IMAN YANG MENYEMBUHKAN.
Dalam pergaulan sehari-hari kadang sering kita dengar percakapan antara teman-teman kita yang menyebut pangkat atau jabatan dari seseorang. Misalnya, Bapak Alex selalu disapa dengan “Profesor Alex” atau “Pak Jenderal” untuk memanggil Bapak Sumarno yang berpangkat Brigadir Jenderal Polisi. Pangkat, kedudukan atau pekerjaan seseorang sering dibawa-bawa untuk pergaulan di masyarakat. Sebenarnya kurang tepat penyebutan itu, karena hal itu seharusnya hanya terbatas di ruang kuliah, atau ketika sedang berdinas saja. Namun karena rasa ketimuran maka orang menyebut gelar, pangkat atau posisi. Mungkin juga dengan maksud baik untuk menghormati seseorang. Tetapi suasana seperti itu bisa menimbulkan kesombongan pada seseorang, dia bisa kurang senang kalau tidak disebut gelar, pangkat atau kedudukannya.
Dalam perikop Injil hari ini, seorang perwira Romawi - yang dianggap kafir - komandan Centurion yang membawahi 100 orang perajurit, menampilkan gaya hidup yang lain. Ia tidak membawa-bawa pangkatnya. Ia baik dan rendah hati serta luhur budinya, karena ia menjadi seorang "donatur tetap untuk tempat beribadat orang Yahudi”. Lagi pula, ia sangat "low profile", tidak suka membusungkan dada. Buktinya ia ingin mohon kesembuhan bagi hambanya pada TUHAN YESUS. Padahal seorang hamba pada saat itu tidak ada nilainya sama sekali. Budak atau hamba itu semacam "barang" yang bisa dijual-belikan. Tetapi perwira ini menghargai pribadi hambanya itu; buktinya ia sampai memperjuangkan kesembuhannya kepada YESUS. Dan ketika YESUS menyanggupi untuk datang ke rumahnya, ia langsung tolak dan dengan rendah hati ia berkata : “TUAN, aku tidak layak menerima TUAN di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Mat. 8: 8). Perwira itu memperlakukan dirinya sebagai "hamba” di hadapan TUHAN, maka ia berani mengatakan seperti itu. Dalam dirinya sudah ada kepercayaan bahwa YESUS itu seorang utusan ALLAH yang luar biasa. Sehingga, dengan mengucapkan satu kata saja, pasti hambanya itu akan sembuh. Maka ia merasa tidak pantas menerima YESUS di rumahnya. Padahal senyatanya rumahnya pasti bagus, karena dia seorang komandan centurion!
YESUS merasa "surprised”, baru kali ini DIA mendengar seorang pejabat yang sangat "rendah hati dan mempunyai iman dan kepercayaan yang besar kepada-NYA." Yang lebih mengherankan YESUS adalah bahwa dia itu "seorang kafir” Karena itu DIA langsung berkata :"AKU berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah AKU jumpai pada seorang pun di antara orang Israel” (ayat 10b). YESUS lalu bernubuat bahwa banyak orang dari Timur dan Barat akan makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub, sementara anak-anak kerajaan akan dicampakkan ke dalam kegelapan. Ironis memang, orang-orang Israellah yang dijanjikan keselamatan oleh ALLAH justru banyak yang tidak percaya dan bahkan menolak YESUS, Pembawa Keselamatan itu! ( lihat ayat 11, 12 )
Masa Adven adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada ALLAH dan mendapatkan pengajaran dari pada NYA. Kembali kepada ALLAH artinya kita harus berani menempuh jalan pertobatan. Sanggupkah kita?
Selain itu, marilah kita bangun iman kita seperti perwira asing itu. Ia sungguh rendah hati dan punya sikap pasrah seratus prosen kepada YESUS. Iman, kepercayaan dan kepasrahan kepada TUHAN memang sangat mutlak untuk memperoleh keselamatan, penyembuhan dan kebahagiaan kekal. Ber-iman berarti ber-TUHAN. Dan kalau orang sungguh-sungguh ber-TUHAN, apa lagi yang ditakutkan?
Perwira itu sungguh mewariskan sikap iman yang luar biasa, hingga sampai sekarang Gereja mengabadikannya dalam ucapan kita sebelum menerima Komuni Suci : “Ya TUHAN, saya tidak pantas TUHAN datang kepada saya, tetapi berkatalah sepatah kata saja, maka jiwaku akan sembuh”.
Iman yang mau kita bangun adalah sikap yang percaya penuh pada TUHAN, seperti dinubuatkan oleh Nabi Yesaya dalam Bacaan Pertama, yaitu bahwa di atas semuanya itu akan ada Kemuliaan TUHAN sebagai tudung dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan” ( Yes. 4: 5b, 6 ). TUHAN adalah Andalan Utama kita!
Percayakah kita? Kalau percaya, mengapa kita masih sering “mendua” ? Apakah masih ada “allah" lain?
Ref:
° Yes. 2: 1-5 atau
Yes. 4: 2-6;
° Mzm. 122: 1-2, 3-4a,.
(4b-5, 6-7), 8-9;
° Mat. 8: 5-11.
,Ya YESUS, aku sungguh merasa malu di hadapan-MU, karena selama ini imanku masih tipis. Teguhkanlah imanku, perkuatlah harapanku, dan besarkanlah kasihku kepada-MU dan sesamaku. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, bimbinglah aku selama Masa Adven ini. Amin.
Selamat pagi. Selamat beraktivitas kembali pada awal pekan. AMDG. Berkat TUHAN.
PK/hr.