinya. Tetapi ALLAH segera menegurnya: _"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab AKU telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat ALLAH; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1Sam. 16: 7)._
Satu per satu melewati Samuel, tetapi tidak seorangpun yang dipilih oleh ALLAH. Dan ketika si bungsu, Daud, yang saat itu sedang menggembalakan domba, dipanggil pulang ke rumah, barulah ALLAH menunjukkan pilihan-NYA pada Daud. Maka segera diurapilah Daud. Dan sejak hari itu berkuasalah ROH TUHAN atas Daud.

TUHAN memang tidak mengutamakan pandangan-NYA terhadap diri seseorang berdasarkan kondisi pisiknya atau kepandaiannya, melainkan *_IA akan melihat dari kedalaman dan kemurnian hatinya._*

Cara pandang yang berbeda dengan TUHAN, juga terjadi dalam diri orang-orang Farisi. Ketika pada suatu hari Sabat para murid TUHAN YESUS berjalan melewati ladang gandum, nampaknya mereka sudah merasa kelaparan, hingga mereka mulai memetik bulir-bulir gandum dan memakannya. Orang-orang Farisi segera mengajukan protes kepada YESUS, mengapa DIA membiarkan murid-NYA melanggar hukum Taurat dan tidak menghormati hari Sabat, sebab yang dilakukan para murid-NYA sudah dapat dikategorikan sebagai pelanggaran berat! Memetik bulir gandum itu sama saja dengan melakukan panen gandum dan hal ini merupakan jenis pekerjaan berat yang dilarang oleh hukum Taurat pada hari Sabat.

TUHAN YESUS segera mengoreksi pandangan dan sikap orang-orang Farisi yang kurang tepat itu dengan mengemukakan pengalaman Daud bersama anak buahnya ketika kelaparan makan roti sajian dalam Bait ALLAH, yang hanya boleh diambil dan dimakan oleh para imam. Mengapa tingkah laku Daud dan anak buahnya tidak mereka persoalkan?
Karena itu, YESUS menegaskan: _“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” (Mrk.2: 27)._

Dalam hal mematuhi aturan atau hukum pada umumnya, *_manusia jangan dianggap sebagai obyek, melainkan sebagai subyek._* Aturan itu dibuat untuk kepentingan, kesejahteraan dan ketertiban hidup manusia. Bukan sebaliknya, aturan dibuat dengan mengorbankan hak-hak asasi manusia atau nilai kemanusiaan, serta meniadakan prinsip cinta kasih. *_Pandangan yang legalistik seperti orang-orang Farisi yang menganggap aturan yang tertulis itu harus mutlak dilakukan secara harfiah - apa pun akibatnya dan bagaimana pun kondisi seseorang - jelas sangat merugikan manusia dan dapat menafikan prinsip cinta kasih._*

Dengan kejadian itu, TUHAN YESUS tidak mengajak kita untuk melawan atau melanggar aturan, tetapi kita diajak untuk menggali makna terdalam dari aturan itu. Kita diajak untuk melihat _*“hati, esensi, jiwa”*_  dari aturan itu, jadi jangan hanya yang tertulis belaka. *_TUHAN YESUS mengajak bahwa keselamatan hidup manusia dan cinta kasih harus diutamakan! Janganlah dibalik!_* - Bagaimana pandangan kita terhadap hal ini?

_Ya YESUS, ajarilah aku untuk dengan bijaksana mengelola hidupku, sehingga aku mampu untuk memilih dan memilah mana yang esensi, dan mana yang asesori. Amin._

Catatan
• 1Sam. 16: 1-13; 
• Mzm. 89: 20, 21-22, 27-28; 
• Mrk. 2: 23-28.
*Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani.*

_NB: Tanggal 18 - 25 Januari adalah Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani. Sangat diharapkan, seluruh umat berdoa untuk ujud khusus ini. (Bisa menggunakan doa di Puji Syukur no. 177)._
_PK/hr._
RENUNGAN CANGGIH UNTUK KEHIDUPAN
*Asiiik.com*